Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BIOLOGI

(EVOLUSI)

NAMA: MUHAMMAD RIDHO


ASY’ARI
KELAS: XII IPA 2

1. BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Lingkungan hidup yang ada di bumi mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Seiring dengan
perubahan lingkungan tersebut, terjadi pula perubahan pada makhluk hidup. Perubahan-perubahan
yang terjadi pada makhluk hidup dipelajari dari zaman ke zaman dalam suatu teori yang disebut
teori evolusi.

Teori evolusi masih dipertentangkan hingga saat ini. Banyak teori yang telah dikemukakan para ahli,
namun belum ada satu teoripun yang mampu menjawab tentang semua fakta dan fenomena
sejarah perkembangan makhluk hidup.

Evolusi dalam biologi berarti proses komplek pewarisan sifat organisme yang berubah dari generasi
ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi berusaha memahami faktor-faktor yang
mendorong terbentuknya berbagai makhluk hidup dimuka bumi ini.

Sejak abad ke-16 SM, banyak ahli yang telah berusaha mengemukakan pendapatnya tentang
asalusul berbagai makhluk hidup yang ada di dunia dan banyak pendapat mereka menjadi fondasi
teori evolusi.

B. Identifikasi masalah

Masalah yang kami identifikasi dalam makalah ini yaitu semua tentang evolusi, antara lain,
pengertian evolusi, teori-teori mengenai evolusi, dan teori yang menentang evolusi.

C. Perumusan masalah

 Asal-usul makhluk hidup?


 Apa pengertian evolusi
 Siapa saja yang mencetus tentang teori evolusi?
 Faktor apa saja yang mempengaruhi evolusi?
 Apa saja petunjuk bahwa adanya evolusi?
 Teori-teori yang menentang evolusi?

D. Maksud dan tujuan

Untuk mengatahui :
-Asal-usul makhluk hidup

-Apa itu evolusi

- saja yang mencetus teori evolusi

-Faktor yang mempengaruhi evolusi

-Cara tebentuknya spesies baru

-Pandangan baru tentang evolusi

-Teori-teori yang menetang evolusi

E. Manfaat penelitian

Manfaat yang dapat kita ambil dari makalah ini yaitu, kita dapat mengetahui dari mana kita
berasal lewat materi yang akan dibahas yaitu evolusi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evolusi

Evolusi berarti proses kompleks pewarisan sifat organisme yang berubah dari generasi ke
generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi secara umum tidak dapat terlepas dari kehidupan
masa lampau. Hal yang saat ini merupakan hasil dari proses masa lampau. Evolusi juga berarti
perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan
kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika
organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat
diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies.
Pada spesies yangbereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh
rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika
perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
B. Pencetus-Pencetus Teori Evolusi

1. Charles Darwin

Charles Robert Darwin (1809-1882) adalah seorang peminat ilmu alam dari inggris. Pada tahun
1831, ia mengikuti pelayaran HMS Beagle untuk memetakan jalur pelayaran. Selama pelayaran,
Darwin banyak mendapat fosil, batuan dan berbagai makhluk hidup. Ketika sampai di kepulauan
Galapagos, Darwin menjumpai berbagai macam makhluk yang menarik perhatiannya, terutama
burung-burung

Finch. Burung Finch banyak juga ditemukan di Inggris, namun burung Finch yang terdapat di
Galapagos memiliki bentuk paru yang beragam. Darwin menyadari bahwa struktur yang bervariasi
ini karena terbentuk karena adaptasi lingkungan tertentu. Darwin meyakini bahwa struktur paru
burung Finch bersesuaian dengan keanekaragaman makanan yang tersedia. Selain burung Finch,
Darwin juga mengamati kura-kura raksasa. kedua kura-kura ini memiliki sedikit perbedaan morfologi
yang disebabkan oleh perbedaan habitat. dari pengamatannya, Darwin memperoleh ide tentang
evolusi yang didasarkan atas pokok-pokok pikirannya, yaitu :

 Makhluk hidup bervariasi dan beberapa variasi sifatnya dapat diturunkan. Tidak ada dua
individu yang sama persis dalam suatu spesies (kecuali kembar identik)
 Setiap populasi cenderung bertambah banyak, karena setiap makhluk hidup mampu
berkembangbiak. Untuk berkembangbiak perlu adanya makanan yang cukup. Dan jumlah
individu yang dilahirkan lebih banyak dari pada yang dapat bertahan hidup.
 Kenyataan menunjukkan bahwa pertambahan populasi tidak berjalan terus-menerus.
 Individu-individu berkompetisi untuk memperoleh sumber daya agar mampu bertahan
hidup.
 sifat yang diwariskan milik beberapa individu membuat mereka dapat bertahan hidup dan
bereproduksi pada keadaan lingkungan tertentu.
 Akibat dari seleksi lingkungan tersebut, hanya individu yang adaptif terhadapa lingkungan
yang dapat hidup dan menurunkan sifat adaptif tersebut. Seleksi alam akhirnya akan
mengubah sifat dalam populasi, bahkan menghasilkan spesies baru.

2. Teori evolusi Aristoteles (384-322 SM).

Aristoteles adalah seorang filosof yang berasal dari Yunani, yang mencetuskan teori evolusi. Ia
mengatakan bahwa evolusi yang terjadi berdasarkan metafisika alam, maksudnya metafisika alam
dapat mengubah organisme dan habitatnya dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.

3. Teori evolusi Anaximander (500 SM0.

Anaximander juga merupakan seorang filosof yang berasal dari Yunani. Ia berpendapat bahwa
manusia berawal dari makhluk akuatik mirip ikan dan mengalami proses evolusi.
4. Teori evolusi Empedoclas (495-435 SM).

Empedoclas adalah seorang filosof Yunani. Ia mengemukakan teori bahwa kehidupan berasal dari
lumpur hitam yang mendapat sinar dari matahari dan berubah menjadi makhluk hidup. Evolusi
terjadi dengan dimulainya makhluk hidup yang sederhana kemudian berkembang menjadi sempurna
dan akhirnya menjadi beraneka ragam seperti sekarang ini.

5. Teori evolusi Erasmus Darwin (1731-1802).

Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles Robert Darwin, seorang tokoh evolusi berkebangsaan
Inggris. Teorinya adalah bahwa evolusi terjadi karena bagian fungsional terhadap stimulasi adalah
diwariskan. Ia menyusun buku yang berjudul Zoonamia yang menentang teori evolusi dari Lamarck.

6. Teori evolusi Count de Buffon (1707-1788).

Buffon berpendapat bahwa variasi-variasi yang terjadi karena pengaruh alam sekitar diwariskan
sehingga terjadi penimbunan variasi.

7. Teori evolusi Sir Charles Lyell (1797-1875).

Lyell adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Skotlandia dengan bukunya yang terkenal
berjudul Principles of Geology. Di dalam bukunya tersebut Lyell berpendapat bahwa permukaan
bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang lama.

8. Teori evolusi Jean Baptise de Lamarck.

Baptise de Lamarck (1744 – 1829) seorang ahli biologi kebangsaan Perancis, memiliki suatu
gagasan dan menuliskannya dalam bukunya berjudul “Philoshopic”. Dalam bukunya tersebut
Lamarck mengatakan sebagai berikut.

Lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri dan sifat-sifat yang diwariskan melalui proses
adaptasi lingkungan.

Ciri dan sifat yang terbentuk akan diwariskan kepada keturunannya.

Organ yang sering digunakan akan berkembang dan tumbuh membesar, sedangkan organ yang
tidak digunakan akan mengalami pemendekan atau penyusutan, bahkan akan menghilang. Contoh
yang dapat digunakan oleh Lamarck adalah jerapah. Menurut Lamarck, pada awalnya jerapah
memiliki leher pendek. Karena makanannya berupa daun-daun yang tinggi, maka jerapah berusaha
untuk dapat menjangkaunya. Karena terbiasa dengan hal ini maka semakin lama, leher jerapah
menjadi semakin panjang dan pada generasi berikutnya akan lebih panjang lagi. Teori Lamarck
ditentang oleh Erasmus Darwin (kakek dari Charles Darwin) yang mengatakan bahwa populasi
jerapah adalah heterogen, ada yang berleher pendek dan ada yang berleher panjang.
Jerapahjerapah tersebut berkompetisi untuk mendapatkan makanan. Dari persaingan tersebut
jerapah berleher panjang akan menang dan akan tetap hidup, sifat ini akan diwariskan kepada
keturunannya. Jerapah yang berleher pendek akan mati dan perlahan-lahan mengalami kepunahan.

Teori Lamarck ditentang oleh Erasmus Darwin (kakek dari Charles Darwin) yang mengatakan bahwa
populasi jerapah adalah heterogen, ada yang berleher pendek dan ada yang berleher panjang.
Jerapah-jerapah tersebut berkompetisi untuk mendapatkan makanan. Dari persaingan tersebut
jerapah berleher panjang akan menang dan akan tetap hidup, sifat ini akan diwariskan kepada
keturunannya. Jerapah yang berleher pendek akan mati dan perlahan-lahan mengalami kepunahan.

9. Carolus Linnaeus (1707-1778)

Membuat sebuah ketentuan cara mencari keteraturan posisi antar makhluk hidup dengan
mencari persamaan sifat, dan mengelompokkan yang mirip ke dalam satu kelompok.
Pengelompokan dilakukan secara berjenjang, mulai dari jenjang yang paling rendah sampai jenjang
yang paling tinggi. Jenjang ditentukan dari pengelompokkan dengan kemiripan sifat-sifat khusus,
menempati takson terendah, sampai pada jenjang untuk pengelompokkan makhluk hidup dengan
kategori sifat-sifat umum pada takson yang paling tinggi. Linnaeus juga membuat suatu cara
penamaan jenis makhluk hidup dengan sistem Binomial nomenklatur. Dengan sumbangan ilmunya
ini Linnaeus disebut sebagai pendiri Taksonomi, suatu ilmu yang membahas tentang penamaan dan
pengelompokkan makhluk hidup yang sangat beraneka ragam

10. Georges Cuvier (1769-1832)

Ahli anatomi, tetapi sangat perhatian terhadap paleontology (ilmu mengenai fosil). Cuvier
mendukung teori Katastropi yang mengatakan bahwa makhluk hidup setiap strata tidak ada
hubungan kekerabatan karena setiap strata terbentuk akibat terjadinya bencana alam, seperti
gempa bumi, banjir, atau kemarau yang panjang. Jika strata lenyap oleh bencana, muncul strata
baru lengkap dengan makhluk hidup baru, yang berpindah dari daerah lain. Dari temuan fosil
dilembah Paris, Cuvier menyimpulkan bahwa batuan yang membentuk bumi ini tersusun berupa
lapisanlapisan. Setiap strata dihuni oleh berbagai makhluk hidup yang unik, berbeda strukturnya
dengan makhluk penghuni strata lainnya. Cuvier yakin bahwa makhluk modern di lapisan bumi
paling atas sangat berbeda dengan makhluk di strata tua di lapisan bawah.

11. James Hutton (1726-1797)

Mengemukakan teori gradualisme, yang menyebutkan bahwa bentuk bumi dan lapisan-
lapisannya merupakan hasil perubahan yang berlangsung secara bertahap, terus menerus, dan
lamabat (dalam waktu lama)

12. Alfred Russel Wallace (1923-1913


Mengembangkan teori yang serupa dengan teori Darwin. Dasar teori Wallace adalah penelitian
biologi perbandingan di Brasilia dan Hindia Belanda (sekarang di Indonesia), dan Malaya. Buku
penelitinnya berjudul “On the tendency of varieties to depart indefinitely from the original type”.
Teorinya sama dengan yang dikembangkan Darwin.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Evolusi

Evolusi pada umumnya dapat disebabkan oleh dua faktor penyebab, yaitu antara lain :

1. Faktor Dalam / Faktor Gen / Faktor Genetika

Pada setiap makhluk hidup pasti memiliki substansi gen pada kromosom. Perubahan pada gen
atau genetika pada makhluk tersebut akan berakibat pada terjadinya perubahan sifat atau
organisme tersebut :

 Mutasi gen

Mutasi adalah perubahan pada struktur kimia gen yang bersifat turun-temurun yang terjadi bisa
secara spontan atau tidak spontan oleh zat kimia, radiasi sinar radioaktif, terinfeksi virus, dan lain
sebagainya.

 Rekombinasi gen

Pengertian dan arti definisi rekombinasi gen adalah penggabungan beberapa gen induk jantan
dan betina ketika pembuahan ovum oleh sperma yang menyebabkan adanya susunan pasangan gen
yang berbeda dari induknya. Akibatnya adalah lahirnya varian spesies baru.

2. Faktor Lingkungan Luar

Makhluk hidup dalam kesehariannya pasti berada di lingkungan habitat tempat tinggalnya
sesuai dengan kondusi fisik maupun kondisi karakteristiknya. Organisme makhluk hidup dituntut
untuk dapat menyesuaikan atau adaptasi dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Mahluk hidup yang
melakukan perubahan fisik dan karakter secara terus-menerus untuk dapat selalu beradaptasi
dengan lingkungannya menyebabkan munculnya varian spesies baru yang bermacam-macam dan
beraneka ragam.

D. Petunjuk Adanya Evolusi

Ada beberapa macam petunjuk adanya evolusi antara lain :

 Adanya variasi makhluk hidup


 Fosil
 Perbandingan fisiologi/biokimia
 Adanya embriologi perbandingan
 Petunjuk alat tubuh yang tersisa
 Homologi organ tubuh dan analogi organ tubuh
1. Variasi Makhluk Hidup

Adanya variasi makhluk hidup terbukti tidak ada dua individu di dunia yang mempunyai sifat/ciri
yang sama, hal ini menunjukkan adanya variasi. Bila varian tersebut hidup pada lingkungan yang
berbeda maka akan menghasilkan keturunan yang berbeda.

2. Fosil

Dapat diartikan sisa-sisa binatang dan tumbuhan yang telah membatu. Leonardo da Vinci (Itali,
1452 – 1519), Ia berpendapat bahwa fosil merupakan bukti adanya makhluk hidup di masa lampau.

3. Homologi organ tubuh dan analogi organ tubuh

Organ-organ yang mempunyai bentuk asal sama namun mempunyai fungsi yang berbeda disebut
homologi.

Contoh organ homolog:

o Kaki depan kuda homolog dengan sayap burung


o Tangan manusia homolog dengan kaki depan kuda
o Kaki depan anjing homolog dengan sayap burung
o Kaki depan kucing homolog dengan sirip dada ikan
o Organ tubuh yang menunjukkan kesamaan fungsi tetapi struktur asalnya berbeda disebut
analogi.

Contoh analogi:

o Sayap kelelawar analog dengan sayap kupu, kedua sayap berfungsi sama untuk terbang
o Sayap kupu-kupu analog dengan sayap burung, kedua sayap berfungsi sama untuk terbang
tetapi struktur asalnya berbeda.

4. Embriologi Perbandingan

Antara hewan vertebrata pices, reptil, amfibi, aves, dan mamalia mempunyai kemiripan pada
embrio, yaitu : mempunyai fase perkembangan embrio yg sama. Terdiri Zigot, morulla, blastula,
gastrula, janin.

5. Perbandingan Fisiologi/biokimia

Secara fisiologi dari berbagai organisme dijumpai kemiripan fisiologi yang dapat ditinjau secara
kimiawi.
Contoh:

o Atas dasar struktur tubuh yang mirip dan memiliki kesamaan seperti: kristaloksi hemoglobin
dari burung memiliki kemiripan.
o Test presipitin untuk serum darah manusia mempunyai reaksi yang mirip jika dibanding
dengan serum darah gorilla dan simpanse.

o Untuk menentukan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar makhluk hidup dapat diuji
dengan analisa biokimia. Misalnya:

o Uji presipitin yaitu mengetahui adanya reaksi antara antigen-antibodi pada darah, ternyata
dari pengujian serum darah manusia mempunyai kemiripan dengan pengujian pada serum
darah gorilla dan simpanse.
o Hormon insulin pada sapi mempunyai banyak persamaan dengan insulin manusia.
o Adanya kemiripan hormon tiroksin sapi dengan tiroksin manusia.
o Pada sebagian manusia dalam darahnya ditemukan protein yang sama seperti protein yang
ditemukan dalam darah kera Maccacus rhesus.

6. Petunjuk alat tubuh yang tersisa

Pada beberapa hewan maupun pada manusia dapat kita temukan beberapa organ vestigial.
Organ vestigial merupakan organ-organ yang tersisa akibat adanya penyusutan (mereduksi)
sehingga sudah tidak berfungsi sebagaimana organ yang belum mengalami reduksi.

Contoh:

o Pada manusia ditemukan umbai cacing, otot penggerak telinga, rambut pada dada dan
tulang ekor, bentuk gigi taring yang runcing dan adanya selaput pada sudut mata sebelah
dalam.
o Pada burung kiwi dan pinguin anggota gerak depan (sayap) mengalami penyusutan sehingga
tidak dapat berfungsi untuk terbang.
o Pada hewan yang hidup di laut yang dalam matanya mengalami reduksi sehingga tidak dapat
melihat, sedangkan mata pada ikan yang hidup di tempat yang terang berkembang dengan
baik.
o Pada paus dewasa kulitnya tidak mempunyai rambut, sedangkan pada masa embrionya
mempunyai rambut

E. Asal-Usul Makhluk Hidup

Seorang ahli yang meneliti asal-usul makhluk hidup adalah Francesco Redi (1628-1689). Dia
membuktikan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
Dalam penelitiannya, Redi menggunakan beberapa contoh daging. Daging tersebut diberi tiga
perlakuan yang berbeda. Pada perlakuan I, daging ditempatkan di dalam botol yang terbuka. Pada
perlakuan II, daging ditempatkan di dalam botol yang ditutup kain kasa. Pada perlakuan III, daging
diletakkan di dalam botol yang ditutup rapat dengan tutup botol.

Setelah beberapa hari, ternyata daging dalam botol I dan II membusuk dan menimbulkan bau
busuk. Bau tersebut menarik lalat untuk hinggap. Lalat hinggap pada daging di botol I, dan di
permukaan kain kasa di botol II, tetapi tidak hinggap pada botol III. Beberapa hari kemudian terlihat
belatung pada daging di botol I dan pada kain kasa di botol II. Redi mengamati bahawa belatung
berubah menjadi lalat.

Dari percobaan tersebut Redi menyimpulkan belatung bukan berasal dari daging busuk,
melainkan telur lalat yang menetas. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa makhluk
hidup berasal dari makhluk hidup. Kesimpulan tersebut akhirnya dianut oleh ahli-ahli berikutnya.

