Anda di halaman 1dari 6

Nama : I Ketut Darma Kertiya

NIM : 1914101142
Kelas : 6D
Matkul : Hukum Pajak
Soal :
1. Bagaimana kontribusi sektor pajak terhadap pendapatan Negara ?
2. Sebut dan jelaskan jenis-jenis pajak !
3. Kenapa pajak diwajibkan bagi seluruh rakyat Indonesia … Berikan penjelasannya !
4. Apa yang dimaksud dengan pengeculian pajak .. dan kenapa diberikan
pengecualian pajak ?
Jawaban :

1. Pajak (Pendapatan Negara) memegang peranan penting dalam perekonomian negara dan
kesejahteraan rakyat yang berasal dari berbagai sektor, salah satunya berasal dari sektor
pajak. Hal ini dikarenakan pajak merupakan penerimaan sumber pendapatan negara yang
diperoleh dari kontribusi wajib pajak rakyat, dimana peraturan pungutannya diatur dalam
undang-undang yang dinyatakan dalam pasal 23A Undang-Undang Dasar 1945
Amandemen III. Pasal 23A UUD 1945 berbunyi “pajak dan pungutan lain yang bersifat
memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang”. Pajak digunakan oleh
pemerintah untuk melaksanakan tanggung jawab negara serta sangat berpengaruh besar
dalam mengatur, menstabilkan, dan mengembangkan kegiatan ekonomi suatu negara.
Sumber pajak di Indonesia berasal dari retribusi, pinjaman, keuntungan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), wajib pajak orang
pribadi maupun badan dari perusahaan WP badan berbagai sektor industri.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan suatu rincian daftar yang
dibuat secara sistematis dan terperinci yang didalamnya berisi rencana penerimaan dan
pengeluaran negara selama 1 tahun anggaran yaitu dari 1 Januari hingga 31 Desember.
Dalam APBN ini terdapat 3 komponen yang telah disetujui oleh DPR, yaitu pendapatan
negara, belanja negara, dan pembiayaan negara. Komponen pendapatan negara ini berasal
dari adanya penerimaan baik dalam sektor perpajakan maupun diluar sektor perpajakan.
Dimana penerimaan dalam sektor perpajakan ini pengenaannya termasuk dalam kepabean
dan cukai, penerimaan pajak, dan hibah.
Pada Dasarnya, pajak memang merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa
dipisahkan dari dalam APBN dikarenakan pajak merupakan salah satu komponen APBN
dengan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara yang banyak membantu
pemerintahan dalam memajukan negara itu sendiri. Serta dalam sektor diluar perpajakan
pengenaannya termasuk dalam PNBP, Pendapatan layanan umum, Pendapatan Sumber
daya alam, dan Pendapatan dari kekayaan negara.
Berkaca dari data keuangan serta APBN tahun demi tahun, bisa dilihat bahwa penerimaan
negara yang asalnya dari pajak memiliki nilai yang paling besar. Lebih besar dari
komponen penerimaan lainnya yang bukan pajak. Dengan kata lain, aktivitas dan program
negara terutama geliat ekonomi tidak bisa terlepas dari peran pajak itu sendiri.
Dalam melaksanakan sederet fungsi APBN di atas tadi semisal. Dibutuhkan pengelolaan
pajak yang fasih juga. Hal ini perlu agar pemerintah bisa memastikan negara menerima
penerimaan yang sepadan untuk menjalankan setiap fungsi tersebut. Dengan kata lain,
pajak berperan dalam merealisasikan setiap fungsi APBN itu tadi.

