MINI PROPOSAL
OLEH:
ATHOILLAH AZIZUL HAMIDI
NIM 200201110033
Anak merupakan sebuah titipan dari Allah SWT kepada kedua orang tua
untuk dirawat, dijaga, dan dipelihara dengan baik agar anak dapat mengetahui hak
dan kewajibannya dan para orang tua juga harus memberikan hak serta kewajiban
terhadap anak.1 Setiap anak yang dilahirkan didunia adalah dalam keadaan fitrah
(suci), maka orang tua dan lingkunganlah yang akan membentuk karakter yang
baik atau pun buruk terhap anak karena anak tidak pernah, meminta untuk
hukum antara seorang pria dan seorang wanita. Undang-undang Nomor 1 Tahun
1974 dalam pasal 1 disebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara
seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan untuk
membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa.3 Perkawinan sebagai suatu peristiwa hukum tentunya
1
Dewi, Ratu Agung Ayu Sasmita, and Daingsa Wagian. "Tinjauan Yuridis Pengakuan Terhadap Anak
Diluar Kawin." Private Law 2, no. 2 (2022): 452.
2
Bismar Siregar, “Hukum dan Hak-Hak Anak”, (Jakarta: Rajawali, 1986), 8.
3
Waluyo, Bing. "Sahnya Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan." Jurnal Media Komunikasi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan 2, no. 1 (2020):
193.
1
Namun, didalam lingkungan masyarakat masih banyak terjadi mengenai
Negara tidak mengakui anak tersebut karena ia lahir dari hubungan yang tidak sah
menurut hukum. Maka jelas di dalam UU No 1 tahun 1974 bahwasanya anak luar
nikah tidak mempunyai hubungan perdata dengan ayahnya dan keluarga ayahnya
dengan demikian hal tersebut mengakibatkan kedudukan anak luar nikah tidak
warisan di samping permasalahan itu anak luar kawin juga selalu dipandang
menurut hukum yang berlaku dan dapat dikatakan sebagai perkawinan yang tidak
sah, untuk mengetahui asal-usul anak tersebut harus melalui putusan atau
tersebut jika terbukti berdasarkan dan beralasan hukum. Jika permohonan tidak
berdasarkan dan tidak beralasan hukum, maka permohonan tersebut akan ditolak.5
4
Lestari, Novita. "Problematika Hukum Perkawinan Di Indonesia." JURNAL ILMIAH MIZANI:
Wacana Hukum, Ekonomi, Dan Keagamaan 4, no. 1 (2018): 43.
5
Burhanudin, Achmad Asfi. "Perkawinan Dan Keharusan Pencatatanya." El-Faqih: Jurnal Pemikiran
Dan Hukum Islam 4, no. 1 (2018): 13.
2
1974 lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1945 Negara Republik
hanya mempunyai hubungan perdata dengan Ibunya dan keluarga ibunya. Tidak
setiap putusan yang diberikan didasarkan pada bukti yang kuat dan proses yang
adil. Salah satu prinsip hukum yang menjadi dasar penting dalam proses peradilan
adalah prinsip "Negativa Non Sunt Probanda" atau "Tiada Pembuktian Negatif."
acid) sebagai alat pembuktian. Tes DNA telah menjadi salah satu alat bukti yang
6
Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VII/2010
7
Kumala, Melinda Putri. "Kajian Yuridis Asas Pembalikan Beban Pembuktian Dan Asas Actori Incubit
Probatio." AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum Dan Pendidikan 6, no. 2 (2021): 271.
3
ayah-anak. Kemampuannya untuk memberikan bukti ilmiah yang akurat tentang
hubungan biologis telah menjadikan tes DNA sebagai alat penting dalam proses
peradilan.8
BTN menjadi titik fokus yang sangat penting untuk dianalisis. Putusan ini
mencerminkan penerapan prinsip Negativa Non Sunt Probanda dalam kasus yang
menjalani tes DNA sebagai bagian dari proses pembuktian hubungan biologis
Probanda dalam putusan tersebut menjadi relevan dan bermakna. Penelitian yang
dalam konteks tes DNA akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
apakah prinsip tersebut sesuai dengan nilai-nilai keadilan dalam sistem peradilan.
Selain itu, penelitian ini juga dapat membahas apakah penggunaan tes DNA
sebagai alat bukti telah memengaruhi penerapan prinsip Negativa Non Sunt
4
memberikan kontribusi yang berarti terhadap pemahaman kita tentang bagaimana
Penelitian ini juga dapat mengidentifikasi tantangan dan potensi perbaikan dalam
seperti tes DNA. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan akan memberikan
pandangan kritis terhadap aspek keadilan dan akurasi dalam sistem peradilan
modern.
B. Rumusan Maslah
C. Tujuan Penelitian
5
1. Untuk mengetahui bagaimana pengadilan menerapkan prinsip "Negativa
D. Manfaat Penelitian
E. Definisi Oprasional
1. Analisis Yuridis
penelaahan bagian itu sendiri dan juga hubungan antar bagian demi
2.
9
https://www.dosenpendidikan.co.id/analisis/
10
https://kamushukum.web.id/arti-kata/analisis-yuridis/
6
F. Penelitian Terdahulu
memiliki hubungan dan korelasi yang sama pada penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti. Adapun fungsi dari penelitian terdahulu adalah menambah wawasan
dari penelitian terdahulu yakni untuk menghindari dari palgiasi oleh peneliti.
yakni mengkaji bagaimana hasil kedua putusan tersebut bisa berbeda dan
apakah hasi dari kedua putusan tersebut memiliki asas keadilan dalam
putusan ini terdapat hal yang harus dikaji lebih mendalam terkait dengan
11
Zikri, Muhammad. "Disparitas Putusan Pengakuan Anak Hasil Hubungan di Luar Perkawinan."
Bachelor's thesis, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2023.
7
2. Skripsi yang disusun oleh Safirah Fathin Marini dari Universitas Medan
persamaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis kaji yaitu sama-
Perbedaannya dalam penelitian ini hanya fokus pada isi dari putusan
sedangkan peneletian yang penulis kaji tidak hanya isi dari putusan,
G. Kerangka Teori
12
Marini, Safirah Fathin. "Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Ganti Rugi atas Peristiwa Penelantaran
Anak (Studi Putusan Nomor 754/Pdt. G/2020/Pn. Mdn)." PhD diss., Universitas Medan Area, 2022.
13
Faiq Trimusthain, Mochamad. "Kajian Yuridis Beban Pembuktian Pada Prinsip Tanggungjawab
Mutlak Dalam Tanggung Gugat Sengketa Lingkungan." Universita Jember, 2018.
8
1. Prisnsip Negativa Non Sunt Probanda
memadai.
asas dalam hukum pembuktian. Asas Negativa Non Sunt Probanda ini
Penggunaan Asas ini pernah disampaikan oleh Prof. Dr. Edward Omar
Sharif Hiariej ketika menjadi Ahli dalam sengketa Hasil PILPRES tahun
9
Perdata, pemaknaan Asas Negativa Non Sunt Probanda ini juga dapat
dimaknai pada pasal 1865 KUHPerdata dan 163 HIR. Dalam kedua pasal
a. Teori Pembuktian
merupakan titik sentral hukum acara pidana. Hal ini dapat dibuktikan
10
memberikan putusan seadil mungkin. Proses pembuktian ada empat
11
negative merupakan gabunga dan teori pembuktian menurut
keyakin belaka.
tersebut.
12
1. Sistem atau teori pembuktian berdasarkan undang-undang secara
masyarakat
13
Teori ini disebut juga conviction intime. Disadari bahwa alat
raisonnee)”.
14
kepada dasar-dasar pembuktian disertai dengan suatu kesimpulan
HIR maupun KUHAP, begitu pula Ned. Sv. Yang lama dan
15
mengatur bahwa “Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada
melakukannya.”
16
3) Tingkat keterbuktian yang sangat kuat sama sekali tanpa keraguan
undang.
17
2. Teori Pembuktian Berdasarkan Keyakinan Hakim Melulu
undang-undang.
18
disebut juga pembuktian bebas karena hakim bebas untuk
Melalui optik pengertian dan sifat dari hukum acara pidana, pada
dasarnya tujuan hukum acara pidana itu adalah mencari, menemukan, dan
19
perubahan. Kansil memberikan definisi hukum secara luas tidak saja
sebagai kaidah sosial tidak lepas dari nilai (value) yang berlaku di suatu
hukum ini, kita mengingat kembali pemeo yang sangat terkenal yaitu UBI
SOCIETAS IBI IUS yang bermakna dimana ada masyarakat di situ ada
20
hukum. sebagai alat untuk mengubah ke arah yang lebih baik (law as a
dinamis, tidak boleh statis dan harus dapat dijadikan penjaga ketertiban,
21
lembagalembaga hukum, peraturan-peraturan hukum dan juga
ada, maka solusi yang lain untuk menutupi keterbatasan peraturan tersebut
kebiasaan atau hukum adatpun tidak ada peraturan yang dapat membawa
identitas antara sistem formil hukum dengan sistem materiil dari hukum.
pendapatnya, pengertian hukum itu adalah asas hukum yang menjadi dasar
22
terdiri dari konstruksi analogi, konstruksi penghalusan hukum dan
a. keterangan saksi
b. keterangan ahli
c. surat
d. petunjuk
e. keterangan terdakwa.
penambahan alat bukti baru, yaitu keterangan ahli. Selain daripada itu ada
bukti yang tercantum dalam Pasal 295 HIR memang dipandang sudah
23
kuno, karena sama dengan Ned. Sv. yang lama. Belanda sendiri sudah
Sv. yang baru itu disebut alat-alat bukti dalam Pasal 339 sebagai
berikut :
hakim),
Pasal 339 Ned. Sv. tersebut, maka ternyata bahwa tidak semua pembaruan
dalam Ned. Sv. ditiru oleh KUHAP. Selain tata susunannya berbeda, juga
a. Keterangan Saksi
sendiri.
