Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIK PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID SABILILLAH KOTA MALANG

DENGAN MENGGUNAKAN METODE IMAM NAWAWI DAN SEGITIGA BOLA

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Ilmu Falak

Dosen Pengampu : Ahmad Wahidi, M.HI

Disusun Oleh :

Athoillah Azizul Hamidi (200201110033)

HKI A

JURUSAN AL-AHWAL AS-SYAKHSIYYAH FAKULTAS


SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG 2022

PENDAHULUAN

Kiblat bagi orang muslim di dunia merupakan sebuah kebutuhan primer terutama
untuk beribadah. Kiblat merupakan acuan utama dalam menentukan arah umat islam untuk
melakukan ibadah shalat. Selain sebagai acuan arah untuk melaksanakan ibadah shalat, kiblat
juga menjadi faktor penting dalam menentukan kemana arah bangunan masjid menghadap,
sehingga tidak heran jika seseorang sedang bepergian ke suatu tempat yang jauh, mereka
hanya perlu melihat kemana arah bangunan Masjid menghadap untuk mengetahui arah kiblat.

Dalam melaksanakan ibadah shalat, menghadap Kiblat merupakan salah satu syarat
sahnya shalat, sehingga bagi seseorang yang melaksanakan shalat dengan sengaja untuk tidak
menghadap Kiblat, maka shalat yang dikerjakan itu tidak sah, sebagaimana hadis Nabi SAW
yang artinya :

“Dari Malik dari Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar berkata ketika orang-orang
sedang salat shubuh di Masjid Qubah, tiba-tiba datang seseorang berkata bahwa Rasulullah
saw tadi malam menerima wahyu dan diperintahkan untuk menghadap Ka’bah. Mereka lalu
mengubah arah (salat), yang ketika itu menghadap ke arah Syam (Baitul Maqdis), ke arah
Kiblat (Masjidil haram)”. (H.R. Bukhari)

Dari hadits yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dipahami bahwa salat itu sah
apabila menghadap ke Kiblat. Yang menjadi masalah adalah apakah harus persis menghadap
ke Baitullah atau boleh hanya ke arah taksiran saja, karena tidak semua orang tahu secara
tepat arah Kiblat. Oleh sebab itu, kebanyakan orang cukup dengan memperkirakan saja arah
Kiblat tersebut. Dalam hal ini, perlu memahami bagaimana cara mengatasi kesalahan arah
Kiblat yang tidak diketahui tersebut, karena agama Islam bukanlah agama yang sulit dan
memberatkan.

Cara menentukan arah Kiblat bagi Masjid-masjid mengalami perkembangan sesuai


dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakat Islam, pada tahap
permulaan menggunakan cara yang sangat sederhana, kemudian mengalami kemajuan
dengan menggunakan alat-alat untuk mengukurnya, di antaranya adalah Trigonometri,
bayang-bayang matahari, kompas magnet, kompas transparan, kompas kiblat, busur derajat,
Rubu’ mujayyab, tali atau benang, tongkat istiwa’ dan waterpas, lot, sikusiku dan lain-lain.
Dalam Makalah ini penulis akan melakukan penelitian penentuan arah kiblat masjid
Sabilillah Kota Malang dengan menggunakan metode Imam Nawawi dan metode segitiga
bola untuk kepentingan Ujian Tengah Semester Ilmu Falak.

DEKSRIPSI LOKASI/MARKAZ

Letak masjid ini tepat berada di menuju masuk Kota Malang tepatnya di Jalan Ahmad
Yani, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur. Masjid Sabilillah yang berdiri megah
di pertigaan Blimbing ini seakan menyambut warga yang akan memasuki Kota Malang dari
sisi utara.
Bagi sebagian orang mungkin tak tahu bila Masjid Sabilillah ini menjadi saksi
bersejarah bagaimana laskar - laskar islam yakni laskar Sabilillah dibawah panglima KH.
Zainul Arifin dan Hizbullah KH. Masykur, berjuang untuk mengusir penjajah di pertempuran
10 November di Kota Surabaya.
Berdiri di selatan Masjid Jami' Blimbing, Masjid Sabilillah ini sebenarnya mulai ada
keinginan untuk pembangunan sejak tahun 1968. Hal ini lantaran masjid yang lama tak lagi
mampu menampung jama'ah yang terus membeludak.

Masjid Sabilillah terletak di jl. Ahmad Yani No 15 kota Malang


Adapun alasan penulis mengambil lokasi masjid Sabilillah Kota Malang karena masjid ini
merupakan masjid yang dekat dari lokasi penulis.

