Anda di halaman 1dari 93

ASTRONOMI POSISI

Endang Soegiartini
Program Studi Astronomi
FMIPA – ITB
2015
Sistem Koordinat
Astronomi Posisi - Endang Soegiartini

• Benda-benda langit dilihat dari Bumi seolah melekat pada


sebuah setengah bola raksasa, yaitu bola langit pada
jarak yang tak tebatas.
• Pengamat di Bumi melihat bahwa semua benda langit
bergerak mengelilingi Bumi.
• Posisi sebuah benda langit dinyatakan dengan arah, bukan
dengan jarak, karena itu diperlukan suatu tata koordinat
yang merupakan koordinat 2 dimensi pada permukaan bola
• Geometri bola dipakai sebagai permukaan bola, yaitu
sebuah geometri yang menyerupai geometri bidang datar,
tetapi dengan aturan dan hubungan yang berbeda.
Geometri bidang datar dan geometri bola

Bidang Datar Bidang Bola

• Bila 2 garis tegak lurus • Bila 2 garis tegak lurus garis


garis ke 3, maka ke-2 ke 3, maka ke 2 garis tersebut
garis tersebut sejajar ; belum tentu sejajar
• Bila 2 garis tak sejajar, • Bila 2 garis tak sejajar, maka
maka ke-2 garis itu akan ke-2 garis itu belum tentu
memotong di satu titik. memotong di satu titik
Geometri bola
• 
• Geometri bola dibentuk oleh: lingkaran besar,
lingkaran kecil, dan sudut-sudut bola.
• Lingkaran besar: lingkaran pada permukaan
bola yang pusatnya berimpit dengan pusat
bola, dan membagi bola menjadi 2 bagian sama
besar.
• Lingkaran kecil: lingkaran pada permukaan
bola , tetapi pusatnya tidak berimpit dengan
pusat bola.
• Kutub: titik potong garis tengah yang tegak
lurus bidang lingkaran besar dengan bola
tersebut
• Sudut bola: sudut yang dibentuk oleh
perpotongan 2 lingkaran besar.
Segitiga bola dan
sudut bola
• Segitiga bola: perpotongan 3 buah lingkaran
besar, satu dengan yang lain dan
membentuk suatu bagian dengan 3 sudut,
dan mengikuti aturan sebagai berikut:
• Jumlah 2 sudut bola selalu lebih besar dari
sudut ke-3
• Jumlah ketiga sudutnya selalu lebih besar
dari 180
• Tiap sudut besarnya selalu kurang dari 180
• PBC merupakan segitiga bola, tapi PFG
bukan segitiga bola. Segitiga bola PBC
merupakan segitiga bola khusus karena
PBC dan PCB merupakan siku-siku.
• Sisi-sisi sebuah segitiga bola dinyatakan
dengan satuan sudut.
 
Panjang Busur lingkaran besar
• Andaikan jejari bola adalah dan pusat di O, maka ,
dengan adalah bentangan sudut busur . Jika jejari
lingkaran merupakan tetapan, maka . Panjang
sisi dinyatakan dalam radian atau derajat, sama
dengan sudut pusat yang dibentang oleh sisi itu.

Panjang Busur lingkaran kecil


• . Lihat bahwa . Bidang, sehingga sudut Karenamasing-masing sejajar
dengan , maka:
dan , maka dan
dan adalah sudut pusat yang dibentang oleh busur lingkaran besar BF,
maka diperoleh: dan
Segitiga bola ABC
• Sisi-sisi AB, BC, dan
CA masing-masing
panjangnya c, a, dan b
• Sudut- sudut CAB,
ABC, dan BCA
adalah A, B, dan C
Sifat segitiga bola
•• Sudut
  A, B, dan C adalah sudut bola;
dan a, b, dan c adalah sisi-sisi
segitiga bola ABC:

• Ekses sudut bola, yaitu selisih


antara jumlah sudut-sudut dan
sebuah segitiga bola dengan
radians adalah:
 (rad.)
Formula segitiga bola
 
• Formula cosinus

• Formula sinus

• Formula analog untuk cosinus
• Formula empat bagian
• Formula lain dalam segitiga
bola
 
Catatan: hati-hati dengan nilai besaran sudut:
maka akan memberikan nilai atau  cek dengan sifat-sifat
segitiga bola
Formula Trigonometri untuk sudut kecil
•Bila
  sudut amat kecil, maka:
radian

1 radian
Jadi: dan

Kadang-kadang derajat dinyatakan dengan waktu: jam, menit, dan


detik. Hubungan antara waktu dan derajat memenui:
1 
Sehingga , dan
Jika H adalah sudut kecil, maka:
Langit
• Gerak harian dan gerak tahunan benda langit disebabkan oleh
rotasi Bumi pada sumbu rotasinya dan gerak Bumi mengorbit
Matahari, tetapi sebagai pengamat, maka kita anggap Bumi diam
dan langit yang bergerak.
• Kutub langit dan ekuator langit merupakan proyeksi imajiner
sumbu kutub dan ekuator Bumi ke bidang langit
• Jika kita berada di kutub utara (atau selatan), maka kutub utara
(atau selatan) langit ada di atas kepala kita (disebut sebagai zenit)
dan kutub selatan berada tepat di bawah kita (atau sebagai nadir)
• Ekuator langit akan berpotongan dengan horison pengamat,
sehingga pengamt hanya bisa melihat sebuah setengah bola.
• Jika pengamat di ekuator, ekuator langit akan melewati titik timur
dan barat horison dan zenit, dan kutub langit akan berada di titik
utara dan selatan horison.
• Meridian langit adalah lingkaran
besar yang melewati kutub-kutub
dan zenit dan nadir
• Titik kardinal adalah titik potong
ekuator langit dengan horison (T-
B) dan oleh perpotongan meridian
dengan horison (U-S)
• Kemiringan kutub: sudut antara
sumbu kutub dengan horison,
dikenal juga sebagai lintang
pengamat
TATA KOORDINAT ASTRONOMI
Tata Koordinat Astronomi
Komponen-komponen dasar pada Tata Koordinat Astronomi:
• Lingkaran Dasar Utama: yang membagi bola menjadi 2
belahan, kutub utara dan kutub selatan
• Kutub-kutub: pada diameter bola yang tegak lurus lingkaran
dasar utama
• Lingkaran Dasar ke-2: lingkaran besar yang melalui kutub-
kutub lingkaran dasar utama, tegak lurus lingkaran dasar utama
• Titik asal: titik acuan pengukuran besaran koordinat I
• Koordinat I: dihitung dari titik asal sepanjang lingkaran dasar
utama. Koordinat II: dihitung dari lingkaran dasar utama ke
arah kutub
Tata Koordinat Bumi
Anggap Bumi berbentuk bulat sempurna dan berputar pada poros
yang menghubungkan Kutub Utara (North Pole = N) dan Kutub
Selatan (South Pole = S). Lingkaran besar yang tegak lurus garis
hubung N-S disebut ekuator Bumi. Setiap setengah lingkaran besar
yang melalui N dan S disebut meridian. Meridian yang melalui
Greenwich Observatory disepakati sebagai meridian baku.
Untuk menentukan letak tempat di Bumi, digunakan dua besaran,
yaitu bujur dan lintang.
Bujur adalah sudut antara meridian baku dengan meridian yang
melalui tempat yang akan ditentukan.
Lintang adalah sudut antara jari-jari ke titik yang akan ditentukan
letaknya dengan bidang ekuator.
Astronomi Posisi - Endang Soegiartini

Setiap lingkaran besar memiliki 2 buah kutub, yaitu:


1. titik yang berjarak 90° dari lingkaran dasar utama, di
permukaan bola.
2. titik potong garis tengah yang tegak lurus bidang lingkaran
besar dengan bola.
Panjang lingkaran besar di permukaan bola dinyatakan dalam
sudut (derajat), bukan dalam satuan panjang (km, miles, dan
lain-lain).
Lingkaran besar adalah geodesik atau jarak terdekat antara 2 titik
di permukaan bola, analog dengan jarak lurus pada bidang datar.
Tata Koordinat Bumi
•  Lingkaran Dasar Utama: lingkaran Ekuator
• Kutub-kutub: Kutub Utara (KU) dan Kutub Selatan (KS)
• Lingkaran Dasar ke-2: lingkaran besar yang melalui meridian
pengamat
• Titik asal: titik potong ekuator dengan meridian Greenwich
• Koordinat I: bujur,  atau , dihitung dari meridian Greenwich ke
meridian pengamat:
atau ke timur dan ke barat
• Koordinat II: lintang , dihitung:
ke arah KU, dan
ke arah KS
• Tinggi kutub
Contoh soal:
•1.  Dua buah kapal dan berangkat pada waktu yang
bersamaan. Kapal berlayar di sepanjang garis lintang
dan kapal di sepanjang garis lintang dengan bujur ke
dua kapal adalah sama. Jika kelajuan kapal adalah
knot, hitunglah kelajuan kapal agar ke dua kapal
tersebut tiba di tempat asal berangkat pada waktu yang
bersamaan!
Tata koordinat horison
Merupakan sistem koordinat astronomi yang pertama kita
jumpai bila mengamat langit.
Karena pandangan kita dibatasi oleh horison, maka kita
hanya melihat setengah bola langit.
Tata koordinat horison
•   Lingkaran Dasar Utama: Bidang Horison
• Kutub-kutub: Titik Zenit (Z) dan Titik Nadir (N)
• Lingkaran Dasar ke-2: lingkaran vertikal, yaitu lingkaran
besar yang melalui meridian pengamat.
• Titik asal: Titik Utara.
• Koordinat I: azimut, diukur dari:
• Utara ke Timur: 0° < < 360°
• Utara ke Barat, untuk Bumi belahan Utara: 0° < < 360°
• Selatan ke Timur, untuk Bumi belahan Selatan: 0° < < 360°
• Koordinat II: tinggi bintang , diukur dari lingkaran horison:
ke arah Z, dan
ke arah N
Jarak zenit bintang adalah:
Kelemahan sistem koordinat horison:
1. Koordinat bintang tidak konstan akibat adanya gerak
diurnal, yaitu gerak rotasi Bumi.
2. Tergantung pada posisi pengamat di Bumi.
Hal ini yang menyebabkan mengapa sistem koordinat
horison tidak dipakai sebagai sistem referensi untuk
menentukan posisi benda langit.
Tata koordinat ekuator
Dalam sistem ini, posisi bintang akan sama walau diamati dari
berbagai tempat di atas muka Bumi, yaitu dengan cara
mengubah lingkaran dasar utama dari horison menjadi ekuator
langit.
• Lingkaran Dasar Utama: Ekuator Langit
• Kutub-kutub: Kutub Utara Langit (KUL) dan
Kutub Selatan Langit (KSL)
• Lingkaran Dasar ke-2: lingkaran jam, yaitu meridian pengamat
• Titik asal: Titik , yaitu titik hasil perpotongan lingkaran ekuator
langit dengan meridian pengamat yang paling dekat dengan
zenit. Ekuator akan memotong horison di titik Timur dan Barat.
• Ada 2 sistem: sistem koordinat sideris lokal dan sistem
koordinat ekuator
Tata Koordinat Sideris Lokal (Ekuatorial I (HA-)
•  Lingkaran Dasar Utama: Ekuator Langit
• Kutub-kutub: Kutub Utara Langit (KUL) dan
Kutub Selatan Langit (KSL)
• Lingkaran Dasar ke-2: lingkaran jam, yaitu meridian pengamat
• Titik asal: Titik , yaitu titik hasil perpotongan lingkaran ekuator
langit dengan meridian pengamat yang paling dekat dengan
zenit. Ekuator akan memotong horison di titik Timur dan Barat.
• Koordinat I: sudut jam , diukur dari titik  ke arah barat
sepanjang , yaitu:
bintang berada di sebelah barat,
bintang berada di sebelah timur.
• Koordinat II: deklinasi, , diukur:
ke arah KUL, dan
ke arah KSL
Tata Koordinat Sideris Lokal (Ekuatorial I)
•  Titik terletak di meridian pengamat, begitu pula titik zenit.
Karena Bumi berotasi ke arah timur, maka titik zenit akan
bergerak mengitari kutub, akibatnya meridian utama juga akan
bergerak ke arah timur dan titik akan menelusuri ekuator ke
arah timur. Bila kita mengambil titik sebagai standard, maka
bintang-bintang akan tampak bergerak ke barat sehingga sudut
jam bintang-bintang tersebut akan menjadi lebih besar seiring
dengan bertambahnya waktu.
• Sistem koordinat ini tidak bisa dipakai sebagai koordinat
referensi karena bergantung waktu, sekalipun ketergantungan
pada tempat di Bumi sudah bisa dihilangkan.
• Kelemahan sistem ini: bergantung pada gerak diurnal
Tata Koordinat Ekuatorial II (RA-DEC)
••  Lingkaran Dasar Utama: Ekuator Langit
• Kutub-kutub: Kutub Utara Langit (KUL) dan
Kutub Selatan Langit (KSL)
• Lingkaran Dasar ke-2: meridian pengamat
• Titik asal: Titik musim semi  (vernal ekuinok), yaitu bujur titik simpul
naik pada perpotongan ekuator dan ekliptika, titik potong lainnya
adalah titik musim gugur
• Koordinat I: asensiorekta, , diukur dari titik ke arah timur (berlawanan
dengan arah penelusuran sudut jam) sepanjang .
• Koordinat II: deklinasi, , diukur:
ke arah KUL, dan
ke arah KSL
Tata Koordinat Ekuatorial II (RA-DEC)
•  Dari definisi di atas, diperoleh hubungan antara sudut jam
bintang dengan asensio rekta bintang sebagai:
=
• Karena yang diambil sebagai titik awal koordinat adalah titik
yang tetap terhadap bintang-bintang, koordinat ekuator tidak
lagi bergantung pada gerak diurnal Bumi, sehingga koordinat ini
dijadikan sebagai koordinat referensi untuk menyatakan posisi
bintang. Pada umumnya, katalog-katalog disusun berdasarkan
koordinat ekuator ini.
• Titik merupakan titik tetap yang sebenarnya juga tidak tetap,
setiap tahun posisi ini berubah karena gerakan sumbu rotasi
Bumi (akan dibahas dalam bab Presesi dan Nutasi)
Tata Koordinat Ekuatorial II (RA-DEC)
Waktu sideris lokal
• Bintang yang mana pada meridian
lokal? Tergantung pada waktu kapan
kita mengamati. Pada
kenyataannya, sangat bergantung
kepada tanggal dan jam
pengamatan, karena Bumi
mengorbit Matahari.
• Anggap Bumi pada posisi awal di
E1. Bintang akan tampak di meridian
saat tengah malam (menurut waktu
Bumi mengitari Matahari di jam kita.). Tiga bulan kemudian,
saat Bumi pada posisi E2, bintang
yang sama tampak di meridian pada
jam 6 sore.
• Jam kita di-stel untuk mengikuti waktu Matahari
(jam Matahari). Tetapi untuk pengamatan astronomi
diperlukan penunjuk waktu sideris (jam bintang).
• Pandanglah rotasi Bumi relatif terhadap bintang.
Didefinisikan satu kala rotasi Bumi adalah satu hari
sideris, diukur sebagai waktu yang diperlukan
antara dua meridian melintasi bintang yang sama.
Karena gerak orbit Bumi, menyebabkan hari sideris
sedikit lebih pendek dari hari Matahari (dalam satu
tahun, Bumi berotasi 365 kali relatif terhadap
Matahari, tetapi 366 kali relatif terhadap bintang.
Jadi hari sideris kira-kira lebih pendek 4 menit
dibanding hari Matahari).
• 

