Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RESPONSI MENGHITUNG ARAH KIBLAT DENGAN METODE SEGITUGA BOLA DAN METODE PUISSANT

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS RESPONSI GEODESI GEOMETRI Oleh : Abdi Pistari Manullang 15112081

JURUSAN TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2013

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Makalah ini dibuat sebagai pemenuhan Tugas Responsi Geodesi Geometri dengan judul Menghitung Arah Kiblat Dengan Menggunakan Metode Segitiga Bola dan Metode Puissant serta bantuan software MATLAB Sebagaimana kita ketahui bahwa arah kiblat adalah hal yang sangat penting bagi umat islam mengingat kewajiban umat islam adalah untuk sholat 5 waktu yaitu Subuh, Dzhur, Asyar, Magrib, dan Isya. Sehingga agar arah sholat yang menghadap Kabah selalu sama dari setiap masjid seluruh dunia sehingga dibuatlah suatu metode untuk mencarinya seperti Metode Segitiga Bola dan Metode Puissant. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam menyusun makalah ini 1. Orang tua yang telah mendukung secara moral dan materiil 2. Teman yang telah bersedia saling bertukar informasi mengenai materi terkait makalah ini 3. Pembimbing yang telah memberikan tugas ini sehingga saya lebih banyak mencari informasi mengenai makalah ini 4. Media yang menjadi referensi dalam pembuatan makalah ini Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak hambatan dan masih ditemuinya kekurangan. Penulis meminta kritik dan saran dalam penyempurnaan makalah ini sehingga penulis dapat memperbaiki apabila penulisan makalah selanjutnya.

Penulis

Abdi Pistari M 15112081

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Arah Kabah adalah hal yang paling penting dalam umat islam karena hal ini yang menentukan arah sholat 5 waktu sebagai kewajiban umat islam sehingga penentuan arah yang lebih presisi sangat penting 1.1.2 Rumusan Masalah Bagaimana menentukan arah kiblat dengan hanya dua koordinat yang diketahui, salah satu koordinatnya adalah koordinat Kabah? 1.2 Tujuan Penelitian Dapat menentukan arah kiblat dengan lebih presisi dengan bantuan software MATLAB 1.3 Ruang Lingkup Kajian Dalam makalah ini ada beberapa ruang lingkup kajian : 1. Menentukan koordinat dengan Metode Segitiga Bola 2. Menentukan koordinat dengan Metode Puissant 3. Metode yang lebih akurat dalam menentukan arah Kabah 4. Akibat bila terjadi pelencengan arah kiblat 1o atau 1 atau 1

BAB II DASAR TEORI


2.1 Metode Segitiga Bola Segitiga adalah suatu bidang yang dibentuk oleh tiga garis yang saling berpotongan. Dalam setiap segitiga terdapat tiga sudut yang terbentuk oleh potongan dua garis. Terdapat dua bentuk segitiga, yaitu segitiga datar dan segitiga bola. Segitiga datar dibentuk oleh tiga garis datar baik beraturan (sama kaki, sama sisi, atau segitiga cartesius) ataupun tidak beraturan. Nilai busur ketiga sudut segitiga datar bila dijumlahkan akan menghasilkan 180. Adapun segitiga bola dibentuk oleh tiga lingkaran besar yang saling berpotongan. Garis yang membentuk segitiga bola dengan demikian adalah garis lengkung yang menjadi bagian dari sisi lingkaran. Bila di atas sebuah permukaan bola dibuat tiga garis lingkaran yang saling berpotongan, maka di atas permukaan bola tersebut akan terlukis segitiga bola. Berbeda dengan segitiga datar, jumlah sudut segitiga bola bila dijumlahkan tidak mesti 180. Lingkaran yang dapat di lukis di atas permukaan bola bisa berupa lingkaran kecil dan lingkaran besar. Lingkaran kecil adalah lingkaran yang mengelilingi sebagian bola yang titik pusatnya sembarangan. Sementara lingkaran besar adalah lingkaran pada permukaan bola yang titik pusatnya sama dengan titik pusat bola. Segitiga yang dipakai sebagai basis teori dalam pengukuran arah Kiblat adalah segitiga besar. Garis yang membentang antara sutau titik yang menjadi tempat shalat di muka bumi jika dibentangkan antara titik tersebut dan Kabah niscaya akan membentuk garis lingkaran besar. Bila dari titik tersebut ditarik garis arah barat-timur maka akan terlukis pula garis lingkaran besar yang memotong garis lingkaran besar Kiblat tersebut di titik tempat shalat tadi. Kedua garis tersebut membentuk sebuah sudut yang diberi nama sudut Kiblat. Itulah relevansi sudut segitiga bola dengan arah Kiblat.

2.2 Metode Puissant Metode konvernsi koordinat geodetik dengan pendekatan ellipsoid diperkenalkan oleh Puissant pada abad ke-18. Metode ini dikhususkan untuk metode pengukuran jarak geodetic menengah. Jarak maksimal dari metode puissant adalah 100 km. Bila pengukuran koordinat geodetik dengan jarak geodetic lebih dari 100 km maka akan terjadi error yang tidak bisa dihindari. Puissant juga menekankan bahwa dalam pengukuran koordinat geodetic diperlukan pendekatan bentuk bumi yang sebenarnya, yaitu ellipsoid. Bentuk ellipsoid dipilih karena dalam ellipsoid memperhitungkan penggepengan kutub-kutubnya, sehingga didapat koordinat yang mendekati nilai sebenarnya.

BAB III Pengolahan Data


3.1 Metode Segitiga Bola

Dalam menentukanAzimut Masjid Salman keKabah, perlu menghitung panjang meridian Masjid Salman dan panjang meridian Kabah Panjang meridian Masjid Salmanadalah

Panjang meridian Kabahadalah

Lalu, kita tentukan perbedaan bujur di kutub utara adalah

Selanjutnya, kita tentukan panjang geodetic Masjid Salman ke Kabah dengan aturan cosinus untuk segitiga bola

Kemudian, kita hitung sudut dalam koordinat Masjid Salman denganaturan sinus

MakaAzimut Masjid Salman keKabahadalah

Script :
function [besararah] = azimuthkiblat_segitigabola(l_salman,b_salman,l_kabah,b_kabah) db = b_kabah-b_salman; jaraklengkung = acosd(sind(l_salman)*sind(l_kabah)+cosd(l_salman)*... cosd(l_kabah)*cosd(db)); cosA = (sind(l_kabah)-sind(l_salman)*cosd(jaraklengkung))/... (cosd(l_salman)*sind(jaraklengkung)); sinA = sind(db)*cosd(l_kabah)/sind(jaraklengkung); besararah = atand(sinA/cosA); end

3.1 Metode Puissant

Dalam metode puissant, hal yang perlu kita hitungan dalam menentukan eksentrisitas bumi, dengan terlebih dahulu menentukan radius vertical ellipsoid dengan referensi ellipsoid EGS-84, yaitu ( Lalu, kita tentukan eksentrisitas ellipsoid )

Menentukan radius irisan normal di koordinat Masjid Salman

Kemudian menentukan sudutdalam Masjid Salman denganmetode puissant ( ( ) )

MakaAzimut Masjid Salman keKabah

Gambar 2. Ilustrasi perhitungan arah kiblat degan menggunakan metode puissant

Script :
function [besararah] = azimuthkiblat_puissant( l_salman,b_salman,l_kabah,b_kabah ) a=6378137; b=6356752; e2 = ((a^2) - (b^2)) / (a^2); N2 = a / sqrt(1 - (e2 * ((sind(l_kabah))^2))); M1 = a * (1 - e2) / (1 - (e2 * ((sind(l_salman))^2)))^1.5; besararah = atand((1 - (3 * e2 * sind(2 * l_salman))/(4 * (e2 * ... ((sind(l_salman))^2)))) * cosd(l_kabah)*(N2*(b_kabah-b_salman))/... (M1*(l_kabah-l_salman))); end

3.3 Analisis Dalam pengolahan data diatas didapat bahwa dalam menentukan arah kiblat, metode yang lebih mendekati nilai referensi adalah Metode Segitiga Bola. Metode Segitiga Bola tidak menggunakan pendekatan ellipsoid dalam penentuan azimut Kabah atau arah kiblat. Bila terjadi pelencengan arah Kiblat sebesar 1o atau 1 atau 1 maka jarak Masjid Salman ke Kiblat akan berubah. Perubahan 1
o

menyebabkan jarak berubah 111 km, sedangkan perubahan 1 adalah 30 m. Dari penyimpangan yang terjadi hanya 1o saja atau 1 saja akan menyebabkan perubahan yang sangat jauh sehingga dalam penentuan arah kiblat agar sesuai kea rah Kabah maka di perlukan perhitungan yang sangat akurat. Namun dalam hal ini keakuratan Metode Segitiga Bola masih kurang baik. Hal ini dikarenakan dalam Metode Segitiga Bola, bumi didekati dalam bentuk bola sempurna yang mengabaikan penggepengan di kutub-kutubnya.

BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN Sebagaimana kita ketahui bahwa Azimut dari Salman ke Kabah dengan menggunakan metode segitiga bola sebesar 295,1638 O dan Azimut dari Salman ke Kabah dengan metode Puissant sebesar 293,9936O sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa besar arah kiblat yang didapat dari referensi yaitu sebesar 295,16 ON dan dari hasil perhitungan didapatkan bahwa penentuan menggunakan metode segitiga bola lebih mendekati referensi, dibandingkan dengan penentuan menggunakan metode Puissant. Namun, tidak ada metode yang akurat dalam mementukan arah Kiblat berdasarkan referensi yang didapat. Hal ini dikarenakan besarnya pelencengan masih sedikit diluar batas toleransi, yaitu 0,0001. Untuk kedua metode, pelencengan arah kiblat dari Metode segitiga bola adalah hampir 8 sedangkan untuk Metode Puissant adalah hampir 9. Oleh karena itu, tidak ada metode yang akurat dalam penentuan arah kiblat.

4.2 SARAN Penulis menyarankan untuk menentukan arah kiblat lebih digunakan metode segitiga bola daripada metode Puissant karena dengan metode segitiga bola lebih mendekati besarnya sudut referensi.

LAMPIRAN
Metode Segitiga Bola

Metode Puissant

Anda mungkin juga menyukai