Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Prasejarah adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di
mana catatan sejarah yang tertulis belum tersedia. Zaman prasejarah dapat
dikatakan bermula pada saat terbentuknya alam semesta, namun umumnya
digunakan untuk mengacu kepada masa di mana terdapat kehidupan di muka
bumi dimana manusia mulai hidup. Batas antara zaman prasejarah dengan
zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu
pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan,
sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman
prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak
sama, tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Semakin berkembangnya
zaman, semakin maju juga pemikiran manusianya. Dan pemikiran tersebut
menyebabkan perbedaan peradaban suatu bangsa dan mempengaruhi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk pula ilmu fisika.
Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah berlangsung
secara tiba-tiba, melainkan melalui proses bertahap dan evolutif. Karenanya,
untuk memahami sejarah perkembangan ilmu pengetahuan harus melakukan
pembagian atau klasifikasi secara periodik. Dalam setiap periode sejarah
pekembangan ilmu pengetahuan menampilkan ciri khas tertentu. Perkembangan
pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepada peradaban Yunani. Terjadi
perkembangan ilmu pengetahuan di setiap periode dikarenakan pola pikir
manusia yang mengalami perubahan dari mitos-mitos menjadi lebih rasionil.
Manusia menjadi lebih proaktif dan kreatif menjadikan alam sebagai objek
penelitian dan pengkajian.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa memahami perkembangan fisika serta serta pikiran-pikiran


yang melatar belakanginya.
2. Untuk mengetahui sumbangan Perkembangan Mesir , Babilonia dan
Yunani Kuno dalam Fisika

1
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa Perkembangan Mesir , Babilonia dan Yunani Kuno dalam Fisika`
2. Bagaimana perbandingan perkembangan Mesir , Babilonia dan Yunani Kuno
dalam Fisika ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan


Terlepas dari adanya berbagai perbedaan para ahli dalam mendefinisikan
term sejarah, penulis lebih sependapat dengan apa yang ditulis oleh Mohammad
Amien Rais, bahwa sejarah adalah kontinuitas antara masa lampau, masa
sekarang dan masa depan. Dalam menela’ah sejarah, hal ini dapat dilihat dari
segi kronologis dan geografis, yang bisa dilihat dengan kurun waktu dimana
sejarah itu terjadi. Dalam setiap periode sejarah pekembangan ilmu pengetahuan
memiliki ciri khas atau karakteristik tertentu. Tetapi dalam pembagian
periodisasi perkembangan ilmu pengetahuan ada perbedaan dalam jumlahnya
dalam berbagai literatur sepanjang penulis ketahui. Maka dari itu, untuk
memahami sejarah perkembangan ilmu pengetahuan secara mudah, disini telah
dilakukan elaborasi dan klasifikasi atau pembagian secara garis besar.
Berikut adalah uraian singkat dari masing-masing periode atau sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan dari masa ke masa.

1. Perkembangan Pengetahuan di daerah Mesir


Kira – kira tahun 3000 SM di daerah Mesopotamia , yaitu di
lembah sungai Tigris dan Euphart orang telah mulai bertani dengan
jumlah besar . Mereka telah menggunakan binatang dan bajak untuk
membajak tanah serta memiliki perahu dan kendaraan peroda untuk
keperluan transportasi . Pada masa itu pula mereka memperoleh
kemajuan besar dalam mengolah serta memanfaatkan perunggu sebagai
alat dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu mereka telah mampu
membuat barang-barang keramik .
Pada tahun 2500 SM bangsa Sumer yang mendiami daerah Mesopotamia
telah mengenal matematika dalam arti mempunyai kemampuan berhitung dan
menuliskan lambang bilangan-bilangan sera membuat penjumlahan,
pengurangan dan perkalian bilangan-bilangan tersebut.
Kebudayaan Mesir pada zaman kuno sudah lebih maju. Dalam bidang
transportasi orang Mesir telah berhasil menemukan kereta beroda dan perahu

3
layar. Disamping itu mereka juga telah mengenal timbangan yang
memungkinkan mereka mengetahui berat suatu benda.
Adanya banjir yang terjadi pada sungai Nil di jadikan patokan permulaan
tahun oleh orang Mesir dan dengan demikian mereka membuat kalender dengan
membagi satu tahun dalam 360 hari.
Pada tahun 2500 SM di Mesir telah dibangun suatu piramida yang sisi-
sisinya telah menghadap arah barat, timur, utara dan selatan. Dalam
membangun suatu piramida tidak saja sisi-sisinya harus menghadap ke arah
mata angin tetapi alasnya harus berbentuk bujursangkar yaitu segiempat yang
bersisi sama psnjsng dan bersudut siku-siku. Untuk membentuk sudut 90 orang
Mesir menggunakan tali. Tiga utas tali masing-masing berukuran panjang 3, 4
dan 5 satuan diikatkan satu dengan lainnya dan direnggangkan pada simpul-
simpul tersebut sehingga terbentuk segitiga siku-siku.
Matematika yang dikenal orang Mesir, digunakan untuk menghitung isi
gudang, membagi bahan makanan sesuai dengan jumlah penduduk dan binatang
pada suatu periode tertentu, menghitung sudut elevasi piramida dan
penyelesaian suatu persamaan dengan suatu bilangan yang tak diketahui.
Dalam bidang pengolahan logam orang Mesir telah lama mengenal cara-
cara pemurnian emas, pengolahan besi serta biji logam lain. Hal ini di ketahui
dengan di temukannya benda-benda dari logam yang berupa perhiasan atau
senjata. Emas, perak dan tembaga di perkirakan telah ada pada tahun 3000 SM.
Ada kemungkinan tembaga dibuat dari mineral malakhit yang di bakar dengan
aran . Perunggu telah di pergunakan orang pada tahun 2500 SM dan waktu itu
besi dan timbal di temukan orang. Raksa mulai di kenal orang pada tahun 1500
SM. Besi merupakan logam yang di sukai dan di hargai, akan tetapi karena
mudah maka logam ini tidak banyak di pakai dalam upacara keagamaan
ataupun untuk hiasan . Timbal terdapat sebagai biji timal sulfida di suatu tempat
dekat Laut Merah.
Selain logam, orang Mesir telah menggunakan alat yang berupa roda
yang berputar pada sumbu tegak untuk memberi bentuk kepada tanah liat yang
digunakan, misalnya bentuk suatu bejana, kemudian dibakar dalam sebuah
tungku atau tanur tinggi yang tertutup. Pembuatan gelas secara besar-besaran
baru di lakukan pada tahun 1370 SM dengan menggunakan netron yang di
leburkan bersama kwarsa. Senyawa-senyawa tembaga di pakai untuk memberi
warna hijau atau biru pada gelas. Kira-kira pada tahun 4000 SM orang-orang
Mesir telah mengenal zat warna indigo yang di gunakan untuk memberi warna
pada teksti.

4
2. Perkembangan Pengetahuan pada Babilonia
Dalam astronomi Babilonia, catatan pergerakan dari bintang, planet, dan
bulan berada dalam ribuan papan tanah liat diciptakan oleh para ahli tulis.
Bahkan saat ini, periode astronomi yang diidentifikasi oleh para ilmuwan
Mesopotamia masih banyak digunakan dalam kalender Barat seperti tahun
matahari dan bulan lunar. Menggunakan data ini mereka mengembangkan
metode aritmetika untuk menghitung panjang perubahan siang hari di sepanjang
tahun dan untuk memprediksi muncul dan hilangnya Bulan dan planet-planet
dan gerhana Matahari dan Bulan. Hanya beberapa nama astronom yang dikenal,
seperti Kidinnu, seorang astronom dan ahli matematika dari Dinasti Chaldean.
Nilai Kiddinu untuk tahun surya digunakan untuk kalender masa sekarang.
Astronomi Babilonia adalah "upaya pertama dan sangat sukses untuk
memberikan deskripsi pengolahan matematis dari fenomena astronomi".
Menurut sejarawan A. Aaboe, "semua varietas dari astronomi ilmiah, di dunia
Helenistik, di India, dalam Islam, dan di Barat jika memang bukan semua usaha
selanjutnya dalam ilmu eksakta bergantung pada astronomi Babilonia dengan
cara-cara yang fundamental dan pasti ” .
Menjelang tahun 2000 SM bangsa Sumer ditaklukan oleh orang- orang
Semit dan di bawah dinasti Hammurabi kerajaan Babilonia mengalami
kemajuan kebudayaan. Banyak sekolah didirikan untuk memberikan latihan
bagi para pemuka agama. Matematika makin berkembang dan geometri juga
telah menjadi pengetahuan yang berguna bagi orang Babilonia, misalnya dalam
melaksanakan pengukuran panjang. Selain satuan ukuran panjang mereka
memliki pula satuan ukuran berat dengan menggunakan logam tembaga dan
perak.
Orang Babilonia telah mengenal waktu. Dengan memperhatikan
pergantian musim yang dikaitkan dengan bercocok tanam , mereka membagi
waktu dalam satuan waktu yaitu hari . Pengamatan terhadap perubahan bentuk
bulan yang mereka lakukan menimbulkan satuan waktu yang lebih lama, yaitu
bulan. Pergantian musim mereka hitung dalam jumlah bulan dan pada kira –
kira tahun 2000 SM, mereka telah mampu membagi hari dalam jam serta
menyatakan bahwa satu tahun terdiri dari 365 hari .
Dalam bidang astronomi orang Babilonia ternyata lebih maju dari pada
orang Mesir, sebab orang Babilonia lebih tekun dan mempunyai kegemaran
melakukan pengamatan atas benda-benda angkasa .

5
3. Perkembangan Pengetahuan pada Yunani Kuno
Pada era ini, secara umum terbagi menjadi tiga fase, yaitu:
a. Zaman Batu Tua
Zaman batu tua disebut juga masa prasejarah. Era ini berlangsung sekitar
empat juta tahun SM (sebelum Masehi) sampai 20.000 atau 10.000 tahun SM.
Pada zaman ini telah mempunyai beberapa ciri khas, di antaranya adalah
menggunakan alat-alat sederhana yang dibuat dari batu dan tulang, mengenal
cocok taman dan beternak, dan dalam kehidupan sehari-hari didasari dengan
pengamatan primitif menggunakan sistem trial and error (mencoba-coba dan
salah) kemudian bisa berkembang menjadi know how.
Pada zaman batu tua, yang menjadi tokoh utama disebut-sebut dengan
manusia purba. Belum ditemukan secara spesifik data diri mereka, tetapi yang
terlihat secara jelas adalah hasil karya mereka. Karya-karya mereka yang
fenomenal adalah peralatan yang terbuat dari batu dan tulang.
b. Zaman Batu Muda
Era ini berlangsung tahun 10.000 SM sampai 2.000 SM atau abad 100
sampai 20 SM. Di zaman ini telah berkembang kemampuan-kemampuan yang
sangat signifikan. Kemampuan itu berupa tulisan (dengan gambar dan symbol),
kemampuan membaca (bermula dari bunyi atau suku kata tertentu), dan
kemampuan menghitung.
Dalam zaman ini juga berkembang masalah perbintangan, matematika,
dan hukum. Pada zaman batu muda sudah ada kerajaan-kerajaan besar yang ikut
andil dalam mengukir sejarah. Kerajaan itu adalah Mesir, Babylon, Sumeria,
Niniveh, India , dan Cina. Karya-karya yang didapat dari zaman ini berupa batu
Rosetta (Hieroglip), segitiga dengan unit 3, 4, 5 (segitiga siku-siku), nilai logam
sebagai nilai tukar, perundangan yang ditulis, lukisan di dinding gua, tulisan
Kanji (Pistographic Writing), dan zodiac .
c. Zaman Logam.
Zaman ini berlangsung dari abad 20 SM sampai abad 6 SM. Pada zaman
ini pemakaian logam sebagai peralatan sehari-hari, bahkan sebagai perhiasan,
peralatan masak, atau bahkan peralatan perang. Pada zaman Logam didominasi
oleh kerajaan Mesir. Tetapi kerajaan Cina dan Sumeria juga masih mempunyai
peran. Pada masa ini karya-karya yang ada berupa didominasi dengan alat-alat

6
yang terbuat dari besi dan perunggu. Seni membuat patung juga menjadi karya
fenomenal pada masanya, bahkan sampai saat ini. Contohnya adalah karya-
karya dari Mesir, seperti patung istri raja Fir’aun (Neferitti).
Menurut Soetriono dan SDRm Rita Hanafie, masa sejarah dimulai kurang
lebih 15.000 sampai 600 tahun Sebelum Masehi. Pada masa ini pengetahuan
manusia berkembang lebih maju. Mereka telah mengenal membaca, menulis,
dan berhitung. Kebudayaan mereka pun mulai berkembang di berbagai tempat
tertentu, yaitu Mesir di Afrika, Sumeria, Babilonia, Niniveh, dan Tiongkok di
Asia, Maya dan Inca di Amerika Tengah. Mereka sudah bisa menghitung dan
mengenal angka .
4. Zaman Yunani Kuno
Menurut Bertrand Russel, diantara semua sejarah, tak ada yang begitu
mencengangkan atau begitu sulit diterangkan selain lahirnya peradaban di
Yunani secara mendadak. Memang banyak unsur peradaban yang telah ada
ribuan tahun di Mesir dan Mesopotamia. Namun unsur-unsur tertentu belum
utuh sampai kemudian bangsa Yunanilah yang menyempurnakannya. Zaman ini
berlangsung dari abad 6 SM sampai dengan sekitar abad 6 M. Zaman ini
menggunakan sikap an inquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki
sesuatu secara kritis), dan tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada
sikap receptive attitude (sikap menerima segitu saja). Sehingga pada zaman ini
filsafat tumbuh dengan subur. Yunani mencapai puncak kejayaannya atau
zaman keemasannya .
Pada zaman ini banyak bermunculan ilmuwan terkemuka. Ada beberapa
nama yang popular pada masa ini, yaitu :
a. Thales (624-545 SM) dari Miletus.
Kurang lebih enam ratus tahun sebelum Yesus terlahir, muncullah sosok
pertama dari tridente Miletus yaitu Thales yang menggebrak cara berfikir
mitologis masyarakat Yunani dalam menjelaskan segala sesuatu. Sebagai
Saudagar-Filosof, Thales amat gemar melakukan muhibah. Ia bahkan pernah
melakukan lawatan ke Mesir. Thales adalah filsuf pertama sebelum masa
Socrates. Menurutnya zat utama yang menjadi dasar segala materi adalah air.
Pada masanya, ia menjadi filsuf yang mempertanyakan isi dasar alam.
b. Pythagoras (580 SM–500 SM)
Pythagoras lahir di Samos (daerah Ioni), tetapi kemudian berada di
Kroton (Italia Selatan).[17] Ia adalah seorang matematikawan dan
filsufYunani yang paling dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai

7
“Bapak Bilangan”, dan salah satu peninggalan Phytagoras yang terkenal
adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa
dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari
kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema
ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema
ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali
membuktikan pengamatan ini secara matematis. Selain itu, Pythagoras
berhasil membuat lembaga pendidikan yang disebut Pythagoras Society.
Selain itu, dalam ilmu ukur dan aritmatika ia berhasil menyumbang teori
tentang bilangan, pembentukan benda, dan menemukan hubungan antara
nada dengan panjang dawai. c. Socrates (469 SM-399 SM)
Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli
filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates adalah
yang mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles.
sumbangsih Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode
penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak
diterapkan untuk menguji konsep moral yang pokok. Karena itu, Socrates
dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan juga filsafat
secara umum.
d. Plato (427 SM-347 SM)
Ia adalah murid Socrates dan guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling
terkenal ialah Republik (Politeia) di mana ia menguraikan garis besar
pandangannya pada keadaan “ideal”. Selain itu, ia juga menulis ‘Hukum’ dan
banyak dialog di mana Socrates adalah
peserta utama. Sumbangsih Plato yang terpenting tentu saja adalah
ilmunya mengenai ide. Dunia fana ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan
daripada dunia ideal. Di dunia ideal semuanya sangat sempurna.
e. Aristoteles (384 SM- 322 SM)
Aristoteles adalah seorang filsufYunani, murid dari Plato dan guru dari
Alexander yang Agung. Ia memberikan kontribusi di bidang Metafisika, Fisika,
Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, dan Ilmu Alam. Di bidang ilmu alam, ia
merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan
spesies-spesies biologi secara sistematis. Sementara itu, di bidang politik,
Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari
bentuk demokrasi dan monarki. Dari kontribusinya, yang paling penting adalah
masalah logika dan Teologi (Metefisika). Logika Aristoteles adalah suatu sistem
berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih

8
dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun
demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi,
eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking). Logika yang digunakan
untuk menjelaskan cara menarik kesimpulan yang dikemukakan oleh Aristoteles
didasarkan pada susunan pikir (syllogisme). 7
Selain nama-nama diatas, masih ada filosof-filosof sepertiAnaximander
(610 SM-546 SM) dengan diktum falsafinya bahwa permulaan yang pertama,
tidaklah bisa ditentukan (Apeiron), karena tidaklah memiliki sifat-sifat zat yang
ada sekarang. Anaximenes yang hidup pada abad ke 6 SM., masih satu generasi
dengan Anaximander, ia berpendapat bahwa zat yang awal ada adalah udara. Ia
menganggap bahwa semuanya di alam semesta dirasuki dengan udara.
Demokreitos (460-370 SM), ia mengembangkan teori mengenai atom sebagai
dasar materi, sehingga ia dikenal sebagai “Bapak Atom Pertama”. Empedokles
(484-424 SM) adalah seorang filsufYunani berpendapat bahwa materi terdiri
atas empat unsur dasar yang ia sebut sebagai akar, yaitu air, tanah, udara, dan
api. Selain itu, ia menambahkan satu unsur lagi yang ia sebut cinta (philia). Hal
ini dilakukannya untuk menerangkan adanya keterikatan dari satu unsur ke
unsur lainnya.
Empedokles juga dikenal sebagai peletak dasar ilmu-ilmu fisika dan
biologi pada abad 4 dan 3 SM. Dan juga Archimedes, (sekitar 287 SM-212 SM)
ia adalah seorang ahli matematika, astronom, filsuf, fisikawan, dan insinyur
berbangsa Yunani. Archimedes, dianggap sebagai salah satu matematikawan
terbesar sepanjang masa, hal ini didasarkan pada temuannya berupa prinsip
matematis tuas, sistem katrol (yang didemonstrasikannya dengan menarik
sebuah kapal sendirian saja), dan ulir penak, yaitu rancangan model planetarium
yang dapat menunjukkan gerak matahari, bulan, planet-planet, dan
kemungkinan konstelasi di langit. Di bidang matematika, penemuannya
terhadap nilai (phi) lebih mendekati dari ilmuan sebelumnya. Dari karya-
karyanya yang bersifat eksperimental, ia kemudian dijuluki sebagai, “Bapak
IPA Eksperimental”.

9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Dari pembahasan diatas kami dapat menyimpulkan bahwa hasil
pemikiran dari para fisikawan pada zaman Yunani Kuno sudah
memberikan kontribusi yang banyak bagi dunia ini, hingga sekarang hasil
pemikiran para fisikawan tersebut masih digunakan sebagi acuan dalm
sebuah pembelajaran. Banyak dari hasil pemikiran para fisikawan pada
zaman Yunani Kuno dijadikan sebagi acuan bagi para Fisikwan periode-
periode selanjutnya, seperti teori yang diungkapkan oleh Phytagoras,
menjadikan inspirasi bagi Einstein tentang teroi relativitas umum.
Archimedes menurunkan banyak deskripsi kuantitatif yang benar dari
mekanik dan hidrostatik.
2. Astronomi Babilonia adalah upaya pertama dan sangat sukses untuk
memberikan deskripsi pengolahan matematis dari fenomena astronomi.
3. Di bandingkan dengan Babilonia , kebudayaan Mesir pada zaman kuno
sudah lebih maju . Dalam bidang transportasi orang Mesir telah berhasil
menemukan kereta beroda dan perahu layar dan mengenal timbangan
yang memungkinkan mereka mengetahui berat suatu benda.
4. Dalam bidang astronomi orang Babilonia ternyata lebih maju dari pada
orang Mesir , sebab mereka lebih tekun dan mempunyai kegemaran
melakukan pengamatan atas benda-benda angkasa.
5. Orang Babilonia telah mengenal waktu. Dengan memperhatikan
pergantian musim yang dikaitkan dengan bercocok tanam , mereka
membagi waktu dalam satuan waktu yaitu hari.
6. Adanya banjir yang terjadi pada sungai Nil di jadikan patokan permulaan
tahun oleh orang Mesir dan dengan demikian mereka membuat kalender
dengan membagi satu tahun dalam 360 hari.
7. Banjir yang terjadi tiap tahun pada sungai Nil menghapus batas tanah
pertanian yang terdapat pada lembah sungai Nil . Oleh karena itu mereka
mengembangkan cara – cara menghitung panjang dan lebar tanah
pertanian serta menghitung luas suatu bentuk segitiga , segiempat
berdasarkan panjang sisi – sisinya.
8. Sejarah Fisika memulai sejarahnya dengan mengambil orientasi Yunani
Kuno dengan menyebut tokoh Thales dari Miletus ( 625 BC – 545 BC )
sebagai tokoh dalam pembukaan kalam sejarah Fisika.

10
DAFTAR PUSTAKA
Poedjiadi, Anna, 1987 . Sejarah dan Filsafat Sains . Bandung : Depdikbud
Proyek
Royarti Tamba. 3 Juni 2014. Makalah Perkembangan Mesir Babilonia dan
Yunani Kuno.
https://plus.google.com/106594689453783174091/post/4TigTXnejB8

11

Anda mungkin juga menyukai