Sekarang, hal yang menjadi catatan penting adalah bagaimana kemudian negara bisa
meningkatkan kesadaran akan kewajiban pajak di tengah masyarakat. Upaya negara untuk
menciptakan kondisi ekonomi sejahtera juga tidak lepas dari peran masyarakat dalam
membayar pajak. Pajak yang dibayarkan dengan disiplin ini nantinya juga berkontribusi ke
banyak program yang dibuat untuk kepentingan masyarakat juga.
2. Secara umum, pajak di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu pajak pusat dan daerah.
Masing-masing memiliki beberapa jenis pajak lain yang lebih spesifik. Berikut
perbedaannya.
1) Pajak Pusat
Sesuai namanya, pajak pusat adalah pajak yang dikelola pemerintah pusat dengan
diwakili Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan. Pajak pusat terbagi
lagi menjadi lima jenis pajak yang berlaku di Indonesia, yaitu:
a) Pajak Penghasilan (PPh)
PPh adalah jenis pajak yang harus dibayar oleh individu atau badan atas penghasilan
yang diperoleh selama suatu tahun pajak. Setiap penghasilan yang diterima Wajib
Pajak, baik dari dalam maupun luar negeri, disebut juga dengan objek PPh.
Penghasilan yang dimaksud dapat berupa gaji, keuntungan usaha, honorarium, dan
semacamnya. Beberapa contoh jenis PPh yang berlaku di Indonesia adalah PPh Pasal
15, PPh Pasal 19, PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, dan PPh Pasal 25.
b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN adalah pajak yang dikenakan atas perdagangan jual beli barang dan jasa yang
dilakukan Wajib Pajak (individu maupun badan) yang telah dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP). Termasuk salah satu macam-macam pajak di Indonesia
yang bersifat tidak langsung, PPN dilakukan antara produsen ke konsumen.
Maksudnya, pihak yang berkewajiban memungut, menyetor, dan melaporkan PPN
adalah produsen. Namun, yang wajib membayar PPN adalah konsumen akhir.
c) Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM)
Sesuai namanya, PPnBM merupakan pajak penjualan yang dikenakan atas transaksi
barang mewah yang didapatkan dari dalam maupun luar negeri. Dalam PPnBM,
objek yang termasuk barang mewah adalah:
-Barang yang bukan kebutuhan pokok
-Barang yang dikonsumsi masyarakat tertentu
-Barang yang dikonsumsi untuk menunjukkan status
-Barang yang pada umumnya dikonsumsi masyarakat dengan penghasilan tinggi
d) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak atas kepemilikan, pemanfaatan, dan/atau penguasaan atas tanah dan/atau
bangunan disebut dengan PBB. Di Indonesia, PBB terbagi atas dua sektor, yaitu PBB
Sektor P2 (Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang
diadministrasikan pemerintah kabupaten/kota) serta PBB Sektor P3 (Pajak Bumi dan
Bangunan Perhutanan, Pertambangan, dan Perkebunan yang diadministrasikan
langsung oleh pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Pajak).
e) Bea Materai (BM)
BM termasuk macam-macam pajak di Indonesia yang dibebankan atas pemanfaatan
dokumen, contohnya akta notaris, surat perjanjian, kwitansi pembayaran, hingga surat
berharga yang memuat nominal uang di atas jumlah dan ketentuan tertentu. Nilai dari
BM juga terbagi menjadi dua, yakni Rp3.000 dan Rp6.000, yang dapat digunakan
sesuai kebutuhan.

