Segitiga Bola
Segitiga Bola
Sebelum penulis mengulas lebih jauh terlebih dahulu mari kita mengingat-ingat dahulu
tentang segitiga bola dan aturan-aturannya, karena nanti penulis dalam mengulas
kitab-kitab tersebut berhubungan dengan aturan-aturan
segitiga bola.
Gambar.1
Aturan segitiga bola sembarang
Aturan sinus
Sin a = Sin b = Sin c
Sin A Sin B Sin C
Aturan cosinus
Cos a = cos b . cos c + sin b . sin c . cos A
Cos b = cos a . cos c + sin a . sin c . cos B
Cos c = cos a . cos b + sin a . sin b . cos C
Persamaan-persamaan di atas bisa diubah, diturunkan ke dalam bentuk persamaan-
persamaan yang lain.
Intinya segitiga bola terdiri dari 6 unsur pokok, 3 buah titik sudut yaitu A, B, C dan tiga
buah busur yaitu a, b, dan c . jika diketahui 3 dari 6 unsur tersebut maka dapat dihitung
unsur-unsur yang lainnya.
2
Gambar.2
Aturan segitiga bola siku-siku
Segitiga bola siku-siku terdiri dari 5 unsur pokok, yaitu 2 buah titik sudut yang tidak siku-
siku dan 3 buah busur, dalam gambar di atas unsur-unsurnya A, C, a, b dan c. sedang
titik sudut B tidak diperhitungkan.
Untuk unsur-unsur selain kedua busur siku-siku nilainya diambil dari nilai pelengkap
sudutnya. Sehingga unsur-unsur diatas di atas adalah
1. busur c
2. busur a
3. 90 – sudut C
4. 90 – busur b
5. 90 – sudut A
Urutan berlaku berputar dan bisa diurutkan dari mana saja , asal urut dan tidak
melompat.
Gambar.3
Jika diketahui 2 unsur dari lima unsur tersebut maka bisa dihitung unsur-unsur yang lain,
dengan aturan sebagai berikut
Nilai sinus suatu unsur = hasil kali tange n 2 unsur yang mengapitnya
Nilai sinus suatu unsur = hasil kali cosinus 2 unsur yang be rhadapan dengannya
Contoh :
sin c = tan a x tan (90 – A)
sin (90 – C) = tan a x tan (90 – b). dll
sin c = cos (90 – b) x cos (90 – C)
sin (90 – C) = cos (90 – A) x cos c . dll
Persamaan-persamaan di atas bisa diturunkan ke persamaan yang lain sesuai konteks
kasus perhitungannya
Sekarang kita terapkan dalam perhitungan :
Kita ambil contoh adalah perhitungan bujur Matahari dan Bulan saat terbenam akhir
bulan Dzulqo'dah 1435 H, Rabu 24 September 2014 jam 17 : 48 WIB,
Markaz PASIRASEM INDONESIA 6° 48' 4" LS, 107° 15' 56" BT
dengan hasil pokok sebagai berikut :
Thulusy Syamsi = 181° 17’ 37.8”
Thulul Qomar = 183° 23’ 47.84”
Dalil Khomis =343° 9’ 7.23”
Uqdah = 159° 49’ 2.57”
Gambar.4
Sebaiknya halaman ini maupun halaman lain yang bergambar dicetak sehingga bisa
dilihat saat menyimak penjelasan dalam tulisan ini
4
Mailul Awal lisy syamsi (Deklinasi Matahari ) adalah panjang busur m-M.
) adalah panjang busur
m
Rumus perhitungannya adalah : sin δm = sin Thulusy syamsyi x sin Mailul A'dhom
Dari mana rumus tersebut ?
Dari gambar di atas kita dapatkan sebuah segitiga bola yaitu ϒ-m-M. dengan sudut siku-siku
di titik m. unsur-unsur yang sudah di ketahui adalah :
Besar sudut di titik ϒ (O) = 23 26’ 40”
Busur ϒ- M (thulusy syamsi: λm ) = 181° 17’ 37.8”
Yang dicari adalah busur m - M (Deklinasi Matahari : δm)
Jika kita sendirikan gamabrnya sebagai berikut :
Gambar.5
Sesuai aturan segitiga bola siku-siku di atas jika ada dua unsur dari lima unsur maka
unsur-unsur yang lain dapat dihitung.
Sesuai aturan segitiga bola di atas bisa kita tuliskan sebagai berikut :
Sinus suatu unsur adalah hasil kali cosinus unsur-unsur yang berhadapan dengannya
Suatu unsur yang di cari adalah = sinus δm
Unsur-unsur yang berhadapan dengannya adalah O dan λm
Sehingga :
Sin δm = cos (90 - O)x cos ( 90 - λm ) ……………………………………………(rumus.1)
= sin O x sin λm
= sin (23° 26’ 40”) x sin (181° 17’ 37.8”)
= 0.397859675076278 x -0.0225797461138528
Sin δm = -0.00898357045216232
δm = -0.514727595501125
= 0° 30’ 53.02”
Sin R.Am = cos Thulusy Syamsi / cos Almailul Awal Lisy syamsi
Rumus ini bisa kita telusuri sebagai berikut:
Sete lah kita menghitung deklinasi Matahari, maka unsur-unsur segitiga bola siku-siku
diatas yang diketahui nilainya semakin lengkap yaitu :
O = 23 26’ 40”
λm = 181° 17’ 37.8”
δm= 0° 30’ 53.02”
karena kitab-kitab tersebut aslinya disusun dengan bahasa rubu’ mujayyab maka akan
lebih mudah jika hasil akhir berupa nilai jaib atau sinus, maka persamaan di atas menjadi :
praktik perhitungan
Almatholi’ = R.Am + 90 = 178° 48’ 46.601”+ 90 = 268 48’ 46.601”. Hasilnya sama.
Sekarang kita cek apakah hitungan kita dengan memasukkan ke dalam persamaan
yang lain, misalnya kita cek λm, O dan R.Am
Kita ambil kaidah “Nilai sinus suatu unsur adalah hasil kali tangen 2 unsur yang
mengapitnya”
Suatu unsur yang kita cek adalah O
Unsur-unsur yang mengapitnya adalah λm dan R.Am
maka dapat kita tulis sebagai berikut :
Sin (90 – O) = tan R.Am x tan (90 - λm), dapat diubah menjadi
),
dapat diubah menjadi
m
cos O = tan R.Am / tan λm …………………………………………………………..(rumus.4)
‘Irodlul qomar
Untuk menghitung ‘irodlul qomar maka perhatikanlah segitiga bola siku-siku N-B’-B yang
siku-siku di titik B’ . kelima unsurnya adalah :
N-B = Alhish shotul mua’ddalah / Dalil Khomis : F
N = 5 = kemiringan falak bulan terhadap ekliptika : i
N-B’ =
B’-B = ‘irodlul qomar/latitude of moon
B =
Dalam kasus ini perhitungannya sama dengan perhitungan deklinasi Matahari (δm),
dimana menggunakan kaidah
:
dimana menggunakan kaidah : “Nilai sinus suatu unsur adalah hasil kali cosinus unsur-
unsur yang berhadapan dengannya”
Suatu unsur yang di cari adalah = sinus irodlul qomar (Q1)
b’ =
ϒ- b' =
Kaidah yang dipakai adalah
Kaidah yang dipakai adalah “Nilai sinus suatu unsur = hasil kali tangen 2 unsur yang mengap
Suatu unsur yang dicari = λb
Unsur-unsur yang mengapitnya adalah Q2 dan O
Sehingga :
Sin λb = tan Q2 x tan (90 – O) , kemudian diubah menjadi
sin λb = tan Q2/ tan O, kemudian tan O dipindah ke kiri menjadi
Sin λb x tan O = tan Q2, jika dibalik kanan kirinya menjadi
tan Q2 = sin λb x tan O…………………………………………………………(rumus.7)
= SIN(183° 23’ 47.84”) x tan (23° 26’ 40”)
= -0.0592475238973423 x 0.433659913626321
tan Q2 = -0.0256932760958949
Q2 = -1.47179247394771
Q2 = -2° 31’ 41.547”
B =
b-B = Bu’dul qomar (δb)
b-b’ =
b’ =
b’-B = Alirodlul Mu’addal (Q)
Dari kelima unsur tersebut baru satu unsur yang diketahui , yaitu Al’irodlul Mu’addal.
Sementara yang akan kita hitung adalah Bu’dul qomar (δb). Maka perlu mencari nilai
salah satu unsur supaya bisa dihitung.
b’ =
ϒ-b’ =
10
Dari lima unsur di atas ada tigan unsur yang diketahui nilainya, sudah lebih dari cukup
untuk menghitung nilai unsu-unsur yang lain.
