Anda di halaman 1dari 4

Perkembangan Ilmu kimia Massa Pra-Renaissance

abad ke 19-21

Amelia agustina1 Mulia Annisa2 Delvi Zalianti3 Tiara Nopira4 Laili Ramadhani
1
Pendidikan IPA, Universitas Muhammadiyah Riau, Indonesia
E-mail : agustinaamelia@gmail.com muliaannisa29@gmail.com
delvizaliantil9@gmail.com nopiratiara@gmail.com
lailiramadhani2002@gmail.com

Abstrak
Sejak modernisasi kimia di akhir abad 18, kimia selalu dan dengan cepat
berkembang. Karena dasar dari perkembangan ini adalah teori atom/molecular
(Era Kimia Molekular). Dengan terbitnya abad-21, kimia telah meraih sukses
dalam meluaskan lingkup kajiannnya. Peran interaksi lemah telah dikenali, dan
prosepek baru kimia supramolekular telah terbuka. Di pihak lain, kimia
mempunyai peran besar untuk melestarikan lingkungan, dan kita harus mencari
cara agar alam dan manusia dapat berdampingan dengan langgeng, yang dalam
terminologi modern disebut masyarakat berkelanjutan sustainable societies.
Banyak yang kimia dan kimiawab harus lakukan.
Kata kunci : Perkembangan ilmu kimia masa renainsains abad -21
Pendahuluan
Setelah kesadaran ilmu pengetahuan menembus ke segala lapisan
intelektual, maka pada abad ke-20 tercatat sebagai abad konsolidasi. Akhir abad
revolusi ilmu pengetahuan abad-18 di eropa ini sebagai membuka fase revolusi
industri. Dengan kemajuan induatrilisasi di barat, kecepatan pertumbuhan ilmu
pengetahuanpada abad berikutnya benar benar sangat menabjubkan. Ilmu
pengetahuan empirik makin mendominir ilmu pengetahuan. Satu penemuan
diikuti dengan penemuan lain, saling mengisi,
Sebelum permulaan abad ke-19, tidak semua ilmuwan meyakini gagasan
atom, karena belum diperoleh kejelasan mengenai fakta-fakta yang dapat
mendukungnya. Dengan demikian gagasan konsep atom yang dikemukakan
Dalton (1766-1844), dipandang sebagai kelanjutan pandangan filosof atomik,
meskipun terdapat sedikit perbedaan dalam landasan berpikirnya. Beberapa
gagasan yang dituangkan Dalton dilandasi oleh fakta-fakta empiris berlandaskan
eksperimen yang dilakukan oleh ilmuwan lain, sedangkan pandangan filosof
tentang atom seluruhnya berupa refleksi kritis terhadap fenomena alam (Farida,
2009)
Zaman Mid Abad ke -19 (Kimia Modern)  Pada zaman ini muncullah
berbagai penemuan-penemuan penting dalam ilmu kimia.

Pada tahun 1879, William Crookes membuat kemajuan dalam teori atom
modern ketika ia menggunakan tabung vakum yang dibuat oleh Heinrich Geissler
untuk menemukan sinar katoda. Crookes menciptakan tabung gelas vakum yang

memiliki lapisan seng sulfida di bagian dalam salah satu ujung, sebuah katoda
logam tertanam di ujung lainnya dan anoda logam dalam bentuk salib di tengah-
tengah tabung. Ketika listrik dijalankan melalui aparat, gambar salib muncul dan
ZnS bersinar. Sinar ini disebut sinar katoda.

Pada tahun 1885, Eugene Goldstein menemukan partikel positif dengan


menggunakan tabung diisi dengan gas hidrogen (tabung ini mirip dengan tabung
Thomson). Partikel positif memiliki muatan yang sama dan berlawanan dengan

elektron. Ia juga memiliki massa 1.66E-24 gram atau satu unit massa atom.
Partikel positif ini bernama proton.

Pada tahun 1897, JJ. Thomson menempatkan tabung Crookes dalam


medan magnet. Dia menemukan bahwa sinar katoda bermuatan negatif. Dia
menyimpulkan bahwa semua atom memiliki muatan negatif (melalui eksperimen

lagi) dan dia menyebutnya sinar katoda elektron. Model atom menunjukkan
lingkup materi bermuatan positif dengan elektron negatif terjebak di dalamnya.
Pada tahun 1909, Robert Millikan menemukan massa elektron dengan
memperkenalkan tetesan minyak dibebankan ke lapangan dibebankan elektrik.
Menggunakan ransum massa Thomson, Millikan menemukan massa dari satu
elektron menjadi 9.11E-28 gram.

Pada tahun 1911, Ernest Rutherford mengirimkan sumber radioaktif


melalui medan magnet. Beberapa radioaktivitas itu dibelokkan ke plat positif,
sebagian dibelokkan untuk pelat negatif, dan sisanya masuk melalui medan
magnet tanpa defleksi. Dengan demikian, ada tiga jenis radioaktivitas: partikel

alpha (+), partikel beta (-) dan sinar gama (netral). Dengan melakukan eksperimen
lainnya dan menggunakan informasi ini, Rutherford menciptakan model atom
yang berbeda dari Thomson. Atom sangat kecil dengan inti bermuatan positif
padat (penuh proton) dan nukleus ini dikelilingi oleh elektron yang berjalan
dengan kecepatan yang sangat tinggi. Model Thomson gugur setelah
diperkenalkannya model Rutherford.

Pada tahun 1932, James Chadwick menemukan neutron. Dengan adanya


penemuan-penemuan ini, maka semakin jelas pula hakekat dari ilmu kimia. Pada
era kimia modern ini ilmu kimia didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang komposisi, susunan, dan sifat dari substansi materi, interaksi
antarsubstansi, dan dampak dari substansi penambahan atau penghilangan energi
pada berbagai bentuk.
DAFTAR PUSTAKA
Soemodimedjo, Poedjiadi, dkk. 2001. Kimia dari Zaman ke Zaman. Bandung :
Yayasan Cenderawasih
Farida, I. (2009). Analisis Sejarah Perkembangan Model Atom Berdasarkan
Paradigma Kuhn. 1993, 1–21.
https://faridach.wordpress.com/2009/12/11/analisis-sejarah-model-atom-
berdasarkan- paradigma-kuhn/

Anda mungkin juga menyukai