Anda di halaman 1dari 61

Bab 12

Reliabilitas Penilai dan Pengamat


------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Bab 12

Reliabilitas Penilai dan Pengamat

A. Dasar

1. Penilai dan Pengamat

• Ada kalanya sekor tidak langsung diperoleh


dari responden

• Kita menggunakan penilai dan pengamat untuk


menentukan sekor

• Dalam pemberian sekor, penilai dan pengamat


mengikuti kriteria tertentu
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

2. Reliabilitas Penilaian dan Pengamatan

• Penilaian dan pengamatan menggunakan lebih dari


satu penilai dan lebih dari satu pengamat

• Karena mengikuti kriteria penilaian dan


pengamatan, perlu ada kecocokan di antara
mereka

• Kecocokan ini merupakan reliabilitas yang sejenis


dengan reliabilitas ukur-ukur setara

• Mula-mula, kecocokan dilakukan pada saat uji coba


penilai dan pengamat sehingga dapat dilakukan
koreksi yang diperlukan

• Pada saat penilaian dan pengamatan, digunakan


penilai dan pengamat yang sudah diketahui
kecocokannya
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Kecocokan Intra-penilai/pengamat

• Penilai atau pengamat melakukan penilaian


atau pengamatan lebih dari sekali

• Kecocokan di antara penilaian atau


pengamatan ttu

• Setara dengan ukur-ukur ulang

Kecocokan Inter-penilai/pengamat

• Penilaian atau pengamatan dilakukan oleh lebih


dari satu penilai atau satu pengamat

• Kecocokan di antara penilaian atau


pengamatan itu

• Setara dengan ukur-ukur setara

Perhitungn untuk mereka adalah sama


------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

3. Jenis Kecocokan

Kecocokan hasil penilaian dan pengamatgan dapat


berupa

• Kecocokan peringkat
• Kecocokan kategori

Kecocokan Peringkat

• Sekor dapat saja berbeda tetapi kedudukan


relatif di antara sekor atribut yang dinilai atau
diamati adalah sama atau bersamaan

Kecocokan Kategori

• Hasil penilaian dan pengamatan berupa


kategori dan hasil penilaian dan pengamatan
menunjuk ke kategori yang sama atau
bersamaan
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Peniliai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

3. Kecocokan Peringkat

Dua penilai X dan Y memberi sekor kepada


sejumlah atribut

Yang dinilai
1 2 3 4 5
Peni- X 80 70 60 50 40
lai Y 60 50 45 40 35

Kecocokan dapat dinyatakan melalui

• Koefisien korelasi Pearson (parametrik) atau


rho Spearman (nonparametrik)

• Koefisien kecocokan tau Kendall


------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Dari contoh di atas, kecocokan peringkat melalui


koefisien korelasi adalah

Koefisien Korelasi Pearson

 = 0,900

Koefisien Korelasi rho Spearman

 = 0,900

Koefisien tau Kendall

 = 0,800

Koefisien ini dijadikan ukuran kecocokan peringkat


penilaian di antara pengamat X dan Y
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

4. Kecocokan Kategori

• Pengamat X dan Y mengamati hal yang sama serta


menentukan kategori dari amatan mereka

• Misalnya keadaan kelas mereka amati serta


mencatatnya setiap 5 detik. Keadaan kelas (guru
berbicara, murid bertanya, …) dibagi menjadi lima
kategori K1, K2, K3, K4, dan K5

• Hasil amatan menunjukkan

Kelas X Y
1 K1 K1
2 K1 K1
3 K1 K2
4 K1 K2
. . .
. . .
. . .
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Dari contoh di atas tampak bahwa hasil amatan X


dan Y itu

• Ada yang cocok seperti dua-duanya K1


• Ada yang tidak cocok, satu K1 lainnya K2

Hasil amatan ini dapat disusun ke dalam matriks


hasil amatan

Pengamat X
K1 K2 K3 K4 K5
K1 2
Peng- K2 2
amat K3
Y K4
K5
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

• Pengamat X dan Y mengamati hal yang sama serta


menentukan kategori dari amatan mereka

• Misalnya keadaan keadaan pasien yang diamati


untuk menentukan sakit A, B, atau C. Hasil amatan
menujukkan pasien yang sakit

• Hasil amatan menunjukkan

Pasien X Y
1 A A
2 A A
3 A B
4 B C
. . .
. . .
. . .
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Dari contoh di atas tampak bahwa hasil amatan X


dan Y itu

• Ada yang cocok seperti dua-duanya A


• Ada yang tidak cocok, satu A lainnya B

Hasil amatan ini dapat disusun ke dalam matriks


hasil amatan

Pengamat X
A B C
A 2
Peng-
amat B 2
Y
C
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

B. Kecocokan Menurut Kategori

1. Kecocokan Kategori

• Kita membicarakan kecocokan penilai dan


pengamat menurut kategori yang mereka
berikan

• Hasil penilaian dan pengamatan disusun ke


dalam matriks penilaian dan pengamatan

• Ukuran matriks bergantung kepada banyaknya


kategori yang dihasilkan dari penilaian dan
pengamatan

• Hasil penilaian dan pengamatan menunjukkan


adanya kecocokan dan adanya ketidakcocokan

• Mereka dapat dinyatakan ke dalam frekuensi


dan juga ke dalam proporsi
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

2. Matriks Penilai dan Pengamat

Matriks dapat disusun ke dalam frekuensi atau ke


dalam proporsi

Contoh 1 (dalam frekuensi)

Penilai P1 dan P2 menilai karangan dalam sekor A,


B, dan C

P2 ni0

A B C

A 75 1 4 80

P1 B 5 4 1 10

C 0 0 10 10

n0i 80 5 15 100
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 2 (dalam proporsi)

Contoh 1 diubah menjadi proporsi

P2 pi0

A B C

A 0,75 0,01 0,04 0,80

P1 B 0,05 0,04 0,01 0,10

C 0 0 0,10 0,10

p0i 0,80 0,05 0,15 1,00

n = jumlah seluruhnya p = proporsi seluruhnya


nii = jumlah yang cocok pii = proporsi yang cocok
ni0 = P1 untuk semua P2 pi0 = P1 untuk semua P2
n0i = P2 untuk semua P1 p0i = P2 untuk semua P1
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 3 (frekuensi)

Penilaian keadaan kelas dari pengamat P1 dan P2


untuk kategori amatan K1, K2, K2, K4, K5

P2 ni0

K1 K2 K3 K4 K5

K1 4 4 0 0 0 8

K2 2 8 0 0 0 10

P1 K3 0 0 6 0 0 6

K4 0 3 6 7 0 16

K5 0 5 0 0 5 10

n0i 6 20 12 7 5 50
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 4 (proporsisi)

Contoh 3 dalam bentuk proporsi

P2 pi0

K1 K2 K3 K4 K5

K1 0,08 0,08 0 0 0 0,16

K2 0,04 0,16 0 0 0 0,20

P1 K3 0 0 0,12 0 0 0,12

K4 0 0,06 0,12 0,14 0 0,32

K5 0 0,10 0 0 0,10 0.20

p0i 0,12 0,40 0,24 0,14 0,10 1,00


------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

3. Matriks Per Kategori

• Matriks penilaian dan pengamatan dapat direduksi


menjadi matriks untuk setiap kategori

• Sebagai contoh, dari Contoh 1 dan 2, kita dapat


menyusun matriks hanya untuk A. Kita dapat
menyusun matriks hanya untuk B, serta hanya
untuk C.

• Pada matriks per kategori, hanya frekuensi atau


proporsi matriks itu yang diperhatikan, sedangkan
kategori lainnya digabung dan diberi label ‘lainnya.’

• Ada tiga penggabungan: penggabungan pada baris


kategori (kecuali kategori), pada lajur kategori
(kecuali kategori), dan pada sisanya
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 5

Dari contoh 1, matriks untuk kategori A

P2 ni0
A B C
A 75 1 4 80
P1 B 5 4 1 10
C 0 0 10 10
n0i 80 5 15 100

P2 ni0
A Lain-nya
A 75 5 80
P1 Lain-nya 5 15 20
n0i 80 20 100
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 6

Dari contoh 2, matriks untuk kategori A

P2 pi0
A B C
A 0,75 0,01 0,04 0,80
P1 B 0,05 0,04 0,01 0,10
C 0,00 0,00 0,10 0,10
p0i 0,80 0,05 0,15 1,00

P2 pi0
A Lain-nya
A 0,75 0,05 0,80
P1 Lain-nya 0,05 0,15 0,20
p0i 0,80 0,20 1,00
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 7

Dari contoh 1, matriks untuk kategori B

P2 ni0
A B C
A 75 1 4 80
P1 B 5 4 1 10
C 0 0 10 10
n0i 80 5 15 100

P2 ni0
B Lain-nya
B 4 6 10
P1 Lain-nya 1 89 90
n0i 5 95 100
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 8

Dari contoh 2, matriks untuk kategori B

P2 pi0
A B C
A 0,75 0,01 0,04 0,80
P1 B 0,05 0,04 0,01 0,10
C 0,00 0,00 0,10 0,10
p0i 0,80 0,05 0,15 1,00

P2 pi0
B Lain-nya
B 0,04 0,06 0,10
P1 Lain-nya 0,01 0,89 0,90
p0i 0,05 0,95 1,00
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 9
Dari contoh 1 dan 2, susun matriks untuk C
dalam bentuk frekuensi dan proprosi

ni0
P2
pi0
C Lain-
nya
C

P1 Lain-
nya

n0i

p 0i
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 10

Dari contoh 3 dan 4, susun matriks untuk K1

ni0
P2
pi0
K1 Lain-
nya
K1

P1 Lain-
nya

n0i

p 0i
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 11

Dari contoh 3 dan 4, susun matriks untuk K2

ni0
P2
pi0
K2 Lain-
nya
K2

P1 Lain-
nya

n0i

p 0i
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 12

Dari contoh 3 dan 4, susun matriks untuk K3

ni0
P2
pi0
K3 Lain-
nya
K3

P1 Lain-
nya

n0i

p 0i
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 13

Dari contoh 3 dan 4, susun matriks untuk K4

ni0
P2
pi0
K4 Lain-
nya
K4

P1 Lain-
nya

n0i

p 0i
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 14

Dari contoh 3 dan 4, susun matriks untuk K5

ni0
P2
pi0
K5 Lain-
nya
K5

P1 Lain-
nya

n0i

p 0i
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

C. Indeks Kecocokan Per Kategori

1. Dasar indeks kecocokan

• Indeks kecocokan di antara penilai dan pengamat


adalah ukuran kecocokan penilaian dan
pengamatan di antara mereka

• Indeks kecocokan didasarkan pada besarnya


kategori yang cocok nii atau pii di dalam matriks
penilaian dan pengamatan

• Di dalam sejumlah indeks kecocokan, besarnya


kategori yang cocok ini masih perlu dikurangi
dengan besarnya kategori kebetulan cocok

• Dengan dasar ini serta sejumlah variasi ditemukan


berbagai jenis indeks kecocokan
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Berbagai jenis indeks kecocokan

Ada sejumlah indeks kecocokan penilai dan pengamat


per kategori. Indeks kecocokan per kategori yang
dibicarakan di sini meliputi

• Indeks kecocokan (Holley dan Guilford)


• Indeks kecocokan (Maxwell)
• Indeks kecocokan kappa (Cohen)
• Indeks kecocokan (Goodman dan Kruskal)
• Indeks kecocokan (Rogot dan Goldberg)

Indeks kecocokan (Holley dan Guilford) adalah


kecocokan nominal yang hanya terdiri atas kategori
yang cocok

Indeks kecocokan kappa (Cohen) mengurangi kategori


kecocokan dengan kebetulan cocok. Indeks kecocokan
kappa ini banyak digunakan orang
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

2. Matriks Umum Kecocokan Per Kategori

Kita buat matriks umum dengan proporsi


sebagai berikut

P2 pi0

Kate- Lain-
gori nya

Kate- a b p1
gori
P1 Lain- c d q1
nya

p0i p2 q2 1,00

Kecocokan terletak pada a dan d


a+b+c+d=1 p 1 + q1 = 1
p2 + q2 = 1
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

3. Indeks Kecocokan (Holley dan Guilford)

Indeks kecocokan diperoleh dari a dan d

P0 = a + d
a b p1
Contoh 15 c d q1
p2 q2
Dari contoh 5, 6, 7, 8, dan 9

p0 (A) = 0,75 + 0,15 = 0,90


p0 (B) =
p0(C) =

Contoh 16

Daro contoh 10, 11,12, 13, dan 14

p0 (K1) =
p0 (K2) =
p0(K3) =
p0(K4) =
p0(K5) =
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

4. Indeks Kecocokan (Maxwell)

Indeks kecocokan ini adalah

p’0 = 2 p0 – 1

dengan p0 dari indeks kecocokan (Holley dan Guilford)

Contoh 17

Dari contoh 15,

p’0 (A) = (2)(0,90) – 1 = 0,80


p’0 (B) =
p’0 (C) =

Contoh 18

Dari contoh 16,

p’0 (K1) =
p’0 (K2) =
p’0 (K3) =
p’0 (K4) =
p’0 (K5) =
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

5. Indeks Kecocokan Kappa dari Cohen

Pada dasarnya, indeks kecocokan kappa dari


Cohen ini menggunakan kategori cocok I0 dikurangi
dengan kategori kebetulan cocok Ie

Kategori kebetulan cocok diperoleh dari hubungan


independensi pada probabilitas

Ie = P(A∩B) = P(A) . P(B)

Dengan demikian indeks kecocokan kappa dari


Cohen menjadi
I  Ie
 0
1  Ie a b p1
( a  d )  ( p1 p2  q1q2 )
 c d q1
1  ( p1 p2  q1q2 )
2( ad  bc ) p2 q2

p1q2  p2 q1
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 19

Dari contoh 6, indeks kecocokan kappa Cohen


dari A adalah

P2 pi0
A Lain-nya
A 0,75 0,05 0,80
P1 Lain-nya 0,05 0,15 0,20
p0i 0,80 0,20 1,00

2(0,75  0,15  0,05  0,05)


 ( A) 
0,80  0,20  0,80  0,20
 0,6875
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Dari contoh 8, indeks kecocokan kappa Cohen


dari B adalah

P2 pi0
B Lain-nya
B 0,04 0,06 0,10
P1 Lain-nya 0,01 0,89 0,90
p0i 0,05 0,95 1,00

2(0,04  0,89  0,06  0,01)


 ( B) 
0,10  0,95  0,05  0,90
 0,5000

Contoh 20

Dari contoh 8, indeks kecocokan kappa dari C


adalah

(C) =
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 21

Dari contoh 9 sampai 13, indeks kecocokan kappa


adalah

(K1) =

(K2) =

(K3) =

(K4) =

(K5) =

• Catatan:

Indeks kecocokan kappa ini yang paling umum


digunakan orang
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

6. Indeks Kecocokan Spesifik

Ada dua macam indeks kecocokan berupa ps dan


p’s masing-masing menggunakan kategori cocok
dan kategori tidak cocok, dengan rumus
2a 2d
ps  ps' 
2a  b  c 2d  b  c
a b
Contoh 22 c d

Dari contoh 6, 7, dan 8, indeks kecocokan


spesifik adalah

ps(A) = 0,9375 p’s(A) = 0,7500

ps(B) = p’s(B) =

ps(C) = p’s(C) =
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 23

Dari contoh 9 sampai 13, indeks kecocokan spesifik


adalah

ps(K1) = p’s(K1) =

ps(K2) = p’s(K2) =

ps(K3) = p’s(K3) =

ps(K4) = p’s(K4) =

ps(K5) = p’s(K5) =
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

7. Indeks Kecocokan (Goodman dan Kruskal)

Indeks kecocokan ini adalah

2a  ( b  c )
r  a b
2a  ( b  c ) c d
Contoh 24

Dari contoh 6 sampai 13,

r(A) = 0,875
r(B) =
r(C) =
r(K1) =
r(K2) =
r(K3) =
r(K4) =
r(K5) =
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilia dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

8. Indeks kecocokan (Rogot dan Goldberg)

Indeks kecocokan ini menggunakan rumus

a d a b p1
A 
p1  p2 q1  q2 c d q1
p2 q2
Contoh 25

Dari contoh 6 sampai 13, indeks kecocokan


adalah

A(A) = 0,84375
A(B) =
A(C) =
A(K1) =
A(K2) =
A(K3) =
A(K4) =
A(K5) =
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

D. Koefisien Kecocokan Semua Kategori

1. Dasar Perhitungan

Kecocokan per kategori dinamakan indeks


kecocokan.

Kecocokan sekaligus untuk semua kategori


dinamakan koefisien kecocokan

Perhitungan koefisien kecocokan dilakukan melalui


matriks kecocokan lengkap (yang belum direduksi)

Perhitungan dapat dilakukan melalui frekuensi atau


pun melalui proporsi

Pada perhitungan melalui frekuensi,

nii = frekuensi kategori cocok


ni0 = frekuensi pada P1 untuk semua P2
n0i = frekuensi pada P2 untuk semua P1
n = frekuensi semua kategori
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

2. Jenis Koefisien Kecocokan

Seperti pada indeks kecocokan per kategori, pada


koefisien kecocokan semua kategori, terdapat
sejumlah koefisien kecocokan. Di sini dibicarakan
koefisien kecocokan

• Koefisien kecocokan nominal


• Koefisien kecocokan marginal
• Koefisien kecocokan kappa dari Cohen
• Keofisien kecocokan pi dari Scott
• Koefisien kecocokan kappa perluasan Light
• Koefisien kecocokan pi modifikasi Flander
• Koefisien kecocokan pi modifikasi Garrett

Koefisien kecocokan nominal hanya menghitung


kategori cocok

Koefisien kecocokan kappa dari Cohen mengurangi


kategori cocok dengan kategori kebetulan cocok.
Koefisien kecocokan kappa dari Cohen ini banyak
digunakan orang.
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

3. Matriks Kecocokan Semua Kategori

Matriks kecocokan semua kategori mencatat frekuensi


atau proporsi kategori yang cocok maupun yang tidak
cocok di antara dua pengamat

Contoh 26 (dalam frekuensi)

Penilai P1 dan P2 menilai karangan dalam sekor A,


B, dan C

P2 ni0

A B C

A 75 1 4 80

P1 B 5 4 1 10

C 0 0 10 10

n0i 80 5 15 100
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 27 (dalam frekuensi)

Penilai P1 dan P2 menghasilkan penilaian


sebagai berikut

ni0

P2
L1 L2 L3 L4

L1 4 1 5

P1 L2 1 3 1 5

L3 1 5 6

L4 1 3 4

n0i 5 5 7 3 20
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 28 (dalam frekuensi)

Pengamatan keadaan kelas dari pengamat P1 dan


P2 untuk kategori amatan K1, K2, K2, K4, K5

P2 ni0

K1 K2 K3 K4 K5

K1 4 4 0 0 0 8

K2 2 8 0 0 0 10

P1 K3 0 0 6 0 0 6

K4 0 3 6 7 0 16

K5 0 5 0 0 5 10

n0i 6 20 12 7 5 50
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 29 (dalam frekuensi)

Pengamatan dari pengamat P1 dan P2


menghasilkan matriks sebagai berikut

P2

R1 R2 R3 R4 R5 R6

R1 5 1 2

R2 2 6

P1 R3 4 2

R4 5 1

R5 4

R6 2 6
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas penilai dan pengamat
------------------------------------------------------------------------------

4. Koefisien Kecocokan Nominal

Koefisien ini hanya memperhatikan kategori cocok


yakni jumlah dari nii untuk dibagi dengan frekuensi
total n.

n11
1
P0   nii n22
n
n33
Contoh 30
n

Dari contoh 26 sampai 29

Contoh 26: P0 = 89/100 = 0,89


Contoh 27: P0 =
Contoh 28: P0 =
Contoh 29: P0 =
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

5. Koefisien Kecocokan Marginal

Koefisien ini memperhatikan margin yakni ni0 dan


n0i

Untuk setiap kategori pada margin,

Minimun( ni 0 atau n0 i )
P0 i 
Maksimum( ni 0 atau n0 i )

Koefisien kecocokan marginal adalah

1
P0 
k
 P0 i

k  banyaknya kategori

n10
n20
n30

n01 n02 n03 n


------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 31

Dari contoh 26, koefisien kecocokan marginal

__
i P0i
1 80/80 = 1,00 __ 1
2 5/10 = 0,50 P0 = ----- 2,17 = 0,72
3 10/15 = 0,67 3
2,17

Contoh 32

Dari contoh 27 sampai 29, koefisien kecocokan


__ __
Contoh 27: P0 = Contoh 28: P0 =
__
Contoh 29: P0 =
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

6. Koefisien Kecocokan Kappa Cohen

Koefisien ini mengurangi kategori cocok dengan


kebetulan cocok

Kebetulan cocok menggunakan hubungan


independensi pada probabilitas P(A∩B)=P(A).P(B)

Komponen cocok
n11 n10
1
P0   nii n22 n20
n n33 n30
n01 n02 n03 n
Komponen kebetulan cocok

ni 0 n0 i 1
Pe    2 n i0 n0 i
n n n
Koefisien kecocokan kappa Cohen

P0  Pe

1  Pe
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 33

Dari contoh 26,

i nii ni0 x n0i


1 75 80 x 80 = 6400 P0 = 89/100 = 0,89
2 4 10 x 5 = 50
3 10 10 x 15 = 150 Pe = 6600/10000
89 6600 = 0,66

n = 100 n2 = 10000

P0  Pe 0,89  0,66
   0,676
1  Pe 1  0,66

Dari contoh 27: =


Dari contoh 28: =
Dari contoh 29: =
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

7. Koefisien Kecocokan Pi Scott

Koefisien ini juga mengurangkan kebetulan cocok


dari kategori cocok

Kebetulan cocok dihitung dari kuadrat kategori


cocok

n11
Kategori cocok
n22
1
P0 
n
 nii n33
n
Kategori kebetulan cocok
2
n  1
Pe    ii   2  (n ii ) 2

 n n

Koefisien kecocokan Pi Scott

P0  Pe

1  Pe
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 34

Dari contoh 26,

i nii n2ii
1 75 75 x 75 = 5625 P0 = 89/100 = 0,89
2 4 4 x 4 = 16
3 10 10 x 10 = 100 Pe = 5731/10000
89 5731 = 0,5731

n = 100 n2 = 10000

P0  Pe 0,89  0,5731
   0,7423
1  Pe 1  0,5731

Dari contoh 27:  =


Dari contoh 28:  =
Dari contoh 29:  =
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

8. Koefisien Kecocokan Kappa Perluasan Light

Koefisien kecocokan ini merupakan modifikasi


dari koefisien kecocokan kappa dari Cohen

d0 = 1 – P0
de = 1 – Pe

Koefisien Kecocokan
d0
  1
de
Contoh 35

Dari contoh 26 melalui contoh 33,

d0 = 1 – P0 = 1 – 0,89 = 0,11
de = 1 – Pe = 1 – 0,66 = 0,34
 = 0,6765

Dari contoh 27:  =


Dari contoh 28:  =
Dari contoh 29:  =
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

9. Koefisien Kecocokan Pi Modifikasi Flander

Koefisien ini merupakan modifikasi dari koefisien


kecocokan Pi dari Scott

Kecocokan

n0 i ni 0
P0 f  1   
n n'
Kebetulan cocok
2
1 n n 
Pef    0 i  i 0 
4  n n' 

n = total amatan P1 n’ = total amatan P2

Koefisien kecocokan

P0 f  Pef
f 
1  Pef
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 36

Dari contoh 26,


2
noi ni 0 n0 i ni 0  n0 i ni 0 
i    
n n' n n'  n n' 
1 0,80 0,80 0 2,56
2 0,05 0,10 0,05 0,0225
3 0,15 0,10 0,05 0,0625
0,10 2,6450

P0f = 1 – 0,10 = 0,90


Pef = ¼(2,6450) = 0,66125
f = (0,90 – 0,66) / (1 – 0,66) = 0,71

Dari contoh 27: f =


Dari contoh 28: f =
Dari contoh 29: f =
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

10. Koefisien Kecocokan Pi Modifikasi Garrett

Koefisien ini merupakan modifikasi dari koefisien


kecocokan Pi dari Scott

Komponen cocok
Minimum ( ni 0 atau n0 i )
P0 i 
Maksimum ( ni 0 atau ni 0 )
1
P0 
k
 P0i
k  jumlah kategori

Komponen kebetulan cocok

2
 1 
Peg   
 n  n' 
 (ni0  n0 i ) 2

Koefisien kecocokan

P0  Peg
g 
1  Peg
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 37

Dari contoh 26

n0 i ni 0
i P0 i ( n0 i  ni 0 ) 2
n n'
1 80 80 1 25600
2 5 10 0,5 225
3 15 10 0,67 625
2,17 26450
___
P0 = 0,72 Peg = 0,66

g = 0,1785

Dari contoh 27: g =


Dari contoh 27: g =
Dari contoh 29: g =
------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

E. Pengujian Hipotesis dan Estimasi Koefisien


Kecocokan Kappa dari Cohen

1. Hipotesis H0:  = 0

Pengujian hipotesis dan estimasi ini tidak biasa


ditemukan di dalam statistika sehingga secara
khusus dikemukakan di sini

Distribusi probabilitas pensampelan adalah


distribusi probabilitas normal

Kekeliruan baku untuk  = 0 adalah

k
1
  pe  p   p0 i pi 0 ( pi 0  p0 i )
2
e
(1  pe ) n i 1

Nilai baku

z

------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

2. Hipotesis H0:  = 0 (0  0)

Kekeliruan baku untuk  = 0 (0  0) adalah

A B C
 
(1  pe ) n
k
A   pii 1  ( pi 0  p0 i )(1   )
2

i 1

B  (1   ) 2  pij ( p0 i  p j 0 ) 2
i j

C    pe (1   )
2

dengan nilai baku

 0
z

------------------------------------------------------------------------------
Reliabilitas Penilai dan Pengamat
------------------------------------------------------------------------------

3. Estimasi 

Pada interval keyakinan (1–) nilai  terletak di


antara

s  z 1     s  z 1 
( ) ( )
2 2

dengan kekeliruan baku seperti pada  = 0 serta


s = koefisien kappa pada sampel

Anda mungkin juga menyukai