Di atas yang kita perlukan untuk menghitung deklinasi bulan adalah nilai b’.
Kita pakai aturan “Nilai sinus suatu unsur adalah hasil kali cosinus unsur-unsur yang
berhadapan dengannya”
Sinus suatu unsur yang kita c ari adalah sinus (90 – O)
Unsur yang berhadapan dengannya = adalah b’ dan Almailuts Tsani lilqomar (Q2)
kita telah mempunyai rumusan nilai b’ , maka sekarang ke mbali ke segitiga bola
siku-siku B-b-b’ untuk meneruskan perhitungan mencari bu’dul qomar (δb).
Dengan diketahuinya b’, maka dalam segitiga ini telah dua unsur dike tahui yaitu :
B =
b-B = Bu’dul qomar (δb)
b-b’ =
11
Adakah jalan lain yang lebih singkat untuk menghitung bu’dul qomar tersebut?
Sekarang kita perhatikan segitiga KEU – KLU – B . unsur-unsur segitiga ini adalah
KEU – B = 90 – ‘irodlul qomar (Q1)
KL U – B = 90 – bu’dul qomar (δb)
KL U – KEU = kemiringan eklitika/ Almailul a’dhom (O)
B =
KL U =
Irodlul qomar, Almailul a’dhom dan thulul qomar sudah diketahui maka unsur-unsur
yang lain dapat kita hitung. Karena ini bukan segitiga bola siku-siku maka kita tidak
bisa menggunakan kaidah segitiga bola.
Kita memakai aturan cosinus :
Cos a = cos b x cos c + sin b x sin c x cos A
Kita misalkan
A = KEU = 90 - λb
B = B
C = KLU
a = KLU – B = 90 - δb
b = KLU – KEU = O
c = KEU - B = 90 - Q1
kita praktekkan
Sin δb = cos O x sin Q1 + sin O x cos Q1 x sin λb ……………………………..(rumus.10)
Sin δb = cos (156° 33’ 20”) x sin (-2° 33’ 9.061”)
+ sin (156° 33’ 20”) x cos (-2° 33’ 9.061”) x sin(183° 23’ 47.84”)
= 0.917446281232966 x -0.0252606577810614
+ 0.397859675076278 x 0.999680898671405 x -0.0592475238973423
sin δb = -0.0467399752290725
δb = -2.67897934728798
δb = -3° 19’ 15.674”
Hasilnya sama dengan perhitungan di atas, artinya hitungan sudah benar, jika
memakai rumus ini maka kita tidak perlu menghitung almailuts tsani maupun
al’irodlul mu’addal, lebih singkat.
Karena Hb berada antara 270 – 360 maka matholi’nya = hasil perhitungan, maka
Almatholi’ul Falakiyyah lil qomar = -88° 44’ 6.196” = -88° 44’ 6.196”
Menurut hemat penulis, bahwa Alamailul awal lilqomar maupun bu’dul qomar tsani,
keduanya tidak bisa dimasukkan ke dalam gambar, karena falak bulan tidak
berpotongan dengan ekliptika ataupun ekuator sehingga membentuk sudut sebesar
almailul a’dhom sebagaimana ekliptika yang memang berpotongan dengan ekuator
sebesar itu. Kalau bu’dul qomar hanya merupakan sebuah nilai rata-rata.
Menurut hemat penulis, yang perlu disesuaikan bukan pada bu’dul qomarnya namun
pada thulul qomarnya.
Kita perhatikan gambar di atas lagi, supaya tebentuk sebuah segitiga yang kita
perlukan adalah sebuah busur yang menghubungkan titik ϒ dan titik B. (ϒ- B)
misalnya kita sebut saja thulul qomar tsani (L2), sehingga terbentuk sebuah segitiga
siku-siku ϒ- b – B, dengan siku-siku di titik b. lihatlah garis berwarna kuning.