• Kita definisikan Waktu Sideris Lokal, Local Sidereal Time (LST)


bernilai 0 jam jika titik vernal equinox  pada meridian lokal
pengamat. Satu jam kemudian, sudut jam lokal, Local Hour
Angle (LHA) equinox adalah , dan LST adalah . Sehingga dapat
dituliskan Local Sidereal Time = Sudut Jam Lokal vernal
equinox, atau ditulis:

Definisi lainnya:
• Anggap bahwa , ini berarti bahwa vernal equinox telah bergeser
sejauh 15° (atau ) ke barat meridian, dan sekarang sebuah
bintang lain X ada di meridian. Tetapi asensiorekta adalah
jarak sudut dari vernal equinox ke X = 1h = LST. Sehingga
Local Sidereal Time = Asensiorekta bintang-bintang yang ada di
meridian.
• 

• Pada umumnya, sudut jam lokal bintang atau


Local Hour Angle = Local Sidereal Time –
Asensiorekta bintang, dapat dituliskan sebagai:

• Jika bujur posisi pengamat berbeda, maka akan
diperoleh bintang yang berbeda pada meridian
lokalnya, karena itu kita perlu memilih meridian
buatan sebagai titik acuan, kita pilih Greenwich.
• Kita definisikan Sudut Jam Greenwich (Greenwich Hour Angle) bintang
X sebagai sudut jam bintang X relatif terhadap meridian pengamat di
Greenwich, sehingga dapat kita definisikan Waktu Sideris Greenwich
(Greenwich Sidereal Time (GST) ) sebagai sudut jam Greenwich bagi
vernal equinox. Dengan demikian akan kita peroleh hubungan:
LST = GST –  (bujur pengamat, diukur ke arah barat)
• Sudut Jam Lokal (LHA) bintang = Local Sidereal Time – Asensiorekta
bintang.
HA = LST – 
• Pada kenyataannya Sudut Jam Greenwich (GHA) bintang = Waktu
Sideris Greenwich – Asensiorekta bintang, atau:
GHA = GST – 
• Sehingga :
HA = GHA – 
Hubungan LST dengan Bujur
• Misalkan
  Bumi dan bola langit
berpusat di C.g adalah letak
Greenwich pada permukaan Bumi,
adalah posisi sebuah tempat di muka
Bumi, dan di barat Greenwich.
• Sudut antara meridian dan adalah
bujur .
• Perpanjangan garis dan akan
memotong bola langit di dan , jadi dan
masing-masing adalah zenit g dan .
• Jika suatu bintang di bola langit, dan
masing-masing adalah sudut jam
bintang bagi pengamat yang berada
di g dan .
• 

• Tetapi dan bujur , maka


diperoleh:
Sudut jam di Greenwich = sudut
jam di bujur
• Formula ini juga berlaku untuk titik
musim semi dan jika bujur itu
dinyatakan dalam waktu,
mengingat rumus (3.1), diperoleh:

• Kadang-kadang ditulis:

• Tanda bila di sebelah barat


Greenwich dan tanda bila
sebaliknya.
Contoh soal:
Latihan:

1. Pada tengah malam tanggal 4 Februari 1948, Waktu


sideris lokal di kota A dengan bujur 2°48' BB adalah
8h45m. Bila saat itu asensio rekta bintang Betelgeuse
adalah = 5h55m, maka hitung sudut jam lokalnya!
2. Pada jam berapa Betelgeuse tepat berada di meridian
kota A?
3. Pada jam berapa Betelgeuse tepat berada di meridian
Greenwich?
• 

Jawab:
1. Betelgeuse . Pada tengah malam, Sudut jam bintang ,
sehingga sudut jam lokal Betelgeuse adalah .
2. Saat di meridian, sudut jam lokal , sehingga jika saat itu
Betelgeuse ada di meridian kota A, LST kota A ( bintang di
meridian lokal). Pada tengah malam, . Tapi saat tengah
malam itu, sudut jam Betelgeuse adalah , artinya Betelgeuse
ada di meridian sebelum tengah malam, yaitu pada jam .
Jadi Betelgeuse ada di meridian kota Apada jam 21.10.
3. Bujur kota A BB, artinya kota A terletak sejauh = (catatan:
dibagi dengan 15) sebelah barat Greenwich. Maka
Betelgeuse akan berada di meridian Greenwich 11 menit
sebelum berada di meridian kota A, yaitu pada jam 20.59.
Waktu surya lokal dan waktu surya rata2
•  Hari surya adalah selang waktu antara dua kali transit
bawah yang berurutan dari pusat Matahari pada meridian
yang sama. Penggunaan transit bawah membuat
perubahan hari terjadi di waktu tengah malam.
Sedangkan saat pusat Matahari berada di transit atas
disebut siang hari.
• Jadi waktu surya lokal (local apparent time) adalah sudut
jam pusat Matahari ditambah 12 jam:
Waktu surya lokal dan waktu surya rata2
• Karena lintasan Matahari (dilihat dari Bumi) tidak berimpit
dengan ekuator dan lintasan ini berbentuk elips, maka
panjang hari surya tidak tetap. Rata-rata hari surya
selama setahun disebut hari surya rata-rata. Agar tetap
memenuhi definisi Matahari, maka diciptakan sebuah
Matahari khayal yang disebut Matahari rata-rata (mean
sun), bergerak sepanjang ekuator dengan kecepatan
tetap, hal itu berarti secara dinamis Matahari akan tampak
tertinggal di belakang saat di sekitar ekuinoks, dan
mengejar ketertinggalan itu saat posisi hampir sejajar
atau di sekitar solstices, hal ini terjadi sebanyak dua siklus
per tahun.
• 