PRAKTIK PERHITUNGAN 
Metode Imam Nawawi sebagai berikut:

Lintang dan Bujur Ka’bah = 21o 25’ LU dan 39o 50’ BT


Lintang dan Bujur Masjid Sabibillah Malang = 7 o56’30.50” LS dan 112o 38’28.79”
BT
Selisih Bujur Ka’bah dan Masjid Sabibillah Malang = 112 o 38’28.79”- 39o 50’ = 72o
48’28.79”

Langkah Berikutnya :
Data lintang Ka’bah dijadikan satuan centimeter = 21o 25’ menjadi = 21.42 cm
Data lintang Masjid Sabibillah Malang dijadikan cm = 7o 56’30.50” menjadi = 7.94 cm
Data selisih Bujur Ka’bah dan Masjid Sabibillah Malang = 72o 48’28.79” menjadi =

72.80cm

Peta Arah kiblat Masjid Sabilillah Kota Malang Menggunakan Metode Imam Nawawi

21,42 cm
72.80 cm

B T
-7.94 cm

S
1. Metode Segitiga Bola

Rumus segitiga bola: Cotan B = cotan b. Sin a - cos a . cotan c


Sin c

Keterangan :
B atau Q = Arah kiblat suatu tempat
a. = 90o – Lintang tempat
b. = 90o – Lintang makkah
c. = Jarak Bujur, yakni jarak antara bujur tempat dengan bujur ka’bah
Lintang Mekah (φ) = 21o 25’ LU
Bujur Mekah (λ) = 39o 50 BT
Diketahui :
Lintang tempat Masjid Sabililah Malang ( φ Masjid) = 7o56’30.50” LS
Bujur tempat Masjid Sabililah Malang ( λ Masjid) = 112o 38’28.79” BT
Lintang Kabah ( φ Kabah ) = 21o 25’ LU
Bujur Kabah ( λ Kabah ) = 39o 50’ BT
Langkah berikutnya :
a = 90o - φ Masjid Sabilillah = 90o - (-7o 56’30.50”) = 97o 56’30.5”
b= 90o – φ Kabah = 90o - 21o 25’ = 68o 35’
c= λ Masjid – λ Kabah = 112o 38’28.79” – 39o 50’ = 72o 48’28.79”
Rumus : cotan B = cotan b . sin a – cos a . cotan c
sin c
Aplikasi Rumus :
Cotan B = Shift tan ( 1 / tan (68o 35’) x sin (97o 56’) / sin (72o 48’) - cos (97o 56’) x 1 / tan (72o 48’))

= 24o 11’ 54.99” (B-U) diukur dari titik Barat ke Utara


= 90o – 24o 11’ 54.99” = 65o 48’5.01” (U-B) diukur dari titik Utara ke Barat
= 360o - 65o 48’ 5.01” = 294o 11’ 54.99” (U-T-S-B) diukur dari titik utara searah
jarum jam.
Peta Arah Kiblat Masjid Sabibillah Malang Menggunakan Metode Segitiga Bola

o
65 48’ 5.01” (U-B)

24o 11’ 54.99” (B-U)

B T
o
294 11’ 54.99” (U-T-S-B)

S
PRAKTIK PENGUKURAN

Adapun beberapa foto penulis Ketika melakukan pengukuran

Disini penulis sedang melakukan perhitungan sesuai dengan metode Imam Nawawi dan
segitiga bola. Dalam melakukan peraktik lapangan ini penulis sempat mengalami kendala-
kendala saat mengerjakan perhitungan dan alhamdulillah kendala-kendala tersebut dapat
diatasi.
PENUTUP
Penentuan arah kiblat untuk memenuhi tugas ujian tengan semester ini menggunakan
metode Imam Nawawi dan Segitiga Bola yang dimana data-data yang digunakan diperoleh
dari aplikasi google earth.

Adapun hasil perhitungan menggunakan metode Imam Nawawi yaitu :

Data lintang Ka’bah dijadikan satuan centimeter = 21o 25’ menjadi = 21.42 cm

Data lintang Masjid Sabibillah Malang dijadikan cm = 7o 56’30.50” menjadi = 7.94 cm

Data selisih Bujur Ka’bah dan Masjid Sabibillah Malang = 72 o 48’28.79” menjadi =
72.80cm

Hasil dari metode segitiga bola :

= 24o 11’ 54.99” (B-U) diukur dari titik Barat ke Utara

= 90o – 24o 11’ 54.99” = 65o 48’5.01” (U-B) diukur dari titik Utara ke Barat

= 360o - 65o 48’ 5.01” = 294o 11’ 54.99” (U-T-S-B) diukur dari titik utara searah
jarum jam.

Dengan hasil yang sudah ditemukan dapat disimpulkan arah kiblat masjid Sabilillah sesuai.

Dalam hal ini penulis meminta maaf atas segala kekurangan dan penulis harap mendapat
kritikan dari Bapak Dosen. Sekian terimah kasih.

Anda mungkin juga menyukai