Agustina Arisanty1 Audithya Romadona2 Nila Fadila Agustin3 Rury Bunga Dahliati4 Salmi
Hayati5
Program Studi Pendidikan Ipa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikna Universitas
Muhammadiyah Riau
a)
Corresponding author: email , agustina83958@gmail.com audhytiaa@gmail.com nilafadila@gmail.com
rurybungadahliati@gmail.com salmihayati@gmail.com
PENDAHULUAN
Istilah penggunaan biologi pertama kali tercatat di tahun 1736 yaitu digunakan oleh
Linnaeus dalam karyanya “Bibliotheca Botanica”. Namun pengkajian ilmu yang berkaitan
tentang alam sudah ditemui di peradaban-peradaban besar seperti Mesir, China, serta India.
Tetapi pendekatan ilmu yang mengkaji alam serta biologi modern berasal dari masa Yunani kuno
yang di pelopori oleh Aristoteles sesrta Hippocratus.
PEMBAHASAN
Carolus Linnaeus (1707-1798) adalah pemikir pertama yang lebih jauh lagi mencoba
untuk menggolongkan makhluk hidup. Beliau mengembangkan system dua bagian atau
binomial untuk menamai organisme menurut genus dan spesies. Linnaeus mengelompokkan
spesies berdasarkan tingkat kemiripan. Spesies yang mirip dikelompokkan pada family yang
sama dan seterusnya. Bagi Linnaeus, pengelompokkan spesies yang mirip dalam satu
kelompok tidak mengimplikasikan adanya pertalian keluarga menurut evolusi, tetapi seabad
kemudian system taksonominya ternyata menjadi titik focus pendapat Darwin tentang
evolusi. System klasifikasi biologi modern, menunjukkan bahwa seluruh dunia kehidupan
dapat diatur dalam hierarki yang apabila digambarkan dalam bentuk diagram, menyerupai
silsilah. Setelah Linnaeus, para naturalis sering menganggap bahwa makhluk hidup saling
berkerabat namu mereka belum tahu apa penyebabnya.
Teori Hutton tentang gradualisme selanjutnya dipadukan oleh Charles Lyell (1797-1875)
dalam suatu teori yang dikenal dengan nama Uniformitarianisme. Teori ini menyatakan
bahwa proses geologis masih belum berubah sepanjang sejarah Bumi ini. Dengan demikian,
gaya yang bekerja saat ini dalam membentuk ciri geologis Bumi sama besarnya dengan gaya
di masa silam. Teori gradualisme dan uniformitarianisme ini juga menjadi dasar pemikiran
evolusi Darwin. Pertama, jika perubahan geologis merupakan akibat dari kerja yang lambat
namun terus menerus dan bukan akibat dari kejadian yang tiba-tiba maka bumi pasti sudah
sangat tua. Kedua, proses yang sangat lambat namun sangat halus yang bertahan selama
periode yang sangat panjang dapat menyebabkan perubahan yang cukup besar.
Edwart Jenner merupakan seorang dokter yang menemukan vaksin untuk menyembuhkan
cacar. Dia adalah tokoh yang meletakkan dasar bagi imunologi (ilmu tentang kekebalan
tubuh). Cacar merupakan penyebab kematian terbesar abad ke-18. Jenner mengarahkan
perhatiannya pada “smallpox” atau penyakit cacar, yang saat itu, dalam beberapa kasus,
mengakibatkan kematian. Jenner tahu bahwa mereka yang selamat dari cacar tidak akan
pernah terkena penyakit yang sama untuk kedua kalinya.
Penelitian pertamanya dilakukan dengan menyelidiki kasus “cowpox”, yang menyerang
para pemerah susu sapi, tetapi bukan penyakit yang berbahaya. Ia memperoleh kesimpulan
bahwa mereka yang menderita cowpox selamanya akan kebal terhadap smallpox.
Edward Jenner mengambil sedikit luka yang ada pada lengan Sarah Nelmes, penderita
cowpox. Ia menjadikannya cairan, lalu menyuntikannya pada tubuh seorang anak berusia
delapan tahun bernama James Phipps. Setelah beberapa hari, Phipps terkena penyakit cowpox
dan mengalami demam ringan. Enam minggu kemudian, pada 1 Juli 1796, Jenner sengaja
memberi Phipps smallpox. Hasilnya, anak tersebut tidak menunjukkan gejala penyakit
smallpox, walau tetap mengalami demam yang hebat. Jenner lalu menyebut prosedur yang
dilakukannya sebagai “vaksinasi”, yang didasarkan pada kata dalam bahasa latin, vacca, yang
berarti sapi.
DAFTAR PUSTAKA
Lianingsih, A. (2022). Telaah Islam Dan Perkembangan Ilmu Biologi. Skripsi, 8.5.2017, 2003–
2005.
Yeni, H. (2021). Pembelajaran 10 : Evolusi. Modul Belajar Mandiri, 227–254.