KONSEP KONSTITUSI
Disusun oleh :
1. Akhmad Sobirin
2. Muhammad Noor Alim
3. Ningrum Marwati
4. Rokhadatul Ais
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini membahas Konsep Konstitusi sehingga pembaca dapat lebih memahami
tentang agama islam. Makalah ini disusun dari beberapa sumber sehingga mudah-mudahan
dapat memuaskan pembaca. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan.
Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah in idapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “ Konsep Konstitusi ” dan sengaja dipilih oleh dosen Civic
Education untuk kebutuhan nilai tugas kuliah kami
.Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-
teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penyusun
agar dapa tmenyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca.Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk
saran dan kritiknya. Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
a. Konsep Konstitusi
b. Sejarah lahirnya perkembangan di Indonesia
c. Urgensi konstitusi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara
d. Mengkritisi perubahan UUD NRI 1945
C. Tujuan Pembahasan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Konstitusi
Secara umum, konstitusi memiliki 2 jenis berdasarkan bentuknya. Kedua jenis konstitusi
tersebut merupakan jenis konstitusi yang tertulis dan jenis konstitusi yang tidak tertulis.
Berdasarkan Modul Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII yang terbit oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2017 menjelaskan tentang 2 jenis konstitusi beserta
contohnya, seperti berikut.
1. Konsep Tertulis
Konstitusi tertulis merupakan sekumpulan aturan pokok dasar negara, bangunan negara
dan tata negara yang mengatur perikehidupan satu bangsa di dalam persekutuan hukum
negara.Berikut ini adalah beberapa contoh konstitusi tertulis yang pernah digunakan negara
Indonesia, di antaranya yaitu:
UUD 1945
UUD RI
UUD Sementara
Konstitusi yang tidak tertulis dapat juga disebut sebagai konvensi. Konvensi sendiri
memiliki pengertian sebagai kebiasaan sistem tata negara yang sering ada dalam sebuah
negara.Berikut ini adalah beberapa contoh konstitusi tertulis yang pernah digunakan negara
Indonesia, di antaranya yaitu:
3
B. Sejarah Lahirnya Perkembangan di Indonesia
4
kekuasaan negara itu terbagi dalam tiga jenis kekuasaan yang harus dipisahkan secara
ketat. Ketiga jenis kekuasaan itu adalah :
Pandangan lain mengenai jenis kekuasaan yang perlu dibagi atau dipisahkan di dalam
konstitusi dikemukakan oleh van Vollenhoven dalam buku karangannyaStaatsrecht over
Zee. Ia membagi kekuasaan menjadi empat macam yaitu :
1. Pemerintahan (bestuur)
2. Perundang-undangan
3. Kepolisian
4. Pengadilan.
Van Vollenhoven menilai kekuasaan eksekutif itu terlalu luas dan karenanya perlu
dipecah menjadi dua jenis kekuasaan lagi yaitu kekuasaan pemerintahan dan kekuasaan
kepolisian. Menurutnya kepolisian memegang jenis kekuasaan untuk mengawasi hal
berlakunya hukum dan kalau perlu memaksa untuk melaksanakan hukum.
Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Azas-azas Hukum Tata Negara di Indonesia
mendukung gagasan Van Vollenhoven ini, bahkan ia mengusulkan untuk menambah dua lagi
jenis kekuasaan negara yaitu kekuasaan Kejaksaan dan Kekuasaan Pemeriksa Keuangan
untuk memeriksa keuangan negara serta menjadi jenis kekuasaan ke-lima dan ke-enam.
Berdasarkan teori hukum ketatanegaraan yang dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa jenis kekuasaan negara yang diatur dalam suatu konstitusi itu umumnya terbagi atas
enam dan masing-masing kekuasaan itu diurus oleh suatu badan atau lembaga tersendiri
yaitu:
5
Konstitusi suatu negara pada hakekatnya merupakan hukum dasar tertinggi yang
memuat hal-hal mengenai penyelenggaraan negara, karenanya suatu konstitusi harus
memiliki sifat yang lebih stabil dari pada produk hukum lainnya. Terlebih lagi jika jiwa dan
semangat pelaksanaan penyelenggaraan negara juga diatur dalam konstitusi sehingga
perubahan suatu konstitusi dapat membawa perubahan yang besar terhadap sistem
penyelenggaraan negara. Bisa jadi suatu negara yang demokratis berubah menjadi otoriter
karena terjadi perubahan dalam konstitusinya.
Adakalanya keinginan rakyat untuk mengadakan perubahan konstitusi merupakan
suatu hal yang tidak dapat dihindari. Hal ini terjadi apabila mekanisme penyelenggaraan
negara yang diatur dalam konstitusi yang berlaku dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan
aspirasi rakyat. Oleh karena itu, konstitusi biasanya juga mengandung ketentuan mengenai
perubahan konstitusi itu sendiri, yang kemudian prosedurnya dibuat sedemikian rupa
sehingga perubahan yang terjadi adalah benar-benar aspirasi rakyat dan bukan berdasarkan
keinginan semena-mena dan bersifat sementara atau pun keinginan dari sekelompok orang
belaka.