Gambar.7
B-ϒ- b =
(ϒ- b) = R.Ab
(b - B) = δb
b –B- ϒ =
Dari kelima unsur tersebut yang diketahui baru hanyalah bu’dul qomar(δb), kita perlu
data satu unsur lagi untuk melakukan perhitungan, maka sekarang kita cari thulul
qomar tsani, (L2).
thulul qomar tsani, (L) bisa kita hitung dari segitiga bola siku-siku baru yang lain
2
kemudian terbentuk juga yaitu segitiga (ϒ- B’ - B) dengan siku-siku di titik B’. unsur-
unsurnya adalah :
B’-B-ϒ =
(ϒ- B) = thulul qomar tsani (L2)
B-ϒ-B’ =
Sudah ada dua unsur yang diketahui nilainya maka kita dapat menghitung unsur-unsur
yang lain. Kita gunakan kaidah “Nilai sinus suatu unsur adalah hasil kali c osinus unsur-
unsur yang berhadapan dengannya dengannya ”
Suatu unsur yang kita cari = thulul qomar tsani (L2)
Unsur-unsur yang berhadapan dengannya =
Unsur-unsur yang berhadapan dengannya = thulul qomar (λb) dan ‘irodlul qomar (Q1)
) kemudian dapat kita tulis sebagai berikut :
Sin (90 - L2) = cos (λb) x cos(Q1) ………………………………………………..(rumus.14)
Kemudian persamaan yang terakhir kita dapatkan kita masukkan untuk perhitungan
tadi yang tertunda. Kita kembali ke segitiga bola siku-siku ϒ- b – B, dengan
ditemukannya rumusan (L2) maka sudah ada dua unsur yang diketahui yaitu (L2) dan δb
kita tuliskan kembali unsur-unsurnya :
B-ϒ-b =
(ϒ- b) = R.Ab
(b - B) = δb , sudah diketahui
b –B-ϒ =
Kita gunakan kaidah “Nilai sinus suatu unsur adalah hasil kali cosinus unsur-unsur
yang berhadapan dengannya dengannya ”
Suatu unsur yang kita cari = thulul qomar tsani (L2)
Unsur-unsur yang berhadapan dengannya = R.Ab dan δb
Sekarang kita cek apakah hitungan ini sudah tepat ataukah belum.
Kita menghitung salah satu unsur yang lain kemudian untuk menghitung balik unsur
yang sudah diketahui, misalnya kita hitung b –B- ϒ (kita sebut saja : X)
Kita masih bisa menggunakan kaidah “Nilai sinus suatu unsur = hasil kali tangen 2
unsur yang mengapitnya”
Suatu unsur yang kita cari = δb
Unsur-unsur yang berhadapan dengannya = R.Ab dan X
Kemudian dapat kita tulis sebagai berikut :
Sin δb = tan (R.Ab) x tan (90 – X) dapat diubah menjadi :
Sin δb = tan (R.Ab) / tan X dapat diubah menjadi :
Sin δb x tan X = tan (R.Ab)
tan X = tan (R.Ab) / Sin δb ……………………………………………….(rumus.17)
= tan (177° 27’ 31.769”/ sin (-3° 19’ 15.674”)
= -0.0443809783861955 / -0.0467399752290725
tan X = 13,4859183394251884
X = 43.5170218931103
X = 43° 31’ 1.279”
Kemudian kita gunakan untuk menghitung balik , kita hitung ulang R.Ab dengan unsur
X dan (L2)
Kembali kita gunakan kaidah “Nilai sinus suatu unsur adalah hasil kali cosinus unsur-
unsur yang berhadapan dengannya dengannya ”
Suatu unsur yang kita cari = R.Ab
Unsur-unsur yang berhadapan dengannya = (L2) dan X
Sampai di sini hasil yang kita dapatkan sama R.Ab = 2° 32’ 28.231”, baik dengan
menggunakan rumus cosinus maupun rumus sinus , dengan kata lain hitungan sudah
benar dan tepat.
Kita lanjutkan.
Menurut hemat penulis, kalau ditelusuri lagi, permasalahan tidak hanya di sini namun
hal itu berawal sejak dari rumus perhitungan ‘irodlul qomar.
‘irodlul qomar dihitung dari Alhishshotul mu’addalah (dalil khomis/argument of
moon’s latitude, kadang di notasikan dengan simbul F) dan besar sudut inkinasi falak
bulan terhadap ekliptika.
Dalil Khomis tersebut didapatkan dari penjumlahan Thulul Qomar dan ‘Uqdah (node).
