Anda di halaman 1dari 11

MARAKNYA KASUS PERCERAIAN DI DAERAH BULELENG SAAT

PANDEMI COVID 19

Diajukan Oleh :
PUTU NANDA PUTRA UTAMA WIRNATHA WIBAWA
NIM 2114101081

COVER

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah...............................................................................................2
1.2.1 Terdapat kebijakan pemerintah yang membuat masyarakat untuk sulit
mendapatkan pekerjaan dan menafkahi keluarga yang dibina khusus di daerah Buleleng
2
1.2.2 Kasus perceraian meningkat pada pandemi covid-19 di daerah Buleleng........2
1.3 Pembatasan Masalah.............................................................................................2
1.4.1 Bagaimana dasar hukum dari sebuah kasus perceraian yang terjadi di daerah
Buleleng?.............................................................................................................................2
1.4.2 Apa yang menjadi faktor-faktor penyebab maraknya kasus perceraian di daerah
Buleleng?.............................................................................................................................2
1.5 Tujuan.....................................................................................................................2
1.5.1 Untuk mengetahui bagaimana dasar hukum dari sebuah kasus............................2
perceraian yang terjadi di daerah Buleleng.......................................................................2
1.5.2 Untuk mengetahui apa yang menjadi factor-faktor penyebab maraknya..............3
kasus perceraian di daerah Buleleng................................................................................3
1.6 Manfaat...................................................................................................................3
1.6.1 Memberikan wawasan khususnya kepada penulis dan kepada pembaca..............3
tentang dasar hukum dari sebuah kasus perceraian yang terjadi di...................................3
daerah Buleleng................................................................................................................3
1.6.2 Memberikan informasi tentang faktor-faktor penyebab maraknya.......................3
kasus perceraian di daerah Buleleng................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................4
KAJIAN PUSTAKA..............................................................................................................4

ii
2.1 Pengertian Perceraian............................................................................................4
2.2 Faktor-Faktor Terjadinya Perceraian..................................................................4
2.3 Dasar Hukum Perceraian......................................................................................5
BAB III...................................................................................................................................6
METODE PENELITIAN......................................................................................................6
3.1 Jenis Penelitian.......................................................................................................6
3.2 Sifat Penelitian........................................................................................................6
3.3 Sumber Hukum......................................................................................................6
3.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum...................................................................7
3.5 Teknik Analisis Bahan Hukum.............................................................................7
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkawinan merupakan momentum yang sangat penting bagi perjalanan hidup
manusia. Di samping mempersatukan dua individu yang berbeda, perkawinan
juga secara otomatis akan mengubah status keduanya. Menurut pasal 1 Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, menjelaskan bahwa
perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami
istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Tetapi pada kenyataannya, tidak semua orang dapat
membentuk suatu keluarga yang dicita-citakan tersebut. Hal ini dikarenakan
adanya perceraian, baik cerai mati, cerai talak, maupun cerai atas putusan hakim.1
Terjadi perceraian yang begitu marak di daerah buleleng pada masa covid-19
hal tersebut membuat kasus perceraian di buleleng menjadi mebludak dan semua
itu terjadi dikarenakan pada masa pandemi covid-19 merupakan masa dimana
pekerjaan menjadi sangat sulit dan langka karena kebijakan pemerintah yang
memberikan kebijakan untuk stay at home and work at home ataua yang bisa
dikatakan diam dirumah dan bekerja dari rumah.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mencoba
menganalisis fenomena meningkatnya kasus perceraian di masa pandemi
COVID-19 dalam perspektif ilmu sosial. Berdasarkan objek kajian, tulisan
dilakukan dengan cara mengumpulkan data, informasi dengan cara menelaah
sumber-sumber tertulis seperti jurnal ilmiah, buku referensi, literatur,
ensiklopedia, karangan ilmiah, serta sumber-sumber lain yang terpercaya baik
dalam bentuk tulisan atau dalam format digital yang relevan tanpa harus turun
langsung ke lapangan. Tulisan ini diharapkan memberikan manfaat dan masukan,

1
Gusti,2018;Tristanto,2020

1
serta menjadi bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dalam rangka
mengkaji dan menetapkan berbagai kebijakan terkait pandemi COVID-19.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis menemukan masalah yang
dapat di identifikasi sebagai berikut:
1.2.1 Terdapat kebijakan pemerintah yang membuat masyarakat untuk sulit
mendapatkan pekerjaan dan menafkahi keluarga yang dibina khusus di
daerah Buleleng
1.2.2 Kasus perceraian meningkat pada pandemi covid-19 di daerah Buleleng

1.3 Pembatasan Masalah


Dalam suatu permasalahan adanya suatu pembatasan yang digunakan untuk
mengarahkan suatu permasalahan tersebut menjadi lebih terstrukur dan tidak
menyimpang dari pokok – pokok permasalahan itu sendiri, maka berdasarkan
uraian kasus diatas dapat diatasi dengan menganalisis tentang Maraknya Kasus
Perceraian Di Daerah Buleleng Saat Pandemi Covid 19

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis memetakan rumusan masalah
sebagai berikut:
1.4.1 Bagaimana dasar hukum dari sebuah kasus perceraian yang terjadi di
daerah Buleleng?
1.4.2 Apa yang menjadi faktor-faktor penyebab maraknya kasus perceraian di
daerah Buleleng?

