Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH PERKEMBANGAN FISIKA PADA MASA MESIR KUNO

Oleh:
1. Annisa Dira 2013022004
2. Dian Permata Dira 2013022036
3. Elpin Nurul Rahmayani 2013022038
4. Nadiyah Safitri 2013022046
5. Atikkotunnajiah 2013022056

Mata kuliah : Sejarah Perkembangan Fisika


Dosen : Dr. Viyanti, M.Pd.
Drs. Feriansyah Sesunan, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
MATERI

Peradaban Mesir Kuno mulai menempati wilayah lembah Nil sekitar tahun 500-
525 SM. Menurut kronologisnya , sejarah Mesir dapat dibagi menjadi 5 periode:
1. Sejarah mesir sebelum tahun 3400 SM disebut dengan periode prasejarah,
periode kerajaan lama
2. Periode transisi feudalisme (2475-2160),
3. Periode pertengahan (2160-1780 SM),
4. Periode dominasi Hykso (1780-1580 SM)
5. Periode emperium (1580-525 SM).
Masyarakat Mesir Kuno sudah mengetahui keberadaan dan fungsi bintang
Sothis(Sirius), bintang yang paling terang dan dikaitkan dengan keberadaan
ketinggian sungai Nil. Tetapi , masyarakat Mesir kuno tidak tahu berapa jarak
bintang itu dengan bumi , dan ternyata bintang yang paling terang itu adalah
Matahari.
Perkembangan ilmu pengetahuan tentang luar angkasa/astronomi hanya terjadi
sekitar 500 tahun yang lalu. Pada waktu sebelumnya manusia masih belum
mengethui apa-apa mereka hanya tahu bahwa bumi ini merupakan satu-satunya
planet.
Pada masa Mesir Kuno masyarakatnya menganggap bahwa Bintang-bintang di
langit itu adalah dewa-dewi mereka yang menetukan segala sesuatu yang terjadi di
muka bumi ini termasuk nasib mereka dan mereka menyembahnya seperti Tuhan.
Dikarenakan pada masa Mesir Kuno mereka belum mengenal Tuhan.
Bangsa Mesir tidak memfokuskan pengamatan mereka pada gerhana, dan
pergerakan benda langit. Mereka fokus pada penakaran yang di percaya jika
muncul beberapa bintang Sirius di timur pada bulan musim panas sekitar tanggal
19 tamuz, maka biasanya sungai nil akan banjir. Menurut kalender Mesir kuno,
banjir di Sungai Nil digunakan oleh orang Mesir sebagai patokan awal tahun.
Kalender dibuat dengan membagi tahun menjadi 360 hari. Siklus perhitungan
kalender Mesir dimulai, Siklusnya satu tahun dan terdiri dari 360 hari. Karena
tanggal kalender belum diketahui, Alexander tambahkan satu hari untuk setiap
tahun keempat, dan adopsi kalender Julian yang seharusnya menyediakan
tahunnya. Namun, orang Mesir kuno tidak mempelajari kalender, dan kembali
ke hari peringatan, yang kebetulan tidak dibanjiri oleh Sungai Nil. Selain itu,
pengamat menjelaskan bahwa perubahan bumi akan mempengaruhi seluruh
siklus kalender, sehingga setelah (4 x 365) = 1460, hari pertama tahun kalender
akan bertepatan dengan terbitnya matahari Shotis dan datangnya matahari.
banjir. Sungai Nil. Dengan kata lain, tahun kalender Mesir dihitung dari 365 1/4
hari. Periode waktu ini dihitung dengan melihat terbitnya matahari Sothic, yang
juga disebut siklus Sothic. Pada masa Mesir Kuno bangsa Mesir menggunakan
perhitungan matematika( penggunaan tali 3:4:5 untuk mebut sudut 90 ) dan
menerapkan ilmu mekanik praktis(bidang miring dan crene) untuk membuat
piramida dengan bentuk baik di Mesir.
Pada saat itu bangsa mesir menggunakan kereta luncur untuk menggangkut
benda-benda berat seperti saat mereka membuat Piramida dengan cara membasahi
pasir dengan air yang mereka lewati untuk mempermudah proses pengangkutan
benda-benda berat. Hal ini di ketahui dari para penelitian para ahli memperoleh
petunjuk dari sebuah lukisan dinding yang di temukan dari situs makam kuno
Djehutihotep, yang dibangun pada tahun 1900 SM.
Dalam bidang arsitektur, orang-orang Sumeria menggunakan bahan bata sebagai
bahan pokok bangunan, karena di daerah Mesopotamia tidak terdapat batu-batu
besar sebagaimana di lembah Nil Mesir. Bangunan penting bangsa Sumeria
adalah kuil-kuil dengan menara-menaranya yang menjulang tinggo (temple tower)
atau disebut dengan ziggurat. Ziggurat ini terdiri dari loteng-loteng, setiap tingkat
lebih kecil dari tingkat yang sebelumnya. Struktur bangunan kuil yang menjulang
tinggi ini seolah menghubungkan anatar langit dan bumi (Christoper, tt : 2002).
Setiap tingkatnya diberi warna simbolik, selain itu juga di kuil tesebut terdapat
taman yang bertingkat-tingkat yang menjulang tinggi di atas dataran lembah.
Setelah tahun 1800 SM, Babilonia mengalami masa kemunduran atau masa
transisi di kawasan Mesopotamia, yaitu masa disintegrasi dan mengalami
perjalanan yang sangat pangjang selama enam abad yang ditandai dengan
berdirinya banayk dinasti-dinasti kecil. Emperium Hittie merupakan kelompok
