OLEHKELOMPOK 2:
A. LATAR BELAKANG
Pada masa Nabi Muhammad SAW, ilmu falak belum mengalami perkembangan yang
signifikan. Karena pada saat itu umat Islam disibukkan dengan upaya-upaya
menyebarluaskan ajaran Islam ke seluruh pelosok dunia. Sehingga aktifitas untuk mengkaji
tentang astronomi sangat kurang sekali. Jika pun ada, itu hanyalah sebatas pengetahuan-
pengetahuan langsung yang diberikan Allah SWT kepada Nabi SAW, dan belum ada kajian
ilmiahnya yang berdasarkan ilmu pengetahuan.
Masa keemasan Setelah Islam menyebar sampai di luar Makkah dan Madinah,
mulailah para sahabat mengkaji khazanah ilmu falak. Namun, sebagaimana dijelaskan Dr Mu
hammad Bashil Al- Thoiy dalam bukunya yang bertajuk Al-Falak wa al-Taqwim, kajian
tentang ilmu falak secara mendalam baru dimulai pada masa pemerintahan Dinasti Umayyah,
yaitu tepatnya pada masa pemerintahan Khalifah Khalid bin Yazid bin Muawiyah.
Abad Pertengahan yaitu periode sejarah di Eropa sejak bersatunya kembali daerah
bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat. Abad ini muncul setelah zaman Yunani Kuno
kira-kira pada abad ke 5 sampai awal abad ke-17. Banyak pendapat mengatakan bahwa pada
abad pertengahan ini disebut “abad gelap”, yaitu pemikiran filsafat pada abad pertengahan
didominasi oleh agama, pemecahan segala macam persoalan sehari-hari selalu didasarkan
atas aturan-aturan agama, dalam hal ini gereja yang diberikan wewenang khusus, sehingga
corak pemikiran kefilsafatannya bersifat teosentris
B. RUMUSAN MASALAH
1. Kapan mulainya perkembangan ilmu astronomi pada masa peradaban arab dan abad
pertengahan?
2. Siapa saja tokoh yang ada pada masa tersebut?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan ilmu astronomi atau ilmu falak pada
masa peradaban islam dan pada masa abad pertengahan.
2. Untuk mengetahui siapa saja tokoh yang berperan dalam perkembangan ilmu
astronomi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN MASA PERADABAN ISLAM
Pada masa Nabi Muhammad SAW, ilmu falak belum mengalami perkembangan yang
signifikan. Karena pada saat itu umat Islam disibukkan dengan upaya-upaya
menyebarluaskan ajaran Islam ke seluruh pelosok dunia. Sehingga aktifitas untuk mengkaji
tentang astronomi sangat kurang sekali. Jika pun ada, itu hanyalah sebatas pengetahuan-
pengetahuan langsung yang diberikan Allah SWT kepada Nabi SAW, dan belum ada kajian
ilmiahnya yang berdasarkan ilmu pengetahuan.
Astronomi adalah suatu ilmu praktis bagi orang-rang Arab, sebagian karena mereka
harus mengetahui arah Makkah dari setiap kota Islam, supaya bisa menghadap ke Ka’bah
untuk melaksanakan sholat. Dalam astronomi seperti halnya dalam pengobatan banyak yang
dihasilkan oleh bakat pengamatan yang sabar dan cermat serta observasi riset.
Berkembangnya ilmu astronomi didorong oleh hasrat ingin tahu para ilmuan untuk
mengetahui gejala ruang angkasa termasuk pergerakan tatasurya, tentunya seiring dengan
perintah agama untuk mengkajinya. Tetapi juga peran khusus astronomi dalam kepentingan
ritual agama seperti penentuan arah kiblat dan waktu solat, awal Ramadhan dan penetapan
puasa-puasa lainnya, memberikan pengaruh tersendiri dalam perkembangan astronomi.
Masa keemasan Setelah Islam menyebar sampai di luar Makkah dan Madinah,
mulailah para sahabat mengkaji khazanah ilmu falak. Namun, sebagaimana dijelaskan Dr Mu
hammad Bashil Al- Thoiy dalam bukunya yang bertajuk Al-Falak wa al-Taqwim, kajian
tentang ilmu falak secara mendalam baru dimulai pada masa pemerintahan Dinasti Umayyah,
yaitu tepatnya pada masa pemerintahan Khalifah Khalid bin Yazid bin Muawiyah.
Pakar sejarah sains, David A King, dalam The Renaissance of Astronomy in Baghdad
in the 9th and 10th Centuries menjelaskan, perkembangan ilmu astronomi dalam peradaban
Islam khususnya pada masa awal tak lepas dari pengaruh peradaban India dan Iran.
Perkembangan astronomi dalam peradaban Islam yang terjadi pada abad ke-9 dimulai dengan
diterjemahkannya karya-karya utama Almagest oleh para ulama dan ilmuwan. Almagest
adalah sumber terpenting mengenai informasi tentang astronomi Yunani kuno.
Para ilmuwan Islam ini belajar dengan cepat menggunakan metode penelitian yang
kemudian menghasilkan berbagai penemuan, hingga mencapai puncak kejayaannya
sepanjang sejarah peradaban. Menurut Muhammad Gharib Jaudah, bahkan tidak separuh pun
dari nilai peradaban itu dapat tertandingi oleh peradaban lain yang telah ada sebelumnya.
Peradaban yang besar ini di Barat disebut dengan nama The Islamic Civilization atau
peradaban Islam.
Ilmuwan Muslim yang memiliki kontribusi dalam eksplorasi luar angkasa begitu
banyak. Proses perkembangan ilmu luar angkasa memiliki kaitan dengan penemuan ilmu
matematika dan fisika. Sehingga, ilmuwan yang memiliki peran dalam bidang astronomi
begitu banyak.
Ahli sejarah sains, Donald Routledge Hill, membagi sejarah astronomi Islam ke
dalam 4 periode.
a. Periode pertama (700 – 825 M)
Periode ini merupakan periode awal dimana buku-buku dan berbagai literatur
diterjemahkan dari Yunani, India, dan Persia. Seorang pengembara India menyerahkan
sebuah data buku astronomi yang berjudul Sindhind atau Sidhanta kepada kerajaan Islam di
Baghdad pada tahun 773 M, yaitu Dinasti Abassiyah pada masa Khalifah Abu Ja’far al-
Manshur. Kemudian atas perintahnya, buku tersebut diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab
oleh Muhammad ibn Ibrahim al-Fazari, sehingga al-Fazari dikenal sebagai ahli astronomi
pertama di dunia Islam. Buku lain yang diterjemahkan yaitu Zij al-Shah yang berasal dari
Persia dan berisi tabel astronomi yang selama 2 abad digunakan oleh bangsa Persia.
Kemudian ada Almagest karya Ptolemy (Claudius Ptolemaeus) dan termasuk semua buku
yang berhubungan dengan alam semesta. Pada tahun 790 M al-Fazari menulis sebuah buku
karangannya sendiri yang berjudul Zij al Sinin al-Arab yang memuat tabel astronomi
berdasarkan tahun Arab. Inilah sebuah karya awal yang mengantarkan ilmu pengetahuan
islam kepada masa kejayaannya.
B. TOKOH
Ketika bangsa eropa mengalami kegelapan, kebangkitan justru milik islam. Hal ini
dimulai dari lahirnya nabi Muhammad SAW pada abad ke 6M. Perluasan wilayah,
pembinaan hukum serta penerjemahan filsafat Yunani, dan kemajuan ilmu pengetahuan pada
abad ke – 7 M sampai abad ke-12 M. Pada masa ini islam mendapat masa keemasannya
(golden age).
Sepanjang Eropa mengalami masa kegelapan, di sebelah selatan Laut Tengah
berkembang kerajaan bangsa Arab yang di pengaruhi oleh budaya islam. Dengan
berkembanganya pengaruh islam, maka semakin banyak pula tokoh-tokoh ilmuwan yang
berperan dalam perkembangan ilmu. Mereka adalah sebagai berikut :
1. Al – Kindi (801 M – 873 M), bisa dikatakan merupakan filsuf pertama yang lahir dari
kalangan islam. Al-kindi menuliskan banyak karya dalam bidabg goemetri ,
astronomi, aritmatika, musik (yang dibangunya dari berbagai prinsip aritmatis),
fisika,b medis, psikologi, meteorology, dan politik.
2. Al–Battani (850 M – 929 M), memberikan kontribusi untuk astronomi dan
matematika. Dalam astronomi, al–Battani juga meningkatkan ketepatan pengukuran
presesi sumbu bumi.
3. Muhammad al-Fazari (777 M) yang merupakan astronom resmi pertama Dinasti
Abbasiyah. Dia mengoreksi tabel yang ada berdasarkan teks astronomi India
Siddhanta yang ditulis oleh Brahmagupta. Kitab ini merupakan rujukan utama hingga
masa khalifah al-Ma’mun. Ia juga mengarang beberapa syair astronomis dan dikenal
sebagai pembuat astrolab pertama di kalangan Muslim.
4. Al-Fargani (Alfraganus) sekitar 860 M menulis kitab Ushul al-Falak (prinsip-prinsip
astronomi) dan Jawami ilm an-Nujum wa Ushul al-Harakah as-Samawiyyah
(penjelasan lengkap tentang bintang dan prinsip-prinsip gerakan langit). Buku terakhir
ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada 1493 dan menjadi buku
rujukan penting bagi Copernicus dalam menyusun teorinya.
5. Syamsuddin Abu Abdullah Muhammad bin Mahmud al-Khalili al-Miqati. Dia
merupakan astronom terkenal yang tinggal di Damaskus pada abad ke 14. Dia adalah
seorang ilmuwan miqat (ilmu tentang penentuan waktu berdasarkan matahari dan
bintang). Dia termasuk salah seorang ilmuwan yang ilmu dan karyanya telah disadur
oleh Copernicus. Dia berhasil membuat jadwal penetapan waktu dengan matahari
bagi daerah yang berada di garis lintang Damaskus, jadwal waktu shalat untuk garis
lintang yang sama, dan jadwal arah kiblat.