Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SANI S.

SAIN
NPM : 03091811015
KELAS/SEMESTER: A/4
MATA KULIAH : FILSAFAT
SOAL

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Secara umum adalah suatu sistem berbagai pengetahuan
yang didapatkan dari hasil pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan
menggunakan metode-metode tertentu. Secara etimologi, ilmu berasal dari bahasa arab
dari kata ilm yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahuai. Jadi dapat artikan
bahwa ilmu pengethuan adalah memahami suatu pengetahuan.

2. A. Yunani kuno

Yunani kuno adalah tempat bersejarah di mana sebuah bangsa memilki


peradaban.Oleh karenanya Yunani kuno sangat identik dengan filsafat yang merupakan
induk dari ilmu pengetahuan. Padahal filsafat dalam pengertian yang sederhana sudah
berkembang jauh sebelum para filosof klasik Yunani menekuni dan mengembangkannya.
Filsafat di tangan mereka menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi perkembangan ilmu
pengetahuan pada generasi-generasi setelahnya. Ia ibarat pembuka pintu-pintu aneka
ragam disiplin ilmu yang pengaruhnya terasa hingga sekarang. Menurut Bertrand Russel,
diantara semua sejarah, tak ada yang begitu mencengangkan atau begitu sulit diterangkan
selain lahirnya peradaban di Yunani secara mendadak. Memang banyak unsur peradaban
yang telah ada ribuan tahun di Mesir dan Mesopotamia.
Namun unsur-unsur tertentu belum utuh sampai kemudian bangsa Yunanilah yang
menyempurnakannya.7Seiring dengan berkembangannya waktu, filsafat dijadikan
sebagai landasan berfikir oleh bangsa Yunani untuk menggali ilmu pengetahuan,
sehingga berkembang pada generasi-generasi setelahnya. Itu ibarat pembuka pintu-pintu
aneka ragam disiplin ilmu yang pengaruhnya terasa hingga sekarang. Karena itu, periode
perkembangan filsafat Yunani merupakan entri poin untuk memasuki peradaban baru
umat manusia. Zaman ini berlangsung dari abad 6 SM sampai dengan sekitar abad 6 M.
Zaman ini menggunakan sikap an inquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki
sesuatu secara kritis), dan tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap
receptive attitude (sikap menerima segitu saja). Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh
dengan subur. Yunani mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya.

B. Babilonia (irak)

Bagi orang-orang yang tinggal di kota kuno Babilonia, Marduk (Merodakh) adalah
dewa pelindung mereka. Dengan demikian tidak mengherankan bahwa para astronom
Babilonia berminat dalam pelacakan asal usul planet Jupiter, yang mereka anggap
sebagai manifestasi surgawi Marduk.

Apa yang mungkin lebih mengejutkan adalah kecanggihan mereka melacak planet,
dilihat dari prasasti pada sabak kecil dari tanah liat bertanggal antara 350 SM dan 50
SM.Sabak berukuran tinggi dan lebar hanya beberapa inci tersebut mengungkapkan
bahwa para astronom Babilonia bekerja menggunakan semacam urutan prekalkulus
dalam menggambarkan gerakan Jupiter di langit malam relatif terhadap bintang latar
belakang yang jauh. Hingga saat ini, kredit untuk jenis teknik matematika tersebut ada di
tangan orang Eropa yang hidup sekitar 15 abad kemudian.
“Ini benar-benar penemuan yang menakjubkan,” ujar Mathieu Ossendrijver, seorang
profesor di Universitas Humboldt di Berlin, yang menggambarkan penemuan arkeologi
astronomi di jurnal Science. Ia menuturkan, “Ini angka yang menggambarkan grafik
kecepatan terhadap waktu.”“Itu merupakan konsep yang sangat modern,” tambahnya.

Perhitungan matematis pada empat sabak lain menunjukkan bahwa orang-orang


Babilonia menyadari bahwa area di bawah kurva pada grafik tersebut mewakili jarak
yang ditempuh.Babilonia kuno,yang terletak di tempat yang sekarang Irak, selatan
Baghdad, adalah kota metropolis yang berkembang, pusat perdagangan dan ilmu
pengetahuan.Matematikawan Babilonia yang hidup antara tahun 1.800 SM dan 1.600 SM
telah tahu, misalnya, bagaimana menghitung luas trapesium dan bahkan bagaimana
membagi trapesium menjadi dua trapesium yang lebih kecil dengan area yang sama.
Sebagian besar, bangsa Babilonia menggunakan keterampilan matematika mereka
untuk perhitungan biasa, seperti mencari tahu ukuran sebidang tanah. Tapi pada beberapa
sabak dari periode Babilonia kemudian, tampaknya ada beberapa perhitungan trapesium
yang berkaitan dengan pengamatan astronomi.