F. Penentangan Terhadap Evolusi

1. Evolusi hanyalah teori dan bukannya fakta

pengkritik evolusi seringkali menekankan bahwa evolusi "hanyalah sebuah teori", dengan tujuan
menyiratkan bahwa evolusi itu sendiri belum terbukti, ataupun evolusi itu adalah opini dan bukan
fakta ataupun bukti. Hal ini mencerminkan kesalahpahaman pada pengertian teori dalam konteks
ilmiah: manakala pada percakapan sehari-hari teori adalah konjektur dan spekulasi, pada ilmu
pengetahuan, teori adalah penjelasan ataupun model yang dapat membuat prediksi yang dapat
diuji. Ketika evolusi dirujuk sebagai teori, ia merujuk pada penjelasan terhadap keanekaragaman
spesies dan leluhur-leluhurnya. Contoh evolusi sebagai teori adalah sintesis modern seleksi alam
Darwin dan pewarisan Mendel. Sebagaimana dengan teori ilmiah, sintesis modern terus-menerus
diperdebatkan, diuji, dan diperbaiki oleh para ilmuwan. Terdapat konsensus yang sangat besar di
kalangan ilmuwan bahwa sintesis evolusi modern merupakan satu-satunya model kuat yang dapat
menjelaskan fakta-fakta mengenai evolusi. Pada kritikus juga menyatakan bahwa evolusi bukanlah
fakta. Dalam ilmu pengetahuan, sebuah fakta adalah pemantauan empiris yang telah diverifikasi;
dalam konteks percakapan sehari-hari, fakta dapat merujuk pada apapun yang memiliki bukti yang
sangat banyak. Sebagai contoh, dalam penggunaan sehari-hari, teori seperti "Bumi mengelilingi
Matahari" dan "benda jatuh oleh karena gravitasi" dapat dirujuk sebagai "fakta", walaupun mereka
sebenarnya hanyalah murni teoretis. Dari sudut pandang ilmiah, evolusi dapat disebut sebagai
"fakta" sama seperti gravitasi adalah fakta sesuai dengan definisi ilmiah evolusi bahwa evolusi
adalah proses perubahan genetika yang terpantau terjadi di suatu populasi dari waktu ke waktu.
Menurut definisi sehari-hari pun, teori evolusi dapat juga disebut sebagai fakta, jika kita merujuk
pada status teori evolusi sebagai teori yang sudah berkembang dengan baik. Sehingga, evolusi
secara luas dianggap sebagai baik teori dan fakta oleh para ilmuwan. Kerancuan yang sama juga
terjadi pada keberatan bahwa evolusi "belum terbukti"; pembuktian secara cermat hanyalah
dimungkinkan dalam bidang matematika dan logika, dan tidak dimungkinkan dalam ilmu
pengetahuan (di mana istilah yang tepat adalah "memvalidasi"). Dalam hal ini, adalah benar bahwa
evolusi hanyalah disebut sebagai "teori" dan bukanlah "teorema". Kerancuan dapat terjadi apabila
pengertian sehari-hari terhadap kata pembuktian (proof) disamaartikan dengan "bukti" (evidence).
Perbedaan ini merupakan salah satu bagian penting dalamfilosofi sains, karena ia berhubungan
dengan ketiadaan kepastian absolut pada semua klaim empiris, dan bukan hanya pada evolusi.
2. Evolusi diperdebatkan ataupun kontroversial

Salah satu keberatan utama terhadap evolusi adalah argumen bahwa evolusi itu kontroversial
dan diperdebatkan. Tidak seperti argumen-argumen kreasionis lainnya yang berusaha untuk
menghapuskan pengajaran evolusi, argumen ini berusaha membuat klaim bahwa evolusi memiliki
posisi yang lemah oleh karena terdapat kontroversi, sehingga pandangan alternatif lainnya haruslah
dipaparkan juga kepada para murid, dan para murid haruslah diizinkan untuk mengevaluasi dan
memilih pilihan sesuai dengan kepercayaan mereka. Seruan terhadap "keadilan" dan "demokrasi",
serta pendekatan yang "seimbang" di mana pandangan yang saling bertolak belakang ini diberikan
"waktu yang sama" didukung oleh mantan Presiden Amerika Serikat George W. Bush.