Pada dasarnya ada dua macam sistem yang lazim digunakan dalam praktek
ketatanegaraan di dunia dalam hal perubahan konstitusi. Sistem yang pertama adalah bahwa
apabila suatu konstitusi diubah, maka yang akan berlaku adalah konstitusi yang berlaku
secara keseluruhan (penggantian konstitusi). Sistem ini dianut oleh hampir semua negara di
dunia. Sistem yang kedua ialah bahwa apabila suatu konstitusi diubah, maka konstitusi yang
asli tetap berlaku. Perubahan terhadap konstitusi tersebut merupakan amandemen dari
konstitusi yang asli tadi. Dengan perkataan lain, amandemen tersebut merupakan atau
menjadi bagian dari konstitusinya. Sistem ini dianut oleh Amerika Serikat.
6
ketiga materi muatan konstitusi yang harus ada menurut ketentuan umum teori konstitusi
telah terpenuhi dalam Undang-Undang Dasar 1945 tersebut.
Pada dasarnya kemungkinan untuk mengadakan perubahan atau penyesuaian itu
memang sudah dilihat oleh para penyusun UUD 1945 itu sendiri, dengan merumuskan dan
melalui pasal 37 UUD 1945 tentang perubahan Undang-Undang Dasar. Dan apabila MPR
bermaksud akan mengubah UUD melalui pasal 37 UUD 1945 , sebelumnya hal itu harus
ditanyakan lebih dahulu kepada seluruh Rakyat Indonesia melalui suatu referendum.(Tap
no.1/ MPR/1983 pasal 105-109 jo. Tap no.IV/MPR/1983 tentang referendum)
Perubahan UUD 1945 kemudian dilakukan secara bertahap dan menjadi salah satu agenda
sidang Tahunan MPR dari tahun 1999 hingga perubahan ke empat pada sidang tahunan MPR
tahun 2002 bersamaan dengan kesepakatan dibentuknya komisi konstitusi yang bertugas
melakukan pengkajian secara komperhensif tentang perubahan UUD 1945 berdasarkan
ketetapan MPR No. I/MPR/2002 tentang pembentukan komisi Konstitusi.
Dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan Indonesia ada empat macam Undang-Undang
yang pernah berlaku, yaitu :
Saat Republik Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Republik yang baru
ini belum mempunyai undang-undang dasar. Sehari kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945
Rancangan Undang-Undang disahkan oleh PPKI sebagai Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia setelah mengalami beberapa proses.
7
Sehingga UUD yang seharusnya berlaku untuk seluruh negara Indonesia itu, hanya berlaku
untuk negara Republik Indonesia Serikat saja.
8
“In history, there is no state hence no constitution. This shows how urgent the constitution is
as a state apparatus. The constitution and the state are like two sides of a coin that cannot be
separated from each other.”
Konstitusi menjadi suatu yang urgen dalam tatanan kehidupan ketatanegaraan, karena
konstitusi merupakan sekumpulan aturan yang mengatur organisasi negara serta hubungan
antara negara dan warga negara sehingga saling menyesuaikan diri dan saling bekerja sama.
Konstitusi atau UUD merupakan suatu hal yang sangat penting sebagai pemberi
pegangan dan pemberi batas, sekaligus dipakai sebagai pegangan dalam mengatur bagaimana
kekuasaan negara harus dijalankan.
Didalam negara, negara yang mendasarkan dirinya atas demokarasi konstitusional,
UUD mempunyai fungsi yang khas yaitu membatasi kekuasaan pemerintah sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak sewenang-wenang. Dengan demikian diharapkan hak-hak
warga negara akan lebih terlindungi.
Selain sebagai pembatas kekuasaan, konstitusi juga digunakan sebagai alat untuk
menajamin hak-hak warga negara. Hak tersebut mencakup hak-hak asasi, seperti hak untuk
hidup, kesejahteraan hidup, hak kebebasan. Secara umum dapat dikatakan bahwa eksitensi
konstitusi dalam suatu negara merupakan suatu keniscayaan, karena dengan adanya konstitusi
akan tercipta pembatasan kekuasaan melain pembagian wewenang dan kekuasaan dalam
menjalan negara. Selain itu, adanya konstitusi juga menjadi suatu hal yang sangat penting
untuk menajamin hak-hak asasi warga negara, sehingga tidak terjadi penindasan dan
perlakuan sewenang-wenang dari pemerintah. Konstitusi adalah sarana dasar untuk
mengawasi proses kekuasaan. oleh karena itu, setiap konstitusi mempunyai beberapa peranan
yaitu :
9
D. Mengkritisi Perubahan UUD NRI 1945
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai sebuah konstitusi, ditetapkan oleh para pendiri
Negara Republik Indonesia, pada tanggal 18 Agustus 1945. Undang-Undang Dasar 1945
bukan hanya merupakan dokumen hukum tetapi juga mengandung aspek pandangan hidup,
cita-cita, dan falsafah yang merupakan nilai-nilai luhur bangsa dan menjadi landasan dalam
penyelenggaraan negara. Undang-Undang Dasar 1945, telah menunjukkan bahwa negara
Indonesia merupakan negara yang menganut konstitusionalisme, konsep negara hukum, dan
prinsip demokrasi.
Undang-Undang Dasar 1945 tidak dapat dipahami hanya melalui tekstual saja. Untuk
dapat memahami sungguh-sungguh, harus mengerti latar belakang filosofis, sosio-historis,
sosio-politis, sosio-yuridis, dan bahkan sosio-ekonomis yang mempengaruhi perumusan
Undang-Undang Dasar 1945 tersebut.
Berkenaan dengan hal tersebut, dan sejalan dengan tuntutan reformasi untuk mengubah
Undang-Undang Dasar 1945 yang didengungkan sejak pertengahan Tahun 1998, Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) melalui sidang-sidangnya pada 3 Tahun 1999 sampai
dengan Tahun 2002 telah melakukan perubahan terhadap Undang-Undang Dasar 1945 dalam
satu rangkaian perubahan yang sistematis, holistik, dan komprehensif.
10
Dasar pemikiran yang melatarbelakangi dilakukannya perubahan Undang-Undang Dasar
1945, antara lain sebagai berikut:
11
Berdasarkan pemikiran tersebut, MPR merumuskan tujuan dilakukannya perubahan
terhadap Undang-Undang Dasar 1945, yaitu:
12
aturan dasar tersebut antara lain tentang kedaulatan rakyat, negara hukum, otonomi daerah,
hak asasi manusia, pemilu, wilayah negara, pertahanan dan keamanan, serta struktur sistem
kelembagaan negara termasuk pembentukan lembaga baru yaitu Mahkamah Konstitusi (MK),
Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Komisi Yudisial (KY), Dewan Penasehat Presiden (DPP)
serta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang diatur menjadi bab tersendiri dan pengaturan
bank sentral. Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, dilakukan untuk menyempurnakan
Undang-Undang Dasar 1945, dan bukan untuk mengganti Undang-Undang Dasar 1945. Oleh
karena itu jenis perubahan tersebut adalah mengubah, membuat rumusan baru, menghapus
atau menghilangkan, serta memindahkan tempat pasal atau ayat sekaligus mengubah
penomoran pasal atau ayat. Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 dilakukan berdasarkan
lima kesepakatan dasar, yaitu tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945; tetap
mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia; mempertegas sistem pemerintahan
presidensial; meniadakan 6 Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945; hal-hal yang normatif
dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 di masukkan ke dalam pasal-pasal; serta
melakukan perubahan dengan cara addendum.
Dengan demikian, naskah resmi Undang-Undang Dasar 1945 adalah naskah yang terdiri
dari lima bagian, yaitu Undang-Undang Dasar 1945 (naskah asli); Perubahan Pertama
UndangUndang Dasar 1945; Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar 1945; Perubahan
Ketiga Undang-Undang Dasar 1945; dan Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar 1945.
Selain itu, MPR RI juga menyepakati bahwa penyebutan resmi Undang-Undang Dasar 1945
diubah menjadi ―Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Penyebutan itu sudah mencakup keseluruhan naskah resmi Undang-Undang Dasar 1945. Jadi,
tidak perlu menyebut perubahan pertama, perubahan kedua, perubahan ketiga atau perubahan
keempat. Setelah perubahan, ketentuan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, berubah dari berjumlah 71 butir ketentuan menjadi 199 butir
ketentuan.
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Konstitusi suatu negara pada hakekatnya merupakan hukum dasar tertinggi yang
memuat hal-hal mengenai penyelenggaraan negara, karenanya suatu konstitusi harus
memiliki sifat yang lebih stabil dari pada produk hukum lainnya. Terlebih lagi jika jiwa dan
semangat pelaksanaan penyelenggaraan negara juga diatur dalam konstitusi sehingga
perubahan suatu konstitusi dapat membawa perubahan yang besar terhadap sistem
penyelenggaraan negara. Bisa jadi suatu negara yang demokratis berubah menjadi otoriter
karena terjadi perubahan dalam konstitusinya.
Tujuan dibuat konstitusi adalah untuk mengatur jalannya kekuasaan dengan jalan
membatasinya melalui aturan untuk menghindari terjadinya kesewenangan yang dilakukan
penguasa terhadap rakyatnya serta memberikan arahan kepada penguasa untuk mewujudkan
tujuan Negara.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/245978841/Kata-Pengantar-Dan-Daftar-Isi-Agama-Islam
https://www.studocu.com/id/document/universitas-bina-darma/psikologi/makalah-konstitusi-
negara/12559048
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11776
https://www.kompasiana.com/zainalabidin1453/618d43f38c482510c90e0a82/esensi-dan-
urgensi-konstitusi-negara-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara
https://www.bphn.go.id/data/documents/struktur_ketatanegaraan_pasca_amandemen.pdf
15