Berbeda dengan thulusy syams i maupun thulul qomar, ‘Uqdah dihitung dari titik Haml
ke arah barat, jadi berlawanan dengan thulul qomar maupun thulusy syamsi. Kalau
dalam gambar adalah (ϒ- N). lihat kembali gambarnya. Sehingga Dalil Khomis (F)
adalah (ϒ- B’) + (ϒ- N) = (N-B), bukan (N – B) sebagai mana kita bahas di atas.
Konsekue nsinya rumus ‘irodlul qomar juga harus disesuaikan
, kita urutkan kembali.
Untuk menghitung ‘irodlul qomar maka perhatikanlah segitiga bola siku-siku N-B’-B
yang siku-siku di titik B’ . kelima unsurnya adalah :
N-B =
B =
Bandingkan dengan yang di awal pembahasan
Berbeda dengan yang awal pembahasan karena letak F berubah maka untuk
menghitungnya juga berubah, sekarang kita gunakan kaidah “Nilai sinus suatu unsur =
hasil kali tangen 2 unsur yang me ngapitnya”
Unsur yang diapit adalah F
Unsur yang mengapit adalah ‘irodlul qomar Q1 dan (i)
Maka dapat kita tulis
Sin F = tan Q1 x tan (90 – i) dapat diubah menjadi
Sin F = tan Q1 /tan i dipindah ke kiri
Sin F x tan i = tan Q1
tan Q1 = sin F x tan i
Menghitung R.Ab
cos (R.Ab) = cos λb x cos Q1 / cos δb ………………………………………….(rumus.15)
cos (R.Ab) = cos(183° 23’ 47.84”) x cos(-2° 32’ 50.833”) / cos (-3° 18’ 58.949”)
=-0.998243322498094 x 0.999678662440535 / 0.998903296872091
cos (R.Ab) = -0.999018175783309
(R.Ab) = 177.460840163664
(R.Ab) = 177° 27’ 39.025”
Matholi’ul ghurub
Matholi’ul ghurub adalah sudut waktu bulan atau matahari ditambah almatholiu’
falakiyah, untuk menghitungnya maka perlu menghitung mengetahui besar sudut
waktu saat itu. Disebut matholi’ul ghurub karena yang dimaksud sudut waktu di sini
adalah sudut waktu matahari atau bulan saat terbenam.
Gambar.9
t = sudut yang terbentuk di Kutub = sudut waktu
A = Azimut adalah sudut yang terbentuk di Zenit (Z)
h = ketinggian
δ = deklinasi
φ = lintang tempat
Karena t yang dihitung adalah t saat terbenam maka h adalah ketinggian matahari
atau bulan saat terbenam. Dalam Nurul Anwar, h = -1 13’.
Praktek perhitungan
Untuk sudut waktu matahari (tm)
h = -1° 13’.
φ = -6° 48' 4"
δm = 0° 30’ 53.02”
Qousul Muktsi
Qousul muktsi adalah selisih matholi’ul ghurub lilqomar dan matholi’ul ghurub
lilqomar. Merupakan indikasi lama hilal di atas ufuq atau indikasi tenggang antara
terbenamnya matahri dan bulan.
Jika hasilnya positif maka hilal di atas ufuq j ika negatif hilal di bawah ufuq
Karena hasil perhitungan di atas negatif maka hilal masih di bawah ufuq
Sehingga
R.Am + tb = R.Am + tm ……………………………………...…………………………(rumus.30)
tb = R.Am + tm - R.Ab
= 178° 48’ 46.601” - 177° 27’ 39.025” + 91° 17’ 12.277”
tb = 92° 38’ 19.854”
karena yang dihitung adalah ketinggian bulan maka δ dan t adalah δb dan tb
secara mudah ini bisa dipahami sebagi azimuth matahari saat terbenam
dirumuskan dengan persamaan :
sin Am = sin δm / cos φ
a = 90 – δm
b = 90 – hm
c = 90 – φ
A = Am
Sehingga :
Cos a = cos b x cos c + sin b x sin c x cos A
Cos (90 – δm) = cos (90 – hm ) x cos (90 – φ) + sin (90 – hm ) x sin (90 – φ) x cos A
kemudian hm diisi dengan 0
Cos (90 – δm) = cos (90 – 0 ) x cos (90 – φ) + sin (90 – 0 ) x sin (90 – φ) x cos Am
Cos (90 – δm) = cos (90) x cos (90 – φ) + sin (90) x sin (90 – φ) x cos Am
Sin 90 = 1
Cos 90 = 0
Maka
Cos (90 – δm) = 0 x cos φ + 1 x cos φ x cos Am
Cos (90 – δm) = cos φ x cos Am
Sin δm = cos φ x cos Am
Sin δm / cos φ = cos Am
cos Am = Sin δm / cos φ ………………………………(rumus.32)
Karena kitab-kitab te rsebut menghitung azimut dari titik Barat maka persamaan
tersebut diubah menjadi
Sin Am = Sin δm / cos φ ………………………………(rumus.33)
Perbedaannya adalah jika memakai sinus maka azimut tersebut dihitung dari titik
Barat ke Utara atau selatan sesuai dengan Deklinasinya , jika memakai cosinus maka
dihitung dari titik Utara ke Barat karena sore hari.