• Matahari rata-rata ini dianggap berjalan di ekuator langit,


mengitari Bumi dengan kecepatan tetap.
• Jika waktu didasarkan pada Matahari rata-rata, dua hal
diperoleh:
• Pertambahan asensio rekta antara Matahari rata-rata konstan
(RAMS)
• Dianggap sudut jam Matahari bisa ditentukan (HAMS).
Maka diperoleh:
• Perbedaan asensio rekta antara Matahari rata-rata dan
Matahari yang sebenarnya dinyatakan dalam persamaan
waktu:
• , dengan adalah asensio rekta Matahari yang sebenarnya.
Waktu lokal
•  Satu hari surya rata-rata juga disebut sebagai satu hari
yang kita kenal. Waktu lokal (local civic time = LCT)
didefinisikan sebagai:

• Diperoleh persamaan waktu yang ke dua:

Tata koordinat ekliptika
•  Planet-planet di dalam Tatasurya umumnya mengitari
Matahari dengan orbit yang hampir berimpit dengan
ekliptika, karena itu penyusunan sistem koordinat yang
berdasar pada bidang ekliptika penting untuk pemahaman
gerak planet.
• Perpotongan bidang orbit Bumi dengan bola langit
menghasilkan lingkaran besar yang disebut dengan
ekliptika. Lingkaran besar ini membentuk sudut dengan
ekuator langit. Sudut ini disebut sebagai kemiringan
ekliptika, dinyatakan dengan .
•  Lingkaran Dasar Utama: Bidang Ekliptika
• Kutub-kutub: Kutub Utara Ekliptika (KUE) dan
Kutub Selatan Ekliptika (KSE)
• Lingkaran Dasar ke-2: lingkaran yang melalui kutub-kutub ekliptika
• Titik asal: Titik , penelusuran ke arah timur (searah dengan asensio
rekta)
• Koordinat I: bujur langit atau bujur ekliptika, , diukur dari titik 
menelusur ekliptika hingga memotong lingkaran besar yang melalui
kutub ekliptika dan titik tersebut,
• Koordinat II: lintang ekliptika, , diukur sepanjang lingkaran besar
tegak lurus ekliptika :
ke arah KUE, dan
ke arah KSE
Musim
• Kemiringan sumbu rotasi Bumi terhadap bidang orbitnya
sebesar 23°26 menyebabkan perbedaan musim di Bumi,
ditunjukkan dengan temperatur rata-rata. Perbedaan
temperatur rata-rata di sepanjang tahun sebagian besar
disebabkan oleh:
• Selang waktu Matahari berada di atas horison pada
suatu hari
• Tinggi Matahari tiap saat selama selang waktu ini.
Biasanya digunakan tinggi Matahari atau jarak zenit
pada siang yang tampak.
... maksimum saat musim panas, dan minimum saat musim
dingin
Deklinasi
•  Matahari meningkat dari
di titik (21 Maret) ke maksimum di
titik A (22 Juni). Titik A disebut
sebagai titik musim panas. Secara
umum titik C adalah titik tempat
Matahari mempunyai deklinasi
terkecil () dan disebut sebagai titik
musim dingin.
Secara astronomis, saat-saat
Matahari berada di kuadran A, AB,
BC dan C masing-masing disebut
sebagai musim semi, panas, gugur,
dingin, karakteristiknya bergantung
pada panas dari Matahari yang
diterima Bumi dari hari ke hari.
Hal itu disebabkan oleh kemiringan sumbu orbit Bumi
terhadap bidang orbitnya. Besar sudut kemiringan ini
adalah +23°26', yang kemudian disebut sebagai
kemiringan ekliptika (diberi simbol epsilon, ).
Tata koordinat galaksi
•  Pada umumnya koordinat benda langit disajikan dalam
koordinat ekuator dan . Tetapi dalam penelitian struktur
dan gerak relatif dalam galaksi Bima Sakti, akan lebih
sederhana jika pembahasan dilakukan berdasar tata
koordinat yang menggunakan bidang galaksi sebagai
bidang dasar.
• Matahari ternyata terletak hampir di tengah-tengah bidang
galaksi yang ditentukan dari pengamatan hidrogen netral
HI. Bidang galaksi ini akan memotong bola langit pada
sebuah lingkaran besar yang kemudian disebut sebagai
ekuator galaksi.
••   Lingkaran Dasar Utama: Ekuator Galaksi , perpotongan bidang galaksi dengan
bola langit
• Kutub-kutub:
• Kutub Utara Galaksi (KUG), kira-kira pada posisi (epoch 2000.0)
• Kutub Selatan Galaksi (KSG)

• Titik asal: arah pusat Galaksi.

• Inklinasi ekuator galaksi terhadap ekuator langit adalah , sedangkan asensio


rekta bujur titik simpul naik adalah .
• Koordinat I: bujur galaksi, diukur ke arah timur sepanjang ekuator galaksi, dari
pusat galaksi, dari
• Koordinat II: lintang galaksi, , diukur dari bidang ekuator galaksi menelusur
lingkaran besar yang melalui kutub ke bintang :
ke arah KUG, dan
ke arah KSG
l
Transformasi koordinat
• Misalkan akan mengubah koordinat sebuah benda langit
dari satu tata koordinat astronomi ke tata koordinat
astronomi yang lain, misalnya: akan dilakukan
transformasi koordinat horison ke koordinat sideris lokal
dan sebaliknya. Demikian pula untuk tata koordinat yang
lain, prosesnya sama.
contoh
•  Seorang pengamat yang berada di lintang , hendak
mengamati sebuah bintang dengan deklinasi dan sudut
jam bintang . Kita dapat menentukan azimut dan tinggi
bintang Benda langit hanya bisa kita amati jika berada di
atas horison, atau tinggi bintangnya
• Gambarkan bola langit bagi seorang pengamat yang
berada pada 55 LU yang sedang mengamati bintang
dengan tinggi bintang 40 dan azimut 130. Dari gambar
tersebut, hitunglah sudut jam dan deklinasi bintang .
•Horisontal
   ekuatorial I.
Untuk mengubah dari
sistem koordinat horisontal
ke ekuatorial atau
sebaliknya dari bintang :
Gunakan segitiga bola ,
dengan adalah zenit,
adalah kutub utara langit, Gambarkan bola langit bagi seorang
pengamat yang berada pada 55 LU
dan adalah posisi bintang.
yang sedang mengamati bintang X,
adalah lintang pengamat.
perlihatkan posisi bintang X jika
adalah sudut jam bintang, tinggi bintang adalah 40 dan
dan adalah azimut. azimut 130. Dari gambar itu,
tentukan sudut jam dan deklinasi
bintang X!
Jarak meridian pengamat
• Bila sebuah bintang berada pada meridian pengamat,
saat itu disebut transit atau kulminasi. Bila bagian
meridian yang dilewatinya adalah bagian yang paling
dekat dengan zenit, disebut sebagai transit atas
sedangkan kebalikannya adalah transit bawah.
• Bintang yang kulminasi atas dan kulminasi bawahnya
terletak di atas horison disebut sebagai bintang
sirkumpolar.
Reduksi Posisi

Posisi benda langit yang tampak di langit sebenarnya berbeda


dengan posisi fisiknya, misalnya:
• Untuk skala waktu panjang, disebabkan oleh presesi dan nutasi
• Untuk skala waktu tahun, disebabkan oleh aberasi dan paralaks
• Secara lokal, akibat refraksi atmosfer
• Dengan cara sekular, misalnya akibat gerak diri bintang
• Presesi dan nutasi, akan sedikit mengubah sistem
coordinat setelah jangka waktu panjang
• Aberasi dan paralaks, mengubah posisi tampak bintang
• Refraksi, mengubah jarak zenit bintang
• Gerak diri, mengubah posisi benar bintang pada bola
langit
Presesi dan Nutasi
• Disebabkan oleh efek gravitasi –terutama Bulan– dan
Matahari (tetapi juga planet) akibat bentuk Bumi yang
tidak bulat sempurna.
64

Presesi Luni - solar


•• Fenomena
  presesi mula-mula diamati oleh Hipparchus pada abad 2 SM,
yaitu membandingkan hasil pengamatannya dengan hasil pengamatan
tahun sebelumnya: lintang bintang tidak berubah, tetapi bujur langit
bintang bertambah sebesar per tahun (hasil pengamatan modern
memberikan angka ) 
• Kesimpulan Hipparchus: ekuinoks berubah ke arah penurunan bujur,
dikenal sebagai Presesi ekuinoks atau Presesi Luni-Solar, besarnya per
tahun, dengan demikian periode presesi Luni-Solar:
• tahun
• Presesi disebabkan oleh:
• Rotasi Bumi
• Bumi tidak bulat sempurna tetapi pepat di arah ekuator
• Akibat efek gaya gravitasi Bulan, Matahari, dan planet-planet...
• Gravitasi Matahari akan menarik Bumi ke bidang ekliptika, gravitasi Bulan
akan menarik Bumi ke bidang orbit Bulan (membentuk sudut dengan
bidang orbit Bumi), akibatnya gaya2 ini cenderung menarik Bumi ke arah
yang hampir tegak lurus bidang ekliptika.
Presesi Planet
• Presesi
  planet juga akan mengubah bujur sebuah bintang, tapi
dengan amplitudo lebih kecil, yaitu dalam arah yang berlawanan.
• Presesi planet juga memberi efek yang sangat kecil pada bidang
orbit Bumi, sehingga terjadi pergeseran bidang ekliptika.
• Presesi Luni-solar dan presesi planet bersama-sama dikenal
sebagai presesi umum, menyebabkan perubahan pada arah
lintang dan bujur langit, mengubah asensio rekta dan deklinasi.
• Tentu saja, sebenarnya bintang-bintang tidak berubah posisinya,
hanya definisi sistem koordinasi yang berubah.
• Efek presesi berarti bahwa ketika menggunakan koordinat
ekuator, sangat penting untuk mengetahui epoch koordinatnya.
• Biasanya ketika membaca koordinat, kita harus memperhatikan
epoch yang melekat, misalnya 1.950,0 atau 2.000,0.
Nutasi
•Orbit
  Bulan mengelilingi Bumi juga tidak lingkaran
sempurna, dan node bidang orbit Bulan juga berpresesi
dengan periode sekitar 18,6 tahun. Selain itu, bidang orbit
Bulan membentuk sudut dengan kemiringan sekitar °
terhadap bidang ekliptika. Faktor-faktor ini menambah
komponen pada presesi luni-solar yang menghasilkan
gerakan ‘mengangguk’: sebuah variasi eliptik yang sangat
kecil (amplitudo beberapa detik busur) ditumpangkan pada
variasi presesi.
Anggukan kepala ini dapat dianggap sebagai koreksi untuk
presesi.
Paralaks
Contoh peristiwa paralaks: melihat dengan mata kanan
saja atau mata kiri saja!
Pengamatan yang kita lakukan adalah di atas permukaan
Bumi, tidak di pusatnya. Hal ini tidak akan menjadi masalah
bila yang diamati objek jauh, misalnya bintang, tetapi untuk
objek dekat, seperti sistem Tatasurya, maka koreksi harus
dilakukan.
Paralakas geosentris atau diurnal