Pada tahun 1950an, seorang matematikawan dan sejarawan Austria-Amerika, Otto E.


Neugebauer,menjelaskan dua perhitungan itu. Dr. Ossendrijver, dalam penelitian baru-
baru ini, menjelaskan dua lagi.Tapi, belum jelas apa yang sedang dihitung oleh astronom-
astronom Babilonia.

Setahun lalu, pengunjung menunjukkan kepada Ossendrijver setumpuk foto-foto sabak


Babilonia yang kini berada di British Museum, London. Ia melihat sabak yang belum
pernah ia lihat sebelumnya. Sabak dengan tulisan runcing, tidak menyebutkan trapesium,
tapi mencatat pergerakan Jupiter, dan angka-angka antara yang di tablet dan kalkukasi
trapesium cocok."Saya yakin sekarang itu Jupiter," kata Ossendrijver.

Ketika Jupiter pertama kali muncul di langit malam, ia bergerak dengan kecepatan
tertentu dibandingkan dengan bintang latar belakang. Karena Jupiter dan Bumi keduanya
terus bergerak dalam orbit mereka, pengamat di Bumi menyaksikan Jupiter muncul
perlahan, dan 120 hari setelah Jupiter terlihat, ia mengalami kemandekan dan kemudian
menghilang perlahan.Pada bulan September, Dr. Ossendrijver pergi ke British Museum,
di mana sabak tersebut diambil pada akhir abad ke-19 setelah digali.

Pengamatan dari dekat sabak tersebut mengkonfirmasi: Bangsa Babilonia menghitung


jarak perjalanan Jupiter di langit dan penampilan posisinya 60 hari
kemudian.Menggunakan teknik membelah trapesium menjadi dua trapesium kecil yang
sama besar, mereka kemudian tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan Jupiter untuk
melakukan perjalanan setengah jarak itu.Ossendrijver mengatakan bahwa perhitungan
tersebut tidak diketahui sampai abad ke-14 oleh para sarjana di Inggris dan Perancis.

Matematikawan dari abad pertengahan mungkin telah melihat beberapa tulisan


bertanggal masa Babilonia yang tak diketahui, atau mereka menembangkan teknik yang
sama secara independen."Perhitungan ini mengatasi permasalahan integral kalkulus,"
kata Ossendrijver. "Ini sangat familiar dengan fisikawan atau matematikawan modern."
C. Mesir
Kemajuan ilmu pengetahuan di Mesir Kuno juga dibuktikan dari berbagai profesi yang
dijalani masyarakat di sana saat itu. Ada yang menjadi dokter, ahli astronomi, seniman,
juru tulis, petani, pedagang, dan lain sebagainya.Perkembangan ilmu pengetahuan yang
meningkat pesat selalu dilanjutkan oleh kemajuan teknologi. Seperti di masyarakat Mesir
Kuno yang berhasil menciptakan transportasi untuk keperluan pelayaran dan
perdagangan. Mereka berhasil membuat perahu yang bisa dilewati Sungai Nil dengan
sangat baik membawa kapal yang cukup besar.
Pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di Mesir saat itu dilakukan oleh para
pendeta atau imam. Mereka yang berhasil membuktikan keahliannya akan menyetujui
kelas sosial yang sangat disetujui dan dirilis dari kerja kasar.Oleh karena itu, banyak
orang harus masuk ke kelas tersebut. Para pendeta memiliki peluang yang besar untuk
mengembangkan teknologi, matematika, sosial, dan politik.Bukti peradaban tinggi Mesir
Kuno lainnya adalah sistem penanggalan, yang saat ini belum banyak digunakan oleh
peradaban lain. Sistem penanggalan yang digunakan oleh bangsa Mesir Kuno ada tiga,
yaitu penanggalan pertanian untuk menentukan masa bercocok tanam dan masa panen,
penanggalan bintang, dan penanggalan bulan.

Para pendeta Mesir Kuno melihat pergerakan bulan untuk menentukan waktu upacara
Dewa Bulan Khonsu. Sementara penanggalan bintang digunakan untuk membangun kuil-
kuil yang sejajar dengan posisi bintang tertentu atau pergerakan matahari.Salah satu
penerapan ilmu pengetahuan yang baik dari bangsa Mesir Kuno adalah pembangunan
Piramida sebagai makam para raja Mesir dan pembangunan-bangunan sebagai tempat
pemujaan bagi para dewa. Konstruksi piramida begitu rumit, sehingga kemajuan ilmu
pengetahuan di Mesir saat ini menjadi teka-teki.Banyak orang berpendapat tentang ilmu
pengetahuan di Mesir saat ini lebih maju dari ilmu pengetahuan modern ini

Anda mungkin juga menyukai