2) Pajak Daerah
Sementara itu, pajak daerah mengacu pada pajak-pajak yang dikelola oleh pemerintah
daerah pada tingkat provinsi maupun kota/kabupaten yang diadministrasikan oleh
Dinas atau Badan Pendapatan Daerah. Ini dia macam-macam pajak di Indonesia yang
termasuk kategori pajak daerah:
-Pajak Provinsi
-Pajak Kabupaten/Kota
-Pajak Kendaraan Bermotor
-Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
-Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
-Pajak Rokok
-Pajak Air Permukaan
-Pajak Air Tanah
-Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
-Pajak Restoran
-Pajak Hotel
-Pajak Hiburan
-Pajak Parkir
-Pajak Penerangan Jalan
-Pajak Reklame
-Pajak Sarang Burung Walet
-Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
-Pajak Bumi dan Bangunan Sektor dan Perkotaan
-Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan (BPHTB)
3. Pembayaran pajak merupakan sebuah aktivitas yang wajib dilakukan oleh seluruh rakyat
di dunia. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang digunakan untuk membiayai
pembangunan. Seperti halnya negara demokrasi yang menyebutkan bahwa pemerintahan
dari, oleh dan untuk rakyat, begitu pula dengan pajak. Bisa dikatakan bahwa pajak
berasal dari, oleh dan untuk rakyat sendiri. Maksud dari hal tersebut yaitu penghasilan
atau anggaran dana suatu negara berasal dari rakyat yang dilakukan melalui pemungutan
pajak atau berasal dari kekayaan alam yang terdapat dalam negara tersebut yang harus
dibayar oleh rakyat atau bisa juga disebut sebagai peralihan kekayaan dari pihak rakyat
kepada kas negara yang digunakan untuk membiayai kepentingan pemerintah dan
kesejahteraan rakyat umum. Di Indonesia pajak merupakan kewajiban yang harus
dibayarkan oleh setiap warga negara yang telah memenuhi syarat subjektif dan objektif
untuk membayar pajak. Kewajiban membayar pajak sendiri tercantum dalam pasal 23 A
UUD 1945 yang berbunyi “Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk
keperluan negara diatur dengan undang-undang”. Selain itu di Indonesia pajak memiliki
posisi yang paling penting, selain untuk membiayai kepentingan dan kesejahteraan
masyarakat, pajak merupakan penopang terbesar APBN di negara Indonesia. Besarnya
target penerimaan negara dari sektor pajak, menjadikan apapun yang ada di Indonesia
dijadikan objek pajak, seperti pajak kendaraan, pajak penghasilan, pajak bumi dan
bangunan, pajak pertambahan nilai, pajak saat berbelanja dan yang terbaru saat ini yaitu
pemerintah mulai menargetkan para pengguna media sosial seperti youtuber dan
selebgram sebagai objek pajak. Upaya pemerintah yang mendorong masyarakat untuk
membayar pajak dengan menekankan bahwa tanpa pajak, pembangunan tidak akan
berjalan, dan jika pembangunan tidak berjalan maka pemerintah tentu tidak bisa
mensejahterakan rakyat justru tidak berbanding lurus dengan fakta yang ada. Jadi
dengan tidak membayar pajak maka pembangunan di Indonesia tidak akan berjalan
dengan baik. Apalagi, di Indonesia pembangunannya masih sangat minim dibandingkan
dengan negara lain. Namun saat ini banyaknya masyarakat yang belum taat membayar
pajak disebabkan karena minimnya informasi masyarakat mengenai manfaat dari pajak
itu sendiri. Mulai sekarang sebagai warga negara Indonesia agar taat membayar pajak,
karena manfaatnya akan sangat berguna bagi semua masyarakat. Selain itu juga agar bisa
membuat Indonesia menjadi lebih maju dari sekarang dengan membayar kewajiban yaitu
bayar pajak. Karena ciri-ciri negara maju adalah jika kesadaran masyarakat membayar
pajak tinggi. Jadi bisa disimpulkan bahwa pajak tersebut berasal dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk kepentingan rakyat sendiri dan juga pemerintah.

4. Pengecualian Pajak adalah tax exemption yaitu hak yang dijamin undang-undang untuk
dibebaskan dari kewajiban membayar pajak karena bukan subjek dan objek pajak, seperti
properti yang digunakan untuk tujuan pendidikan, keagamaan, sosial, konsul-konsul, dan
wakil diplomat asing. Hal ini disebabkan karena Tidak semua penghasilan merupakan
objek Pajak Penghasilan. Ada beberapa penghasilan oleh Undang-undang Pajak
Penghasilan dikecualikan sebagai objek Pajak Penghasilan seperti sebagai berikut:

1) Bantuan atau sumbangan

Ini termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang
dibentuk atau disahkan oleh pemerintah. Dan yang diterima oleh penerima zakat yang
berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui
di Indonesia.

Juga yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh
pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak. Di mana
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah sepanjang tidak ada
hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak
yang bersangkutan.
2) Harta hibahan

Harta hibahan ini adalah yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus
satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan,
koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil.

3) Harta termasuk setoran tunai

Harta termasuk setoran tunai ini adalah yang diterima oleh badan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti
penyertaan modal.

4) Penggantian atau imbalan

Penggantian atau imbalan ini sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau
diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah.
Kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang dikenakan pajak secara
final atau Wajib Pajak yang menggunakan norma penghitungan khusus (deemed profit).

5) Pembayaran dari perusahaan asuransi

Pembayaran dari perusahaan asuransi ini yakni ditujukan kepada orang pribadi
sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna, dan asuransi beasiswa.

6) Bantuan atau santunan

Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau
berdasarkan PMK.

7) Bagian laba

Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi,
termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif

8) Iuran

Iuran ini merupakan yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai.

9) Penghasilan dari modal

Penghasilan dari modal ini termasuk yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana
dimaksud pada huruf g, dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan KMK.

10) Harta warisan juga tidak termasuk objek pajak penghasilan, namun Anda perlu
melaporkannya di dalam SPT Tahunan sebelum harta warisan tersebut dibagikan.

11) Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai
wajib pajak dalam negeri, koperasi, BUMN, atau BUMD dari penyertaan modal pada
badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia.
12) Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian
laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di
Indonesia.

13) Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih lanjut
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai