Anda di halaman 1dari 19

Pendahuluan

Sejak dahulu kala manusia selalu mempertanyakan asal-usul kehidupan dan dirinya. Jawaban
sementara atas pertanyaan tersebut ada tiga altenatif, yaitu penciptaan, transformasi, atau
evolusi biologi.

Definisi evolusi biologi bermacam-macam tergantung dari aspek biologi yang dikaji. Beberapa
definisi yang umum dijumpai di buku-buku biologi, antara lain: evolusi pada makhluk hidup
adalah perubahan-perubahan yang dialami makhluk hidup secara perlahan-lahan dalam kurun
waktu yang lama dan diturunkan, sehingga lama kelamaan dapat terbentuk species baru:
evolusi adalah perubahan frekuensi gen pada populasi dari masa ke masa; dan evolusi adalah
perubahan karakter adaptif pada populasi dari masa ke masa. Evolusi telah mempersatukan
semua cabang ilmu biologi.

Idea tentang terjadinya evolusi biologis sudah lama menjadi pemikiran manusia. Namun, di
antara berbagai teori evolusi yang pernah diusulkan, nampaknya teori evolusi oleh Darwin yang
paling dapat teori . Darwin (1858) mengajukan 2 teori pokok yaitu spesies yang hidup sekarang
berasal dari spesies yang hidup sebelumnya, dan evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Perkembangan tentang teori evolusi sangat menarik untuk diikuti. Darwin berpendapat bahwa
berdasarkan pola evolusi bersifat gradual, berdasarkan arah adaptasinya bersifat divergen dan
berdasarkan hasilnya sendiri selalu dimulai terbentuknya varian baru.

Dalam perkembangannya teori evolusi Darwin mendapat tantangan (terutama dari golongan
agama, dan yang menganut paham teori penciptaan – Universal Creation), dukungan dan
pengkayaan-pengkayaan. Jadi, teori sendiri juga berevolusi sehingga teori evolusi biologis yang
sekarang kita kenal dengan label “Neo Darwinian” dan “Modern Sintesis”, bukanlah murni
seperti yang diusulkan oleh Darwin. Berbagai istilah di bawah ini merupakan hasil pengkayaan
yang mencerminkan pergulatan pemikiran dan argumentasi ilmiah seputar teori evolusi:
berdasarkan kecepatan evolusi (evolusi quasi dan evolusi quantum); berdasarkan polanya
(evolusi gradual, evolusi punctual, dan evolusi saltasi) dan berdasarkan skala produknya
(evolusi makro dan evolusi mikro).

Topic yang akan dibahas dibawah ini meliputi perkembagan teori evolusi Darwin dan implikasi
dari teori evolusi biologi Darwin terhadap cara pandang kita tentang keberadaan makhluk dan
alam semesta.

Perkembangan Teori Evolusi Darwin

1. Sejarah Singkat Charles Darwin (1809 – 1882)

 1831-1836: Perjalanan laut dengan kapal Beagle.


 1844: Draft buku “Origin of Species by Means of Natural Selection” telah selesai.
 1858: Afred Russel Wallace mengirim manuscript kepada J. Hooker anggota Royal
Society, berisi tentang perluasan ide dari Malthus. Makalah bersama oleh Darwin dan
Wallace di forum Society.
 1859: Publikasi buku “ On The Origin of Species by Means of Natural Selection”
 1860: Perdebatan antara Huxley dan Wilbeforce tanpa kehadiran Darwin
 Darwin menghabiskan sisa masa hidupnya untuk penelitian dan publikasi buku “Descen
of Man” (1871) dan “The Expression of Emotion in Man and Animals” (1871).

Buku “Origin of Species by Means of Natural Selection” yang diterbitkan tahun 1959 ini,
menurut indeks sitasi merupakan buku yang paling banyak diacu oleh penulis lain (selain kitab
suci) selama ini.

2. Perkembangan Teori Evolusi

Banyak hal dan pemikiran ahli lain yang mempengaruhi perkembangan teori Darwin, antara
lain:

 Ekspedisi ke lautan Galapagos ditemukan bahwa perbedaan bentuk paruh burung Finch
disebabkan perbedaan jenis makanannya.
 Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu mengalami
perubahan. Menurut Darwin, hal-hal tersebut kemungkinan mempengaruhi makhluk
hidupnya. Pikiran ini juga didasarkan pada penyelidikannya pada fosil.
 Pendapat ekonom Malthus yang menyatakan adanya kecendrungan kenaikan jumlah
penduduk lebih cepat dari kenaikan produksi pangan. Hal ini menimbulkan terjadinya
suatu persaingan untuk kelangsungan hidup. Oleh Darwin hal ini dibandingkan dengan
seleksi yang dilakukan oleh para peternak untuk memperoleh bibit unggul.
 Pendapat beberapa ahli seperti Geoffroy (1829), WC Wells (1813), Grant (1826), Freke
(1851), dan Rafinisque (1836).

Tahun 1858 Darwin mempublikasikan The Origin yang memuat 2 teori utama yaitu:

1. Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau.

2. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.

Menurut Darwin, agen tunggal penyebab terjadinya evolusi adalah seleksi alam. Seleksi alam
adalah “process of preserving in nature favorable variations and ultimately eliminating those
that are ‘injurious’”.

Secara umum, tanggapan ahli lain terhadap teori Darwin adalah:

a. Mendapat tantangan terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori
penciptaan (Universal Creation).
b. Mendapat pembelaan dari penganut Darwin antara lain , Yoseph Hooker dan Thomas Henry
Huxley (1825-1895).

c. Mendapat kritik dan pengkayaan dari banyak ahli antara lain Morgan (1915), Fisher (1930),
Dobzhansky (1937), Goldschmidt (1940) dan Mayr (1942).

Dengan berbagai perkembangan dalam perkembangan dalam ilmu biologi, khususnya genetika
maka kemudian Teori Evolusi Darwin diperkaya. Seleksi alam tidak lagi menjadi satu-satunya
agen penyebab terjadinya evolusi, melainkan ada tambahan faktor-faktor penyebab lain yaitu:
mutasi, aliran gen, dan genetic drift. Oleh karenanya teori evolusi yang sekarang kita seirng
disebut Neo-Darwinian atau Modern Systhesis.

Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi karena
adanya:

a. Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.

b. Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.

c. Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA).

d. Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya
lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.

e. Generasi berikut mewarisi “kombinasi gen yang sukses” dari individu fertile (dan beruntung)
yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.

Implikasi Teori Evolusi Darwin

1. Asal Usul Spesies

Teori utama Darwin bahwa spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di
masa lampau dan bila diurut lebih lanjut semua spesies makhluk hidup diturunkan dari nenek
moyang umum yang sama. Seperti yang juga diperkirakan oleh Darwin. Teorinya akan
ditentang banyak pihak. Para penentang teori ini dikategorikan dalam tiga kelompok utama:

a. Kelompok yang berpendapat bahwa teori Darwin tersebut tidak cukup “ilmiah”.

b. Kelompok “Creationist” yang berpendapat bahwa masing-masing spesies diciptakan khusus


oleh yang Maha Kuasa untuk tujuan tertentu.

c. Kelompok penganut filsafat “idealist” yang berpendapat bahwa spesies tidak berubah. Variasi
yang ada merupakan tiruan tidak sempurna dari pola umum “archetypes”. Goethe
mengabstaksikan satu archetype atau Urbild untuk semua tanaman (Urplanze) dan beberapa
Bauplane untuk hewan.

Untuk para penentangnya dari dua kelompok pertama di atas Darwin cukup menandaskan
bahwa keajaiban-keajaiban atau intervensi dari kekauatan supranatural dalam pembentukan
spesies adalah tidak ilmiah. Dalam menanggapi kelompok Idealist (seperti Owen dan Lois
Agassiz) Darwin mampu menangkis dengan baik. Pada Origin edisi pertama, Darwin (1959) di
halaman 435, menyimpulkan bahwa penjelasan Owen pada masalah archetype adalah
“interesting” dan “unity of type”nya merupakan “hukum” biologi yang penting. Kemudian
setelah Owen lebih keras lagi menentang teorinya. Darwin pada edisi berikutnya menambahkan
“…tetapi itu bukan penjelasan ilmiah”. Menurut Darwin penjelasan tentang “homologi” dan
“unity of types” terkait dengan nenek moyang adalah ilmiah, sementara penjelasan terkait
dengan archetype tidak ilmiah. Oleh karena Darwin memandang masalah ini sebagai proses,
sementara konsep archetype adalam timeless. Secara umum Darwin adalam penganut paham
Materialisme.

2. Seleksi Alam

Darwin mengemukakan bahwa seleksi alam merupakan agen utama penyebab terjadinya
evolusi. Darwin (dan Wallace) menyimpulkan seleksi dari prinsip yang dikemukakan oleh
Malthus bahwa setiap populasi cendrung bertambah jumlahnya seperti deret ukur, dan sebagai
akibatnya cepat atau lambat akan terjadi perbenturan antar anggota dalam pemanfaatan
sumber daya khususnya bila ketersediaannya terbatas. Hanya sebagian, seringkali merupakan
bagian kecil, dari keturunannya bertahan hidup: sementara besar lainnya tereliminasi.

Dengan berkembangnya ilmu genetika, teori itu diperkaya sehingga muncul Neo Darwinian.
Menurut Lemer (1958), definisi seleksi alam adalah segala proses yang menyebabkan
pembedaan non random dalam reproduksi terhadap genotype; atau allele gen dan kompleks
gen dari generasi ke generasi berikutnya.

Anggota populasi yang membawa genotype yang lebih adaptif (superior) berpeluang lebih
besar untuk bertahan daripada keturunan yang inferior. Jumlah individu keturunan yang
superior akan bertambah sementara jumlah individu inferior akan berkurang dari satu generasi
ke generasi lainnya. Seleksi alampun juga masih bekerja, sekalipun jika semua keturunan dapat
bertahan hidup dalam beberapa generasi. Contohnya adalah pada jenis fauna yang memiliki
beberapa generasi dalam satu tahun. Jika makanan dan sumberdaya yang lain tidak terbatas
selama suatu musim, populasi akan bertambah seperti deret ukur dengan tidak ada kematian di
antara keturunannya. Hal itu tidak berarti seleksi tidak terjadi, karena anggota populasi dengan
genotype yang berbeda memproduksi keturunan dalam jumlah yang berbeda atau berkembang
mencapai matang seksual pada kecepatan yang berbeda. Musim yang lain kemungkinan
mengurangi jumlah individu secara drastic tanpa pilih-pilih. Jadi pertumbuhan eksponensial dan
seleksi kemungkinan akan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya. Pebedaan fekunditas,
sesungguhnya juga merupakan agent penyeleksi yang kuat karena menentukan perbedaan
jumlah individu yang dapat bertahan hidup atau dan jumlah individu yang akan mati, yang
ditunjukkan dalam angka kematian (Dobzhansky, 1970).

Darwin telah menerim, namun dengan sedikit keraguan, slogan Herbert Spencer “survival of the
fittest in the struggle for life” sebagai altenatif untuk menerangkan proses seleksi alam, namun
saat ini slogan itu nampaknya dipandang tidak sepenuhnya tepat. Tidak hanya individu atau
jenis yang terkuat tetapi mereka yang lumayan pas dengan lingkungan dapat bertahan hidup
dan bereproduksi. Dalam kondisi seleksi yang lunak atau halus semua individu atau jenis
pembawa genotype yang bermacam-macam dapat bertahan hidup ketika populasi berkurang.
Individu yang fit (individu yang sesuai dengan lingkungan dapat bertoleransi dengan
lingkungan) tidak harus mereka yang paling kuat, paling agresif atau paling bertenaga,
melainkan mereka yang mampu bereproduksi menghasilkan keturunan dengan jumlah
terbanyak yang viable dan fertile.

Seleksi alam tidak menyebabkan timbulnya material baru (bahan genetic yang baru yang di
masa mendatang akan datang diseleksi lagi),melainkan justru menyebabkan hilangnya suatu
varian genetic atau berkurang frekuensi gen tertentu. Seleksi alam bekerja efektif hanya bila
populasi berisi dua atau lebih genotype, yang mana dari varian itu ada yang akan tetap
bertahan atau ada yang tereliminasi pada kecepatan yang berbeda-beda. Pada seleksi buatan,
breeder akan memilih varian genetic (individu dengan genotype) tertentu untuk dijadikan induk
untuk generasi yang akan datang. permasalahan yang timbul adalah dari mana sumber materi
dasar atau bahan mentah genetic penyebab keanekaragaman genetic pada varian-varian yang
akan obyek seleksi oleh alam. Permasalahan itu terpecahkan setelah T.H Morgan dan kawan-
kawan meneliti mutasi pada lalat buah Drosophilia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses
mutasi menyuplai bahan mentah genetic yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman
genetic dimana nantinya seleksi alam bekerja (Dobzhansky, 1970).

Implikasi dari teori evolusi melalui ala mini sangat luas, tidak hanya mencakup bidang filsafat
namun juga social-ekonomi dan budaya:

 Penggantian cara pandang bahwa dunia tidak statis melainkan berevolusi.


 Paham creationisme berkurang pengaruhn ya.
 Penolakan terhadap teleology kosmis.
 Penjelasan “desain” di dunia oleh proses materialistic seleksi alam, proses yang
mencakup interaksi antara variasi yang tidak beraturan dan reproduksi yang sukses
bersifat oportunistik yang sepenuhnya jauh dari dogma agama.
 Penggatian pola pikir Essensialisme oleh pola pikir populasi.
 Memberikan inspirasi yang disalahgunakan untuk tujuan yang tidak baik seperti gerakan
Nazi di Jerman, Musolini di Italia, kebijakan “eugenic” di Singapura di masa Lee Kuan Yu
dan berkembangnya ekonomi liberal yang dikemas dengan label Social-Darwinian.
Dua inti pokok dari teori darwin :
1. Spesies yang hidup di masa sekarang berasal dari makhluk hidup yang berasal dari masa
lampau.
2. Evolusi terjadi karena adanya proses seleksi alam (natural selections)

Pengertian dan arti definisi seleksi alam adalah seleksi yang terjadi pada individu-individu
yang hidup di alam, sehingga individu yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
tersebut akan terus hidup dan beranak pinak, sedangkan yang tidak dapat menyesuaikan diri
dengan alam lingkungan sekitarnya akan musnah dan hilang dimakan waktu.

Contoh peristiwa seleksi alam adalah pada kupu-kupu biston betularia di inggris. Kupu-kupu
biston betularia terdapat dua jenis, yaitu yang bersayap terang cerah dengan yang bersapap
gelap. Awal mulanya lingkungan inggris yang bersih sangat baik untuk adaptasi kupukupu
yang bersayap cerah. Namun karena limbah jelaga industri di inggris yang semakin banyak
dan mengotori pepohonan sehingga pohon menjadi gelap yang akhirnya menjadi lebih
adaptif untuk kupu-kupu yang bersapap gelap daripada yang terang. Hasilnya perkembangan
kupu2 bersayap gelap meningkat tajam dan sayap cerah berkurang drastis.

Persamaan teori lamack dengan tori darwin adalah evolisi sama-sama terjadi karena
pengaruh faktor lingkungan. Sedangkan perbedaannya adalah pada yang menyebabkan
perubahan makhluk hidup, di mana lamarck disebabkan oleh kuantitas penggunaan organ
tubuh, sedangkan darwin pada seleksi alam.
Prinsip-prinsip am

Ilustrasi Darwin mengenai kelainan paruh pada burung ciak di Kepulauan Galápagos yang
menempatkan 13 spesies bersaudara rapat yang paling ketara bezanya pada bentuk paruhnya.
Bentuk paruh setiap spesies disesuaikan dengan makanan kegemarannya, membayangkan
bahawa bentuk paruh berevolusi mengikut pemilihan semula jadi.

Pemilihan semula jadi di kalangan individu-individu di dalam mana-mana populasi organisme.


Kebanyakan perbezaan ini tidak mempengaruhi kemandirian (seperti perbezaan warna mata
manusia), tetapi ada perbezaan yang boleh meningkatkan peluang kemandirian individu tertentu.
Arnab yang lebih pantas berlari daripada yang lain dijangka lebih mampu menjauhi pemangsa,
dan alga yang lebih cekap mengekstrakkan tenaga dari cahaya matahari akan lebih cepat
bertumbuh. Individu yang lebih besar kemungkinan bermandiri juga lebih besar kemungkinan
membiak.

Jika sifat-sifat yang memberikan kelebihan membiak kepada individu ini juga terwariskan, iaitu
diturunkan oleh induk kepada anak, maka perkadaran arnab pantas atau alga cekap meningkat
sedikit pada generasi seterusnya. Inilah pembiakan bezaan namanya. Meskipun pembiakan
bezaan ini amat sedikit, namun dari generasi ke generasi mana-mana kelebihan terwariskan
boleh menjadi dominan dalam populasi kerana pertumbuhan eksponan. Beginilah, persekitaran
semula jadi sesejenis organisme "memilih" sifat-sifat yang memberikan kelebihan membiak,
sehingga menyebabkan perubahan beransur-ansur atau evolusi kehidupan. Kesan ini julung
kalinya dihuraikan dan dinamakan oleh Charles Darwin.

Konsep pemilihan semula jadi mendahului pemahaman ilmu genetik, iaitu kajian pembakaan.
Pada zaman moden, sedia difahami bahawa pemilihan bertindak pada fenotip (sifat-sifat boleh
perhati) organisme, tetapi yang diwarisi ialah kandungn genetik atau genotip organisme itu.
Fenotip ini adalah hasil genotip dan persekitaran yang didiami oleh organisme itu.

Inilah hubungan antara pemilihan semula jadi dan genetik, seperti yang diterangka oleh sintesis
evolusi moden. Walaupun teori evolusi yang lengkap juga perlu menerangkan bagaimana variasi
genetik timbul pada mulanya (seperti melalui mutasi dan pembiakan seks) serta merangkumi
mekanisme evolusi yang lain (seperti aliran gen), namun pemilihan semula jadi masih diakui
sebagai mekanisme asas evolusi.
[sunting] Tatanama dan kegunaan

Istilah pemilihan semula jadi ini apabila lain konteksnya, maka berlainan sedikit pengertiannya.
Namun begitu, takrifan yang paling kerap digunakan adalah tindakannya pada sifat-sifat yang
boleh diwarisi, kerana sifat-sifat inilah yang memainkan peranan langsung dalam evolusi.
Namun begitu, pemilihan semula jadi adalah "buta" kerana perubahan dalam fenotip (baik sifat
fizikal mahupun perilaku) boleh memberikan kelebihan membiak tanpa mengira sama ada sifat
itu boleh diwarisi (sifat bukan terwaris boleh terjadi kesan faktor persekitaran atau pengalaman
hidup organisme itu).

Semenjak pertama kali digunakan oleh Darwin,[1] istilah ini sering dipakai untuk memaksudkan
kesan evolusi daripada pemilihan membuta dan juga mekanismenya.[2][3] Sesekalinya ada baiknya
kita terang-terangan membezakan mekanisme dan kesannya; di mana pentingnya pembezaan ini,
ahli sains mentakrifkan "pemilihan semula jadi" khususnya sebagai "mekanisme-mekanisme
yang menyumbang kepada pemilihan individu yang membiak", tanpa mengira sama ada asas
pemilihan itu boleh diwarisi atau tidak. Ini juga dikenali sebagai "pemilihan semula jadi fenotip".
[4]

Sifat-sifat yang meningkatkan keberhasilan membiak suatu organisme dikatakan terpilih untuk
peningkatan tersebut, manakala yang mengurangkan keberhasilan itu juga terpilih untuk
pengurangan itu. Pemilihan sifat juga boleh menyebabkan terpilihnya sifat-sifat lain yang
sekaitan dengan sifat itu tadi tanpa mempengaruhi kelebihan membiak secara langsung. Ini
mungkin terjadi sebagai hasil pleiotropi atau rangkaian gen.[5]

[sunting] Ketegapan

Konsep ketegapan adalah mustahak kepada proses pemilihan semula jadi. Umumnya, individu
yang lebih "tegap" lebih berpotensi untuk bermandiri, seperti yang diterangkan oleh ungkapan
"siapa kuat dia menang" (survival of the fittest). Teori evolusi moden mentakrifkan ketegapan
bukan mengikut tempoh hayat organisme itu, sebaliknya berasaskan betapa berhasilnya
pembiakannya. Jika suatu hidupan cuma hidup separuh usia berbanding hidupan lain yang sama
spesies, tetapi berganda anaknya yang mencapai usia dewasa, maka gen-gennya semakin kerap
ditemui dalam populasi dewasa generasi seterusnya.

Walaupun pemilihan semula jadi bertindak pada individu, namun ketegapan hanya dapat
ditentukan secara "purata" untuk semua individu dalam sesebuah populasi. Ketegapan genotip
tertentu sepadan dengan kesan purata terhadap semua semua individu yang ada genotip itu.
Pembawa genotip yang jauh kurang tegap pula tidak atau kurang melahirkan anak daripada
biasa; misalnya gangguan gen manusia seperti fibrosis sista.

Memandangkan ketegapan ini merupakan kuantiti yang berpurata, boleh juga diterima bahawa
mutasi yang baik timbul dalam individu yang tidak berjaya mencapai usia dewasa atas sebab-
sebab yang tidak berkaitan. Ketegapan juga aamt bergantung pada persekitaran. Walaupun
anemia sel sabit kurang tegap dalam populasi manusia secara amnya, tetapi oleh sebab sifat sel
sabit memberikan keimunan daripada malaria, nilai ketegapannya adalah tinggi dalam populasi
yang mengalami kadar jangkitan malaria yang tinggi.
[sunting] Jenis pemilihan

Pemilihan semula jadi boleh bertindak pada mana-mana sifat fenotip, dan tekanan berpilih boleh
dicetuskan oleh mana-mana faktor dalam persekitaran, termasuk pemilihan seks dan persaingan
sesama individu yang sama spesies. Namun begitu, ini tidak bererti bahawa pemilihan semula
jadi sentiasa berarah dan menghasilkan evolusi beradaptasi; pemilihan semula jadi sering
menyebabkan kekalnya status quo dengan menghapuskan varian-varian yang kurang tegap.

Unit pemilihannya bolehlah berupa hidupan individu itu atau mana-mana tahap lain di dalam
hierarki organisasi biologi, seperti gen-gen, sel-sel, ataupun kelompok sanaknya. Masih diragui
sama ada pemilihan semula jadi bertindak pada tahap kelompok atau spesies untuk menghasilkan
adaptasi yang memanfaatkan kelompok bukan sanak yang lebih besar. Tindakan pemilihan pada
tahap lain seperti gen boleh menyebabkan meningkatknya ketegapan gen itu, tetapi pada masa
yang sama mengurangkan ketegapan individu yang membawa gen itu, dalam proses yang
bergelar konflik intragenom. Pada keseluruhannya, kesan gabungan semua tekanan berpilihan
tersebut di semua tahap menentukan ketegapan keseluruhan individu, oleh yang demikian
tertentunya hasil pemilihan semula jadi.

Kitaran hidup sesejenis hidupan yang membiak secara seks. Untuk setiap peringkat hidup
tertandanya pelbagai komponen pemilihan semula jadi.[6]

Pemilihan semula jadi berlaku di setiap peringkat hidup setiap individu. Hidupan individu
mestilah hidup sehingga mencapai usia dewasa agar dapat membiak, dan pemilihan individu
yang mencapai peringkat dewasa ini digelar pemilihan kedayahidupan. Dalam kebanyakan
spesies, yang dewasa mesti bersaing antara satu sama untuk merebut pasangan melalui pemilihan
seks, dan individu yang berjaya dalam persaingan ini akan menjadi penentu induk kepada
generasi seterusnya. Individu boleh membiak lebih daripada sekali, dan individu yang hidup
lebih lama ketika fasa pembiakan menambah bilangan anak, iaitu pemilihan kemandirian.

Kefekunan (kesuburan) hidupan jantan dan betina (misalnya, sperma gergasi dalam spesies-
spesies Drosophila tertentu)[7] boleh dihadkan melalui proses "pemilihan kefekunan". Setiap
gamet yang dihasilkan berlainan daya hidupnya, apatah lagi terjadinya konflik-konflik
intragenom seperti dorongan meiosis antara gamet-gamet haploid yang boleh mencetuskan
proses "pemilihan gen" atau gamet. Akhir sekali, ada sesetengah gabungan telur dan sperma
yang lebih serasi berbanding gabungan lain; inilah yang dinamakan pemilihan keserasian.
[sunting] Pemilihan seks

Rencana utama: Pemilihan seks

Adalah wajar untuk membezakan "pemilihan ekologi" dan "pemilihan seks". Pemilihan ekologi
merangkumi mana-mana mekanisme pemilihan sebagai kesan persekitaran (termasuk sanak-
saudara, e.g. pemilihan sanak, persaingan, dan bunuh anak), manakala "pemilihan seks"
memaksudkan persaingan merebut pasangan untuk mengawan.[8]

Pemilihan seks bersifat intraseks, misalnya dalam persaingan sesama individu yang sama jantina
dalam sesebuah populasi, atau interseks, iaitu satu jantina mengawal capaian pembiakan dengan
memilih di kalangan pasangan-pasangan yang sedia ada dalam sesebuah populasi. Selalunya,
pemilihan intraseks melibatkan persaingan jantan lawan jantan, manakala pemilihan interseks
melibatkan si betina memilih si jantan yang sesuai, kerana si betina dilaburkan lebih banyak
sumber berbanding jantan untuk melahirkan satu anak. Namun begitu, keadaan sebaliknya
berlaku untuk sesetengah spesies, seperti si jantan paling cerewet memilih pasangannya; contoh
terbaik diperhatikan pada sesetengah ikan dalam famili Syngnathidae, selain itu juga sesetengah
spesies amfibia dan burung.[9]

Ada ciri-ciri yang terhad kepada satu jantina dalam spesies tertentu, dan ini boleh diterangkan
dengan pemilihan yang dilaksanakan oleh jantina lain ketika memilih pasangan, misalnya,
sesetengah burung jantan memperagakan bulu yang berwarna ranggi. Begitu juga, kelangsangan
sesama ahli-ahli yang sama jantina boleh dikaitkan dengan ciri-ciri yang amat menonjol, seperti
tanduk rusa yang digunakan untuk berlawan. Secara amnya lagi, pemilihan intraseks sering
dikaitkan dengan dimorfisme seks, termasuklah perbezaan saiz badan antara jantan dan betina
dalam suatu spesies.[10]

[sunting] Contoh-contoh pemilihan semula jadi


Ketahanan antibiotik meningkat hasil kemandirian individu yang lali terhadap kesan antibiotik,
lalu mewariskan sifat ketahanan itu kepada anak-anaknya, sehingga menghasilkan populasi
bakteria baru yang berdaya tahan.

Satu contoh terbaik mengenai tindakan pemilihan semula jadi ialah perkembangan ketahanan
antibiotik dalam mikroorganisme. Semenjak penemuan penisilin oleh Alexander Fleming pada
tahun 1928, antibiotik telah digunakan untuk menangkis penyakit bawaan bakteria. Dalam
populasi bakteria semula jadi wujudnya variasi yang agak banyak dalam kandungan genetik
berjuta-juta ahli individunya, terutamanya disebabkan oleh mutasi. Apabila terdedah kepada
antibiotik, kebanyakan bakteria cepat mati, tetapi segelintir kuman ini mengalami mutasi yang
menjadikannya kurang sedikit terdedah kepada ancaman antibiotik. Jika terdedah kepada
antibiotik untuk masa yang singkat, segelintir individu inilah yang berjaya mengharungi rawatan.
Penghapusan individu maladaptasi (kurang teradaptasi) dari populasi secara berpilih ini adalah
hasil pemilihan semula jadi.

Bakteria yang masih hidup ini akan membiak lagi untuk melahirkan generasi baru. Disebabkan
terhapusnya individu maladaptasi pada generasi sebelumnya, populasi ini mengandungi lebih
banyak bakteria yang memiliki daya tahan terhadap antibiotik. Pada masa yang sama, timbulnya
mutasi baru yang menyumbangkan variasi genetik baru kepada variasi genetik yang sedia ada.
Mutasi spontan amat jarang berlaku, apalagi mutasi berkelebihan lebih jarang lagi. Namun
demikian, populasi bakteria sudah cukup besar sehingga ada segelintir individu yang menikmati
mutasi yang bermanfaat. Jika mutasi baru mengurangkan kerentanan individu kepada antibiotik,
maka individu inilah yang lebih berpeluang untuk terselamat daripada serangan antibiotik yang
seterusnya.

Setelah diberi cukup masa dan berulang kali terdedah kepada antibiotik itu, maka lahirnya
sebuah populasi bakteria yang kalis antibiotik. Populasi bakteria yang baru berubah ini
disesuaikan secukup-cukupnya dengan konteks di mana ia berevolusi. Pada masa yang sama,
bakteria ini tidak semestinya disesuaikan secukup-cukupnya dengan persekitaran lama yang
bebas antibiotik itu lagi. Hasil akhir pemilihan semula jadi adalah dua populasi yang sama
diadaptasi secukupnya dengan persekitaran tertentunya, tetapi sama kurang terdaya dalam
persekitaran lain.

Penggunaan dan penyalahgunaan antibiotik secara berleluasa telah menyebabkan kuman


semakin berdaya tahan terhadap antibiotik perubatan, hinggakan wujudnya apa yang disifatkan
sebagai "super kuman", seperti bakteria Staphylococcus aureus tahan Methicillin (MRSA)
kerana ancamannya terhadap kesihatan serta kekebalannya terhadap ubat-ubatan sedia ada
berbanding kuman biasa.[11] Antara percaturan yang dilakukan untuk menentang super kuman ini
termasuklah penggunaan antibiotik yang berbeza dan lebih kuat; malangnya, jadinya strain-strain
MRSA baru yang juga berdaya tahan terhadap ubat-ubat istimewa ini.[12]

Ini juga satu contoh yang menerangkan perlumbaan senjata evolusi, yang mana bakteria terus
menghasilkan strain yang kurang rentan terhadap antibiotik, pada masa sama penyelidik
perubatan masih memajukan antibiotik untuk membunuh kuman-kuman itu. Situasi sebegini juga
berlaku dalam bentuk ketahanan racun perosak dalam tumbuhan dan serangga. Perlumbaan
senjata ini tidak semestinya dilancarkan oleh manusia; terdapat satu contoh yang menerangkan
laluan gangguan RNA dalam tumbuhan sebagai cara keimunan inat terhadap virus.[13]

[sunting] Evolusi secara pemilihan semula jadi


Rencana utama: Evolusi dan Darwinisme

Untuk evolusi secara adaptasi, sifat baru dan penspesiesan dicetuskan melalui pemilihan semula
jadi, perlunya kehadiran variasi genetik terwaris yang menyebabkan perbezaan ketegapan
sebagai salah satu prasyarat. Variasi genetik merupakan hasil mutasi, gabungan semula dan
pengubahan dalam kariotip (bilangan, bentuk, saiz dan susunan dalaman kromosom). Mana-
mana perubahan ini boleh mendatangkan kesan yang banyak membawa manfaat atau mudarat,
itupun kesan sebesar itu jarang ditemui. Asalnya, kebanyakan perubahan dalam bahan genetik
dianggap neutral atau hampir neutral kerana ia berlaku dalam DNA tak berkod atau
menyebabkan penggantian bersinonim. Bagaimanapun, penyelidikan terkini mendapat bahawa
kebanyakan mutasi dalam DNA tak berkod ada kesan yang sedikit memudaratkan.[14][15]
Walaupun kadar mutasi dan kesan mutasi purata terhadap ketegapan adalah bergantung pada
organisme, namun anggaran dari data dalam manusia menunjukkan kebanyakan proses mutasi
membawa sedikit mudaratnya.[16]

Keranggian ekor burung merak dipercayai adalah kesan pemilihan seks oleh si betina. Burung
merak ini adalah albino; haiwan albino selalu tidak diselebahi oleh pemilihan semula jadi kerana
mudah dikesan oleh pemangsa atau tidak berjaya bersaing untuk merebut pasangan.

Dari segi ketegapan, individu yang lebih tegap akan lebih berpeluang menghasilkan zuriat untuk
generasi seterusnya, manakala individu yang kurang tegap lebih berkemungkinan mati awal atau
gagal membiak. Kesannya, alel yang meningkatkan ketegapan secara amnya menjadi lebih
banyak pada generasi seterusnya, manakala alel yang mengurangkan ketegapan itu semakin
jarang. Jika daya pemilihan kekal sama kuat selama banyak turun-temurun, maka bilangan alel
bermanfaat bertambah semakin banyak sehingga mendominasi populasi, sekaligus menyaksikan
lesapnya alel yang kurang tegap. Dalam setiap generasi, mutasi dan gabungan semula baru
timbul secara spontan, maka terhasilnya spektrum fenotip yang baru. Oleh itu, setiap generasi
baru akan diperkaya oleh semakin banyaknya alel yang menyumbang kepada sifat-sifat yang
diutamakan oleh pemilihan ini, kemudian mempertingkatkan sifat-sifat tersebut selama turun-
temurun.
Sesetengah mutasi berlaku dalam apa yang dikenali sebagai gen pengawal. Perubahan dalam gen
pengawal ini boleh mendatangkan kesan besar terhadap fenotip individu kerana gen-gen ini
mengawal fungsi gen-gen lain. Kebanyakan mutasi dalam gen pengawal menghasilkan zigot
yang tidak berdaya hidup. Misalnya, mutasi pengawal bukan berbahaya berlaku dalam gen HOX
dalam manusia, dan boleh menghasilkan rusuk servikal[17] atau polidaktili, iaitu bertambahnya
bilangan jari pada tangan dan kaki.[18] Apabila mutasi sebegini meningkatkan ketegapan,
pemilihan semula jadi akan menyebelahi fenotip-fentotip ini, dan sifat baru itu akan berleluasa
dalam populasi.

Gambar sinar X untuk tangan kiri kanak-kanak berusia 10 tahun yang mengalami polidaktili.

Sifat-sifat lama bukannya tidak berubah; sifat-sifat yang amat tegap dalam satu konteks
persekitaran boleh menjadi kurang tegap jika keadaan persekitaran berubah. Ketiadaan
pemeliharaan dari pemilihan semula jadi akan menyebabkan sifat itu lambat-laun menjadi lebih
mudah berubah dan merosot, sehingga mungkin menyebabkan sifat itu menjadi vestigial (tidak
berfungsi). Selalunya, struktur yang kelihatan vestigial itu mungkin mengekalkan sedikit
kefungsian, ataupun ditebus untuk sifat-sifat lain yang bermanfaat dalam fenomena praadaptasi.
Contoh struktur vestigial ialah mata wiruk buta, dipercayai mengekalkan sedikitnya untuk
pencerapan fotokala.[19]

[sunting] Penspesiesan

Rencana utama: Penspesiesan

Penspesiesan memerlukan pengawanan secara berpilih yang menyebabkan berkurangnya aliran


gen. Pengawanan berpilih boleh menjadi hasil perubahan persekitaran fizikal (cth. pemencilan
fizikal oleh sawar luaran), ataupun pemilihan seks yang menyebabkan pengawanan sesama ciri.
Lama-kelamaan, kelompok-kelompok kecil ini mungkin mencapah menjadi spesies-spesies yang
amat berbeza, mungkin disebabkan perbezaan dalam tekanan pilihan terhadap kelompok-
kelompok berbeza itu, ataupun populasi berbeza itu mengalami mutasi berbeza secara spontan,
ataupun disebabkan kesan pengasas - sesetengah alel yang mungkin bermanfaat mungkin secara
kebetulan ada dalam satu daripada dua kelompok ketika kedua-duanya dipecahkan pada
awalnya. Terdapat satu lagi mekanisme penspesiesan yang tidak seberapa dikenali, iaitu
pengacukan yang dikenali berlaku dalam tumbuh-tumbuhan, dan adakalanya diperhatikan dalam
kelompok haiwan yang banyak spesiesnya seperti ikan siklid.[20] Mekanisme penspesiesan deras
sebegini boleh mencerminkan mekanisme perubahan berevolusi yang dikenali sebagai
keseimbangan selang, yang mana perubahan berevolusi dan penspesiesan biasanya berlaku
sejurus selepas mengganggu keadaan stasis yang berpanjangan.

Perubahan genetik dalam kelompok mengurangkan keserasian antara genom kedua-dua


kelompok kecil itu, maka berkurangnya aliran gen antara kelompok-kelompok tersebut. Aliran
gen akan berhenti apabila mutasi tersendiri yang mencirikan setiap kelompok kecil itu menjadi
tetap. Sekurang-kurang dua mutasi boleh menyebabkan penspesiesan: jika setiap mutasi
memberikan kesan neutral atau positif kepada ketegapan apabila berlaku secara berasingan,
tetapi membawa kesan negatif apabila bertindak bersama, maka penetapan gen-gen ini dalam
kelompok kecil masing-masing akan membawa kepada dua populasi yang membiak secara
berasingan. Berlandaskan konsep spesies biologi, jadinya dua spesies berlainan.

[sunting] Asas genetik pemilihan semula jadi


Gagasan pemilihan semula jadi mendahului pemahaman genetik. Kini, kita lebih memahami
ilmu biologi yang berdasarkan keterwarisan, iaitu asas kepada pemilihan semula jadi.

[sunting] Genotip dan Fenotip

Lihat juga: Perbezaan genotip dan fenotip

Pemilihan semula jadi bertindak pada fenotip organisme, atau sifat-sifat fizikalnya. Fenotip
ditentukan oleh kandungan genetik organisme itu (genotip) dan persekitaran yang didiami oleh
organisme itu. Selalunya, pemilihan semula jadi bertindak pada sifat-sifat tertentu pada individu,
maka istilah fenotip dan genotip digunakan dengan teliti untuk menyatakan sifat-sifat tertentu
ini.

Apabila organisme berbeza dalam sesebuah populasi memiliki versi berlainan bagi sesuatu gen
yang membawa satu sifat tertentu; setiap versi ini dikenali sebagai alel. Variasi genetik inilah
yang menyiratkan sifat-sifat fenotip. Sebagai contoh, kombinasi gen tertentu untuk warna mata
manusia yang menghasilkan fenotip mata biru atau mata perang. (Sebaliknya, apabila kesemua
organisme dalam sesebuah populasi berkongsi alel yang sama untuk satu sifat yang tertentu, dan
keadaan ini kekal stabil sepanjang masa, maka alel ini dikatakan berkeadaan terikat dalam
populasi itu.)

Sesetengah sifat hanya dikuasai oleh satu gen tunggal, tetapi kebanyakan sifat dipengaruhi oleh
interaksi sesama berbilang gen. Satu variasi dalam satu daripada berbanyak gen ini yang
menyumbang pada suatu sifat, hanya meninggalkan kesan kecil pada fenotip; gen-gen ini
bersama-sama boleh menghasilkan satu keselanjaran kemungkinan nilai-nilai fenotip.[21]

[sunting] Kearahan pemilihan

Di mana adanya suatu komponen dalam suatu sifat yang boleh diwarisi, pemilihan akan
mengubah kekerapan alel-alel berlainan itu, atau varian-varian gen itu yang menghasilkan
varian-varian sifat itu. Pemilihan boleh terbahagi kepada tiga kelas, berdasarkan kesannya pada
kekerapan alel.[22]

Pemilihan berarah berlaku apabila suatu alel tertentu lebih tegap berbanding alel-alel lain,
sehingga menyebabkan kekerapannya meningkat. Proses ini boleh berterusan sehingga alel itu
terikat dan seluruh populasi berkongsi fenotip yang lebih tegap itu. Pemilihan berarah inilah
yang digambarkan dalam contoh ketahanan antibiotik di atas.

Yang lebih kerap ditemui pula ialah pemilihan stabil (yang sering terkeliru dengan pemilihan
pembersihan[23] [24]), yang mengurangkan kekerapan alel yang membawa kesan mudarat kepada
fenotip, iaitu menghasilkan organisme yang kurang tegap. Proses ini boleh berterusan sehingga
alel itu dihapuskan dari populasi. Pemilihan pembersihan menyebabkan ciri-ciri genetik
berfungsi seperti gen-gen pengekodan protein atau urutan kawal atur, diabadikan sepanjang masa
hasil tekanan pemilihan terhadap varian-varian yang memudaratkan.

Akhir sekali, wujudnya sebilangan bentuk pemilihan pengimbang yang tidak menyebabkan apa-
apa pengikatan, sebaliknya mengekalkan suatu alel pada kekerapan perantaraan dalam sesebuah
populasi. Ini boleh berlaku dalam spesies diploid (iaitu, hidupan yang memiliki dua pasang
kromosom) apabila individu heterozigot yang memiliki alel-alel berlainan pada setiap kromosom
pada suatu lokus genetik tunggal, lebih tegap berbanding individu homozigot yang memiliki dua
alel yang sama. Inilah yang dipanggil kelebihan heterozigot atau kedominanan lampau, seperti
yang digambarkan oleh ketahanan malaria yang diperhatikan pada manusia heterozigot yang
hanya membawa satu salinan gen untuk anemia sel sabit. Pengekalan variasi alel juga boleh
terjadi melalui pemilihan berporak-peranda atau mempelbagai, yang mengutamakan genotip
yang menyimpang dari kebiasaan ke mana-mana arah (iaitu berlawanan dengan kedominanan
lampau), sehingga boleh menyebabkan taburan bimod nilai-nilai sifatnya. Akhir sekali,
pemilihan pengimbang boleh berlaku melalui pemilihan bersandarkan kekerapan, yang mana
ketegapan suatu fenotip tertentu bergantung pada taburan fenotip-fenotip dalam populasi.
Prinsip-prinsip teori permainan diterapkan demi pemahaman taburan ketegapan dalam keadaan-
keadaan sedemikian, khususnya dalam kajian pemilihan saudara serta evolusi altruisme salingan.
[25][26]

[sunting] Pemilihan dan variasi genetik

Sebahagian daripada segala variasi genetik adalah neutral dari segi fungsinya, iaitu tidak
menghasilkan apa-apa kesan fenotip atau perbezaan ketaran dalam ketegapan; hipotesis bahawa
variasi ini menjelaskan sebahagian besar kepelbagaian genetik yang diperhatikan adalah dikenali
sebagai teori neutral evolusi molekul dan digagaskan oleh Motoo Kimura. Apabila variasi
genetik tidak menyebabkan perbezaan ketegapan, pemilihan tidak boleh terus mempengaruhi
kekerapan variasi sedemikian. Natijahnya, variasi genetik di tapak-tapak itu akan menjadi lebih
tinggi berbanding tapak-tapak di mana variasi memang mempengaruhi ketegapan.[22]

[sunting] Keseimbangan mutasi-pemilihan

Pemilihan semula jadi menyebabkan berkurangnya variasi genetik melalui penghapusan individu
yang maladaptasi (kurang beradaptasi), dan juga mutasi-mutasi yang menyebabkan maladaptasi
itu. Pada masa yang sama, timbulnya mutasi baru yang membawa kepada keseimbangan mutasi-
pemilihan. Hasil sebenar kedua-dua proses tersebut bergantung pada kadar kejadian mutasi baru
dan kekuatan pemilihan semula jadi, yang bertindak sebagai fungsi betapa buruknya mutasi itu.
Kesannya, perubahan pada kadar mutasi atau tekanan pemilihan akan mengubah keseimbangan
mutasi-pemilihan.

[sunting] Rantaian genetik

Rantaian genetik berlaku apabila lokus-lokus pada dua alel dirantaikan, atau berada berdekatan
antara satu sama lain pada kromosom. Ketika proses pembentukan gamet, penggabungan semula
bahan genetik menyebabkan alel-alel berkenaan disusun semula. Namun demikian, peluang
berlakunya susun semula sebegitu antara dua alel bergantung pada jarak antara alel-alel terbabit;
semakin rapat alel-alel itu sesama sendiri, semakin kurang menjadinya susun semula itu.
Kesannya, apabila pemilihan menyasarkan satu alel, alel yang satu lagi itu turut sama dipilih;
melalui mekanisme ini, pemilihan boleh kuat mempengaruhi pola variasi dalam genom.

Sapuan berpilih berlaku apabila sesuatu alel menjadi makin kerap dalam sesebuah populasi kesan
pemilihan positif. Disebabkan menjadi-jadinya satu alel itu, alel-alel berantai turut menjadi lebih
kerap, tidak kira yang neutral atau sedikit memudarat. Inilah kesan tumpang genetik (genetic
hitchhiking) namanya. Sapuan berpilih menyebabkan haplotip yang terpilih positif (alel itu dan
jiran-jirannya) dalam suatu rantau genom menjadi satu-satunya yang wujud dalam populasi.

Untuk memastikan sama ada berlakunya sapuan berpilih atau sebaliknya, caranya adalah
menyukat ketakseimbangan rangkaian, atau sama ada sesuatu haplotip adalah berlebihan dalam
populasi. Lazimnya, proses gabungan semula genetik menyebabkan alel-alel berlainan disusun
semula di dalam suatu haplotip, dan tiada satu haplotip pun yang akan mendominasi populasi.
Akan tetapi, ketika berlakunya sapuan berpilih, pemilihan alel tertentu juga akan menyebabkan
terpilihnya alel-alel berjirannya juga. Oleh itu, kehadiran ketakseimbangan rangkaian yang kuat
mungkin menandakan berlakunya sapuan berpilih 'baru-baru ini', dan ini adalah berguna untuk
mengenal pasti tapak-tapak yang pernah menjalani pemilihan.

Pemilihan latar belakang adalah lawan kepada sapuan berpilih, yang mana jika tapak yang
tertentu mengalami pemilihan pembersihan yang kuat dan berterusan, maka lesapnya jua variasi
yang terangkai, sehingga terhasilnya rantau genom yang kurang bervariasi secara
keseluruhannya. Memandangkan pemilihan latar belakang adalah hasil mutasi baru yang
memudaratkan yang boleh terjadi secara rambang di mana-mana haplotip, maka tiadanya
ketakseimbangan rangkaian yang timbul.
Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi karena
adanya:

a. Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.

b. Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.

c. Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA).

d. Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya
lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.

e. Generasi berikut mewarisi “kombinasi gen yang sukses” dari individu fertile (dan beruntung)
yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.

Implikasi Teori Evolusi Darwin

1. Asal Usul Spesies

Teori utama Darwin bahwa spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di
masa lampau dan bila diurut lebih lanjut semua spesies makhluk hidup diturunkan dari nenek
moyang umum yang sama. Seperti yang juga diperkirakan oleh Darwin. Teorinya akan
ditentang banyak pihak. Para penentang teori ini dikategorikan dalam tiga kelompok utama:

a. Kelompok yang berpendapat bahwa teori Darwin tersebut tidak cukup “ilmiah”.

b. Kelompok “Creationist” yang berpendapat bahwa masing-masing spesies diciptakan khusus


oleh yang Maha Kuasa untuk tujuan tertentu.

c. Kelompok penganut filsafat “idealist” yang berpendapat bahwa spesies tidak berubah. Variasi
yang ada merupakan tiruan tidak sempurna dari pola umum “archetypes”. Goethe
mengabstaksikan satu archetype atau Urbild untuk semua tanaman (Urplanze) dan beberapa
Bauplane untuk hewan.

Untuk para penentangnya dari dua kelompok pertama di atas Darwin cukup menandaskan
bahwa keajaiban-keajaiban atau intervensi dari kekauatan supranatural dalam pembentukan
spesies adalah tidak ilmiah. Dalam menanggapi kelompok Idealist (seperti Owen dan Lois
Agassiz) Darwin mampu menangkis dengan baik. Pada Origin edisi pertama, Darwin (1959) di
halaman 435, menyimpulkan bahwa penjelasan Owen pada masalah archetype adalah
“interesting” dan “unity of type”nya merupakan “hukum” biologi yang penting. Kemudian
setelah Owen lebih keras lagi menentang teorinya. Darwin pada edisi berikutnya menambahkan
“…tetapi itu bukan penjelasan ilmiah”. Menurut Darwin penjelasan tentang “homologi” dan
“unity of types” terkait dengan nenek moyang adalah ilmiah, sementara penjelasan terkait
dengan archetype tidak ilmiah. Oleh karena Darwin memandang masalah ini sebagai proses,
sementara konsep archetype adalam timeless. Secara umum Darwin adalam penganut paham
Materialisme.

2. Seleksi Alam

Darwin mengemukakan bahwa seleksi alam merupakan agen utama penyebab terjadinya
evolusi. Darwin (dan Wallace) menyimpulkan seleksi dari prinsip yang dikemukakan oleh
Malthus bahwa setiap populasi cendrung bertambah jumlahnya seperti deret ukur, dan sebagai
akibatnya cepat atau lambat akan terjadi perbenturan antar anggota dalam pemanfaatan
sumber daya khususnya bila ketersediaannya terbatas. Hanya sebagian, seringkali merupakan
bagian kecil, dari keturunannya bertahan hidup: sementara besar lainnya tereliminasi.

Dengan berkembangnya ilmu genetika, teori itu diperkaya sehingga muncul Neo Darwinian.
Menurut Lemer (1958), definisi seleksi alam adalah segala proses yang menyebabkan
pembedaan non random dalam reproduksi terhadap genotype; atau allele gen dan kompleks
gen dari generasi ke generasi berikutnya.

Anggota populasi yang membawa genotype yang lebih adaptif (superior) berpeluang lebih
besar untuk bertahan daripada keturunan yang inferior. Jumlah individu keturunan yang
superior akan bertambah sementara jumlah individu inferior akan berkurang dari satu generasi
ke generasi lainnya. Seleksi alampun juga masih bekerja, sekalipun jika semua keturunan dapat
bertahan hidup dalam beberapa generasi. Contohnya adalah pada jenis fauna yang memiliki
beberapa generasi dalam satu tahun. Jika makanan dan sumberdaya yang lain tidak terbatas
selama suatu musim, populasi akan bertambah seperti deret ukur dengan tidak ada kematian di
antara keturunannya. Hal itu tidak berarti seleksi tidak terjadi, karena anggota populasi dengan
genotype yang berbeda memproduksi keturunan dalam jumlah yang berbeda atau berkembang
mencapai matang seksual pada kecepatan yang berbeda. Musim yang lain kemungkinan
mengurangi jumlah individu secara drastic tanpa pilih-pilih. Jadi pertumbuhan eksponensial dan
seleksi kemungkinan akan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya. Pebedaan fekunditas,
sesungguhnya juga merupakan agent penyeleksi yang kuat karena menentukan perbedaan
jumlah individu yang dapat bertahan hidup atau dan jumlah individu yang akan mati, yang
ditunjukkan dalam angka kematian (Dobzhansky, 1970).

Darwin telah menerim, namun dengan sedikit keraguan, slogan Herbert Spencer “survival of the
fittest in the struggle for life” sebagai altenatif untuk menerangkan proses seleksi alam, namun
saat ini slogan itu nampaknya dipandang tidak sepenuhnya tepat. Tidak hanya individu atau
jenis yang terkuat tetapi mereka yang lumayan pas dengan lingkungan dapat bertahan hidup
dan bereproduksi. Dalam kondisi seleksi yang lunak atau halus semua individu atau jenis
pembawa genotype yang bermacam-macam dapat bertahan hidup ketika populasi berkurang.
Individu yang fit (individu yang sesuai dengan lingkungan dapat bertoleransi dengan
lingkungan) tidak harus mereka yang paling kuat, paling agresif atau paling bertenaga,
melainkan mereka yang mampu bereproduksi menghasilkan keturunan dengan jumlah
terbanyak yang viable dan fertile.

Seleksi alam tidak menyebabkan timbulnya material baru (bahan genetic yang baru yang di
masa mendatang akan datang diseleksi lagi),melainkan justru menyebabkan hilangnya suatu
varian genetic atau berkurang frekuensi gen tertentu. Seleksi alam bekerja efektif hanya bila
populasi berisi dua atau lebih genotype, yang mana dari varian itu ada yang akan tetap
bertahan atau ada yang tereliminasi pada kecepatan yang berbeda-beda. Pada seleksi buatan,
breeder akan memilih varian genetic (individu dengan genotype) tertentu untuk dijadikan induk
untuk generasi yang akan datang. permasalahan yang timbul adalah dari mana sumber materi
dasar atau bahan mentah genetic penyebab keanekaragaman genetic pada varian-varian yang
akan obyek seleksi oleh alam. Permasalahan itu terpecahkan setelah T.H Morgan dan kawan-
kawan meneliti mutasi pada lalat buah Drosophilia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses
mutasi menyuplai bahan mentah genetic yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman
genetic dimana nantinya seleksi alam bekerja (Dobzhansky, 1970).

Anda mungkin juga menyukai