1.5 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1.5.1 Untuk mengetahui bagaimana dasar hukum dari sebuah kasus
perceraian yang terjadi di daerah Buleleng

2
1.5.2 Untuk mengetahui apa yang menjadi factor-faktor penyebab maraknya
kasus perceraian di daerah Buleleng

1.6 Manfaat
Manfaat Penelitian yaitu :
1.6.1 Memberikan wawasan khususnya kepada penulis dan kepada pembaca
tentang dasar hukum dari sebuah kasus perceraian yang terjadi di
daerah Buleleng

1.6.2 Memberikan informasi tentang faktor-faktor penyebab maraknya


kasus perceraian di daerah Buleleng

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perceraian


Perceraian merupakan putusnya ikatan dalam hubungan suami istri berarti putusnya
hukum perkawinan sehingga keduanya tidak lagi berkedudukan sebagai suami istri dan
tidak lagi menjalani kehidupan bersama dalam suatu rumah tangga. Cerai dalam kamus
besar bahasa indonesia adalah pisah, putus hubungan sebagai suami istri atau lepasnya
ikatan perkawinan. Inilah pemahaman umum terkait dengan istilah cerai. Perceraian
bukanlah kesepakatan oleh karena itu, perceraian perkawinan tidak boleh didasarkan
pada adanya kesepakatan untuk bercerai. Perceraian merupakan pintu darurat atau
alternatif terakhir yang bisa dipilih untuk menyelesaikan persengketaan dalam
perkawinan.2.

2.2 Faktor-Faktor Terjadinya Perceraian


Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 5 Undang-Undang No.23 Tahun 2004 tentang
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga. Ada Empat Jenis Kekerasan Dalam Rumah
Tangga yaitu :
1. Kekerasan Fisik Kekerasan Fisik sebagaimana disebutkan pada Pasal 6
bahwa : “ Kekerasan Fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan sakit,
Jatuh sakit, atau luka berat. “
2. Kekerasan Psikis Kekerasan Psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan
ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk
bertindak, rasa tidak berdaya dan penderitaan psikis pada seseorang.
3. Kekerasan Seksual Meliputi pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan
terhadap orang yang menetap dalam lingkungan rumah tangga tersebut. Serta
pemaksaaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah
tangganya dengan oranglain untuk tujuan komersial atau tujuan tertentu.
Pemaksaan seorang suami terhadap seorang istri dengan memaksa termasuk

2
(Dr.Djoko, 2016)

4
bentuk kekerasan. Begitu juga termasuk pemaksaan seorang bapak terhadap
anaknya melakukan hubungan seksual juga termasuk kekerasan.
4. Pelantaran Rumah Tangga Pengertian Pelantaran Rumah Tangga dalam
Undang-Undang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga No.23 tahun
2004 tidak dijelaskan dengan jelas, namun Salim dan Erlies Septiana
Nurbani mengemukakan pendapat mengenai pengertian penelantaran rumah
tangga, bahwa pengertian penelantaran rumah tangga merupakan kegiatan
yang tidak memberikan kehidupan, perawatan, ataupun pemeliharaan kepada
orang yang menurut hukum merupakan kewajiban yang bersangkutan 3

2.3 Dasar Hukum Perceraian


Dalam konteks hukum islam (yang terdapat dalam KHI), istilah cerai gugat berbeda
dengan yang terdapat dalam UUP maupun PP 9/175. Jika dalam UUP dan PP 9/1975
dikatakan bahwa gugatan cerai dapat diajukan oelah suami atau istri, mengenai gugatan
cerai menurut KHI adalah gugatan yang diajukan oleh istri yang terdapat dalam pasal 132
ayat (1) KHI yang berbunyi: “gugatan perceraian diajukan oleh istri atau kuasanya pada
pengadilan agama, yang didaerah hukumnya mewilayahi tempat tinggal penggugat
kecuali istri meninggalkan tempat kediaman suami tanpa izin suami.” Gugatan perceraian
dapat diterima oleh tergugat pernyataan atau tidak sikap mau lagi kembali kerumah
kediaman bersama (Pasal 132 ayat [2] KHI) Dasar hukum:
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 TENTANG Perkawinan
2. Peraturan pemerintah No.9 Tahun 1975 tentang pelaksanaan UU No.1 Tahun
1974 tentang Perkawinan
3. Intruksi presiden No.1 Tahun 1991 tentang penyebarluasan Komplikasi
Hukum Islam

3
(Salim, 2014: 109).

