PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak adalah generasi masa depan bangsa, untuk itu Negara berperan sangat
penting dalam melindungi anak, menjamin hak-haknya, hal ini juga merupakan hasil
dari konvensi hak-hak anak dari dunia internasional. Dengan kata lain seluruh Negara
yang ada di dunia mengharapkan perlindungan dan cara yang mendidik dalam
Aborsi tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, melainkan pada anak-
anak seperti contohnya kasus yang sedang dilakukan penelitian oleh peneliti ini anak
Aturan ini lahir dilatar belakangi untuk melaksanakan ketentuan yang sudah diatur
Kesehatan, yaitu Pasal 74 ayat (3), Pasal 126 ayat (4), Pasal 75 ayat (4).
1
Trini Handayani, Aji Mulyana, Tindak Pidana Aborsi, Penerbit Indeks, Jakarta Barat, 2019,
hal. 21.
2
Achadiat Charisdiono, Dinamika Etika & Hukum Kedokteran, (Jakarta: Buku Kedokteran,
2007), hal. 12.
1
Pemerintah perlu menjamin nyawa seluruh masyarakat, walaupun pelaku
adalah ibu kandungnya sendiri, baik yang dianggap menurut ilmu kedokteran sudah
dapat dianggap sebagai ahli waris seorang anak yang berada dalam kandungan ibunya
dalam keadaan tertentu. Perbuatan Aborsi dalam arti luas juga merupakan kejahatan
terhadap nyawa. Aborsi yang dilakukan oleh anak baik dikarenakan alasan tidak
2014 Tentang Kesehatan Reproduksi. Yang menjadi ruang lingkup aturan ini adalah
adanya suatu indikasi perkosaan dan kedaruratan medis sebagai suatu alasan
pengecualian mengenai larangan aborsi. Pengecualian aborsi hanya sah dilakukan dan
aborsi akibat pemerkosaan hanya boleh dilakukan jika usia kehamilan dibawah 40
hari, dengan cara perhitungan terakhir kali mengalami menstruasi. Jika tidak
dilakukan oleh Tim kelayakan aborsi yang beranggotakan minimal 2 (dua) orang
dokter dan tenaga kesehatan yang memiliki surat izin dan sah menurut undang-
undang yang mengatur. 5 Pertimbangan tim dokter yang akan membuktikan layak atau
3
Wayan Resmini,Pandangan Norma Agama dan Norma Hukum Tentang Aborsi. Jurnal
Hukum. Vol 4.No 2010.Hlm. 11
4
Htt // Aborsi Menurut Hukum diindonesia di Akses ada tanggal 10 November 2018
5
Ibid., hal. 36.
2
tidaknya mendapatkan pengecualian aborsi dan dituangkan dalam bentuk surat
dilakukan dengan aman, bermutu, dan bertanggung jawab. Praktik aborsi yang aman,
bermutu, dan bertanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Menteri, atas permintaan atau
persetujuan perempuan hamil yang bersangkutan. dan dengan izin suami, kecuali
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada beberapa alasan
pengecualian yang boleh atau sah menurut hukum yaitu adanya indikasi kedaruratan
medis dan Kehamilan merupakan akibat dari pemerkosaan. Dokter yang dapat
melakukan tindakan aborsi sebagaimana yang dimaksud dalam aturan ini adalah
dokter yang telah memiliki standard dan telah memenuhi persyaratan yang dilakukan
oleh menteri.
Pengaturan hukum pidana memuat rincian kegiatan apa saja yang termasuk dalam
6
Ibid., hal. 37.
3
kategori pidana dan sanksinya. Pelanggaran yang senada dengan Anton G. Harahap
dapat berupa, "Jadilah suatu pelanggaran dapat berupa wetsdelict, lebih spesifiknya
kegiatan pada waktu, waktu dan keadaan tertentu yang tidak diperbolehkan (atau
merusak perikatan) dan dipidana oleh hukum serta melawan hukum dan mengandung
unsur kesalahan yang dilakukan oleh seseorang yang mampu berakal.” Pemenuhan
semua unsur tindak pidana tidak menjamin bahwa seseorang dinyatakan sadar pidana.
Unsur-unsur yang ada di dalam tindak pidana seperti itu menunjukkan bahwa
boleh memenuhi
Berdasarkan data dan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti
B. Rumusan Masalah
permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
4
2. Bagaimana Penerapan Hukum Terhadap Anak Yang Melakukan Tindak Pidana
Aborsi?
5/Pid.Sus.Anak/2018/PN. Mbn)?
C. Tujuan Penelitian
pidana aborsi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
wawasan serta peningkatan mutu pengetahuan hukum tentang tindak pidana aborsi
5
2. Manfaat Teoritis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan sebagai bahan
pemikiran bagi pembaca yakni akademisi dalam kajian hukum tentang tindak pidana
aborsi yang dilakukan anak dan diharapkan dapat sebagai bahan perbandingan bagi
3. Manfaat Praktis
manfaat dalam memahami perlindungan hukum terhadap anak dan pembahasan ini
E. Keaslian Penelitian
Dengan permasalahan:
Kesimpulan :
7
Risci Anantri, Pertanggungjawaban Pidana Dalam Turut Serta Terhadap Tindak Pidana
Aborsi, Fakultas Hukum Program Reguler Mandiri Universitas Andalas Padang, 2012, hal. 30,
6
Berdasarkan penelitian terlihat bahwa pertanggungjawaban pidana
didasarkan kepada adanya suatu perbuatan yang dilakukan yang mana perbuatan
tersebut dicela oleh masyarakat dan memenuhi semua unsur yang ada dalam delik
aborsi serta adanya unsur kesalahan dalam diri si pelaku. Hakim dalam menentukan
dalam tindak pidana aborsi didasarkan pada banyak hal. Diantaranya adalah bukti-
bukti yang diajukan, keterangan saksi, keterangan terdakwa, dan surat dakwaan yang
Dengan permasalahan:
Kesimpulan :
8
Zaitun Hamid Al Hamid, Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Aborsi (Studi Kasus
Putusan Nomor : 417/Pid.B/2017/Pn.Mks), Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar,
2017,http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/
Mzc2OGQzZTdlZjgyYjg1njvkzgjkyjm0ztm2ywrky2e1mgflmzu0na==.pdf, diakses Pada hari Minggu
Tanggal 15 Agustus 2020, Pukul 20:39 WIB.
7
Pengaturan Hukum atas tindak pidana aborsi sudah sangat jelas tercantum
Nomor 61 Tahun 2014. Bahwa unsur “dengan sengaja “melakukan aborsi telah
terpenuh dari Pasal Pasal 194 Undang-Undang Republik lndonesia. Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan, maka Terdakwa sudah dinyatakan telah terbukti secara sah
Penerapan Hukum Pidana Materil dalam kasus ini adalah adanya dakwaan
penuntut umum yang menuntut 3 (tahun) dan 6 (enam) bulan tetapi Hakim
perbuatan terdakwa adalah suatu perbuatan yang tidak bermoral dan tidak manusiawi
yang telah menghilangkan nyawa janinnya sendiri. Dalam hal ini juga berlaku asas
Lex specialis derogat legi generali adalah suatu asas penafsiran hukum yang
Tindak Pidana Aborsi Oleh Anak Akibat Hubungan Diluar Perkawinan (Studi
Dengan Permasalahan:
9
Desi Rayani Ginting, Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Aborsi Oleh Anak Akibat
Hubungan Diluar Perkawinan (Studi Putusan No: 118/Pid.Sus/2014/Pn.Kng.), Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara Medan 2018,http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7930, diakses
Pada hari Minggu Tanggal 15 Agustus 2020, Pukul, 20:44 WIB.
8
a. Bagaimana Pengaturan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Aborsi Di
Indonesia?
Kesimpulan :
Anak tersebut mengakhiri kehamilan sebelum waktunya pada hari Selasa, 22 Mei
2018 pukul 18.00 WIB di rumah milik anak dalam kamar di RT 04 Dusun II
Kota Pulau Pulau Muara Tembesi Peraturan Batang Hari, anak melakukan ini
karena takut dipindahkan dari rumah, pada saat Asmara Dewi ) mengetahui
bahwa anak tersebut sedang hamil. Bahwa ayah dari bayi tersebut adalah saudara
kandung yang lebih kawakan dari anak tersebut, hubungan seksual primer terjadi
9
di rumah pada bulan September 2017 dan telah terjadi 9 (sembilan) kali
anak, kalau-kalau si anak tidak perlu berhubungan seks. Sore hari tanggal 22 Mei
2018, Asmara Dewi fair pulang dari pemotongan karet, Anak mengatakan bahwa
perut Anak terluka karena rintangan tersebut, Asmara Dewi menyuruh Anak
untuk mengoleskan minyak angin ke perut Anak, karena Anak masih mengeluh
perutnya masih sakit , Asmara Dewi memberi Anak, minum saripati kunyit,
setelah minum zat kunyit, anak itu sekali lagi mengoleskan minyak angin pada
Beberapa judul penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, tidak
ada topik maupun permasalahan yang sama dengan penelitian (skripsi) ini, oleh
karena itu penelitian (skripsi) ini dengan topik “ Analisis Perlindungan Hukum
F. Tinjauan Pustaka
yang menjelma dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya ketertiban
dalam pergaulan hidup antar sesama manusia. Dan segala upaya pemenuhan hak dan
pemberian bantuan untuk memberikan rasa aman kepada saksi dan/atau korban,
10
perlindungan hukum korban kejahatan sebagai bagian dari perlindungan masyarakat,
hukum adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjamin keadilan,
kepastian, dan melindungi masyarakat dari kejahatan yang dilakukan oleh orang atau
hal yang menyangkut dalam upaya kepastian dalam melindungi masyarakat terhadap
Hukum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah, “Peraturan atau adat yang
secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah,
pengadilan) vonis”.11
10
Setiono, Supremasi Hukum, UNS, Surakarta:, 2004, hal. 30.
11
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Edisi Kedua, Cet. 1, Balai Pustaka, Jakarta, hal.
595.
11
berlaku dan dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. Perlindungan hukum
yang diberikan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mencegah sebelum terjadinya
adalah perlindungan akan harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hakhak asasi
manusia yang dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum dari
adalah memberikan pengayoman kepada hak asasi manusia yang dirugikan orang lain
dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat agar mereka dapat menikmati
2. Pengertian Anak
kedua atau keturunan pertama, ini bukannya, melainkan cucunya, atau manusia yang
masih kecil”. Menurut R.A. Kosnan yang menyatakan bahwa, “Anak-anak yaitu
manusia muda dalam umur muda dalam jiwa dan perjalanan hidupnya karena mudah
12
R.A. Koesnan, Susunan Pidana dalam Negara Sosialis Indonesia, Sumur, Bandung, 2009,
hal. 113.
12
kesimpulan bahwa anak adalah manusia yang masih kecil atau masih berumur muda
Menurut Sugiri sebagai mana yang dikutip dalam buku karya Maidi Gultom
perkembangan, anak itu masih menjadi anak dan baru menjadi dewasa bila proses
perkembangan dan pertumbuhan itu selesai, jadi batas umur anak-anak adalah sama
dengan permulaan menjadi dewasa, yaitu 18 (delapan belas) tahun untuk wanita dan
hukum, yang patut dipidana dan dilakukan dengan kesalahan”. Dalam perkembangan
hukumnya tidak hanya orang yang dapat dikatakan sebagai subjek tindak pidana
hakikatnya adalah hak maupun kewajiban dari setiap anggotanya secara kolektif,
yang dimana di dalamnya terdapat harta kekayaan bersama yang tidak bisa
dibagikan”. 16
13
Undang-Undang HAM Nomor 39 tahun 1999, Asa Mandiri, Jakarta, 2006, hal. 50
14
Maidin Gultom, Perlindungan Hukum Terhadap Anak, Cetakan Kedua, .P.T.Refika
Aditama Bandung, 2010, hal. 32.
15
Bisma Siregar, Keadilan Hukum dalam Berbagai aspek Hukum Nasional, Rajawali,
Jakarta, 2009, hal. 105.
16
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana II, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.
67.
13
Menurut Sudarto, “Pembentuk undang-undang sekarang sudah agak tetap
dalam pemakaian istilah yakni tindak pidana sebagai pengganti strafbaarfeit, hal ini
melakukan kejahatan”.17
suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana”.
Moeljatno berpendapat bahwa, “Perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh suatu
aturan hukum dilarang dan diancam dengan pidana, asal saja dalam pidana itu diingat
bahwa larangan tersebut ditujukan pada perbuatan yaitu suatu keadaan atau kejadian
bersifat melawan hukum yang patut dipidana dan dilakukan dengan kesalahan. Maka
sifat-sifat yang ada dalam setiap tindak pidana adalah sifat melanggar hukum
(wederrectelijkheid, onrechtmatigheid)”.
4. Pengertian Aborsi
17
Amir Ilyas, Asas-Asas Hukum Pidana, Rangkang Education Yogyakarta & PuKAP
Indonesia, Yogyakarta, 2012, hal. 18-19.