•Paralaks
  diurnal bervariasi
akibat gerak rotasi Bumi.
Segitiga OCS:
menunjukkan jarak zenit
benar bintang (diamati dari
pusat Bumi).
menunjukkan jarak zenit
tampak bintang (diamati
dari sebuah tempat di
permukaan Bumi).
•Sudut
  paralaks
Atau dapat disebut bahwa jarak zenit tampak meningkat
dengan meningkatnya paralaks geosentris. Jika adalah
radius Bumi dan adalah jarak geosentris benda langit, maka:

Paralaks berharga maksimum bila benda langit tersebut


berada di horison? zenit? ... horison!
Kasus ini disebut dengan paralaks horisontal,

Secara umum:
Jika dan sangat kecil:
Paralaks tahunan

•Disebabkan
  oleh rotasi Bumi
saat mengelilingi Matahari,
dan mengamat bintang... Tapi
tidak ada bintang yang
paralaksnya lebih besar dari
Paralaks tahunan oleh
bintang, disebut sebagai
paralaks bintang, sudut yang
dibentuk akibat orbit tahunan
Bumi mengelilingi Matahari
•Bagi
  bintang , paralaks maksimum terjadi bila Bumi
bergerak dari posisi ke . Jika jarak antara Matahari dan
adalah , maka paralaks tahunan dinyatakan dengan:
, karena nilai sangat kecil.
Jika jarak rata-rata Matahari-Bumi yang dinyatakan dengan
besaran atau satuan astronomi km, maka definisi 1 parse
atau 1 pc adalah jarak benda langit dengan paralaks ,
sehingga:

Dalam astrofisika, paralaks tahunan digunakan sebagai


dasar untuk menurunkan jarak bintang.
Gerak diri
• Dengan mata telanjang, bintang di langit tampak tetap tak
berpindah, tetapi pada kenyataannya bintang bergerak dengan
kecepatan tetap. Karena jaraknya yang sangat jauh, maka
gerak bintang-bintang saat melintas langit sangatlah lamban
dibanding umur manusia
• Ada dua pengertian tentang gerak bintang yang teramati, yaitu
gerak diri dan gerak sejati. Gerak diri atau proper motion,
adalah gerak bintang melintas langit, sehingga posisi bintang di
bola langit tampak berubah; sedangkan gerak sejati adalah
gerak bintang tersebut dalam ruang. Pengamatan gerak bintang
didasarkan pada 2 hal: yaitu gerak diri, gerak melintas langit
dan kecepatan radial yang berdasarkan gerak bintang itu
menjauhi atau mendekati kita. Gerak sejati bintang merupakan
kombinasi dari kecepatan radial, gerak diri, serta jaraknya.
•  Gerak diri bintang biasanya diberi simbol , yaitu gerak
sudut bintang saat melintas langit terhadap bintang-
bintang latar belakang, dan merupakan proyeksi gerak
sejatinya di bidang langit relatif terhadap Matahari. Gerak
diri bintang sangat kecil, rata-rata sekitar ~0.1/tahun.
• Bintang Barnard mempunyai gerak diri terbesar, yaitu
sekitar 10.3/tahun. Jika dibandingkan dengan diameter
sudut Bulan yang besarnya ( ) di bola langit, maka untuk
bergerak sejauh diameter sudut Bulan tersebut, bintang
Barnard membutuhkan waktu kira-kira ~180 tahun.
C

A
  B

d

S
Gambar 18.6 Gerak diri bintang, kecepatan tangensial dan paralaks.

•• ,  jumlah detik/tahun dan kecepatan linier bintang dari ke .


• jarak yang ditempuh dalam jangka waktu 1 tahun.
• , dengan kecepatan bintang pada arah tangensial.
• , tetapi karena sangat kecil, maka   (1)
•  Kembali kepada masalah paralaks: dengan adalah jarak Bumi-
Matahari dan adalah jarak bintang-Matahari, dan jika sangat
kecil, maka:
 (2)
Dari (1) dan (2), maka
Jika nilai km, detik (=1 tahun), maka:
•  Contoh:
• Bintang Capella mempunyai gerak diri sebesar dengan
paralaks sebesar , maka kecepatan tangensial Capella
adalah sebesar
Aberasi
• Adalah tergesernya posisi bintang akibat gerak rotasi
bumi. Selama bumi bergerak mengitari Matahari, bintang-
bintang akan tampak tergeser sesuai arah gerak rotasi
bumi (serupa dengan gerak hujan yang jatuh ke badan
orang yang sedang berjalan).
 