Keberatan ini merupakan salah satu dasar dari kampanye "Ajarkan Kontroversi" (Teach the
Controversy) yang diusahakan oleh Discovery Institute untuk mempromosikan
pengajaranperancangan cerdas di sekolah umum. Usaha ini pada akhirnya merupakan salah satu
bagian dari "wedge strategy" institut tersebut untuk secara perlahan meremehkan evolusi dan pada
akhirnya "membalikkan pandangan materialisme yang mencekik dan menggantinya dengan sains
yang sejalan dengan keyakinan Kristen dan teistik". Para ilmuwan dan pengadilan Amerika Serikat
telah menolak keberatan ini atas dasar bahwa ilmu pengetahuan tidak didasarkan pada popularitas
(Argumentum ad populum), namun berdasarkan bukti. Konsensus ilmiah para biologiwanlah yang
menentukan hal-hal apa saja yang dapat diterima secara ilmiah, dan bukanlah permasalahan opini.
Walaupun evolusi adalah benar kontroversial di masyarakat, namun ia sepenuhnya tidak
kontroversial di kalangan ilmuwan dan orang yang ahli di bidang tersebut. Sebagai respon, para
kreasionis kemudian memperselisihkan tingkat dukungan evolusi di kalangan ilmuwan. Discovery
Institute telah mengumpulkan sekitar 600 ilmuwan sejak tahun 2001 untuk menandatangani petisi
"A Scientific Dissent From Darwinism" (Ketidaksepakatan ilmiah dari Darwinisme) untuk
menunjukkan bahwa terdapat sejumlah ilmuwan yang meragukan apa yang mereka rujuk sebagai
"evolusi Darwin". Pernyataan petisi ini tidak secara jelas menyatakan ketidakpercayaan pada evolusi,
melainkan skeptisisme kemampuan "mutasi acak dan seleksi alam untuk bertanggung jawab
terhadap kompleksitas kehidupan." Beberapa petisi tandingan telah dilancarkan sebagai balasannya,
di antaranya petisi yang dibuat oleh gerakan "A Scientific Support for Darwinism" (Dukungan ilmiah
untuk Darwinisme) yang berhasil mengumpulkan 7.000 petisi dalam empat hari. Selama satu abad,
para kreasionis terus beragumen bahwa evolusi merupakan "teori dalam krisis" yang dalam waktu
dekat akan runtuh. Hal ini didasarkan pada beragam keberatan terhadap evolusi, termasuk pula
ketidaksahihan bukti evolusi ataupun evolusi melanggar hukum alam. Keberatan-keberatan seperti
ini telah lama ditolak oleh banyak ilmuwan, termasuk pula klaim bahwa teori perancangan cerdas
dan penjelasan-penjelasan ciptaanisme lainnya memenuhi standar dasar ilmiah yang diperlukan
untuk menjadi teori ilmiah "alternatif" terhadap evolusi. Selain itu, bahkan jika terdapat bukti-bukti
yang membantah evolusi, adalah salah untuk menganggap bahwa ia merupakan bukti yang
mendukung perancangan cerdas.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Evolusi juga berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses
utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen
yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu
populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat
baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan
antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga
dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi
terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu
populasi.

B. Saran

Melalui makalah ini penulis berharap agar pembaca dapat mengembangkan maksud dari evolusi dan
ikut berperan dalam menggali evolusi dimuka bumi karena seperti yang kita tahu bahwa evolusi
adalah suatu hal yang belum jelas dan dapat dibuktikan secara langsung, namun janganlah dijadikan
sebuah momen untuk berperang dalam memikirkan karena akan menimbulkan perpecahan

Anda mungkin juga menyukai