yang semi independen dengan seorang raja yang kuat, pemerintahannya bersifat
otokrasi.
Uang koin telah dipakai dalam emporium ini. Tidak seperti Negara-negara kecil
lain, Lydia secara independen telah mampu melawan Assyria, yang akhirnya
ditaklukkan ole kekuatan dari Persia di abad ke-enam SM. Selain Lydia adalah
Phoenicia, bangsa ini memeliki kelebihan perdagangan dan navigasi.
Peradaban awal Mesir Kuno dimulai dari zaman batu baru (neolitik), yang
dilanjutkan dengan zaman perunggu kemudian zaman besi. Pada zaman neolitik
ditandai dengan berakhirnya zaman paleolitik (zaman batu tua), pada masa ini
manusia sudah mulai bercocok tanam dan bermukim, sehingga muncullah zaman
perunggu yang ditandai dengan adanya pemebentukan kota dan terjadinya
urbanisasi, sementara zaman besi pada masa Mesir sekitar tahun 1500 SM.
Penduduk Mesir Kuno mulai menempati kawasan Lembah Nil sekitar tahun 5000-
525 SM, sejak orang Mesir primitive periode perkembangan neolitik sampai pada
peredaban masa kekuasaan para Firaun absolute.
Sejarah Mesir dapat dibagi menjadi beberapa periode. Sebelum tahun 3400 Sm
disebut dengan periode prasejarah, periode kerajaan lama (3400-2475 SM),
periode transisi feudalism (2475-2160 SM), periode pertengahan (2160-1780
SM), ditambah dengan periode dominasi Hykso (1780-1580 SM) dan periode
emporium (1580-525 SM).
Periode prasejarah Mesir ditandai dengan banyak ditemukannya peralatan-
peralatan pada kuburan bangsa Mesir, diperkirakan dimulai sejak tahun 1500 SM.
Dengan demikian penduduk Mesir sudah menggunakan peralatan dimulai sejak
masa paleolitik dan neolitik (zaman batu tua dan batu muda). Periode kerajaan
lama, sudah memasuki zaman logam, perdagangan sudah mengalami kemajuan,
kapal-kapal dagang telah dikirim ke kawasan pantai Syria untuk memperoleh
kayu sebagai bahan pembuatan kapal, rumah, dan perabotan lainnya. Indikasi
kemajuan perdaban pada masa kerajaan lama adalah peninggalan piramida-
piramida.
Berdasarkan temuan terbaru, para arkeolog telah menemukan tambang barusia
4.500 tahun di Piramida Agung Mesir. Ini dapat membuktikan teori bahwa para
pekerja menggunakan system jalan untuk menyeret batu bata alabaster besar ke
situs tersebut. Seperti yang diumumkan oleh Ministry of Antiquities Mesir,
temuan tersebut adalah bukti sederhana namun jelas dari system untuk
menggerakkan dan menarik blok batu. Memanfaatkan permukaan tanah yang
landai menjadi kunci. Para arkeolog , dari French Institute for Oriental
Archaeology di Kairo, Mesir dan University of Liverpool di Inggris mengatakan
temuan mereka menunjukkan pekerja diduga menggunakan kereta luncur dan tali
untuk membawa beban berat.
Penemuan system jalan landai di tambang alabasterdianggap belum bias
menjawab pertanyaan besar tentang bagaimana cara orang Mesir Kuno
membangun piramida. Orang Mesir Kuno tampaknya memang tidak ingin berbagi
ilmu mengenai teknik-teknik yang mereka kuasai.
Sebelumnya Penduduk Mesir kuno mulai menempati kawasan lembah Nil sekitar
tahun 5000-525 SM, yaitu sejak orang Mesir primitif periode perkembangan
neolitik sampai pada perkembangan peradaban masa kekuasaan para Firaun
absolute. Dengan menempati kawasan lembah sungai nil, penduduk mesir kuno
berbasis ekonomi pada pertanian. Namun, Setiap bulan Juli sungai Nil akan
meluap, sedangkan bulan Nopember akan mengalami kekeringan. Sehingga
penduduk mesir memiliki pertanian yang bervariasi.
Struktur sosial Mesir terdiri dari kelas atas yang didominasi oleh para penguasa
dan pendeta, kelas menengah dan kelas rakyat yang sebagian besar sebagai budak.
Agama Mesir kuno menjadi agama rakyat, aturan-aturan didominasi oleh
penguasa yang dianggap sebagai dewa (Bogardus, 1995: 28), ritual mereka lebih
dikonsentrasikan pada dramitisasi kematian raja-raja (Bell, 1997: 5-6). Teks yang
berkenaan dengan agama dapat dijumpai pada dinding-dinding makam raja ke-5
dan ke-6 yang berisi tentang mantra-mantra magis, mitos dan nyanyian religius.
Sementara literatur pada masa pertengahan lebih kaya dan bervariasi serta bersifat
sekuler (Wallbank, 1949: 64).
Dalam bidang ilmu pengetahuan, bangsa Mesir adalah pertama kali dalam
matematika terapan, tetapi mereka sedikit kemajuan dalam bidang fisika dan
astronomi. Selain itu, Sistem penanggalan sudah dikenal dengan baik, penetapan
jumlah hari sebanyak tiga puluh dalam satu bulan dan jumlah bulan sebanyak dan
belas dalam satu tahun setiap akhir tahun ditambah dengan lima hari. Bangsa
mesir juga bisa dikatakan sebagai arsitek yang luar biasa dengan bukti sebuah
bangunan piramida
Pada zaman mesir kuno ini bidang fisika menempati kedudukan paling tinggi dan