•Andaikan kecepatan rotasi bumi adalah .
Selama selang waktu , cahaya menempuh
jarak sepanjang teleskop, pada selang
tersebut Bumi bergerak sejauh ,
sementara cahaya menempuh jarak
sepanjang teleskop. adalah arah bintang
relatif terhadap gerak Bumi, dan arah
tampak bintang:

Dari segitiga tersebut:

Jika kita bagi dengan , maka:


• 
Karena sangat kecil, maka , persamaan di atas dapat
ditulis:
turunan relativistik!
, dengan adalah konstanta aberasi tahunan, yang dapat
diukur tapi juga dapat diturunka dari:
• 

Tetapi sumbu rotasi Bumi juga mempengaruhi, dan:

Akibat aberasi tahunan, semua bintang tampak lonjong di


langit, dengan setengah sumbu panjang elips , dan setengah
sumbu pendek elips adalah lintang ekliptika benda langit.
Astronomi Posisi - Endang Soegiartini

• Refraksi mengubah posisi tampak


Refraksi Atmosfer benda langit dari posisi fisik
sebenarnya. Cahaya bintang yang
bergerak dengan kecepatan cahaya,
akan terbelokkan arahnya saat
melewati medium lain.
• Refraksi oleh debu-debu atmosfer
Bumi menyebabkan sinar sebuah
benda langit yang melalui atmosfer
Bumi berubah arah. Atmosfer bumi
sebenarnya terdiri dari beberapa
lapisan, dan semakin dekat dengan
permukaan Bumi, lapisan atmosfer
Bumi semakin tebal, sehingga
bayangan bintang akan tampak
lebih tinggi dari sebenarnya.
 
•Kitadefinisikan: Indeks refraksi, , setiap medium
transparan adalah

Kecepatan cahaya di udara bergantung kepada


temperatur dan tekanannya, sehingga indeks
refraksi udara bervariasi untuk tiap lapisan
atmosfer yang berbeda.
Refraksi di dalam atmosfer :
 
•Andaikan atmosfer Bumi terdiri dari lapisan sejajar yang
seragam dari permukaan bumi, dan mempunyai kecepatan
yang berbeda untuk tiap lapisan ( dari sampai ). Hukum
Snell bagi refraksi untuk tiap lapisan:

.... dst
dengan :
adalah indeks bias medium ke-, ke-, ke-, ...
adalah sudut datang, dan adalah sudut bias.
dan , dapat kita tuliskan:
• 

...

Dengan demikian didapat:

Karena adalah indeks refraksi pada media vakum dan


adalah indeks refraksi di permukaan Bumi, sudut datang
dengan adalah jarak zenit benar sebuah bintang, yaitu
jarak zenit yang teramati di permukaan Bumi, maka:
•Jika
  sudut refraksi yang dituliskan sebagai , maka:

dan

Sehingga

Karena sangat kecil, maka dapat dianggap dan , jadi dapat ditulis:

radians
atau
detik busur, atau

dengan
•Nilai
  dan bergantung pada temperatur udara dan
tekananbarometrik pada saat pengamatan. Pada
temperatur dan tekanan standard .
Dalam The Astronomical Almanac: , dan model ini tidak
berlaku pasa jarak zenit besar ()
Efek refraksi pada saat Matahari atau Bulan
terbenam
Saat Matahari atau Bulan terbit/terbenam, jarak zenit dari
pusat benda-benda tersebut adalah 90. Refraksi yang
terjadi saat itu disebut sebagai refraksi horisontal.
Refraksi horisontal saat benda langit terbit/terbenam
adalah 35. Jika jarak zenit = 90, maka jarak zenit benar
adalah 9035.
Misalkan H adalah sudut jam bila jarak zenit pusat
Matahari  90, maka H+H adalah sudut jam pusat
Matahari ketika pusat Matahari yang tampak, berada di
horison, jadi  = 90 , dan z = 9035.
Efek refraksi pada saat Matahari atau Bulan
terbenam
Bila Matahari dianggap terbenam ketika tepi atasnya berada di
horison, dan semi diameter Matahari adalah 16, maka:
51
H  sec .sec . cos ecH
15

Lintang tampak dan sudut refraksi


Lintang pengamat Sudut refraksi
0 3521
1 2445
2 1824
3 1424
4 1143
10 518
30 141
60 034
90 000
Koreksi Semi diameter
 Pada saat Matahari terbenam,  = 90, h = 0, maka:
 jarak zenit piringan Matahari adalah: z  90  R(z=90)

 tinggi pusat Matahari adalah : h  0  R(z=90)

Matahari dikatakan terbit jika batas atas piringan mulai


muncul di horison, dan terbenam jika batas piringan sudah
terbenam di horison, maka z dan h harus dikoreksi oleh
semidiameter piringan Matahari S , sehingga:
z  90  R(z=90)  S
h  0  R(z=90)  S
Jadi saat Matahari atau Bulan terbit atau terbenam:
h = 050
h = +008
Koreksi ketinggian di atas muka laut
 
•Bidang horison pengamat di Bumi bergantung kepada
ketinggian pengamat. Jika pengamat berada pada ketinggian
(meter) dari muka laut, maka sudut kedalaman (angle of
dip), ,
adalah : (dalam satuan menit busur).
Jika efek refraksi diperhitungkan, maka:
(dalam satuan menit busur).

Jarak ke horison-laut, dituliskan dengan:


(dalam km).
Jika efek refraksi diperhitungkan, maka:
(dalam km).

Anda mungkin juga menyukai