Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“FUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI TABUNGAN”

Oleh :

Risni Viviyanti Mamudi (15504024)

kelas VII A

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha, karena atas rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Matematika
Ekonomi” Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan pembaca tentang Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun bahasanya, maka kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak yang menjadikan makalah ini sebagai
bahan literatur mengenai materi terkait.

Tondano, 22 November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………….......................... i

DAFTAR ISI……………………………………………….............................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………..............................….….. 1
1.2 Rumusan Masalah………………………....………................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan………………………………….................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konsumsi dan Tabungan........................................................ 2


2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi......................................... 2
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tabungan......................................... 3
2.4 Hubungan Konsumsi dan Tabungan........................................................ 5
2.5 Teori Konsumsi........................................................................................ 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengeluaran konsumsi masyarakat adalah satu variabel makro ekonomi
yang dilambangkan “C”. Konsep konsumsi yang merupakan konsep yang di
Indonesiakan dalam bahasa inggris “Consumption”, merupakan pembelajaan
yang dilakukan oleh rumah tangga ke atas barang-barang akhir dan jasa-jasa
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang-orang yang melakukan
pembelanjaan tersebut atau juga pendapatan yang dibelanjakan. Bagian
pendapatan yang tidak dibelanjakan disebut tabungan, dilambangkan dengan
huruf “S” inisial dari kata saving. Apabila pengeluaran-pengeluaran konsumsi
semua orang dalam suatu negara dijumlahkan, maka hasilnya adalah
pengeluaran konsumsi masyarakat negara yang bersangkutan. Pertumbuhan
ekonomi saat ini bertumpu pada konsumsi karena peranan sektor investasi dan
ekspor mendorong pertumbuhan ekonomi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu konsumsi dan tabungan ?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi ?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi tabungan ?
4. Bagaimana hubungan antara konsumsi dan tabungan ?
5. Apa yang dimaksud teori konsumsi ?
C. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk :


1. Mengetahui apa yang dimaksud konsumsi dan tabungan.
2. Mengetahui fungsi dari konsumsi dan tabungan.
3. Mengetahui apa saja yang mempengaruhi konsumsi.
4. Mengetahui apa yang dimaksud teori konsumsi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsumsi dan Tabungan


Dilihat dari segi ekonomi, konsumsi merupakan tindakan untuk
mengurangi atau menghabiskan nilai guna ekonomi suatu benda. Sedangkan
menurut Dharam Bannoch dalam bukunya ieconomicsi memberikan
pengertian tentang konsumsi yaitu merupakan pengeluaran total untuk
memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu
(dalam satu tahun) pengeluaran.
Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang
dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari
orang yang melakukan pembelanjaan tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas
makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang lain
digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang diproduksi
untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan
barang konsumsi. Sedangkan Tabungan adalah simpanan uang yang berasal
dari pendapatan yang tidak dibelanjakan dan bisa dilakukan oleh perorangan
maupun instansi tertentu. Simpanan uang (tabungan) ini bisa diambil kapan
saja tanpa Mandiri) yang diberikan oleh berbagai bank.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi yaitu sebagai berikut:
1) Tingkat Pendapatan
Makin tinggi tingkat pendapatan suatu rumah tangga, akan semakin tinggi
tingkat konsumsinya. Sebaliknya, jika pendapatannya kecil, konsumsinya
pun kecil.
2) Tingkat Harga
Banyak sedikitnya barang yang akan dikonsumsi sangat bergantung pada
harga kata lain, konsumsi dikurangi pada waktu harga tinggi dan konsumsi
dapat ditingkatkan jika harga lebih rendah.

