Anda di halaman 1dari 11

Bola Langit: Tata koordinat Horizon, Tata koordinat Equator, Tata

koordinat Ekliptika, beserta sifat-sifatnya


sifat

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Dosen pengampu: Prof. Dr. Supriyadi,
Supriyadi, M. Si dan Dr. Khumaedi, M. Si

Disusun oleh :

1. Risma Nadya Kamalil Hilwa 4201418094


2. Hanifa Dwi Salsabila 4201418035

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020
BOLA LANGIT

Dalam dunia astronomi (ilmu yang mempelajari tentang sistem tata surya) ada banyak
sekali benda-benda yang dapat kita temukan. Ada planet, ada bintang,
ada komet, ada asteroid, ada satelit, meteor, meteorit dan lain sebagainya. Pada zaman dahulu
astronomi dianggap sebagai hal yang sangat misterius karena banyak sekali rahasia- rahasia yang
tidak bisa dijelaskan karena terbatasnya pengetahuan manusia. Namun karena semakin
berkembangnya teknologi saat ini maka lebih banyak hal dari luar angkasa yang bisa diketahui
oleh manusia. Manusia bisa mengetahui apa saja benda yang ada di luar angkasa dan juga apa
saja fenomena yang terjadi di luar angkasa.

Ada banyak hal-hal yang berada di luar angkasa yang bisa kita bicarakan. Fenomena
alam yang menakjubkan yang terjadi di luar angkasa bisa berupa fenomena rutin dan fenomena
berkala. Fenomena alam yang rutin misalnya adalah rotasi bumi dan juga revolusi bumi.
Fenomena alam yang berkala misalnya adalah melintasnya komet, jatuhnya meteor dan lain
sebagainya. Selain benda langit yang sudah disebutkan sebelumnya, ada juga benda langit yang
masih asing di telinga kita yaitu bola langit.

A. Pengertian Bola langit

Bola langit merupakan bola khayal yang memiliki radius tidak terhingga yang
tampak berotasi, konsentrik dan juga koaksial dengan bumi. Pada bola langit, semua objek
langit dibayangkan berada pada kulit bola di sebelah dalam. Kemudian sebanding dengan
apa yang dimiliki oleh bola Bumi, ekuator langit serta kutub-kutub langit merupakan
proyeksi ekuator bumi dan juga kutub-kutub bumi pada bola langit. Dengan demikian kita
dapat juga menyebut bola langit dengan sebuah bola khayal yang berkedudukan sebagai
tempat proyeksi benda- benda langit.

B. Fungsi Bola Langit

Bola langit merupakan sebuah alat bantu yang sangat penting di dunia astrometri.
Bola langit ini bisa digunakan secara geosentrik ataupun toposentrik.

a. Geosentrik: Paham bahwa bumi sebagai pusat, artinya bahwa bola tersebut berpusat pada
pengamat khayal yang berada di pusat bumi serta efek paralaks tidak diperhitungkan.
b. Toposentrik: bola tersebut berpusat pada pengamat yang berada di permukaan bumi serta
paralaks horizontal tidak bisa selalu diabaikan.

Bola langit sendiri benfungsi untuk pengolahan di bidang astrometri (astronomi dan
geometri), terlebih untuk menentukan aktivitas- aktivitas langit atau posisi langit dari bumi
dan lain sebagainya. nantinya posisi-posisi ini akan berbeda apabila dilihat dari titik-titik
yang berbeda, seperti dari kutub utara, dari kutub selatan, di ekuator maupun di wilayah di
wilayah antara keduanya yaitu antara ekuator dan kutub.

C. Sistem Tata Koordinat

Dalam astronomi untuk menyatakan letak suatu benda langit diperlukan suatu sistem
tata koordinat yang dapat menyatakan secara pasti kedudukan benda langit tersebut. Tata
koordinat tersebut diantaranya adalah tata koordinat horizon, tata koordinat ekuator dan tata
koordinat ekliptika.

1) Tata Koordinat Horizon

Beberapa istilah yang berkaitan dengan sistem koordinat horizon, yaitu horizon,
garis vertikal, zenith, nadir, azimuth, dan tinggi bintang.
Horizon: Lingkaran pada bola langit yang menghubungkan titik utara, timur, selatan dan
barat sampa ke utara lagi. Horizon merupakan batas pemisah antara belahan
langit atas dan bawah yang tidak tampak. Ketika kita berdiri di suatu tempat
terkesan kita seolah-olah menjadi pusat dari sebuah bola raksasa (bola langit).
Pada lingkaran besar tersebut langit dan Bumi bertemu. Lingkaran inilah yang
disebut horizon. Lingkaran horizon disebut juga ufuk atau kaki langit atau
cakrawala Dalam ilmu astronomi dikenal ada tiga macam ufuk yaitu

a. Ufuk hakiki/ufuk sejati/true horizon: Bidang datar yang ditarik titik pusat
bumi tegak lurus dengan garis vertikal, sehingga ia membelah bumi dan
bola langit menjadi dua bagian sama besar, bagian atas dan bagian bawah.
b. Ufuk hissi/ufuk semu/horizon astronomi: Bidang datar yang ditarik dari
permukaan bumi tegak lurus dengan garis vertikal. Ufuk ini dapat diketahui
dengan alat Niveau atau Waterpass.
c. Ufuk mar’i/ufuk kodrat/visible horizon: ufuk yang terlihat oleh mata, yaitu
ketika seseorang berada di tepi pantai atau berada di dataran yang sangat
luas, maka akan tampak ada semacam garis pertemuan antara langit dengan
bumi.

Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan


pandangan pengamat saja. Tata koordinat horizon tidak dapat menggambarkan
lintasan peredaran semu bintang dan letak bintang selalu berubah sejalan
dengan waktu. Namun, tata koordinat horizon penting dalam hal pengukuran
absorbsi cahaya bintang.

Vertikal: Garis tengah bola langit yang tegak lurus dengan garis tengah horizon.

Titik puncak (Zenith): Titik pertemuan antara garis vertikal dengan bola langit bagian
atas yang kemudian disingkat dengan huruf Z

Titik hakiki (Nadir): titik pertemuan antara garis vertikal dengan bola langit bagian
bawah yang kemudian disingkat dengan huruf N.
Lingkaran vertikal: Suatu lingkaran yang menghubungkan titik zenith dan titik nadir
melalui horizon tegak lurus pada bidang horizon, sehingga setiap titik pada
lingkaran horizon jaraknya 90˚ dan dapat dibuat tidak terbatas (lingkaran di
bola langit yang bergaris menengahkan garis vertikal).

Azimuth: Jarak yang dihitung dari titik utara sampai dengan lingkaran vertikal yang
dilalui oleh bintang tersebut melalui lingkaran ufuk atau horizon menurut arah
perputaran arah jarum jam.

Untuk menyatakan azimuth terdapat dua versi, yaitu:

a. Menggunakan acuan titik Selatan.


b. Menggunakan acuan titik Utara (dianut Internasional untuk astronomi dan
navigasi), berupa busur UTSB.

Kedua versi tersebut menggunakan arah yang sama yaitu jika dilihat dari zenith
arahnya searah perputaran jarum jam yang nilainya 0˚-360˚.

Tinggi benda langit: Suatu sudut yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan antara
titik pusat dengan proyeksi bintang dengan garis yang menghubungkan antara titik pusat
dengan bintang. Tinggi bintang diukur dari horizon keatas ufuk dengan nilainya positif 0˚
sampai 90˚, dan dari horizon kebawah ufuk dengan nilai -0˚ sampai -90˚.

Ordinat-ordinat dalam tata koordinat horizon adalah:

a. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan azimuth (Az). Azimuth umumnya diukur dari
selatan ke barat sampai pada proyeksi bintang itu di horizon. Namun ada pula
azimuth yang diukur dari utara ke timur.
b. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan tinggi bintang yang diukur dari proyeksi
bintang di horizon ke arah bintang itu menuju ke zenith. Tinggi bintang diukur 0˚-
90˚ jika arahnya ke atas (menuju zenith) dam 0˚-(-90˚) jika arahnya ke bawah
(menuju nadir).
2) Tata Koordinat Ekuatorial
Tata koordinat ekuator adalah sistem koordinat bola dengan khatulistiwa langit sebagai
ekuator (lingkaran tengah) dan garis normal dari khatulistiwa langit menembus bola
langit pada kutub lintang utara (KLU), kemudian dari KLU ditarik bujur melalui vernal
equinox sebagai bujur standar.
standar
Ekuator langit sebenarnya adalah perpotongan perpanjangan bidang ekuator Bumi pada
bola langit, dan kutub-kutub
kutub langit sebenarnya merupakan perpanjangan poros rotasi
Bumi (yang melewati kutub-kutub
kutub Bumi) pada bola langit.
Jika pada sistem koordinat geografis
geografis dinyatakan dalam bujur dan lintang, pada tata
koordinat ekuatorial menggunakan konsep asensiorekta dan deklinasi.
Ada
da beberapa istilah dalam tata koordinat ekuator yang harus diketahui
diketahui, diantaranya
adalah: asensiorekta, deklinasi, jam bintang, sudut jam
jam bintang, titik aries.

Asensiorekta (α): busur sepanjang ekuator yang diukur


diukur dari titik acuan atau titik Aries ke
arah yang berlawanan dengan
dengan peredaran semu harian benda
benda-benda
langit (ke arah timur) hingga ke lingkaran jam bintang yang
bersangkutan Asensiorekta dinyatakan dalam satuan sudut (jam,
bersangkutan.
menit, detik), dengan 1 jam = 15 derajat / 24 jam = 360 derajat
Deklinasi (δ): busur sepanjang lingkaran jam yang diukur dari garis ekuator hingga ke
kedudukan bintang yang bersangkutan dan dinyatakan dalam satuan
sudut (derajat, menit, detik).
Sudut Jam Bintang: sudut antara meridian dan lingkaran jam bintang.
Titik Aries/Vernal Equinox: titik perpotongan antara bidang ekliptika dan ekuator
langit.
Lingkaran jam atau bujur langit: lingkaran besar melalui kutub-kutub langit.
Lingkaran ekliptika: lingkaran tempat kedudukan gerak semu tahunan Matahari.
Perpotongan bidang orbit Bumi (ekliptika) dengan bola langit
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat ekuator:
a. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan sudut jam atau Hour Angle (HA) atau
aksensiorekta. Sudut jam menunjukkan letak suatu bintang dari titik
kulminasinya, yang diukur dengan satuan jam (ingat,1h = 15°). Sudut jam diukur
dari titik kulminasi atas bintang (A) ke arah barat (positif, yang berarti bintang
telah lewat kulminasi sekian jam) ataupun ke arah timur (negatif, yang berarti
tinggal sekian jam lagi bintang akan berkulminasi). Dapat juga diukur dari 0° –
360° dari titik A ke arah barat.
b. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan deklinasi (δ), yang diukur dari proyeksi
bintang di ekuator ke arah bintang itu menuju ke kutub Bumi. Tinggi bintang
diukur 0° – 90° atau positif jika arahnya menuju KLU dan 0° – (-90°) atau
deklinasi negatif jika arahnya menuju KLS.
3) Tata Koordinat Ekliptikal
Dalam sistem ini penentuan posisi benda langit yang diperlukan adalah bujur ekliptika
atau ecliptic longitude dan lintang ekliptika atau ecliptic latitude.
Ekliptika pada benda langit merupakan suatu bidang edar berupa garis khayal yang
menjadi jalur lintasan benda-benda
benda benda langit dalam mengelilingi suatu titik pusat sistem tata
surya.

Bidang ekliptika: bidang yang dibentuk oleh lintasan bumi mengitari matahari setiap
tahun yang berbentuk elips
Pembagian tata koordinat Ekliptika:
Ekliptika
a. Sistem Koordinat Heliosentrik
Matahari
atahari (sun) menjadi pusat koordinat. Benda langit
git lain seperti bumi dan planet
bergerak mengitari matahari. Bidang datar yang identik dengan bidang xy adalah
bidang ekliptika yatu bidang bumi mengitari matahari.
Keterangan:
 Pusat koordinat: matahari
 Bidang datar referensi: bidang
bidang orbit bumi mengitari matahari/bidang
ekliptika
 Titik referensi: vertical equinox (γ)
 Koordinat:
- r = jarak benda langit ke matahari
- λ = sudut bujur ekliptika (ecliptical longitude), dihitung dari VE
berlawanan arah jarum jam
- β = sudut lintang ekliptika (ecliptical latitude), yaitu sudut antara
garis penghubung benda langit-matahari dengan bidang ekliptika
b. Sistem Koordinat Geosentrik
Sistem koordinat ini menggunakan bumi sebagai pusat koordinat. Matahari dan
planet-planet lainnya nampak bergerak mengitari bumi. Bidang datar xy adalah
bidang ekliptika, sama seperti pada ekliptika heliosentrik
Keterangan:
 Pusat koordinat: bumi
 Bidang datar referensi: Bidang Ekliptika (Bidang orbit bumi mengitari
matahari, yang sama dengan bidang orbit matahari mengitari bumi)
 Titik referensi: vertical equinox/titik Aries (γ)
 Koordinat:
- δ= Jarak benda langit ke bumi (seringkali diabaikan atau tidak
perlu dihitung)
- λ= Bujur Ekliptika (Ecliptical Longitude) benda langit menurut
bumi, dihitung dari VE
- β= Bujur Ekliptika (Ecliptical Longitude) benda langit menurut
bumi, dihitung dari VE
D. Sifat-Sifat Bola Langit
1. Sikap bola langit sejajar (pengamat di kutub utara Bumi, b = 90°LU)
Bumi mengalami rotasi dari barat ke timur, seolah- olah langit berotasi dari Timur ke
Barat. Jika kita sebagai pengamat maka kita akan melihat benda- benda di langit tidak
pernah tenggelam. Selain itu kita juga tidak pernah melihat benda- benda langit yang
berada di belahan selatan bola langit tidak pernah terbit.
2. Sikap bola langit tegak (pengamat berada di wilayah Ekuator, b = 0°)
Di wilayah ini kita akan melihat bahwa semua benda langit akan terbit dari sisi timur
horison dan akan tenggelam di sisi barat horison (hal ini berarti selama 12 jam benda-
benda langit ada di atas horison dan selama 12 jam pula benda langit berada di bawah
horison).
3. Sikap bola langit miring (pengamat berada di wilayah antara kutub dan ekuator)
 Bumi yang berputar pada porosnya menyebabkan semua benda langit akan
beredar dengan lintasan yang sejajar dengan ekuator langit.
 Benda langit yang berada di belahan utara bola langit namun di luar daerah
sirkumpolar memiliki lintasan dengan busur yang letaknya di atas horison lebih
panjang daripada busur lintasan yang berada di bawah horison.
 Di daerah sirkumpolar utara, benda- benda langit selalu berada di atas horison
dan seolah tidak pernah tenggelam.
DAFTAR PUSTAKA

Hambali, Slamet. 2011. Ilmu Falak 1. Semarang: Program Pascasarjana IAIN Walisongo.
Hollander, Den. 1951. Ilmu Falak. Jakarta: J.B Wolters.
Jamil, A. 2011. Ilmu Falak, Jakarta: Amzah,.
Muhyiddin, Khazin. 2004. Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta: Buana Pustaka.
Rachim, Abdur. 1983. Ilmu Falak, Yogyakarta: Liberty.
Sari, Ayu Puspita, dkk. 2016. Makalah IPBA: Posisi Benda Langit Meliputi Sistem Koordinat
Horizon, Ekuator, dan Ekliptika Serta Gerak Bumi Dilihat dari Tempat Berbeda. Palembang,
Universitas Sriwijaya
Simamora. 1985. .Ilmu Falak Kosmografi, Jakarta: Pejuang Bangsa.
Sukardiyono. 2006. Bola langit dan tata koordinat. Makalah seminar. Universitas Negeri
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai