Anda di halaman 1dari 8

Laporan Hasil Observasi

Perhitungan Arah Kiblat Masjid Al Jihad

Desa Takerharjo Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan

Mata Kuliah Ilmu Falak


Dosen Pengampu : Ahsin Dinal Mustafa, M.H

Disusun oleh Kelompok 4


18210015 Affizatul Muamalah
18210030 M. Ramdhani
18210140 Awaludin Nur Khoiron
18210152 Lelyana Rozaqul Karim

PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2020
Arah kiblat merupakan acuan seorang muslim dalam melaksanakan ibadah sholat, dimana
hal ini mengarah kepada Ka’bah yang terletak di dalam Masjidil Haram Kota Mekah, akan tetapi
bukan berarti hal ini merupakan sesuatu yang disembah oleh umat islam, karena yang disembah
umat Islam tetap Allah SWT. Karena ketika dalam melaksanakan sholat sendiri, umat islam
diperintahkan untuk menghadap ke kiblat. Jika kita melihat hal tersebut maka sangat penting
dalam islam guna mengetahui arah kiblat yang benar, dalam Indonesia sendiri, arah kiblat secara
umum dipercaya dengan arah barat sedikit miring ke utara (barat laut).

Dalam pembahasan ini akan dilihat dan dihitung secara langsung arah kiblat
menyesuaikan dengan tempat observasi. Menggunakan beberapa aplikasi android yang dimasa
sekarang banyak digunakan kemudian dibandingkan dengan cara manual menggunakan rumus-
rumus yang ada.

Masjid Jami’ Al Jihad yang memiliki luas bangunan 264 m2 ini merupakan masjid yang
terletak di Desa Takerharjo Kec Solokuro Kabupaten Lamongan. Dipilih masjid ini sebagai
tempat observasi dikarenakan lokasi yang dekat dengan rumah dari salah satu anggota kelompok.

Dalam Perhitungan arah kiblat disini kami membandingkan perhitungan kiblat dari
beberapa aplikasi android kemudian dibandingkan dengan hasil perhitungan manual
menggunakan rumus Cosinus dan rumus Sinus.
Aplikasi perhitungan kiblat yang dipakai dalam observasi kali ini adalah sebagai berikut :

1. Qibla (Qibla Direction & Prayer Times),


“Qibla” merupakan aplikasi yang dibuat oleh Khaled habbachi, aplikasi ini sudah
dirilis sejak tanggal 14 November 2016 dan terus dikembangkan hingga sekarang dengan
versi yang terbaru (versi 3.9.4) dengan mencapai 1 juta lebih sudah di unduh oleh
pengguna android. Aplikasi ini bisa di unduh pada link berikut :
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.khalnadj.khaledhabbachi.myqiblah
Aplikasi ini menampilkan fungsi jadwal sholat dan arah kiblat dilengkapi dengan jalur
bulan dan matahari, kekurangan dalam aplikasi ini adalah tidak bisa menunjukkan
koordinat dari pengguna, meskipun begitu kelebihan dari aplikasi ini dari aplikasi lain
yang dibahas disini adalah kita bisa melihat kiblat dari berbagai lokasi, dengan tinggal
memilih tempat yang diinginkan.
Untuk perhitungan menggunakan aplikasi ini didapatkan data sebagai berikut :

Bisa disimpulkan dari tampilan gambar diatas bahwa jika menggunakan aplikasi
Qibla (Qibla Direction & Prayer Times), maka arah kiblat ditemukan pada 294.0 o. hal ini
jika dilihat dalam perbandingan dengan arah kiblat yang terdapat pada Masjid Jami’ Al
Jihad maka bisa dinilai bahwa tidak ada perbedaan arah yang terlihat diantara dalam
aplikasi ataupun arah yang terdapat dalam masjid.
2. Miqat: Prayer Times, Qiblah, and Hilal Visibility
Aplikasi buatan dari Samer Joudi ini telah dirilis sejak tanggal 30 Januari 2015
dan sudah di unduh lebih dari 5 juta pengguna android, aplikasi ini juga terus
dikembangkan hingga sekarang yang telah mencapai versi ke 5.7.250003. jika ingin
mengunduh aplikasi ini bisa melalui link berikut :
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.geospatialtechnology.visualqiblah
Aplikasi ini mempunyai kelebihan dalam menentukan waktu sholat, mencari arah
kiblat dilengkapi dengan perhitungan dari arah utara sebenarnya dan perhitungan jika
melihat dengan kompas, koordinat lokasi pengguna, serta akurasi jarak dari lokasi hingga
ka’bah.
Tampilan data dari aplikasi ini antara lain sebagai berikut :
Dalam Aplikasi “Miqat: Prayer Times, Qiblah, and Hilal Visibility” ditemukan
bahwa arah kiblat terletak pada koordinat 293o 55’ 12”, dengan titik koordinat Lintang 06o
56’ 24” dan Bujur 112o 24’ 36’’. Dalam aplikasi ini terdapat fungsi 3D orientation, akan
tetapi dikarenakan android kami tidak mendukung, jadi tidak bisa untuk mencoba hal
tersebut.

