Anda di halaman 1dari 77

BAB I

TATA
KOORDINAT
LANGIT
I. Trigonometri Pada Kulit Bola
• Lingkaran (circle) vs. Cakram (disc)

Lingkaran Cakram

• Kulit Bola (sphere) vs. Bola (ball)


=
Bola Plastik vs. Peluru Meriam
• Lingkaran besar vs.
Lingkaran kecil pada kulit
bola :
Lingkaran besar pada
kulit bola adalah lingkaran
yang dibentuk oleh
perpotongan antara
sebuah bidang dan kulit
bola itu sedemikian rupa
sehingga bidang itu
melalui pusat kulit bola.
Lingkaran kecil pada
kulit bola adalah lingkaran
yang dibentuk oleh
perpotongan antara
sebuah bidang dan kulit
bola itu sedemikian rupa
sehingga bidang itu tidak
melalui pusat bola.
• Dua titik pada sebuah
kulit bola dikatakan
antipodal apabila garis
lurus penghubung kedua
titik itu melalui pusat
kulit bola itu.
• Setiap pasangan titik
yang tidak antipodal
pada sebuah kulit bola
hanya dilalui oleh
sebuah lingkaran besar.
• Dua titik yang antipodal
pada sebuah kulit bola
dilalui oleh tak terhingga
lingkaran besar.
• Pertanyaan :
a. Apakah garis-garis
bujur pada bola bumi
merupakan bagian dari
suatu lingkaran besar?
b. Bagaimanakah halnya
dengan garis-garis lintang?
c. Sebutkan pasangan titik
antipodal pada bola bumi.
d. Tunjukkan bahwa jarak
terdekat antara dua titik
pada kulit bola adalah
panjang garis penghubung
kedua titik itu yang
merupakan penggalan
lingkaran besar yang
melalui kedua titik itu.
II. Koordinat di permukaan
bumi
• Posisi suatu tempat di bumi ditengarai dengan
dua sudut yang terkait dengan garis lintang
dan garis bujur.

• Suatu tempat di permukaan bumi dipahami


sebagai perpotongan antara garis lintang dan
garis bujur.

• Apa yang dimaksud dengan garis lintang dan


garis bujur?
Sumbu Putar • Garis lintang : lingkaran pada
permukaan bola bumi yang merupakan
Bumi perpotongan antara kulit bola bumi
dengan bidang datar yang tegak lurus
terhadap sumbu putar bumi.
• Katulistiwa (ekuator) adalah garis
lintang yang memotong kulit bola bumi
menjadi dua bagian sama besar, yakni
 belahan utara dan belahan selatan.
• Katulistiwa merupakan lingkaran besar.
Mengapa?
• Setiap garis lintang ditandai dengan
sudut yang disebut sudut lintang ().
• Sudut yang dimaksud dijelaskan pada
gambar. Sudut lintang katulistiwa sama
Garis dengan nol.
Katulistiwa
• Garis-garis lintang di utara katulistiwa
bertanda positif atau diberi imbuhan
“utara” (U), yang di sebelah selatannya
diberi tanda negatif atau diberi
imbuhan “selatan” (S).
• Garis bujur pada kulit bola
bumi (meridian) adalah
setengah lingkaran besar Kutub Utara
yang memuat kedua kutub
bumi. Greenwich
• Garis Bujur Acuan dipilih
garis bujur yang melalui
kota Greenwich di Inggris.
• Garis bujur ini dipilih 
sebagai garis bujur dengan
sudut bujur 0˚.
• Sudut bujur () masing-
masing garis-garis bujur
diukur dari sudut acuan ini.
Kutub Selatan
• Garis bujur di sebelah timur
bujur 0˚ di beri imbuhan
Timur (T). Yang di sebelah
barat di beri imbuhan Barat
(B).
Untuk Malang
• secara astronomis terletak
• 112,06° - 112,07° Bujur Timur
• dan 7,06° - 8,02° Lintang Selatan
III Kulit Bola Langit
• Alam semesta dipahami oleh
orang jaman dulu sebagai
sebuah kulit bola raksasa
dengan bumi berada di
pusatnya. Bintang-bintang
dibayangkan menempel tetap
pada kulit bola langit itu.
• Jadi, jarak bintang-bintang dari
bumi dianggap sama.
• Nyatanya, pengetahuan
semacam ini masih bermanfaat
hingga sekarang.
• Kita akan menggunakan cara
pandang semacam itu. Hanya
saja bumi yang berada di pusat
kulit bola langit itu sekarang
dipahami mengalami rotasi.
• Oleh karena itu dilihat dari
bumi, bintang-bintang itu
tampak bergerak (berputar).
Mengapa?
• Gerak yang dialami bintang-bintang yang terlihat dari
bumi semacam itu disebut gerak diurnal.
Sumbu Langit

Kutub Utara Langit

Kutub Utara Bumi

Kutub Utara Langit


III. SISTEM KOORDINAT
LANGIT

• SK horisontal
• SK khatulistiwa/ equatorial
• SK Ekliptika
Meridian Pengamat

Zenit

Selatan horizon

Bidang Horizon

Utara horizon

Sistem
koordinat
Nadir

Horisontal
Sistem Koordinat Horizontal
• Merupakan sistem koordinat paling kuno dan
paling alamiah bagi pengamat.

• Sangat bergantung pada letak pengamat di


bumi.
 tidak dapat digunakan sebagai katalog

• Letak benda angkasa ditengarai dengan dua


macam sudut : sudut ketinggian (altitud) dan
sudut azimut.

• Sudut altitud ditandai dengan simbol a.


Sementara sudut azimut dengan A. (lebih lengkap)

• Bidang horizon tempat kita berada dijadikan


bidang acuan.
Sudut lintang tempat
kita berada,
menentukan arah kutub
langit.

 Bidang Horizon
• Bidang horizon tempat Meridian Pengamat
kita berada di bumi
dianggap membagi
Zenit
kulit bola langit
menjadi dua bagian
sama besar.
Selatan horizon

• Bintang-bintang dan Bidang Horizon


benda-benda angkasa
yang berada di kulit Utara horizon
bola langit bagian
atas bidang horizon
sajalah yang dapat Nadir
dilihat dari tempat kita
berada.
• Garis lurus yang melalui Meridian Pengamat
pusat kulit bola langit dan
tegak lurus pada bidang
horizon menembus kulit Zenit
bola langit di dua titik :
titik Zenit (di atas bidang
horizon) dan titik Nadir (di
bawah bidang horizon). Selatan horizon

Bidang Horizon
• Setengah lingkaran besar
yang menghububgkan arah
utara bidang horizon dan Utara horizon
arah selatan bidang
horizon melalui zenit di
sebut garis meridian
Nadir
pengamat. (tempat
menempelnya bintang2)
Koordinat di SK Horison
Z

z
P
T
*a
U S
B K*

Lingkaran Horison

N
Azimuth
Contoh:
Altitude (Alt, a)
Jarak Zenit (z)
• Objek2 langit yg berada
di kulit bola langit di
atas bidang horizon
saja yang dapat dilihat
oleh pengamat yang
memiliki horizon ini
• Jika objek2 langit selalu
dapat dilihat oleh
pengamat disebut
sirkumpolar
Jika melihat dengan
teleskop
Terkait dengan serapan
cahaya
• Lingkaran lintang merupakan tempat kedudukan
benda langit yang mengalami serapan atmosfer
yang sama
• Semakin rendah posisi bend alangit semakain
banyak yg diserap oleh atmosfer Bumi krn
cahaya menembus atmosfer yg tebal  cahaya
dari benda langit jadi terlihat redup
– Contoh: matahari terlihat terang saat posisinya tepat di
atas kita
– Akan tetapi semakin sore posisinya semakin rendah
akan terlihat redup merah
Sistem
Koordinat
Katulistiwa
(Ekuatorial)
Sistem Koordinat Katulistiwa
(Ekuatorial)
• Letak bintang di langit selalu berubah.
• Di dalam tata koordinat horizon angka koordinat
bintang selalu berubah karena bumi berotasi.

• Tata koordinat katulistiwa dibuat agar


diperoleh koordinat bintang yang relatif
tetap.
Sistem Koordinat Katulistiwa
(Ekuatorial)
• Titik-titik kutub: Kutub Langit Utara (KLU) dan Kutub
Langit Selatan (KLS)
• KLU dan KLS adalah titik tembus perpanjangan sumbu
rotasi bumi di bola langit
• Tingginya KLU atau KLS sama dengan lintang geografis
tempat pengamat berada

• Untuk pengamat di belahan Bumi utara  KLU berada di


atas horison
– Contoh: jika pengamat di kutub utara maka KLU di atas kepalanya
• Untuk pengamat di belahan Bumi selatan KLS berada di
atas horison
• Untuk pengamat di khatulistiwa ...?
• KLU dan KLS di lingkaran horison berhimpit dng titik utara
dan selatan
KLU

HORISON

EKUATORIAL

KLS
Bidang Ekuator Arah Perputaran
langit Kulit Bola Langit
• Bidang ekuator
(katulistiwa) langit
adalah bidang yang
diperoleh melalui
perluasan bidang
ekuatorial bumi
sehingga memotong
kulit bola langit.

• Bidang ekuator
langit dalam sistem
koordinat ini
dijadikan sebagai
bidang acuan.

Ekuator langit Ekuator Bumi


• Busur yang
menghubungkan
KLU, Zenith dan
titik Selatan bagi
pengamat di
belahan bumi
Utara
• atau yang
menghubungkan
KLS, Zenith dan
titik Utara bagi
pengamat di
Belahan Bumi
Selatan disebut
Meridian
Pengamat
• Pada saat benda langit berada di
meridian pengamat  benda
langit dikatakan sedang transit
atau sedang berkulminasi atas

• Jika benda langit berada di titik


terendahnya (mungkin tdk
terlihat krn di bawah horison)
dikatakan sedang transit bawah
atau berkulminasi bawah
Koordinat di SK Equatorial
Lintasan bintang
Bidang Ekuator
langit
• Posisi bintang
ditentukan dengan
dua macam sudut:
Sudut deklinasi (),
yakni “ketinggian”
bintang dari bidang
ekuator  h
Sudut jam (h), yakni
sudut “azimut” diukur
dari meridian
pengamat ke arah
barat.
Sudut ini diukur
dalam jam. Ekuator langit Meridian Pengamat
Sudut deklinasi (),
Sudut jam
• Sudut deklinasi suatu bintang bersifat tetap.
• Tetapi, bagaimana dengan sudut jam?
Sudut jam berubah terhadap waktu.
• Diperlukan acuan yang tetap.
• Dipilih titik vernal equinox () di ekuator langit sebagai
acuan.
• Apakah vernal equinox itu?
• Vernal equinox adalah arah Matahari dilihat dari Bumi pada
saat tepat berada di atas katulistiwa dalam perjalanan ke
belahan utara setelah berada di belahan selatan atau tepat
saat Matahari terbit di titik Timur sekitar tanggal 21 Maret.
Arah ini kira-kira sama dengan arah rasi Aries.
• Sehingga disebut juga Titik Aries
• Matahari tepat terbit di titik Timur pada tanggal 21 Maret
dan 23 September
• Tgl 23 Sepetember disebut Autumnal Equinox
• Asunsio Rekta () adalah
sudut “azimut” bintang diukur Lintasan bintang
dari vernal equinox ke arah
timur.

• Asunsio rekta dinyatakan dalam


jam.

• Waktu sideris () adalah


jumlahan
 =  + h,

dengan h dinyatakan dalam jam.


 h

• Jadi, waktu sideris adalah sudut
jam vernal equinox. 

• Waktu sideris bergantung pada


garis bujur geografis karena
sudut  diukur dari meridian
pengamat. Meridian Pengamat
Vernal equinox
• 24 h waktu matahari =
24 h 3 min 56.56 s waktu sideris
• 24 h waktu matahari =
24 h 3 min 56.56 s waktu sideris
• Apa Artinya?
• Dalam sehari selisih waktu Bintang (waktu
sideris) dengan waktu matahari adalah 4 menit
• Setiap hari Matahari terlambat terbit 4 menit
dibanding hari sebelumnya jika menggunakan
waktu bintang (dikarenakan Bumi berrevolusi dan
jg berotasi)
• Atau 1 hari sideris lebih pendek 4 menit
dibanding hari Matahari
Pertanyaan :
• Bagaimana menentukan waktu
sideris di suatu tempat?
1. Tentukan selisih hari terhadap salah satu dari 4 tanggal
patokan terdekat: 21 Maret, 22 Juni, 23 September, dan 22
Desember
2. Tentukan perbedaan waktu titik Aries dengan Matahari
selama selisih waktu (no. 1) dengan mengalikan setiap beda
1 hari sebesar 4 menit
3. Tentukan jam 0 WMM (Waktu Menengah Matahari=sudut jam
Matahari+12 jam)waktu setempat yg bersesuaian dengan
waktu sideris pada tanggal yg bersangkutan dengan
menambahkan (jika melewati salah satu tanggal patokan di
atas) atau mengurangkan (jika mendahului) dengan selisih
waktu (no. 2) di atas yg paling dekat dengan tanggal
patokan terdekat yg dipakai
– Patokan tanggal hubungan Waktu Sideris dengan waktu Matahari
• 21 Maret jam 0 WMM= jam 12 waktu sideris
• 22 Juni jam 0 WMM= jam 18 waktu sideris
• 23 Sepetember jam 0 WMM= jam 0 waktu sideris
• 22 Desember jam 0 WMM= jam 6 waktu sideris

4. Tentukan waktu sideris jam yg diinginkan dengan


menambahkan dengan WMM pada jam yg ditentukan.
Contoh:
• Tentukan waktu Sideris yg bersesuaian dengan
jam 10 tanggal 26 Maret 2015
• Jawab:
1. Selisih tanggal 26 Maret dengan 21 Maret 26-
21= 5 hari
2. Perbedaan waktu Aries dengan Matahari selama
5 hari = 5 x 4 menit = 20 menit
3. Jam 0 WIB tanggal 26 Maret= jam 12+20
menit= jam 12.20 Waktu sideris
4. Jam 10 tanggal 26 Maret= 10 jam+12.20 waktu
sideris = jam 22.20 waktu sideris
Hubungan antara koordinat horizontal
dan koordinat equatorial
Zenit
P
• Sudut deklinasi dan sudut altitud memiliki
rentang nilai pada antara -90˚ sampai +90˚.
 untuk mendapatkan kedua sudut itu cukuplah
dengan fungsi arcus sinusnya saja.

• Sementara sudut azimut dan sudut jam (asunsio


rekta) memiliki rentang nilai dari 0 sampai 360˚
(atau dari 0 sampai 24 jam).
 untuk mendapatkan kedua sudut itu sering
diperlukan untuk menghitung baik fungsi
arcus sinus maupun fungsi arcus cosinus.
• Contoh : Sebuah bintang yang terlihat dari
suatu observatorium dengan montasi
horizontal terletak pada titik (20˚, 120˚).
Jika Observatorium itu terletak pada garis
30˚ LS dan waktu sideris saat itu 16h,
tentukan koordinat equatorial bintang
tersebut.
Jawab :
Dalam hal ini,
a = 20˚,
A = 120˚,
 = –30˚, dan
 = 1615˚= 240˚.
Untuk mencari deklinasi  dan asunsio rekta  diperlukan
persamaan berikut

Dari persamaan terakhir kita dapatkan

sin  = – cos 120˚cos 20˚cos(–30˚) + sin 20˚sin(–30˚)


= – (–0,5)(0,94)(0,87) + (0,34)(–0,5)
= 0,41 – 0,17 = 0,24
  = 13,9˚

Dari persamaan pertama

sin h cos 13,9˚= sin 120˚cos 20˚


sin h (0,971) = (0,866)(0,94)
sin h = 0,838
Sedang dari persamaan kedua

cos h cos 13,9˚= cos 120˚cos 20˚sin (–30˚)


+ sin 20˚cos (–30˚)
cos h (0,971) = (– 0,5)(0,939)(–0,5) + (0,342)(0,866)
= 0,235 + 0,296 = 0,531
cos h = 0,547

 h = 56,9˚ = 3,8h
  =  – h = 16h – 3,8h = 12.2h.
Koordinat equatorial bintang itu adalah : (13,9˚, 12,2h)
PR :
Sebuah bintang yang terlihat dari
suatu observatorium dengan montasi
horizontal terletak pada titik (10˚,
145˚). Jika Observatorium itu terletak
pada garis 30˚ LS dan waktu sideris
saat itu 16h, tentukan koordinat
equatorial bintang tersebut.
Contoh :
Sebuah bintang terbit terlihat oleh
orang di kota Kairo dari suatu titik
dengan azimut 300˚ pada pukul
18.30. Kota Kairo terletak pada garis
30˚ LU.
Di manakah bintang tersebut
terbenam?
Kapan bintang tersebut terbenam?
Jawab :
Bintang tersebut terbenam di titik dengan azimut 60˚.
Mengapa?

arah utara horizon

300˚ bidang horizon

terbenam 60˚ terbit

arah selatan horizon


Pada saat terbit dan terbenam, bintang tersebut
memiliki altitud 0˚.
Sudut deklinasi bintang dihitung dari persamaan ketiga,

dengan A = 300˚, a = 0˚, dan  = 30˚.

Jadi, sin  = = – cos 300˚cos 0˚cos(30˚) + sin 0˚sin 30˚


= –(0,5)(1)(0,866) = –0,433

  = –25,66˚.
Sudut jam bintang pada saat terbit ditentukan dari
persamaan pertama dan kedua, yakni

dengan  = –25,66˚, A = 300˚, a = 0˚, dan  = 30˚.

sin h cos (–25,66˚) = sin 300˚ cos 0˚ = –0,866


sin h (0,901) = –0,866
sin h = – 0,961 (h tidak di kuadran pertama dan kedua)

cos h cos (–25,66˚) = cos 300˚cos 0˚sin 30˚ + sin 0˚cos 30˚
cos h (0,901) = (0,5)(1)(0,5) = 0,25
cos h = 0,277 (h tidak di kuadran kedua dan ketiga)
 h di kuadran keempat
 h = – 73,9˚ = – 4,9h.
Sudut jam bintang pada saat terbenam ditentukan dari
persamaan pertama dan kedua, yakni

dengan  = –25,66˚, A = 60˚, a = 0˚, dan  = 30˚.

sin h cos (–25,66˚) = sin 60˚ cos 0˚ = 0,866


sin h (0,901) = 0,866
sin h = 0,961 (h di kuadran pertama atau kedua)

cos h cos (–25,66˚) = cos 60˚cos 0˚sin 30˚ + sin 0˚cos 30˚
cos h (0,901) = (0,5)(1)(0,5) = 0,25
cos h = 0,277 (h di kuadran pertama atau keempat)

 h di kuadran pertama
 h = 73,9˚ = 4,9h.
• Altitud maksimum sebuah Zenit
bintang dicapai saat ia
berada di bagian meridian
pengamat yang memuat
Zenit.
• Bagian meridian ini disebut
garis transit atau kulminasi
atas.
• Bintang pada saat berada
di garis kulminasi
dikatakan berada pada titik
kulminasi atas.
• Bintang yang sedang
berada di titik kulminasi
atas memiliki sudut jam
0h.
Pada saat itu berlaku
Kutub Kutub
Zenit Zenit 90˚–
Utara Utara
Langit Langit
a
 a 

 90˚–  90˚–
• Dari gambar di samping
tampak bahwa bintang
selalu di bawah horizon
(tidak akan pernah terlihat
oleh pengamat dengan
lintang ) apabila altitud a Kutub
Zenit
Utara
< 0, dengan kata lain jika
Langit
90˚–  +  < 0, yakni
apabila  <  – 90˚. Lintasan  a
bintang
 90˚–
• Dari gambar di samping
tampak bahwa bintang
tidak akan pernah 
terbenam apabila
 > 90˚– 
Tidak Pernah Terbenam apabila dilihat dari 50˚ LU

Tidak Pernah Terlihat dari lintang 50˚ LU


3. Sistem Koordinat Ekliptika
• Tata koordinat equatorial  penting untuk pengamatan
bintang-bintang dan benda langit di luar di tata surya
• Tata koordinat ekliptika mempelajari Matahari daan
benda-benda langit di tata surya kita
• Bidang acuan tata koordinat ekliptika  Bidang ekliptik
• Bidang ekliptika bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari
• Lintasan gerak Matahari di langi nampak sejajar dengan
khatulistiwa sebenarnya tidak selalu nampak sejajar ada
pergeseran setiap harinya
• Contoh:
• Tanggal 23 September Matahari di khatulsitiwa
langit  terbit dari Timur terbenam di Barat
• Tanggal 24 Sepetember  titik terbit Matahari sedikit
lebih ke selatan dari terbit sebelumnya, dan terbenam
juga lebih selatan dari sebelumnya
• Lingkaran Dasar Utama:
Bidang Ekliptika
• Kutub-kutub: Kutub Utara
Ekliptika (KUE) dan Kutub
Selatan Ekliptika (KSE)
• Titik asal: Titik 
• Koordinat I: bujur ekliptika,
, diukur dari titik  ke arah
timur: 0h <  < 24h
• Koordinat II: lintang
ekliptika, , diukur dari
bidang ekliptika ke bintang :
0° <  < 90° ke
arah KUE, dan
-90° <  < 0° ke
arah KSE
Pergerakan Tahunan Matahari
• Matahari mengitari Bumi pada bidang
ekliptika  posisinya dalam koordinat
ekliptika berubah terhadap waktu  posisi
pada koordinat ekuator juga berubah
• Dalam 1 tahun,  berubah dari 0h sampai 24h
dan  berubah dari -23.27 sampai + 23.27
• Posisi titik  tetap
Posisi Matahari dalam koordinat
ekuator II dan ekliptika
Tanggal     lokasi
h () h ()
( ) ( )
21 Maret 0 0 0 0 Titik musim semi

22 Juni 6 0 6 +23.27 Titik musim


panas
23 Sept. 12 0 12 0 Titik musim
gugur
22 Des. 18 0 18 -23.27 Titik musim
dingin
Posisi titik  terhadap Matahari
dalam peredaran harian dan
tahunan Matahari
h h
Tanggal  )
( HA ( )
21 Maret 0 0
22 Juni 6 -6
23 Sept. 12 -12
22 Des. 18 -18

Anda mungkin juga menyukai