banyak dibicarakan oleh para filsuf. Sebagian besar aplikasi ilmu dan teknologi di
abad 21 merupakan hasil penemuan mutakhir di abad 20. Pada zaman ini,
ilmuwan yang menonjol dan banyak dibicarakan adalah fisikawan. Bidang fisika
menjadi titik pusat perkembangan ilmu pada masa ini.Fisikawan yang paling
terkenal pada abad ke-20 adalah Albert Einstein.
Pada masa Mesir Kuno memiliki Ilmu Falak pada Peradaban Mesir Kono mulai
menempati kawasan lembah Nil sekitar tahun 5000-525 SM dan pada kawasan ini
banyak masyarakat yang mempercayai ilmu ini sebagai pembelajaran untuk
peradaban manusia.
Pada masa Mesir Kuno memiliki ilmu pengetahuan fisika yaitu di dalam
biomekanika terdapat Hukum 3 Newton disini berlaku saat melakukan teknik
gerak serang tubuh akan melakukan gaya pada lantai dan lantai akan memberikan
gaya pada tubuh yang besarnya sama dengan gaya yang dihasilkan ketika tubuh
mendorong lantai pada arah gayanya.
Zaman Mesir kuno Babilonia dan zaman kejayaan Yunani dan Romawi . Di
zaman Mesir kuno masyarakat Mesir dianugrahi sungai nil yang setiap tahun
mengalami banjir. banjir di sengai nil ini menyebabkan hilangnya batas-batas
kepemilikan lahan namun juga membawa kesuburan bagi lahan-lahan pertanian.
Dengan adanya fenomena ini, masyarakat mesir kuno mencari cara agar
memgembangkan metode pengukuran yang yang tepat dan akurat, sebabdengan
adanya banjir mereka harus membayar pajak yang besar. Dalam sistem
pengukuran yang dilakukan oleh masyarakat Mesir kuno tersebut dikenal sebagai
impresif dan reliabel tidak mengherankan jika kemudian hasil karya mereka
seperti pyramid dan sbynx Menjadi salah satu Monumen peradaban dunia yang
sangat menakjubkan dan itu semua dilakukan melalui proses pemodelan atau
modeling khususnya mental modelling.
Bangsa Mesir kuno fokus pada penakaran yang dipercaya jika beberapa bintang
Sirius ditimur muncul saat musim panas sekitar tanggal 19 tamuz dan bersinar
pada bulan Ab, maka biasanya sungai Nil akan banjir. Bangsa Mesir dalam bidang
ilmu pengetahuan adalah bangsa yang pertama kali dalam bidang matematika
terapan, namun ada sedikit kemajuan dalam bidang fisika dan astronomi. Mesir
sudah mengenal dan menciptakan mizwalah (jam matahari) sekitar tahun 1500
SM, pengetahuan ilmu falak (astronomi) bagi bangsa Mesir kuno digunakan untuk
penetuan penyembahan mereka terhadap dewa-dewa mereka. Astronomi juga
dimanfaatkan untuk meramal atau penujuman.
Yang menyelidiki dan membuktikan secara ilmu pasti mengenai refleksi pada
cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung adalah Claudius Ptolomeus ahli
matematika, fisika dan astronomi. Juga mengenai refraksi dan indeks bias antara
dua media dengan menggunakan perbaclingan proyeksi. Dibidang astronomi
ptolomeus menerangkan susunan planet-planet yang berpusat di bumi
(Geocentrik).
Bangsa yang menjadikan fenomena alam sebagai petunjuk penanggalan dan
peradaban yang pertama kali menggunakan sistem kalender adalah Mesir. Sistem
penanggalan Mesir kuno adalah petunjuk dari sistem penanggalan Julian dan
Greogius, Mesir membagi 3 musim dan 1 musim adalah 4 bulan dalam sistem
penanggalan ini, Mesir pertama kali membagi hari sebanyak 24 jam, 12 jam untuk
waktu siang dan 12 jam untuk waktu malam.
Kerajaan di wilayah Mesir bagian selatan beribu kota di Nechen, dan di Mesir
bagian utara beribu kota Buto di lembah Delta adalah kerajaan yang berhasil
dipersatukan sekitar tahun 5000 SM. Mesir sudah mengenal perhitungan tahun,
dimana satu tahun terdiri dari 360 hari dan hitungan tahun dimulai dari terlihatnya
bintang Soris (Sirius) di Timur, pada saat matahari terbit.
Dikalangan sarjana Islam, Ilmu bintang dibagi menjadi dua bagian yaitu Ilmu
Tabi’ie (sains) yang membahas kedudukan bintang-bintang, pergerakannya dan
ketentuan gerhana matahari dan bulan. Secara umum ilmu falak dapat diartikan
sebagai ilmu yang membahas tentang matahri dan bintang-bintang yang beredar,
besar kecilnya, jauh dekatnya dari matahari atau juga tentang cakrawala langit,
gaya yang bekerja padanya, kedudukan pergerakannya dan fenomena lain yang
berkaitan.
Salah satu ilmu yang berkembang pada masa Mesir kuno adalah astronomi
modern dimana dikatakan bumi ini muncul sekitar 15 milyar tahun yang lalu
melalui peristiwa big bang, dan juga adanya ilmu matematika sebelum adanya
ilmu fisika. Mesir juga terkenal dengan ilmu ukur (geometri) dan imu hitung
(aritmatika), tetapi orang mesir tidak melanjutkan ilmu tersebut. ilmu ukur
digunakan untuk pemetaan lahan pertanian disekitar sungai Nil, pembangunan
piramida dan perdagangan.
DAFTAR PUSTAKA