3. Arah Kiblat 100%


Aplikasi ini dibuat oleh Hamba Muslim dan telah dirilis
di PlayStore sejak 11 Nopember 2017, dan sudah di
unduh lebih dari 100.000 pengguna android. Aplikasi ini
bisa diunduh pada laman berikut :
https://play.google.com/store/apps/details?
id=com.hambamuslim.ArahKiblat
Tidak seperti aplikasi yang telah dibahas diatas, aplikasi
ini hanya mempunyai fungsi dalam menentukan arah
kiblat saja. Untuk hasil koordinat yang didapat dari
aplikasi berikut adalah 293o 55’ 12” .
Setelah selesai menggunakan ketiga aplikasi diatas, maka kami mencoba untuk
menghitung arah kiblat dengan rumus manual, dikarenakan pada aplikasi pertama dan
ketiga tidak mencantumkan koordinat lokasi, maka kami menggunakan koordinat yang
terdapat dalam Google Earth dengan tempat yang sama, dan kemudian didapatkan data
sebagai berikut :
Diketahui bahwa
Lintang tempat (φ) = - 6o 56’ 29’’ S.
Bujur tempat (λ) = 112o 24’ 39’’ E.
Lintang Ka’bah = 21o 25’
Bujur Ka’bah = 39o 50’
Menggunakan rumus Cosinus dan rumus Sinus
Ctg.b. Sin a
Ctg B = – Cos a x Ctg c
Sin c

a = 90 – ( -6o 56’ 29” ) = 96o 56’ 29”


b = 90 – ( 210 25’ ) = 68o 35’
c = 390 50’ – ( 112o 24’ 39” ) = 72o 34’ 39”

Ctg 68o 35’ x Sin 96o 56’ 29”


Ctg. B = – Cos 96o 56’ 29” x Ctg. 72o 34’ 39”
Sin 72o 34’ 39”

0,392231316 x 0,992670299
= – 0,120853957 x 0,313812322
0,954122821

= 0,446003298

B = 65o 57’ 46,69”


Azimut dari hal tersebut adalah 360o - 65o 57’ 46,69” = 294o 02’ 13,31”. Jika
dibandingkan dengan aplikasi pertama maka terdapat perbedaan 2’ 13,31” antara hasil
perhitungan aplikasi dengan perhitungan manual. Dan jika dibandingkan dengan hasil yang ada
pada aplikasi ketiga maka terdapat perbedaan 7’ 1,31”.
Karena dalam aplikasi kedua “Miqat: Prayer Times, Qiblah, and Hilal Visibility” terdapat
koordinat tempat yang berbeda dengan yang ada pada Google Earth, maka kami juga mencoba
untuk mengikuti data tersebut dengan kemudian menghitung manual dengan titik koordinat
sebagai berikut:

Lintang tempat (φ) = - 6o 56’ 24’’ S.


Bujur tempat (λ) = 112o 24’ 36’’ E.
Ctg.b. Sin a
Ctg B = – Cos a x Ctg c
Sin c

a = 90 – ( -6o 56’ 24” ) = 96o 56’ 24”


b = 90 – ( 210 25’ ) = 68o 35’
c = 390 50’ – ( 112o 24’ 36” ) = 72o 34’ 36”

Ctg 68o 35’ x Sin 96o 56’ 24”


Ctg. B = – Cos 96o 56’ 24” x Ctg. 72o 34’ 36”
Sin 72o 34’ 36”

0,39223131639315 x 0,992670299
= -(-0,12082988487333) x 0,31382829908025
0,95411846697404

= 0,44600074198576

B = 65o 57’ 47,13”

Dengan begitu Azimut yang didapatkan adalah 360o - 65o 57’ 47,13” = 294o 02’ 12,87”. Jika
berdasar hal tersebut maka terdapat selisih 7’ 0,87” dengan aplikasi “Miqat”.

Bisa disimpulkan bahwa keseluruhan hasil yang didapatkan dalam perhitungan aplikasi
maupun perhitungan manual, ditemukan adanya perbedaan arah kiblat antara satu dengan yang
lain dengan rata-rata dalam radius 2’ sampai 7’. Namun hal ini berbeda ketika digunakan untuk
melihat langsung dalam masjid Jami’ Al Jihad, perbedaan tersebut tidak terlalu terlihat, baik
didalam Masjid yang sedang diobservasi ataupun dengan yang didalam ketiga aplikasi yang
sedang digunakan. Karena memang dalam prakteknya sulit untuk menentukan arah yang sesuai
jika didalam pengitungannya dicantumkan lengkap dengan menit bahkan detik nya juga diikutkan
selain itu faktor kompas yang dinilai kurang stabil dalam penggunaannya, maka perbedaan
diantara semua itu seperti tidak terlihat.

Anda mungkin juga menyukai