5
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian hukum (legal research) adalah menemukan kebenaran koherensi,
yaitu adakah aturan hukum sesuai norma hukum dan adakah norma yang berupa
perintah atau larangan itu sesuai dengan prinsip hukum, serta apakah tindakan (act)
seseorang sesuai dengan norma hukum (bukan hanya sesuai aturan hukum) atau
prinsip hukum. Proses penelitian hukum memerlukan metode penelitian yang akan
menunjang hasil dari penelitian tersebut. Adapun metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian hukum ini adalah sebagai berikut: Jenis penelitian yang digunakan
dalam penulisan ini adalah penelitian hukum normatif, Penelitian hukum normatif
yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data
sekunder.

3.2 Sifat Penelitian


Dilihat dari segi sifatnya, penelitian ini adalah penelitian deskriptif, artinya
penelitian yang menggambarkan objek tertentu dan menjelaskan halhal yang terkait
dengan atau melukiskan secara sistematis fakta-fakta atau karakteristik populasi
tertentu dalam bidang tertentu secara factual dan cermat 4. Penelitian ini bersifat
deskriptif karena penelitian ini semata-mata menggambarkan suatu objek untuk
menggambil kesimpulan-kesimpulan yang berlaku secara umum. 5

3.3 Sumber Hukum


Pada tahap ini, peneliti berusaha mencari dan mengumpulkan berbagai
sumber data yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian
ini terdapat data utama (primer), data pendukung (sekunder), dan data Tersier 6.
1. Data Primer Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber pertanyaan. Adapun yang terlibat secara langsung
4
Sarifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), h. 7
5
Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM, 1986),
h. 3
6
Moeloeng, J Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Op.Cit., h. 4

6
sebagai sumber data primer di sini antara lain digunakan dengan metode
wawancara, observasi dan dokumentasi.
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang sudah tersusun dan sudah
dijadikan dalam bentuk dokumen-dokumen
3. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus,
ensiklopedia, dan indeks kumulatif.

3.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum


Bahan hukum dikumpulkan melalui prosedur inventarisasi dan identifikasi
peraturan perundang-undangan, serta klasifikasi dan sistematisasi bahan hukum
sesuai permasalahan penelitian. Bahan penelitian didapat melalui cara pengumpulan
data dari studi kepustakaan dan juga bahan hukum tertulis, yaitu mengumpulkan
bahan penelitian yang berasal dari Peraturan Perundangundangan, baik berasal dari
Peraturan Internasional maupun Peraturan Nasional dan buku-buku karangan para
ahli hukum, jurnal hukum internasional dan nasional.

3.5 Teknik Analisis Bahan Hukum


Teknik Analisis Bahan Hukum yang digunakan penulis dalam mengelola
bahan hukum adalah menggunakan metode deskriptif analisis serta dilakukan dengan
teknik penafsiran. penafsiran yang digunakan adalah penafsiran gramatikal terhadap
peraturan perundang- undangan. Penggunaan teknik analisis bahan hukum deskriptif
analisis adalah karena diperlukannya suatu penggambaran secara menyeluruh dan
mendalam terhadap pengaturan tentang Maraknya Kasus Perceraian Di Daerah
Buleleng Saat Pandemi Covid 19

7
DAFTAR RUJUKAN

Amiruddin. (2012). Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Bakhtiar, Y. (2020). Penelantaran Rumah Tangga Sebagai Bentuk Kekerasan Dalam Rumah
Tangga Yang Menjadi Alasan Perceraian Di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus
Pengadilan Agama Siak). Legitimasi: Jurnal Hukum Pidana dan Politik Hukum, 9(2),
281-294.
DeVito, J. (2007). The Interpersonal Communication Book (edisi 11). Pearson Educations,
Inc.
Hadari Nawawi, Metode Penelitian di Bidang Sosial, (Yogyakarta : Gajah Mada Universitas
Press, 1998), Cet. Ke-8, h. 63
Sarifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), h. 7
Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi
UGM, 1986), h. 3
World Health Organization. (2020). Naming the coronavirus disease (COVID-19) and the
virus that causes it.
Moeloeng, J Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung . Remaja Rosdakarya, 2009),
h. 4

Anda mungkin juga menyukai