Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL

PROGRAM STUDI MAGISTER


HUKUM TAHUN AKADEMIK 2021/2022
Mata Kuliah : Hukum Perlindungan, Hak Anak dan Hak Reproduksi Wanita
Hari/Tanggal : Sabtu, 12 Februari 2022
Waktu : Pkl. 09.00 – 10.00 WIB
Semester : III
Dosen Pengampu : 1. Prof. Dr. Sarsintorini Putra, SH., MH
2. Dr. dr. MC. Inge Hartini, M.Kes
BKU : Hukum Kesehatan
Sifat Ujian : Daring/Online
Petunjuk : Jawaban dikirim melalui email inge_hartini06@yahoo.co.id

1. Aborsi
a. Bagaimana pengaturan UU Kesehatan tentang aborsi
b. Bagaimana pula pengaturannya dalam Hukum Pidana ?
c. Bagaimana pendapat Anda tentang poin a. dan b. ?
d. Apabila ada remaja korban perkosaan datang dan minta dilakukan aborsi, langkah-langkah
apa saja yang harus dilakukan ? Siapa yang bertanggung jawab menangani hal ini ?
Jelaskan

2. Surrogate mother
a. Apakah surrogate mother itu ?
b. Bagaimana ketentuan hukum di Indonesia terhadap surrogate mother ?
c. Bagaimana sudut pandang Bioetika terhadap surrogate mother ? Contoh kasus baby Gammy di
Thailand, ibu pengganti mengandung anak kembar; yang sehat diambil orang tuanya dan yang
mengalami sindroma Down ditinggalkan pada ibu pengganti nya

3. KASUS
Kronologi Pemerkosaan Siswi SD di Malang, Pintu Digedor Istri Pelaku lalu Korban Dianiaya 8
Teman Korban Kompas.com - 23/11/2021
KOMPAS.com - HN (13), siswi SD di Kota Malang diperkosa oleh tetangga, Y pada Kamis
(18/11/2021). Di hari yang sama HN juga dianiaya oleh 8 orang yang diduga suruhan istri Y. HN adalah
siswi SD swasta di Kota Malang. Walaupun masih memiliki orangtua, HN tinggal di panti asuhan sejak
usia 6 tahun karena tak ada yang merawat. Sang ibu bekerja sebagai pembantu rumah tangga, sementara
ayahnya adalah orang dengan gangguan jiwa.
Pintu digedor istri pelaku
Di hari kejadian, korban bermain di rumah temannya berinisial D. Tak lama kemudian sekitar pukul
10.00 WIB, korban menerima pesan dari pelaku Y yang mengaku bernama Dani. Saat itu Y mengajak
kenalan dan langsung mengajak korban keluar untuk jalan-jalan. Lalu korban diajak ke rumah pelaku
untuk beristirahat. Namun di rumah pelaku, tangan korban diikat dengan selendang dan mulutnya
dibekap oleh pelaku. Tak hanya itu, pelaku juga mengancam korban dengan pisau. Korban kemudian
diperkosa oleh pelaku Y.
Tak lama kemudian istri pelaku datang dan menggedor pintu rumah serta mendapati korban di dalam rumahnya.
Istri pelaku sempat menyudutkan korban dan dalam kondisi tertekan, korban keluar dari rumah pelaku. Lalu
korban dijemput delapan orang yang usianya sebaya, salah satunnya adalah rekannya yang berinsial D. "Korban
sempat disudutkan sebagai pelakor dan lain sebagainya. Korban yang masih dalam kondisi seperti itu, hanya
bisa pasrah dan keluar dari rumah pelaku. Korban pun langsung dijemput oleh delapan orang anak sebaya
dengan korban, lalu dibawa ke tanah lapang di daerah Araya Kecamatan Blimbing," kata anggota tim kuasa
hukum korban Do Merda Al-Romdhoni dikutip dari Surya Malang.

Oleh para pelaku, korban dibawa ke tanah lapang dan dianiaya. Video penganiayaan HN kemudian viral di
media sosial. Korban dipukuli oleh para pelaku hingga wajahnya berdarah. Para pelaku juga mengambil ponsel
dan uang Rp 40.000 milik korban. Mirisnya, korban diajak foto lalu diantar pulang ke panti asuhan. "Korban
mengalami pemukulan beberapa kali di bagian wajah hingga berdarah, serta beberapa kali di bagian badan.
Selain itu, HP serta uang tunai Rp 40 ribu milik korban, diambil seluruhnya oleh delapan anak yang
mengeroyok itu. Dan setelah dianiaya, korban diajak berfoto bersama lalu diantar pulang ke panti asuhannya,"
kata dia.

Pertanyaan
1. Mengapa kasus perundungan dan pemerkosaan selalu terjadi berulang ?
2. Apa saja pemenuhan hak reproduksi perempuan menurut PP 61/2014 tentang Kesehatan Reproduksi ?
3. Siapa saja pihak-pihak yang dapat dikenai sanksi pada kasus di atas ?
4. Menurut Anda, bagaimana idealnya peran Pemerintah dan Masyarakat untuk mencegah terulangnya hal
yang sama ?

Siapa yang paling bertanggung jawab terhadap kasus di atas ? sebutkan dasar hukum nya

**********************Selamat Mengerjakan dan Semoga Sukses************************


Nama : Novie Eko Puspitasari
BKU :Hukum Kesehatan
NPM : 120160029
Mata Kuliah : Hukum Perlindungan, Hak Anak dan Hak Reproduksi Wanita
Nama Dosen : Prof. Dr. Sarsintorini Putra, SH., MH
Dr. dr. MC. Inge Hartini, M.Kes
1. Aborsi
a. Pengaturan Undang - undang Kesehatan tentang aborsi diatur dalam Peraturan Pemerintah
nomor 61 Tahun 2014 tentangkesehatanreproduksi.
b. Aturan tentang aborsi tersebut dikemukakan didalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) Dan juga dikemukakan didalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan. Dalam Kitab Undang-Undang HukumPidana (KUHP), Secara aturannya Aborsi
diatur dalam Pasal-pasal Sebagai Berikut :Pasal 346 KUHP :
1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikankan dungan seorang wanita
tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun
Pasal 348 KUHP :
1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikankan dungan seorang wanita
dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam
bulan.
2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun
Pasal 349 KUHP :
"Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan berdasarkan pasal
346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan
dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah
dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan
dilakukan."
c. pandangantentang point a dan b
Menurutpendapat saya Aborsi sebagai tindakan yang tidak sesuai dengan norma dan etika
budaya ketimuran, karena budaya timur masih memegang kuat agamanya. Saat ini, masalah
aborsi, bukan masalah individu lagi tapi benar – benar masalah sosial karena tidak hanya
menyangkut kesehatan perempuan tetapi juga menghasilkan dampak serius terhadap
psikologis dalam masyarakat pada umumnya dan dalam keluarga pada khususnya.pandangan
secara hukum tentang aborsi, aborsi itu boleh sesuai dengan indikasi kedaruratan medis dan
perkosaan. Dan tindakan aborsi akibat perkosaan dapatdilakukan apabila usia kehamilan
berusia 40 hari. Dihitung dari hari pertama haid.
d. langkah-langkah yang harus dilakukan pada remaja korban perkosaan
1) Membicarakan alasan mengapa aborsi ingin atau perlu dilakukan apakah ini benar-
benarhasil perkosaan, dan apakah pasien yakin dengan keputusannya.
2) Ditawari kesempatan untuk berkonsultasi dengan konselor, jika dianggap perlu,
Berdiskusi dengan perawat atau dokter dan psikolog mengenai metode aborsi yang ada,
termasuk apa saja risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan benear benar hasil
perkosaan dan si korban mengalami gangguan mental atau trauma yang berat.
3) Melakukan tes kehamilan untuk memastikan pasien memang hamil. Pemeriksaan USG
akan dilakukan untuk memastikan usia kehamilan.
4) Jika pasien sudah yakin, maka prosedur akan dilanjutkan. Pasien atau anggota
keluarganya akan diminta untuk menandatanganisurat persetujuan dan mengisi formulir
dan tanggal akan dilakukannya aborsi dan diketahui oleh pihak yang berwenang(hasil
pemerkosaan).
2. Yang dimaksud
a. Surrogate mother perjanjian antara pasangan suami istri yang mengikatkan diri melalui suatu
perjanjian dengan pihak lain, yaitu wanita yang rahimnya akan dipakai untuk menjadi hamil
terhadap hasil pembuahan suami istri tersebut berdasarkan perjanjian yang telah dibuat dan
disepakati bersama.
b. ketemtuan hukum diindonesia ttg surrogate mother sesuai uundang 36 tqhun 2009 pasal 127
(1) upaya kehamialn dikuar cara alamiah hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri
yangb sah denngan ketentuan.
1) hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan di tanamkan dalam
Rahim istri dari mana ovum berasal.
2) Pasal 42 anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat
perkawinan sah.
3) Fatwa Mui menyatakn haram.
c. Sudut pandang bioetika terhadap surrigate mother,seperti kasus wanita yang tidak dapat
mengandung tetapi benih dapat dititipkan ke wanita lain dengan metode tertentu. serta
menyerahkan bayi yang dilahirkannya dengan suatu perjanjian dengan imbalan sejumlah
materi, hal ini disebut dengan istilah ibu pengganti atau surrogate mother. Ternyata saat
kemajuan teknologi tersebut tidak diimbangi dengan produk hukum yang mengatumya, maka
akan mengancam sisi kemanusiaan seorang manusia, maka yang bisa membatasinya adalah
apa yang dinamakan dengan etika.dibidang kedokteran dinamakan bioetika yang berfungsi
menjembatani antara ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Pada perjanjian surrogate mother,
layakkah rahim dipakai untuk mencari nafkah bila ditinjau dari hukum perikatan nasional,
selain itu juga surrogate mother menimbulkan dampak pada diri anak yang dilahirkannya baik
terhadap status anak maupun terhadap hak waris anak tersebut serta yang tak kalah
pentingnya adalah diduga terdapat pelanggaran Hak Anak ( rights of child ) berdasarkan
konvensi hak anak dimana merupakan bagian dari hak asasi manusia. kasus baby Gammy di
Thailand ini ibu pengganti menggunakan rahimnya untuk mencari nafkah,kemudian anak
dengan Down Syndrome yang tidak di ambil oleh orang tuanya harus kehilangan Hak nya
sebagai anak untuk mendapatkan jaminan terhadap pertumbuhan dan perkembanganya
dengan wajar baik secara rohani, jasmani maupun sosial

3. KASUS
a. Kasus Perundungan dan pemerkosaan selalu terjadi berulang
Menurut pendapat saya kasus ini berulang kareana hukuman tidak tegas,selain itu karena
faktor social,faktor ekonomi dan pendidikan masyarakat.Undang-Undang sudah ada tetapi
masyarakt banyak yang tidak tahu.
b. Apa pemenuhan hak reproduksi perempuan menurut pp 61/2014 tentang kesehatan
reproduksi.
1) Peayanan Kesehatan Reproduksi remaja
2) Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil,hamil,persalinan,dan sesusdah melahirkan.
3) Pengaturan kehamilan,pelayanan kontrasepsi dan kesehatan seksual.
4) Pelayanan Kesehatan sistem reproduksi.
c. Pihak yang dapat dikenai sanksi pada kasus diatas adalah Tn Y (pemerkosa)istri Tn Y
(Menyuruh menganiaya),8 orang yang diduga surahan istri(Mengniaya)
d. Menurut pendapat saya idealnya peran pemerintah dan masyarakat untuk mencegah hal yang
sama adalah menindak tegas pelaku,sosialisasi peraturan perundang-undangan,menjalankan
satgas dikabupaten desa.Yang Bertanggung jawab dalam Kasus diatas adalah Y.sesuai
undang-undang 23 tahun 2022 tentang perlindungan anak bahwa Pasal 2 Penyelenggaraan
perlindungan anak berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 serta prinsip-prinsip dasar Konvensi Hak-Hak Anak meliputi
:
1) non diskriminasi;
2) kepentingan yang terbaik bagi anak;
3) hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan penghargaan terhadap
pendapat anak Pasal 77 Setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindakan :
a) diskriminasi terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami kerugian, baik
materiil maupun moril sehingga menghambat fungsi sosialnya; atau
b) penelantaran terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami sakit atau
penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial,
c) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Anda mungkin juga menyukai