Tepat pada tanggal 14 april 2022 hari selasa , bukan hanya kaum perempuan tapi juga anak-anak
indonesia mendapat kan kado terbaik ,yaitu disahkannya RUU TPKS menjadi UU TPKS setelah penantian
10 tahun sejak di gagas pada tahun 2012.Pengesahan ini dilakukan saat rapat Paripurna DPRI RI-ke 19
Masa persidangan IV tahun 2021-2022 yang dipimpin oleh ketua DPRI Puan Maharani.
Dengan adanya UU TPKS menjadi harapan baru karena lebih berpihak pada korban kekerasan seksual
,untuk melindungi secara hukum dari anacaman kekerasan seksual selaian itu Adanya UU TPKS ini
secara khusus membuktikan bahwa Negara selalu berpihak dalam mencegah segala bentuk atau upaya
kekerasan seksual hal ini juga menjadi langkah penting untuk pemerintah untuk memulihkan korban
kekerasan seksual sekaligus mencegah terjadinya kejadian serupa agar tidak terjadi lagi.
Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual ini memberikan perlindungan korban kekerasan
seksual atau menjadi payung hukum untuk Korban kekerasan seksual dalam mendapat hak- hak mereka
karena UU TPKS ini lebih berpihak dan berperspektif pada korban.Lalu apa saja sih poin-Poin penting
yang terdapat dalam UU TPKS ini sehingga masyarakat sangat senang dan antusias dalam disahkan UU
TPKS .
poin-poin penting yang terdapat dalam UU TPKS terdapat 5 poin penting yang terdapat dalam UU TPKS
yaitu
Sebelumnya ada beberapa hal yang berubah setelah RUU TPKS disahkan yaitu
Selain poin-poin tersebut di dalam UU TPKS dijelaskan juga secara rinci tentang jenis –jenis kekerasan
seksual ,Hak-Hak yang didapatkan korban, siapa yang berhak mendampingi korban dan apa saja yang
bisa menjadi alat bukti .
Jenis kekerasan seksual yang termasuk dalam RUU TPKS yang terdapat dalam bab ke 5 pasal 11
ayat(2),Tindak pidana kekerasan seksual terdiri dari
- Pelecehan seksual
- Eksploitasi seksual
- Pemaksaan kontrasepsi
- Pemaksaan aborsi
- Perkosaan
- Pemaksaan perkawinan
- Permaksaan pelacuran
- Perbudakan seksual
- Penyiksaan seksual
Hak atas penanganan diatur dalam pasal 22 ayat (1) huruf a yang meliputi
Hak atas informasi terhadap seluruh proses dan hasil penanganan
Perlindungan dan pemulihan
Hak mendapatkan dokumen hasil penanganan
Hak atas penguatan psikologis
Hak atas pelayanan kesehatan yang meliputi,pemeriksaan,tindakan,dan perawatan
medis dan
Hak atas layanan dan fasilitas sesuai dengan kebutuhan khsusu korban
Ha katas perlindungan
Pasak 22 ayat (1) hrus b yang meliputi
Penyediaan informasi mengenai hak dan fasilitas perlindungan
Penyediaan akses terhadap informasi penyelenggaraan perlindungan.
Perlindungan atas kerahasiaan identitas
Perlindungan dari sikap dan prilaku aparat penengak hukum yang merendahkan dan
atau meguatakan stigma terhadap korban
Perlindungan korban atau pelapor dari tuntutan pidana atau gugatan perdata atas
peristiwa kekerasan seksuak yang ia laporkan
Perlindungan dari ancaman atau kekerasan pelaku dan pihak lain secara berungnua
kekerasaan
Selain itu Hak atas perlindungan juga di atur dalam pasal 22 ayat(1) huruf c yang
meliputi
A. Fisik
B. Psikologis
C. Ekonomi
D. Sosial dan Budaya dan
E. Ganti Kerugian
Hak berhak mendampingi korban yang tetdapat dalampasal 39 ayat (1) yang
meliputi
Petugas pusat pelayanan terpadu
Petugas kesehataan
Psikologi atau psikiater
Pendamping psikologis
Pendamping hukum,meliputi advokad dan paralegak dan pendamping lain.
Apa saja yang menjadi alat bukti yang diatur dalam UU meliputi
Surat keterangan psikologis atau psikiater
Rekam medis atau hasil pemeriksaan forensic
Rekaman pemeriksaan dalam proses penyidikan
Informasi yang diucapkan ,dikirim,diterima atau disimpan secara eletronik dengan alat
optic atau dokumen serupa
Hasil pemerisaan rekening bank.
Disahkannya UU TPKS tidak semudah itu banyak pro dan kontra dalam masyarakat yang kurang setuju
dengan disahkan UU TPKS ini hal ini lah menjadi bukti bahwa banyak masyarakat yang kurang mengerti
dan paham mengenai pentingnya kekerasaan seksual oleh sebab itu aspek pencegahan juga harus di
optimalkan misalnya dengan memberikan edukasi-edukasi tentang kekerasan seksual pada masyarakat
secara luas dari semua kalangan baik itu anak-anak,remaja,dewasa,orang tua dll
Karena jika masyarakta tidak paham atau tidak mengerti mengenai isu ini ,bagaimana mereka bisa
memperdulikan isu ini dan melakukan sesuatu .( contohnya jika terjadi kekerasan seksual dalam
lingkungan pendidikan masyarakat yang kurang dan mengerti akan lebih mempercayai orang yang
memiliki otoritas keilmuan maupun keagamaan dari pada korban)hal ini sangat berdampak pada
generasi-generasi masa depan .selain penanganan kita juga harus memikirkan bagaimana mengedukasi
masyrakat secara keseluruhan supaya mereka bisa memeperdulikan isu ini