18
C.S.T. Kansil dan Christine S.T Kansil, Pokok-Pokok Hukum Pidana, Pradnya Paramita,
Jakarta, 2009, hal. 54.
14
Pengertian Aborsi menurut Al-Ghazali adalah, “Aborsi sebagai penghilang
jiwa yang sudah ada di dalam janin. Ia membagi dua fase keadaan janin, yaitu fase
kehidupan yang belum teramati yang ditandai dengan adanya proses kehidupan
secara diam-diam dan fase kehidupan yang sudah teramati ketika ibu, atau orang lain
fase tersebut harus dihormati dan dihargai sebagai suatu kehidupan bayi dalam
kandungan. Hal yang sama juga di ungkapkan Mahmud yaltut bahwa kehidupan
“Terpencarnya embrio yang tidak mungkin lagi hidup sebelum habis bulan keempat
dari kehamilan atau aborsi bisa didenfinisikan pengguran janin atau embrio setelah
minggu (dihitung dari haid terakhir) atau berat janin kurang dari 500 gram atau
panjang janin kurang dari 25 cm. Pada umumnya abortus terjadi sebelum kehamilan
tiga bulan”.21
G. Metode Penelitian
19
Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi (Wacana Penguatan Hak Reproduksi Perempuan),
Kompas, Jakarta, 2009, hal. 32.
20
Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa (Indonesia), Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, 2009, hal. 56.
21
Maria Ulfah Ansor, Wan Nedra, dan Sururin (editor), Aborsi Dalam Perspektif Fiqh
Kontemporer, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 158.
15
Metode penelitian merupakan cara yang dipakai peneliti untuk mendapatkan
1. Sifat Penelitian
bertujuan untuk melukiskan tentang sesuatu hal didaerah tertentu dan pada saat
tertentu. Penelitian ini adalah Deskriptif Analitis yang bersifat pemaparan dan
gambaran yang berupa data awal tentang permasalahan yang akan diteliti. Jadi
seorang peneliti sudah sering menggunakan teori-teori dan mungkin juga hipotesa-
hipotesa.23
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Hukum Normatif atau
metode penelitian hukum kepustakaan adalah metode atau cara yang dipergunakan
didalam penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang
penelitian ini lebih banyak dilakukan terhadap data yang bersifat skunder yang ada di
22
Elisabeth Nurhani Butarbutar, Metode Penelitian Hukum : Lankah-Langkah Untuk
Menemukan Kebenaran Dalam Ilmu Hukum, Medan, 2018, hal.68.
23
Suratman dan H.Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, Alfabeta, Bandung, 2015,
hal.47.
16
perpustakaan. Penelitian perpustakaan demikian dapat dikatakan pula sebagai lawan
data Studi Pustaka (library research) atau disebut dengan studi dokumen yang
4. Jenis Data
a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum yang terdiri dari: Kitab Undang-
24
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.13.
25
Amiruddin Dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers,
Jakarta, 2014, hal.68.
17
b. Bahan Hukum Sekunder, Jenis penelitian ini menggunakan bahan hukum
sekunder yang terutama adalah buku-buku hukum termasuk skripsi, tesis dan
c. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan hukum yang mendukung bahan hukum
5. Analisis Data
Analisis data Kualitatif adalah analisis data yang digunakan oleh penulis
dalam penelitian ini yaitu melakukan fakta, kenyataan atau informasi data
H. Sistematika Penulisan
Dalam hal ini, penulis memakai susunan dan struktur dalam menulis skripsi
seperti susunan dalam Outline atau Daftar Isi. Penulis disusun mulai dari BAB I
Pendahuluan smpai pada BAB V Penutup beserta sub-sub bab yang menyertainya.
Tulisan ini dibuat dalam alinea-alinea sesuai dengan bab-bab yang bersangkutan (satu
26
Dyah Ochtorina Susanti dan Aaan Effendi, Penelitian Hukum (Legal Research), Sinar
Grafika, Jakarta, 2014, hal. 30.
27
Munir Fuadi, Metode Riset Hukum : Pendekatan Teori dan Konsep, PT. Raja Grafido
Persada, Jakarta, 2018, hal.220
18
BAB I : Berisikan tentang Pendahuluan yang didalamnya memaparkan
Anak.
19
Agung Republik Indonesia Nomor
5/Pid.Sus.Anak/2018/PN.MBn.
20