( Arwin Juli Rakhmadi Butar-butar, Khazanah Astronomi Abad Pertengahan,


Purwokerto Press, 2016)
(Raka, M. D. B. 2015, Wikipedia. 2019, 2020)
(https://beritagar.id/artikel/sains-tekno/cara-mesir-kuno-membangun-piramida)
Nasution, M. 2018. Perkembangan Ilmu Falak Pada Peradaban Pra Islam. Jurnal
Penelitian Medan Agama. Vol. 9.
Sakirman. 2017. Corak Pemikiran Ibn Al-Shatir tentang Astronomi. International
Journal Ihya’ ‘Ulum Al-Din. Vol 19 No 2
Umar. 2017. Mesopotamia dan mesir kuno. Jurnal Awal peradaban Mesir Kuno
(3)(2). Hal 199.
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad/article/view/2142.
Nasution. 2018. Perkembangan Ilmu Falak. Diunduh dari Jurnal
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/medag/article/view/3968/1944.
Soderi, Ridho, Kimura. 2018. Penanggalan Mesir Kuno. Jurnal Astronomi Islam
dan Ilmu-ilmu Berkaitan. ISSN 2598-2559. Hal 251-252
Muksin, M. 2016. Islam dan Perkembangan Sains & Teknologi. Jurnal Teknologi
dan Manajemen Informatika. Vol 2(4), hal 15
Mustofa. 2016. Mesir kuno. Jurnal sejarah perkembangan ilmu pengetahuan
(3)(2). Hal 208
Hasan. 2010. Pengembangan Sistem Bilangan Matematika. Diunduh dari
JurnalUmar.
http://digilib.uinsuka.ac.id/7890/1/TALIB%20HASHIM%20HASAN%20PERKE
MBANGAN%20SISTEM%20BILANGAN%20PADA%20MAS
A%20SEBELUM%20ISLAM.pdf. (1)(3).
Sedori. 2018. Peninggalan Mesir Kuno. Diunduh dari Jurnal
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad/article/view/2142.
(4)(2).

Anda mungkin juga menyukai