Anda di halaman 1dari 7

Nama : I Putu Andika Putra Negara

Nim : 2014101171

Kelas : 4F

Mata Kuliah : UAS TIPISUS

Analisis Kasus Narkoba


Narkotika merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan, pelayanan
kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, namun di sisi lain dapat menimbulkan
ketergantungan yang sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa adanya pengendalian,
pengawasan yang ketat dan seksama. Namun pada umumnya orang belum tahu tentang narkotika
karena memang zat tersebut dalam penyebutannya baik di media cetak maupun media massa
lainnya telah sering diucapkan dengan istilah narkoba, meskipun mereka hanya tahu macam dan
jenis dari narkoba tersebut, di antaranya ganja, kokain, heroin, pil koplo, sabu-sabu, dan lain
sebagainya. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa dasar pertimbangan hakim dalam
menjelaskan putusan terhadap pelaku tindak pidana penyalahgunaaan narkotika dan bagaimana
pertimbangan hakim terhadap pelaku tindak pidana penyalahgunaaan narkotika dalam
memberikan putusan yang berbeda tetapi dengan kasus yang sama yaitu tindak pidana
penyalahgunaaan narkotika.

Terdapat beberapa akronim yang berkaitan dengan Narkotika , misalnya : NAZA (


Narkotika dan Zat Adiktif ) atau NAPZA ( Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif ) .
Psikotropika dan Narkotika digolongkan dalam obat-obat atau yang berbahaya bagi kesehatan,
maka mengenai produksi pengadaan, peredaran, penyaluran, penyerahan ekspor dan impor obat-
obat tersebut diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Narkoba dengan mudahnya diperoleh, bahkan dapat diracik sendiri yang sulit dideteksi,
pabrik narkoba secara ilegalpun sudah didapati di Indonesia. Pemakaian narkoba di luar indikasi
medik, tanpa petunjuk atau resep dokter, dan pemakaiannya bersifat patologik (menimbulkan
kelainan) dan menimbulkan hambatan dalam aktivitas di rumah, sekolah atau kampus, tempat
kerja dan lingkungan social. Ketergantungan narkoba diakibatkan oleh penyalahgunaan zat yang
disertai dengan adanya toleransi zat (dosis semakin tinggi) dan gejala putus asa, yang memiliki
sifat-sifat keinginan yang tak terhankan, kecenderungan untuk menambah takaran (dosis),
ketergantungan fisik dan psikologis. Kejahatan narkoba merupakan kejahatan international
(International Crime), kejahatan yang terkoorganisir (Organize Crime), mempunyai jaringan yang
luas, mempunyai dukungan dana yang besar dan sudah menggunakan teknologi yang canggih.
Narkoba mempunyai dampak negatif yang sangat luas ; baik secara fisik, psikis, ekonomi, sosial,
budaya, hankam, dan lain sebagainya. Bila penyalahgunaan narkoba tidak diantisipasi dengan
baik, maka akan rusak bangsa dan negara ini. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama yang baik
dari seluruh komponen bangsa untuk penanggulangan penyalahgunaan narkoba.

Kejahatan Narkotika merupakan tindak pidana Extra ordinary Crime karena sudah
melewati batas-batas negara (TransNational Organise Crimes) oleh karena itu untuk mengatasi
kejahatan narkotika tidak bisa apabila hanya dilakukan oleh satu instansi saja (Kepolisian) tetapi
diperlukan peran dan semua instansi terkait disertai dengan peran aktif masyarakat dalam
memberikan informasi tentang kejahatan narkotika yang terjadi. Karena dari berbagai data &
informasi menunjukkan bahwa apabila masalah Narkotika ini tidak segara diatasi maka Indonesia
akan segara menjadi Negara ke 5 pengguna Narkotika di Dunia. Mengingat begitu seriusnya
permasalahan penyalahgunaan narkotika ini sebagaimana terhadap kejahatan lainnya maka akan
menimbulkan korban kejahatan yang tentunya harus diberikan perhatian khusus dan memberikan
perlindungan hukum yang layak bagi mereka. Begitu juga terhadap para korban dari kejahatan
narkotika ini tentunya menimbulkan banyak korban. Tetapi berbeda dengan korban kejahatan
lainnya, maka korban kejahatan narkotika justru dipandang menjadi pelaku. Diberbagai Negara
seperti Inggris dan Australia,menempatkan para pengguna Narkotika sebagai korban bukan
menjadi pelaku, oleh karenanya para pengguna narkotika akan segera difasilitasi untuk
direhabilitasi dan ditangani oleh para ahli.

Masalah narkoba sudah merambah semua suku bangsa, dimulai dari anak-anak hingga
orang dewasa, dari kalangan bawah hingga pegawai negeri, bahkan politisi dan penegak hukum
juga bebas dari penyalahgunaan narkoba, sehingga upaya menghilangkannya tidak cukup dikelola
oleh pemerintah dan hanya menegakkan hukum, tetapi dengan partisipasi seluruh masyarakat
berperan dan berpartisipasi aktif dalam pencegahan dan pemberantasan terhadap penyalahgunaan
dan peredaran narkoba.
Narkoba ibarat pedang bermata dua, di satu sisi sangat dibutuhkan di dunia kedokteran dan
sains, dan di sisi lain, penyalahgunaannya sangat membahayakan masa depan generasi muda,
ketentraman masyarakat dan mengancam keberadaan keamanan nasional suatu negara, oleh karena
itu perlu untuk aturan berupa undang-undang yang mengatur sedemikian rupa untuk mengurangi
jumlah penyalahgunaan dan peredaran narkoba khususnya di Indonesia.

Penyalahgunaan narkoba khususya di Indonesia sudah sampai ke tingkat yang sangat


mengkhawatirkan, fakta di lapangan menunjukan bahwa 500/0 penghuni LAPAS (Lembaga
Pemasyarakatan) disebabkan oleh kasus narkotika. Berita criminal di media massa. Korban
narkoba meluas ke semua lapisan masyarakat dari pelajar, mahasiswa, artis, ibu rumah tangga,
pedagang, supir angkot, anak jalanan, pekerja, dan lain sebagainya. Berikut adalah contoh kasus
penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh SYAIFUL ANAM dan MUHAMMAD ALI
YUSUF, yang dimana kronologi kasus akan dijelaskan di bawah ini:

Mengenai kronologi kasus, berawal pada hari Senin tanggal 10 Januari 2022 sekira jam
22.00 Wib terdakwa 2. MUHAMMAD ALI YUSUF menghubungi terdakwa 1. SYAIFUL
ANAM melalui telepon untuk membeli narkotika jenis shabu dengan harga Rp. 150.000,- dan
sepakat membeli secara patungan masing-masing sebesar Rp. 75.000,-, karena saat itu terdakwa
1. SYAIFUL ANAM belum memiliki uang kemudian terdakwa 1. SYAIFUL ANAM hutang dulu
menggunakan uang terdakwa 2. MUHAMMAD ALI YUSUF untuk membeli shabu, selanjutnya
terdakwa 2. MUHAMMAD ALI YUSUF menjemput terdakwa 1. SYAIFUL ANAM di kosan
Jalan Gubeng Kelisingan Gg. IV Surabaya dengan naik angkot, lalu pada saat bertemu terdakwa
1. SYAIFUL ANAM menyerahkan pipet kaca yang ditaruh didalam wadah rokok CHIEF kepada
terdakwa 2. MUHAMMAD ALI YUSUF dan disimpan disaku sebelah kiri. Kemudian para
terdakwa melanjutkan perjalanan menuju ke jalan Kunti Surabaya, lalu sekira jam 23.00 wib
terdakwa 2. MUHAMMAD ALI YUSUF bertemu dengan saudara KAK (DPO) dan melakukan
transaksi membeli shabu-shabu sebanyak 1 poket dengan harga Rp. 150.000,- setelah
mendapatkan shabu tersebut kemudian oleh terdakwa 2. MUHAMMAD ALI YUSUF disimpan
dimasukkan didalam rokok CHIEF sedangkan pipet kaca ditaruh yang dibungkus tissue ditaruh
luar rokok CHIEF kemudian oleh terdakwa 2. MUHAMMAD ALI YUSUF shabu tersebut
disimpan didalam saku celana sebelah kiri.
Bahwa selanjutnya para terdakwa menuju ke daerah Simolowaru Surabaya dengan maksud
mengkonsumsi shabu-shabu lalu sekira jam 23.30 wib dan pada saat didalam angkot di Jalan
Pertigaan Petojo Surabaya para terdakwa berhasil dilakukan penangkapan oleh anggota Kepolisian
Polsek Asemrowo yang sebelumnya mendapatkan informasi dari masyarakat adanya peredaran
shabu dengan ditemukan barang bukti 1 (satu) poket plastic kecil yang berisi shabu dengan berat
0,36 gram dengan pembungkusnya yang disimpan didalam rokok CHIEF, 1 (satu) buah pipet kaca
yang dibungkus tissue yang disimpan didalam saku celana sebelah kiri terdakwa 2.
MUHAMMAD ALI YUSUF yang diakui benar milik para terdakwa.