24
pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan alami sendiri
berikut :
didukung satu alat bukti yang sah." Jadi, ini berarti satu saksi,
25
terdakwa disertai keyakinan hakim cukup sebagai alat bukti
b. Keterangan Ahli
Jadi, pasal tersebut tidak menjawab siapa yang disebut ahli dan
26
saksi wajib mengucapkan sumpah (Pasal 160 ayat (3)), tanpa
"Dalam hal saksi atau ahli tanpa alasan yang sah menolak
c. Surat
menyebut alat-alat bukti maka hanya ada satu pasal saja dalam
dibawah tangan dan surat biasa. Pasal itu terdiri atas 4 ayat :
1. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat
27
sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang
keterangan itu;
d. Petunjuk
28
terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya. Petunjuk
terdakwa.
yang keempat. Jadi, masih mengikuti HIR Pasal 195, HIR Pasal
295. Hal ini berbeda dengan Ned. Sv. yang baru maupun
menentukan bahwa:
dapat diperoleh :
a) Keterangan saksi
29
b) Surat
c) Keterangan terdakwa.
e. Keterangan Terdakwa
2) Mengaku ia bersalah.
30
Berbeda dengan peraturan lama yaitu HIR yang menyebut
yang baku.
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
berkembang di masyarakat.15
2. Pendekatan Penelitian
14
Robert Bogdan dan Steven J. Taylor, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, Alih bahasa Arief
Furchan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), 22.
15
Sri Mulyani, “Metode Analisis dan perancangan sistem” (Abdi Sistematika, 2017). 30.
31
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis-normatif karena
mengenai asas- asas hukum baik dalam hukum Islam maupun hukum yang
Sumber data primer ini yaitu data yang diperoleh dari putusan
16
Fahmi Muhammad Ahmad dan Jaenal Aripin, Metode Penelitian Hukum (Ciputat, Lembaga
Penelitian, 2010), 31.
17
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta, Sinar Grafika, 2010), 24.
18
Tersiana, Andra. Metode penelitian. Anak Hebat Indonesia, 2018. 31.
32
Indonesia No.35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang
tersusun baik berupa buku maupun jurnal yang memiliki kaitan dengan
penelitian ini.
19
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana,2005) cet ke-1, 96.
20
Ali, Zainuddin. Metode penelitian hukum. Sinar Grafika, 2021. 56.
33
Analisis yang digunakan adalah menggunakan analisis kualitatif yang
mana menarik kesimpulan secara deskripsif dan deduktif dari semua data
yang telah ada pada buku-buku yang menjadi referensi pada skripsi ini di
I. Sistermatika Penulisan
Bab dua berisi tinjauan pustaka yang berisikan landasan teori untuk
21
Kusumastuti, Adhi, and Ahmad Mustamil Khoiron. Metode penelitian kualitatif. Lembaga
Pendidikan Sukarno Pressindo (LPSP), 2019. 37.
34
Bab tiga berisi penelitian dan pembahasan, dalam bab ini peneliti akan
Bab empat penutup, pada bab ini peneliti akan menjelaskan terkait
35
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Ratu Agung Ayu Sasmita, and Daingsa Wagian. "Tinjauan Yuridis Pengakuan
Fahmi Muhammad Ahmad dan Jaenal Aripin, Metode Penelitian Hukum (Ciputat,
Kumala, Melinda Putri. "Kajian Yuridis Asas Pembalikan Beban Pembuktian Dan
36
Kusumastuti, Adhi, and Ahmad Mustamil Khoiron. Metode penelitian kualitatif.
Marini, Safirah Fathin. "Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Ganti Rugi atas
Pertiwi, Irma. "Tes DNA (Deoxyribose Nucleid Acid) Sebagai Pembuktian Ayah
Biologis Dari Anak Hasil Zina Perspektif Hukum Islam." PhD diss., IAIN
Palu, 2017.
Robert Bogdan dan Steven J. Taylor, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, Alih
Sri Mulyani, “Metode Analisis dan perancangan sistem” (Abdi Sistematika, 2017).
37