Mengapa Nurul Anwar memakai rumus ini padahal di sana menggunakan hm -1° 13’?
tamkin, beberapa jumlah menit antara ketinggian 0° sampai piringan matahari benar-
benar tenggelam beserta koreksi-koreksi yang diperlukan . Bukan dimasukkan sebagai
komponen yang harus dihitung.
Praktek perhitungan
cos Am = Sin δm / cos φ ………………………………(rumus.32)
Cos Am = Sin (0° 30’ 53.02”) /cos (-6° 48' 4")
Cos Am = -0.00898357045216232 / 0.992963211765275
Cos Am = -0.00904723392137707
Am = 90.5183753918418
Cos Am = sin (0° 30’ 53.02”) x sec (-1° 13') x sec (-6° 48' 4") - tg (-1° 13') x tg (-6° 48' 4")
= -0.00898357045216232 x 1.00022550156626 x 1.00708665552897
- ( -0.0212380315349435) x ( -0.119262449012821)
= -0.0115821737398656
Am = 90.6636245106239
Am = 90° 39’ 49.048” dihitung dari titik Utara ke Barat, atau
-0° 39’ 49.048” dihitung dari titik Barat ke Utara.
Sin a = Sin b
Sin A Sin B
Misalkan :
A = Am
B = tm
a = 90 – δm
b = 90 – hm
maka
Sehingga
Sin (90 – δm) x Sin tm = Sin (90 – hm ) x Sin Am
Sin (90 – δm) x Sin tm / Sin (90 – hm ) = Sin Am
Sin Am = Sin (90 – δm) x Sin tm / Sin (90 – hm )
Sin Am = cos (0° 30’ 53.02” x Sin (91° 17’ 12.277”) / cos (-1° 13’)
= 0.99995964691678 x 0.99974783167909 / 0.999774549273231
= 0.99993292437616
Am = 89.336375489376
Am = 89° 20’ 10.952” dihitung dari titik Utara ke Barat, atau
0° 39’ 49.048” dihitung dari titik Barat ke Utara.
Rumus ini sama dengan rumus terakhir yang kita praktekkan, be rasal dari aturan
sinus, Cuma azimut ini dihitung dari titik Barat sehingga memakai cosinus
Praktek perhitungannya
cos Ab = sin tb x cos δb / cos hb ………………………………….…………………………(rumus.36)
cos Ab = Sin (92° 38’ 19.854”) x cos (-3° 18’ 58.949”) / cos (-2° 17’ 57.876”)
Alhamdulillah sampai di sini rumus-rumus pokok dalam perhitungan hilal awal bulan
telah kita bahas, semoga bermanfaat, menambah pemahaman dan kecintaan kita
terhadap ilmu ini.
Akhirnya pepatah bilang tak ada gading yang tak retak, jika ada benarnya semata-
mata bersumber dari yang Maha Benar, ada salahnya karena kelemahan penulis.
Tegur sapa dari pembaca akan sangat berguna bagi penulis.
Selanjutnya penulis mohon doa dari para pembaca semoga para penyusun kitab-kitab
yang kita bahas tadi maupun penulis sendiri semoga senantiasa diberikan kebaikan
baik dunia dan akherat. Semoga kemanfaatan ilmu-ilmu beliau diluberkan kepada
penulis maupun para pembaca yang budiman. Semoga kelak kita dijumpakan beliau-
beliau di surgaNYA kelak. Alfatihah…
contoh perhitungan lain dapat digarap dengan menggunakan HAMSILIA 3.1, silahkan
dapat didownload di :
https://www.facebook.com/download/829047690440946/Hamsilia%203.1.xls
Yogyakarta, 29 Maret 2012 M