Bahwa Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik NO. LAB. :


00448/NNF/2022 Tanggal 27 Januari 2022 Pro Justitia dari Badan Reserse Kriminal POLRI Pusat
Laboratorium Forensik Laboratorium Forensik Cabang Surabaya pada kesimpulan setelah
dilakukan pemeriksaan secara Laboratoris Kriminalistik disimpulkan bahwa barang bukti dengan
nomor : = 00995/2022/NNF : berupa 1 (satu) kantong plastic berisikan Kristal warna putih dengan
berat netto + 0,059 gram, seperti tersebut dalam (I) adalah benar kristal Metamfetamina, terdaftar
dalam golongan I (satu) nomor urut 61 Lampiran I Undang-undang Republik Indonesia No. 35
Tahun 2009 tentang Narkotika. Bahwa terdakwa tidak berhak untuk memiliki, menyimpan,
menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I jenis sabu-sabu.

Perbuatan terdakwa ini diancam pidana sebagaimana yang diatur dalam pasal 112 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009. Dimana bunyi pasal ini ialah:

“Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai,
atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan
miliar rupiah).”

Mengenai analisis unsur pasalnya yaitu:

Pertama, setiap orang: penafsiran unsur setiap orang berarti tindak pidana tersebut harus dilakukan
oleh orang/perseorangan. Dalam perkara ini ada 2 orang pelaku yang terdiri dari; SYAIFUL
ANAM dan MUHAMMAD ALI YUSUF.
Kedua, tanpa hak atau melawan hukum: penafsiran unsur tanpa hak atau melawan hukum berarti
setiap orang yang secara ilegal melakukan kegiatan jual beli barang tersebut dapat dikatan
memenuhi unsur ini. Dimana dilihat dari kasus ini ; SYAIFUL ANAM dan MUHAMMAD ALI
YUSUF telah membeli narkotika golongan 1 yaitu sabu secara ilegal.

Ketiga, memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan


tanaman penafsiran unsur memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika
Golongan I bukan tanaman berarti sudah dipenuhi oleh para terdakwa. Karena para terdakwa
membeli dan mengunakan narkotika Golongan I yaitu sabu secara bersama-sama. Dimana sabu itu
merupakan jenis narkotika dalam bentuk bukan tanaman.

Berdasarkan penafsiran unsur-unsur pasal 112 ayat (1) maka terdakwa sudah memenuhi
unsur-unsur yang ada dalam pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009. Oleh
karena itu, terdakwa harus mendapatkan hukuman sesuai ketentuan yang ada di pasal 112 ayat (1)
yaitu “Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau
menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan
miliar rupiah).”

Adapun saran dari kasus ini yaitu:

1. Disarankan agar BNN dalam upaya menanggulangi penyalahgunaan narkotika jangan hanya
mengandalkan program pelaksanaan sosialisasi dan advokasi saja. BNN perlu merancang
pemikiran baru agar lebih aktif lagi dalam memberantas penyalahgunaan narkotika yang ada di
daerah sekitar Kelurahan Mutiara.

2. Disarankan agar di negara kita terutama masyarakat umum menyadari akan bahaya memakai
atau mengkonsumsi Narkotika. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda seharusnya lebih
berhati-hati dalam memilih teman bergaul, sebab jika kita salah pilih teman lebih-lebih yang sudah
kita tahu telah menjadi pecandu hendaknya kita berfikir lebih dulu untuk bersahabat dengan
mereka
3. Disarankan kepada pihak BNNK Asahan untuk dapat lebih aktif lagi untuk dalam melaksanakan
perannya untuk memberantas penyalahgunaan narkotika yang ada di daerah Kisaran khususnya di
daerah Mutiara.

4. Disarankan kepada seluruh masyarakat di Kelurahan Mutiara untuk lebih giat lagi dalam
mengikuti setiap sosialisasi yang dilakukan oleh BNN Kota Kisaran baik melalui penyuluhan-
penyuluhan maupun seminar yang dilakukan oleh BNNK Asahan sehingga setiap masyarakat
dapat lebih mengerti dan memahami akan bahaya penyalahgunaan narkotika.
Daftar Pustaka

MAUDY PRITHA AMANDA, SAHADI HUMAEDI, dkk. (2017). penyalahgunaan narkoba dikalangan
remaja. https://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/view/14392/0. Diakses pada 29 Juni 2022
Putusan:
https://putusan3.mahkamahagung.go.id/direktori/putusan/zaecf839b46700faa6ab313235383
436.html
Undang-undang:
https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU35-2009Narkotika.pdf

Anda mungkin juga menyukai