2
3) Sikap dan Gaya Hidup
Sikap dan gaya hidup seseorang sangat mempengaruhi tingkat konsumsi.
Jika sikap dan gaya hidupnya boros, ia cenderung berperilaku konsumtif,
yaitu kebiasaan untuk membelanjakan semua uang untuk membeli barang,
padahal barang tersebut belum tentu bermanfaat.
4) Adat Istiadat
Adat istiadat juga dapat mempengaruhi konsumsi. Misalnya, untuk
upacara tradisional diperlukan barang-barang tertentu.
5) Model Barang
Model barang yang sedang tren dapat mempengaruhi perilaku masyarakat
dalam konsumsi.
6) Kegiatan Berkompetisi dengan Konsumen Lain
Barang substitusi jika seorang konsumen memiliki hasrat atau keinginan
berkompetisi dengan konsumen lainnya, biasanya tingkat konsumsinya
besar. Artinya, konsumen yang dilakukan bukan berdasarkan skala
prioritas kebutuhan, melainkan menurut konsumen lain.
7) Selera Konsumen
Selera konsumen setiap orang berbeda-beda. Orang Jawa dan orang Sunda
memiliki selera yang berbeda dalam hal makanan. Adanya perbedaan
selera jelas akan mempengaruhi konsumsi masyarakat terhadap barang dan
jasa.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tabungan
Faktor-faktor yang mempengaruhi tabungan yaitu sebagai berikut :
1) Keadaan Perekonomian
Bila perekonomian dalam keadaan baik, stabil, dan tidak banyak
pengangguran maka masyarakat cenderung aktif melakukan konsumsi dan
kurang aktif menabung. Sebaliknya, bila perekonomian dalam keadaan
buruk, tidak stabil dan terdapat banyak pengangguran maka masyarakat
cenderung berhati-hati dan mengurangi konsumsi, serta lebih
memprioritaskan menabung untuk menghadapi kemungkinan-
kemungkinan buruk.

3
2) Suku Bunga
Bila suku bunga tinggi, masyarakat akan lebih suka menabung dan
akan mengurangi konsumsi. Karena, dengan suku bunga yang tinggi
masyarakat akan memperoleh jumlah bunga yang besar. Sebaliknya, bila
suku bunga rendah, masyarakat akan malas menabung dan cenderung akan
menambah.
3) Kekayaan yang Telah Dimiliki
Bila suatu rumah tangga telah memiliki kekayaan yang cukup atau
berlebih, hasil dari bekerja atau mendapat warisan maka rumah tangga
tersebut cenderung kurang aktif menabung dan lebih aktif
melakukan konsumsi. Tetapi, bila suatu rumah tangga belum memiliki
kekayaan yang cukup maka rumah tangga tersebut cenderung lebih aktif
menabung agar memiliki sejumlah kekayaan yang diinginkan.
4) Budaya Berhemat
Masyarakat memiliki budaya yang berbeda dalam menggunakan
pendapatan. Ada kelompok masyarakat yang sangat suka berhemat dan
selalu berusaha menabung untuk mempersiapkan masa depan. Ada pula
kelompok masyarakat yang sangat suka berkonsumsi dan kurang
mengenal budaya berhemat.
5) Distribusi Pendapatan
Pada masyarakat yang distribusi pendapatannya tidak merata, jumlah
tabungan umumnya lebih banyak, karena distribusi pendapatan yang tidak
merata mengakibatkan sebagian masyarakat memperoleh pendapatan yang
tinggi, sedangkan sebagian yang lain memperoleh pendapatan yang rendah
yang hanya cukup untuk berkonsumsi.
Masyarakat yang berpendapatan tinggi cenderung suka menabung
sehingga jumlah tabungan menjadi banyak. Adapun pada masyarakat yang
distribusi pendapatannya lebih merata, jumlah tabungan relatif lebih
sedikit karena hampir seluruh masyarakat senang berkonsumsi.
6) Dana Pensiun

4
Bila pemerintah suatu negara memberikan dana pensiun yang tinggi
maka para pegawai cenderung senang berkonsumsi dan kurang aktif
menabung. Sebaliknya, bila dana pensiun rendah, para pegawai cenderung
labih aktif menabung untuk mempersiapkan diri di hari tua.
D. Hubungan antara Konsumsi dan Tabungan
Apabila pendapatan berubah, maka perubahan tersebut akan berpengaruh
terhadap konsumsi dan tabungan. Perbandingan antara pertambahan konsumsi
(∆C) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposible (∆Yd) yang
diperoleh disebut kecondongan mengkonsumsi marjinal (MPC = Marginal
Propensity to Consume). Perbandingan antara pertambahan tabungan (∆S)
dengan pertambahan pendapatan disposibel (∆Yd) yang diperoleh disebut
kecondongan menabung marjinal (MPS = Marginal Propensity to Save). untuk
mengetahui perubahan tingkat konsumsi, maka dapat digunakan rumus :

===> MPC = ∆C / ∆Y dan APC = C / Y


dan untuk mengetahui perubahan tingkat konsumsi, maka dapat digunakan
rumus:
===> MPC = ∆S / ∆Y dan APC = S / Y
Fungsi konsumsi adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan
antara tingkat konsumsi rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam
perekonomian. Sedangkan fungsi tabungan adalah suatu fungsi yang
menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dan
pendapatan nasional dalam perekonomian. Persamaan antara hubungan itu
adalah :
Fungsi Konsumsi : C = a + bY
Fungsi Tabungan : S = -a + (1-b)Y
dimana :
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional nol
(0)
b = kecondongan konsumsi marginal (MPC)
C = tingkat konsumsi

5
S = tingkat tabungan
Y = tingkat pendapatan nasional.
Hasrat untuk menabung atau Marginal Propensity to Save (MPS)
MPS adalah perbandingan antara tambahan tabungan dengan tambahan p
endapatan, atau dapat ditulis dengan rumus:
Dimana:
∆S = tambahan tabungan
∆Y = tambahan pendapatan
Didalam fungsi konsumsi S = -a + (1 – b) Y, maka besarnya MPS = 1 – b
Karena b = MPC, maka MPS = 1 – MPC atau MPS + MPC = 1
Average Propensity to Consume (APC)
APC merupakan perbandingan besarnya konsumsi terhadap pendapatan,
yang dapat ditulis dengan rumus:

APC = C/Y
Average Propensity to Save (APS)
APC merupakan perbandingan besarnya tabungan terhadap pendapatan,
yang dapat ditulis.

APS = S/Y
Faktor yang memengaruhi Tabungan (S), yaitu:
a). Pendapatan yang diterima
Semakin banyak pendapatan yag diterima berarti semakin banyak
pula pendapatan yang disisihkan untuk saving.
b). Hasrat untuk menabung (Maginal Propensity to Save)
Hal ini didorong dengan keinginan masing-masing individu dalam
mengalokasikan pendapatannya untuk ditabung karena
pertimbangan keamanan.
c). Tingkat suku bunga bank
Semakin tinggi tingkat suku bunga simpanan maka semakin
banyak masyarakat untuk menabung (saving).
Kurva Fungsi C dan Fungsi S

6
Untuk menggambar fungsi konsumsi dan tabungan memerlukan langkah-
langkah sebagai berikut :

1) Tentukan besarnya konsumsi jika Y = 0 atau konsumsi otonom pada


fungsi C
2) Tentukan besarnya tabungan jika Y = 0 atau konsumsi otonam pada fungsi
S
3) Tentukan titik impas yaitu ketika Y = C atau S = 0
4) Buat garis vertikal dan garis horisontal (900)
5) Tarik garis lurus dari ordinat dimana Y = C (450)
6) Gambar fungsi C
7) Gambar fungsi S

Contoh
fungsi konsumsi C = 100.000 + 0,75Y maka fungsi tabungan S = -100.000 +
0,25Y
karena C + S = Y dan MPC + MPS = 1
Jika Y = 0 maka C = 100.000 + 0,75(0) = 100.000
Jika Y = 0 maka S = - 100.000 + 0,25(0) = - 100.000
Titik Impas
Y=C atau S=0
Y = 100.000 + 0,75 Y 0 = - 100.000 + 0,25 Y
Y - 0,75Y = 100.000 - 0,25Y = -100.000
−100.000
0,25Y = 100.000 Y= = 400.000
−0,25
100.000
Y= = 400.000
0,25

E. Teori – Teori Konsumsi


Teori Konsumsi John Maynard Keynes

7
Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga
membuat dugaan-dugaan tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan
observasi casual.
Pertama, dan terpenting Keynes menduga bahwa, kecenderungan
mengkonsumsi marginal (marginal propensity to consume) jumlah yang
dikonsumsi dalam setiap tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu.
Kecenderungan mengkonsumsi marginal adalah krusial bagi rekomendasi
kebijakan Keynes untuk menurunkan pengangguran yang kian meluas.
Kekuatan kebijakan fiskal untuk mempengaruhi perekonomian seperti
ditunjukkan oleh pengganda kebijakan fiskal muncul dari umpan balik antara
pendapatan dan konsumsi.
Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan,
yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (avarage prospensity to
consume), turun ketika pendapatan naik. Ia percaya bahwa tabungan adalah
kemewahan, sehingga ia berharap orang kaya menabung dalam proporsi yang
lebih tinggi dari pendapatan mereka ketimbang si miskin.
Ketiga, Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan
konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting.
Keynes menyatakan bahwa pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi hanya
sebatas teori. Kesimpulannya bahwa pengaruh jangka pendek dari tingkat
bunga terhadap pengeluaran individu dari pendapatannya bersifat sekunder
dan relatif tidak penting.
Menururt Keynes, pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh sektor
rumah tangga dalam perekonomian tergantung dari besarnya pendapatan.
Perbandingan antara besarnya konsumsi dengan jumlah pendapatan disebut
kecondongan mengkonsumsi (MPC = Marginal Propensity to Consume).
Semakin besar MPC semakin besar pula pendapatan yang digunakan untuk
kegiatan konsumsi dan sebaliknya.
Pada kondisi negara yang MPC-nya rendah, maka akan menyebabkan
selisih antara produksi nasional (dengan asumsi full employment) dengan
tingkat konsumsi (penggunaan produk) menjadi semakin besar. Agar

8
mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, para pengusaha perlu melakukan
investasi sebesar selisih antara tingkat konsumsi dan produksi tersebut. Jika
besarnya investasi tidak mencapai jumlah tersebut, maka akan terjadi
pengangguran. Karena kondisi tersebut dalam kondisi nyata tidak selalu
tercapai, maka pengangguran akan selalu ada.
Fungsi konsumsi Keynes adalah fungsi konsumsi jangka pendek.
Keynes tidak mengeluarkan fungsi konsumsi jangka panjang karena
menurut Keynes ” in the long run we’re all dead.” , bahwa di dalam jangka
panjang, kita semua akan mati, sehingga jangka panjang tidak perlu
diprediksi.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang
dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari
orang yang melakukan pembelanjaan tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas
makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang lain digolongkan
pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang diproduksi untuk digunakan
oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi.
Sedangkan Tabungan adalah simpanan uang yang berasal dari pendapatan yang
tidak dibelanjakan dan bisa dilakukan oleh perorangan maupun instansi tertentu.
Simpanan uang (tabungan) ini bisa diambil kapan saja tanpa Mandiri) yang
diberikan oleh berbagai bank.

10
DAFTAR PUSTAKA

Banana.2015. Makalah Desain Penelitian Tipe Desain.


http://bananaadress.blogspot.com/2015/11/makalah-desain-penelitian-tipe-
desain.html. Diakses tanggal 12 November 2018

Syana Mawardis. 2013.Contoh Soal Pembahasan RAL Faktorial.


http://mawardisyana.blogspot.com/2013/03/contoh-soal-pembahsan-ral-faktorial-
2.html. Diakses tanggal 12 November 2018

Syana Mawardis. 2013. Pengantar Percobaan Faktorial.


http://mawardisyana.blogspot.com/2013/03/pengantar-percobaan-faktorial.html.
Diakses tanggal 12 November 2018

Syana Mawardis.2013.Contoh soal RAL Faktorial dengan SPSS.


http://mawardisyana.blogspot.com/2013/03/contoh-soal-ral-faktorial-dengan-
spss.html Diakses tanggal 12 November 2018

11

Anda mungkin juga menyukai