Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MATEMATIKA

TRIGONOMETRI

Disusun oleh :
Aprillia Laras Cinthia
Xmia6
No;07
Trigonometri
MEMULAI PEMBELAJARAN TRIGONOMETRI
Di dalam taksonomi belajar menurut Gagne, sudut adalah suatu konsep
dasar. Salah satu cara untuk mendefinisikan pengertian sudut ialah
melalui rotasi sinar garis sebagai berikut :

Siswa diminta melukis sinar garis (misal →AB ) kemudian sinar garis
tersebut diputar berpusat di titik A sampai kedudukan tertentu dan
terjadi sinar garis →AC , sehingga terbentuk sebuah bangun yang
dinamakan sudut. Sudut tersebut dapat dinamai dengan beberapa cara
(Barnett & Schmidt, 2000): a. sesuai nama titik sudutnya: ∠A,b. dengan
angka atau huruf kecil. Untuk gambar di atas ∠α (baca: sudut alpha. “α”
adalah huruf pertama abjad Yunani). Jika yang dituliskan bukan α
melainkan angka 1, nama sudutnya menjadi ∠1, c. dengan tiga huruf dari
titik,titik pada kaki sudut dan titik sudut di antaranya. Sudut di atas
adalah ∠BAC atau ∠CAB. Berangkat dari perputaran garis tersebut
siswa diajak berdiskusi, agar masing,masing mengkonstruksi konsep
sudut pada diri/pikiran siswa masing,masing.

Ukuran Sudut
Ada tiga macam satuan besar sudut, yaitu yang mengacu pada
sistem seksagesimal, sistem radian dan sistem sentisimal
a. Sistem Seksagesimal
Untuk pembelajaran pengukuran sudut ini ditempuh
langkah,langkah berikut:
Sebagai motivasi digunakan Sejarah Matematika, bahwa berdasar
hasil penggalian situs purbakala di lembah Mesopotamia (sekarang
termasuk daerah Irak), ditemukan bahwa ilmu pengetahuan yang dimiliki
bangsa Babilonia pada masa itu sudah tinggi, bahkan dari peninggalan
bangsa Sumeria (kira,kira 3.000 tahun sebelum Masehi) mereka
membagi satu putaran penuh menjadi 360 bagian yang sama. Inilah yang
menurut dugaan para ahli bahwa satu lingkaran penuh dibagi menjadi
360 derajat (selanjutnya ditulis dengan simbol 360°). Selanjutnya 1
derajat dibagi menjadi 60 bagian sama yang setiap bagian disebut “1
menit” dan satu menit dibagi menjadi 60 bagian sama yang dinamakan “1
detik”. Dengan demikian maka 1° = 60′, 1′ = 60′′ sehingga 1° = 3600′′.
Hendaknya tidak dirancukan menit dan detik di sini sebagai ukuran
besar sudut dengan menit dan detik ukuran waktu

b. Sistem Radian
Sebagai motivasi diceri,terakan bahwa untuk pengukuran sudut
elevasi penembakan meriam dalam kemiliteran zaman dulu digunakan
ukuran sudut yang bukan ukuran derajat, namun ukuran lain yang lazim
kita kenal dengan ukuran radian.

Dalam sistem radian yang dimaksud besar sudut satu radian adalah
besar sudut pusat dari suatu lingkaran yang panjang busur dihadapan
sudut tersebut adalah sama dengan jari,jari lingkaran tersebut. Pada
gambar di atas, besar sudut POQ = radianpanjang busur rPQ =rrradian
= 1 radian. Dengan teknik bertanya untuk meningkatkan derajat
keaktifan pembelajaran, maka dibahas hubungan antara sudut dalam
seksagesimal dan radian. Untuk diingat bahwa dapat ditemukannya
hubungan tersebut berdasar pada teorema kesebandingan antara besar
sudut dan panjang busur serta luas juring dalam sebuah lingkaran.
c. Satuan Besar Sudut Sistem Sentisima
Mendefinisikan Sinus, Kosinus dan Tangen
a. Untuk nantinya memahami bahwa fungsi sinus, kosinus dan
tangen adalah fungsi sudut dan bukan fungsi segitiga siku,siku maka
pengertian sinus, kosinus dan tangen dapat dimulai dengan kegiatan
sebagai berikut
1) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok
ditugasi menggambar sebuah sudut yang sama, namakanlah ∠α, atau
∠βatau lainnya sesuai nomor kelompok, dengan besar sudut
kelompok satu dan lainnya tidak perlu sama tetapi satu kelompok
sudutnya sama (Jika tidak tersedia jangka atau busur derajat
sebelumnya guru menyiapkan gambar sudutnya dengan ketentuan di
atas).
2) Setiap anggota kelompok melakukan kegiatan berikut:
a) memilih sebuah titik pada salah satu kaki sudut
b) memproyeksikan titik tersebut ke kaki sudut yang kedua.
c) mengukur panjang ruas garis dari sisi,sisi segitiga yang terbentuk.
d) menentukan nilai hasil perbandingan panjang pasangan,pasangan sisi
segitiga siku,siku, yaitu antara sisi siku,siku dan sisi terpanjang
(hipotenusa) serta antara sisi siku,siku di depan dengan pada kaki sudut.
e) melakukan kegiatan a) – d) untuk 2 atau 3 titik lainnya, dan
titik pilihan dapat dilakukan pada kaki yang berbeda dari
pilihan pertama. Diharapkan bahwa nilai perbandingan sisi,sisi seletak
sama.
3) Dilakukan diskusi kelompok untuk memperoleh kesimpulan dari
nilai perbandingan yang diperoleh terkait sudut yang sama.
4) Dilakukan diskusi antar kelompok untuk memperoleh kesimpulan dari
nilai perbandingan yang diperoleh terkait sudut yang berbeda.
b. Berdasar hasil diskusi di atas dengan tanya jawab
didiskusikan pengertian,pengertian perbandingan trigonometri: sinus,
kosinus dan tangen suatu sudut dalam bentuk yang disederhanakan,
yaitu sudut dalam segitiga siku,siku berikut ini (dengan menekankan
bahwa seberapa pun ukuran panjang sisi segitiga, asal sudut lancipnya
tertentu nilai perbandingannya sama).

Terhadap sudut α, sisi BC disebut sisi siku,siku di hadapan sudut


α, (dengan BC = a) sisi AB disebut sisi siku,siku kaki sudut α (AB =
c), sedang sisi AC disebut hipotenusa (AC = b).

Nilai perbandingan trigonometri dari sudut α didefinisikan


sebagai berikut :
Prinsip atau konsep dasar trigonometri terlatak pada tiga objek, yaitu
sudut, lingkaran, dan segitiga siku-siku. Perhatikan gambar berikut

Gambar diatas adalah gambar juring lingkaran atau bagian lingkaran,


pada juring terdapat sudut, sudut tersebut didefinisikan sebagai.

∠POQ = ∠QOP = ∠α
Perhatikan gambar segitiga siku siku berikut ini.
Pada materi trigonometri terdapat beberapa rumus dasar trigonomerti,
yaitu

sin A = a / c
cos A = b / c
tan A = sin A / cos A = a / b
Pada gambar tersebut sangat jelas menggambarkan hubungan antara
Segitiga dan Lingkaran pada trigonometri.

Perbandingan Trigonometri Pada Segitiga Siku-Siku

Supaya lebih praktis, definisi perbandingan trigonometri untuk sudut θ


dalam lingkaran satuan dapat diringkas menjadi perbandingan dalam
sebuah segitiga siku-siku. Definisi seperti inilah yang sering diajarkan
di sekolah.

Berdasarkan perbandingan trigonometri untuk lingkaran satuan yang


telah dibahas sebelumnya,

Sekarang kita akan menerjemahkannya sebagai perbandingan dalam


sebuah segitiga siku-siku OMN.
Sinus

Pertama, dari lingkaran satuan tersebut, bisa diambil segitiga OAP.


Segitiga ini sebangun dengan segitiga OMN, karena memiliki setidaknya
2 sudut yang sama besar: θ dan sudut siku-siku.
Karena mereka sebangun, maka berlaku PA : OP = NM : ON.

Maka jadilah definisi sinus pada segitiga siku-siku:

Tangen

Berikutnya, dari lingkaran satuan tersebut juga bisa diambil segitiga


OPB.
Segitiga ini sebangun dengan segitiga OMN juga.

Karena sebangun, maka BP : OP = NM : OM.

Sehingga jadilah definisi tangen pada segitiga siku-siku.

PERBANDINGAN TRIGONOMETRI DI BERBAGAI KUADRAN


Selain sudut-sudut istimewa, menentukan nilai perbandingan
trigonometri dapat dilakukan dengan menggunakan daftar, table
trigonometri, atau kalkulator. Tabel trigonometri hanya memuat sudut-
sudut di kuadran I dan selebihnya tidak. Untuk menentukan nilai
perbandingan trigonometri dengan sudut lebih dari 90° dapat dilakukan
dengan menempatkan sudut tersebut ke kuadran.

Sumbu-sumbu pada koordinat membagi bidang koordinat menjadi empat


daerah yang disebut kuadran. Dengan begitu, besar sudut α dapat
dikelompokkan menjadi 4 daerah seperti yang terlihat pada gambar
berikut

1. Sudut dalam kuadran I terletak antara 0o dan 90o (0° < x < 90°),
semua bernilai positif
2. Sudut dalam kuadran II terletak antara 90o dan 180o (90° < x <
180°), hanya nilai sinus yang positif (cosinus dan tangent bernilai
negatif)
3. Sudut dalam kuadran III terletak antara 180o dan 270o (180° < x
< 270°), hanya nilai tangen yang positif (cosinus dan sinus bernilai
negatif)
4. Sudut dalam kuadran IV terletak antara 270o dan 360o (270° < x
< 360°), hanya nilai cosinus yang positif (sinus dan tangent bernilai
negatif)
Untuk memudahkan mengingatnya kita dapat menggunakan kalimat
semua sindikat tangannya kosong maksudnya adalah semua, sinus,
tangent dan cosinus

Dari pengelompokan kuadran di atas, berlaku rumus-rumus untuk sudut-


sudut yang berelasi berikut ini.

a) Kuadran I

sin (90 - α)o = cos α o

cos (90 - α)o = sin α o

tan (90 - α)o = cot α o

b) Kuadran II

sin (180 - α)o = sin α o

cos (180 - α)o = -cos α o

tan (180 - α)o = -tan α o

c) Kuadran III
sin (180 + α)o = -sin α o

cos (180 + α)o = -cos α o

tan (180 + α)o = tan α o

d) Kuadran IV

sin (360 - α)o = -sin α o

cos (360 - α)o = cos α o

tan (360 - α)o = -tan α o

e) Sudut Negatif

sin (- α)o = -sin α o

cos (- α)o = cos α o

tan (- α)o = -tan α o

f) Perioditas Trigonometri

sin (n.360 + α)o = sin α o

cos (n.360 + α)o = cos α o

tan (n.360 + α)o = tan α o

Mungkin rumus-rumus di atas jika dihafal terlalu banyak. Untuk itu,


saya sarankan untuk menggunakan rumus point b, c, dan d saja serta f
karena jika diperhatikan rumus-rumus point b,c, dan d tersebut tidak
mengubah fungsi trigonometrinya (sin (180 - α)o = sin α o perhatikan
yang diwarnai). Yang perlu diperhatikan adalah penambahan tandanya
(tanda negatif). Untuk lebih jelasnya perhatikanlah contoh berikut.

Contoh

Tentukanlah nilai perbandingan trigonometri berikut ini:

1. Sin 210o
2. Cos 120o
3. Tan 225o
4. Cos 300o

Penyelesaian.

1. Sin 210o

Sudut 210o terletak pada kuadran III (sin bernilai negatif), sehingga

Sin 210o = sin (180 + 30)o = -sin 30o = - ½

2. Cos 120o

Sudut 120o terletak pada kuadran II (cos bernilai negatif), sehingga

Cos 120o = cos (180 – 60)o = -cos 60o = -½

3.Tan 225o

Sudut 225o terletak pada kuadran III (tan bernilai positif), sehingga

Tan 225o = tan (180 + 45)o = tan 45 = 1


4. Cos 300o

Sudut 300o terletak pada kuadran IV (cos bernilai positif), sehingga

Cos 300o = cos (360 – 60)o = cos 60o = ½

Dari contoh di atas terlihat bahwa dengan menggunakan patokan sudut


180o dan 360o kita sudah dapat menentukan nilai perbandingan
trigonometri dengan mudah. Karena tidak perlu mengubah fungsi
trigonometrinya. Kita hanya perlu mengetahui terletak di kuadran mana
sudut tersebut dengan demikian kita dapat menentukan apakah nilai
perbandingannya positif atau negatif.

PERBANDINGAN TRIGONOMETRI SUDUT-SUDUT ISTIMEWA

Sudut istimewa adalah sudut dengan nilai perbandingan trigonometri


yang dapat ditentukan nilainya tanpa menggunakan kalkulator. Sudut-
sudut istimewa antara lain: 0°, 30°, 45°, 60°, 90°, dan seterusnya.
Berikut ini merupakan nilai perbandingan trigonometri sudut-sudut
istimewa tersebut.
Untuk lebih mudah dalam mengingatnya, kita dapat menggunakan jari
tangan dalam menghafalkan nilai perbandingan trigonometri sudut-sudut
istimewa tersebut. Perhatikanlah gambar berikut ini.

menentukan nilai perbandingan trigonometri sinus sudut-sudut istimewa


dengan menggunakan kaidah tangan kiri

menentukan nilai perbandingan trigonometri cosinus sudut-sudut


istimewa dengan menggunakan kaidah tangan kiri
sedangkan, untuk mencari nilai perbandingan trigonometri tangen sudut-
sudut istimewa kita mencarinya dengan membagi nilai sinus dengan
cosinus dari sudut yang kita cari nilai tangennya.

Contoh

GRAFIK FUNGSI TRIGONOMETRI Fungsi Trigonometri yang


sederhana dapat digambarkan langsung

grafiknya dengan jalan mensubtitusikan harga-harga x dan y kemudian


buat gambar. Fungsi trigometri yang tidak sederhana, tidak dapat
digambarkan langsung grafiknya. Untuk menggambarkan grafik fungsi
ini ada beberapa syarat yang perlu dan cukup yaitu :

1. Sederhanakan fungsi itu;

2. Tentukan harga ekstrim

3. Tentukan titik potong kedua sumbu

4. Tentukan titik lainnya Kemudian digambarkan selengkapnya


1. Periode fungsi untuk sin/cos/sec/csc = 2π/k → artinya: grafik
akan berulang setiap kelipatan 2π/k
Periode fungsi untuk tan/cot = π/k → artinya: grafik akan berulang
setiap kelipatan π/k
2. Nilai maksimum = c + |A|, nilai minimum = c – |A|
3. Amplitudo = ½ (ymax – ymin)
4. Cara menggambar:
1. Gambar grafik fungsi dasarnya seperti pada gambar di atas
2. Hitung periode fungsi, dan gambarkan grafik sesuai dengan
periode fungsinya
3. Jika A ≠ 1, kalikan semua nilai y pada grafik fungsi dasar
dengan A
4. Untuk kx + b → grafik digeser ke kiri sejauh b/k
Untuk kx – b → grafik digeser ke kanan sejauh b/k
5. Untuk + c → grafik digeser ke atas sejauh c
Untuk – c → grafik digeser ke bawah sejauh c
Contoh: y = 2 sin (3x + 90)° + 3
→ periode fungsi = 2p/3 = 120°
Langkah-Langkah:
Grafik fungsi y = sin x

Karena periode fungsinya 2π/3, maka dalam selang 0 hingga 2π, terjadi
3 gelombang sinus → y = sin 3x
Ampitudo dikali 2 → y = 2 sin 3x

Grafik digeser ke kiri sejauh 90°/3 = 30° = π/6 → y = 2 sin (3x + 90)°

Grafik digeser ke atas sejauh 3 satuan → y = 2 sin (3x + 90)° + 3


sekian dan
terimakasih!:)

Anda mungkin juga menyukai