Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Makalah ini dibuat berdasarkan niat dan sesuai dengan kondisi serta keadaaan dalam
kehidupan sekitar. Dimana telah kita ketahui bahwa zaman modern ini mahluk hidup khususnya
manusia telah mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan alam. Akan tetapi pada tahap
pembelajarannya manusia selalu mendapatkan maslah dan perbedaan pendapat mengenai sesuatu
yang ditelitinya. dalam hal ini adalah menelitiasal usul kehidupan yang menjadi permasalahan
dari sejak berabad-abad tahun yang lalu sampai sekarang. karena pada umumnya biologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang alam dan mahluk hidup yang ada disekitarnya.

Oleh karena itu, melalui Makalah ini penulis ingin menjelaskan dan menyampaikan
beberapa pendapat para ahli mengenai asal usul kehidupan itu sendiri. adapun hal lain yang ingin
diperdalam dalam Makalah biologi umum ini adalah mengenai keterkaitan antara ilmu biologi
dengan ilmu yang lainnya. Selain itu penulis juga ingin memperdalam tentang ilmupengetahuan
dimana telah diketahui bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu ilmu yang mampu dibuktikan
kebenarannya melalui metode ilmiah dalam hal ini adalah praktikum biologi umum itu sendiri.

Dan tentunya ilmu pengetahuan itu akan kita peroleh dari pembelajaran, maka dari itu melalui
Makalah ini penulis mencoba menjelaskan dan menerangkan asal usul kehidupan melalui evolusi
biokimia untuk membuktikan beberapa yang diharapkan. dan tentunya dilengkapi dengan berbagai
pihak atau tokoh pembelajaran.

I.2. Rumusan Masalah


Dalam makalah ini akan membahas dan menjelaskan beberapa hal yang menjadi rumusan
masalah yaitu :
1. Menjelaskan Pengertian evolusi
2. Menjelaskan Teori – Teori evolusi
3. Menjelaskan perbandingan teori evolusi oleh para ahli.

I.3. Tujuan Penulisan.

Dengan penyusunan dan pembuatan makalah ini penulis berharap agar bermanfaat bagi
pembaca maupun bagi penulis serta dapat mengaplikasikan pengetahuanya di lingkungan hidup.
Tujuann dan manfaat tersebut diantaranya dalah sebagai berikut :

1. Dapat memahami pengertian evolusi


2. Untuk menjelaskan teori – teori evolusi
3. Dapat memahami perbandingan dari teori – teori evolusi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Evolusi
Evolusi adalah suatu perubahan pada makhluk hidup yang terjadi secara berangsur-angsur dalam
jangka waktu yang lama sehingga terbentuk spesies baru. Sedangkan, berdasarkan ilmu biologi,
evolusi merupakan cabang biologi yang mempelajari sejarah asal-usul makhluk hidup dan
keterkaitan genetik antara makhluk hidup satu dengan yang lain.
2.2. Teori Evolusi Sebelum Darwin
Teori Evolusi Sebelum Darwin
1. Anaximander (500 SM)
Filsuf yunani ini sering disebut sebagai evolusionis pertama. Anaximander memercayai bahwa
manusia berevolusi dari makhluk akuatik mirip ikan yang pindah ke darat.
2. Empedocles (495-435 SM)
Empedocles adalah seorang filsuf yunani yang menyatakan bahwa kehidupan muncul dari limpur
dan tumbuhan kemudian berubah menjadi hewan. Menurut Ia, makhluk-makhluk pertama
memiliki bentuk seperti monster. Bentuk-bentuk ini berubah dan makhluk-makhluk yang memiliki
bentuk paling baik bertahan hidup. Pemikiran empedocles ini adalah bentuk dari seleksi alam yang
merupakan mekanisme penting dalam evolusi.
3. Georges louis leclarc de Buffon (1707-1788)
Adalah naturalis pertama di era modern yang mengembangkan konsep mengenai bentuk-bentuk
kehidupan berevolusi.
4. Erasmus Darwin (1731-1802)
Ia menulis prosa berjudul Zoonomia yang menentang teori evolusi versi Lamarck. Namun,
tulisannya ini dianggap kurang ilmiah. Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles Darwin.

5. Sir Charles Lyell (1797-1875)


Lyell adalh seorang ahli geologi skotlandia yang berpendapat bahwa permukaan bumi terbentuk
melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang lama. Pendapatnya ini bertentangan dengan
pendapat kebanyakan pada waktu itu yang menganggap bumi masih berusia muda. Lyell
menerbitkan teorinya dalam buku Principles Of Geology. Hasil karyanya ini memengaruhi
pemikiran Charles Darwin dan Lyell menjadi salah satu pendukung Darwin di kemudian hari.
Teori evolusi, di antaranya sebagai berikut :
1. Aristoteles (384 – 322 SM)
Aristoteles adalah seorang filosof yang berasal dari Yunani, yang mencetuskan teori evolusi. Ia
mengatakan bahwa evolusi yang terjadi berdasarkan metafisika alam, maksudnya metafisika alam
dapat mengubah organisme dan habitatnya dari bentuk sederhana kebentuk yang lebih kompleks.
2. Anaximander (500 SM)
Anaximander juga merupakan seorang filosof yang berasal dari Yunani. Ia berpendapa bahwa
manusia berawal dari makhluk akuatik mirip ikan dan mengalami proses evolusi.
3. Empedoclas (495 – 435 SM)
Empedoclas adalah seorang filosof Yunani. Ia mengemukakan teori bahwa kehidupan berasal dari
lumpur hitam yang mendapat sinar dari matahari dan berubah menjadi makhluk hidup. Evolusi
terjadi dengan dimulainya makhluk hidup yang sederhana kemudia berkembang menjadi
sempurna dan akhirnya menjadi beraneka ragam seperti sekarang ini.
4. Erasmus Darwin (1731 – 1802 SM)
Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles Robert Darwin, seorang tokoh evolusi
berkebangsaan Inggris. Teorinya adalah bahwa evolusi terjadi karena bagian fungsional terhadap
stimulasi adalah diwariskan. Ia menyusun buku yang berjudul Zoonamia yang menentang teori
evolusi dari Lamarck.
5. Count De Buffon (1707 – 1788)
Buffon berpendapat bahwa variasi-variasi yang terjadi karena pengaruh alam sekitar diwariskan
sehingga terjadi penimbunan variasi.
6. Sir Charles Lyell (1797 – 1875)
Lyell adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Skotlandia dengan bukunya yang terkenal
berjudul Principles of Geology. Di dalam bukunya tersebut Lyellberpendapat bahwa permukaan
bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang lama.
7. Lamarck
Jean Baptise de Lamarck (1744 – 1829) seorang ahli biologi kebangsaan Perancis, memiliki
suatu gagasan dan menuliskannya dalam bukunya berjudul “Philoshopic”. Dalam bukunya
tersebut Lamarck mengatakan sebagai berikut :
1. Lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri dan sifat-sifat yang diwariskan melalui proses
adaptasi lingkungan.
2. Ciri dan sifat yang terbentuk akan diwariskan kepada keturunannya.
3. \Organ yang sering digunakan akan berkembang dan tumbuh membesar, sedangkan organ yang
tidak digunakan akan mengalami pemendekan atau penyusutan, bahkan akan menghilang.
Contoh yang dapat digunakan oleh Lamarck adalah jerapah. Menurut Lamarck, pada awalnya
jerapah memiliki leher pendek. Karena makanannya berupa daun-daun yang tinggi, maka jerapah
berusaha untuk dapat menjangkaunya. Karena terbiasa dengan hal ini maka semakin lama, leher
jerapah menjadi semakin panjang dan pada generasi berikutnya akan lebih panjang lagi.
Teori Lamarck ditentang oleh Erasmus Darwin (kakek dari Charles Darwin) yang mengatakan
bahwa populasi jerapah adalah heterogen, ada yang berleher pendek dan ada yang berleher
panjang. Jerapah-jerapah tersebut berkompetisi untuk mendapatkan makanan. Dari persaingan
tersebut jerapah berleher panjang akan menang dan akan tetap hidup, sifat ini akan diwariskan
kepada keturunannya. Jerapah yang berleher pendek akan mati dan perlahan- lahan mengalami
kepunahan.
2.3. Perbandingan Teori Evolusi Lamarck, Weismann, dan Darwin
a. Teori Evolusi Lamarck dengan Teori Evolusi Darwin
Teori Evolusi Lamarck berisi dua gagasan utama, yaitu:
1. Gagasan use and disuse (digunakan dan tidak digunakan) bagian tubuh yang digunakan secara
intensif untuk menghadapi suatu lingkungan tertentu akan menjadi besar dan kuat. Sementara itu,
bagian tubuh yang jarang digunakan akan mengalami kemunduran.
2. Sifat atau ciri-ciri dari lingkungan dapat diwariskan kepada keturunannya.
Contoh teori ini adalah evolusi pada jerapah berleher panjang. Menurut Lamarck, nenek moyang
jerapah sebenarnya berleher pendek. Jerapah yang berleher pendek menjulurkan lehernya untuk
mencapai makanannya pada daun-daun cabang pohon yang tinggi. Oleh karena itu, leher jerapah
menjadi panjang. Sifat leher jerapah yang panjang tersebut akan diwariskan pada keturunannya.
Dengan demikian, semua jerapah berleher panjang. Sebaliknya, menurut Darwin, evolusi terjadi
melalui seleksi alam dengan adanya adaptasi makhluk hidup. Darwin berpendapat bahwa nenek
moyang jerapah terdiri atas jerapah yang berleher panjang dan jerapah berleher pendek. Karena
makanan jerapah adalah daun-daunan di pohon yang tinggi, maka hanya jerapah berleher panjang
yang dapat menjangkaunya. Jerapah berleher pendek tidak dapat menjangkau daun-daun di pohon
yang tinggi tersebut sehingga kekurangan makanan dan akhirnya mati.

b. Teori Darwin dengan Teori Weismann


Sebenarnya, Weismann tidak menentang pandangan Darwin, tetapi lebih menjelaskan pandangan
Darwin mengenai seleksi alam. Weismann berpendapat bahwa perubahan sel tubuh karena
pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan kepada keturunannya. Evolusi menyangkut
bagaimana pewarisan gengen melalui sel-sel kelamin, artinya evolusi adalah gejala seleksi alam
terhadap faktor-faktor genetika. Sifat leher panjang atau pendek jerapah dikendalikan oleh gen.
Gen untuk leher panjang bersifat dominan. Sedangkan, gen untuk leher pendek adalah resesif.
Karena jerapah berleher pendek tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan, maka jerapah ini
akan punah.
c. Teori Evolusi Lamarck dengan Teori Evolusi Weismann
Lamarck berpendapat bahwa makhluk hidup beradaptasi terhadap lingkungannya melalui
perubahan pada organ tubuhnya. Kemudian, sifat atau fungsi organ tersebut diwariskan kepada
keturunannya. Menurut Lamarck, nenek moyang menjangan tidak bertanduk. Namun, dikarenakan
sering mengadu kepala, maka tanduk tumbuh di kepala menjangan. Teori Lamarck ditentang oleh
Weismann. Weismann berpendapat bahwa perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh lingkungan
tidak diwariskan pada keturunannya. Weismann membuktikan teorinya dengan mengawinkan dua
ekor tikus yang masing-masing ekornya telah dipotong. Kemudian, anak-anak yang sudah dewasa
dipotong ekornya dan dikawinkan dengan sesamanya. Hasilnya tetap anak-anak tikus yang
berekor. Percobaan ini dilakukan hingga 21 generasi tikus dan hasilnya tetap sama.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evolusi merupakan perubahan biologis yang dialami mahluk hidup seiring berjalannya waktu.
Ada banyak sekali bukti dari banyak sumber independen mendukung keberadaan evolusi, yang
tidak bertentangan dengan keyakinan agama atau keyakinan kepada Tuhan. Ilmuan menggunakan
teori evolusi untuk menjawab pertanyaan seperti: "Mengapa ada banyak sekali jenis tanaman dan
spesies hewan?" Dan "Bagaimana bisa kesamaan diantara spesies dapat dijelaskan?" .
Selama lebih dari seratus tahun, argumen pro dan kontra terhadap teori evolusi telah diteliti
dan diperdebatkan. Benarkah evolusi itu ada? Apa buktinya kalau evolusi itu ada? Untuk
menunjukkan bukti-bukti bahwa proses evolusi itu ada, kita dapat melakukan pendekatan terhadap
kenyataan / fakta yang ada di sekitar kita. Bagi para spesialis di bidang biologi dan disiplin ilmu
lain yang terkait, mungkin pertanyaan tersebut sudah terjawab. Akan tetapi, bagaimana bagi
kelompok lain yang tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti jalannya perkembangan teori
evolusi? .
Pernahkah kita berpikir, siapakah nenek moyang kita? Dari berbagai proses pengamatan, bukti
yang ada, dan penelitian yang dilakukan para ahli, akhirnya muncul suatu teori evolusi.
Berdasarkan data atau indikasi yang ada, makhluk hidup (hewan dan tumbuhan) telah menghuni
bumi jutaan tahun yang lampau. Jenis-jenis yang hidup di masa lampau tersebut berbeda dengan
jenis yang hidup pada masa sekarang ini. Bahkan beberapa jenis hewan dan tumbuhan purba saat
ini telah punah, tinggal fosilnya saja.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah teori evolusi itu?


2. Bagaimanakah faktor atau fakta-fakta yang menunjukkan bahwa teori evolusi terjadi?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah.
1. Untuk mengetahui teori evolusi.
2. Untuk mengetahui bukti bahwa evolusi itu pernah terjadi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Evolusi
Evolusi (dalam kajian biologi ) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan
suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang
menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk
hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya
akan memiliki sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen
akibat mutasi atau transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi
secara seksual , kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika , yang dapat
meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan
ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik .
Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk
keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan
sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan
sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak
individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah
beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara
terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik (Bahasa Inggris:
Genetic Drift ) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi
sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan
diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Meskipun perubahan yang dihasilkan oleh pergeseran dan seleksi alam kecil, perubahan ini
akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses ini
mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru . Dan sebenarnya, kemiripan antara
organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita
kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan
ini.
Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang
dinamakan biologi evolusioner . Cabang ini juga mengembangkan dan menguji teori -teori yang
menjelaskan penyebab evolusi. Ulasan catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-
organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies
berubah dari waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang mendorong perubahan ini tetap tidaklah
jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles Darwin , On the Origin of Species yang
menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam. Karya Darwin dengan segera
diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930, teori seleksi alam
Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel , membentuk sintesis evolusi modern
, yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi alam). Kekuatan
penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang secara terus menerus menimbulkan
pertanyaan baru, di mana hal ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan
penjelasan secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi.
Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin , namun
sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles . Namun, Darwin
adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan
menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi
karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam
menjelaskan peristiwa evolusi.

B. Fakta-Fakta Mendukung Adanya Evolusi


Ada beberapa faktor atau fakta-fakta yang memperkuat dugaan adanya evolusi makhluk hidup,
antara lain;
1. Rekaman Fosil
Teori evolusi menyatakan bahwa setiap jenis makhluk hidup berasal dari satu nenek
moyang yang sama. Berdasarkan hal ini dapat diartikan bahwa sepesies yang ada sebelumnya
lambat laun akan mengalami perubahan menjadi spesies lain, dari spesies primitif menjadi spesies
yang maju. Disamping itu, Leonardo da Vinci (1452-1519) menyatakan bahwa fosil merupakan
bukti adanya kehidupan di masa lampau. Oleh karena itu diharapkan dengan mempelajari fosil,
teori evolusi bisa dibuktikan. Jika anggapan itu benar, maka akan ada sejumlah fosil yang
mengarah terjadinya evolusi makhluk hidup. Adapun beberapa fosil yang telah ditemukan
diantaranya; Fosil Trilobita yang diperkirakan berusia 550 juta tahun, fosil Lili laut dan Amonita
yang ditemukan pada periode Karboniferus kurang lebih 360 juta tahun yang lalu, fosil Pakis yang
diperkirakan berusia 300 juta tahun, fosil Aligator yang diperkirakan berusia antara 25-36 juta
tahun, fosil Archaeopteryx yang dipercaya sebagai nenek moyang burung yang hidup kurang lebih
140 juta tahun yang lalu.
Melihat kenyataan adanya perbedaan fosil makhluk hidup pada setiap lapisan bumi,
George Cuvier (1769-1832) memiliki pendapat sendiri. George Cuvier adalah ahli anatomi
berkebangsaan Prancis. Menurutnya, perbedan makhluk hidup itu disebabkan adanya penciptaan
yang memang berbeda. Dia menyatakan bahwa makhluk hidup itu hadir sesaat, lenyap oleh
malapetaka, kemudian tercipta lagi makhluk hidup lainnya. Teori ini dikenal dengan
katastropisme. Teori ini jelas-jelas menentang adanya evolusi makhluk hidup.
Namun Darwin menyikapi perbedaan itu dengan pernyataan bahwa perubahan bentuk
disesuaikan dengan lapisan bumi yang lebih muda. Oleh karena itu, fosil yang ditemukan pada
lapisan bumi yang muda berbeda dengan fosil yang ditemukan pada lapisan bumi yang lebih tua.
Berdasarkan kejadian itu, diyakini pula bahwa makhluk hidup berkembang dari primitif /
sederhana menuju ke arah maju / kompleks.
Telah dijelaskan bahwa menurut teori evolusi, spesies yang ada sebelumnya lambat laun
berubah manjasi spesies lain, melalui proses perubahan sedikit demi sedikit dalam jangka waktu
Jutaaan tahun. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa amphibia dapat berasal dari ikan.
Selanjutnya amphibia akan berevousi menjadi Reptil dan Reptil berevolusi menjadi burung.
Berdasarkan anggapan ini seharusnya akan ditemukan hewan-hewan transisi, namun sayangnya
makhluk transisi ini belu pernah ada ditemukan fosilnya sampai saat ini. Beberapa fosil makhluk
hidup yang telah ditemukan pun masih sulit diidentifikasi.
Namun ilmuwan Amerika Marsh dan Oshborn berhasil menemukan fosil kuda dalam
kondisi utuh dan berasal pada setiap jaman geologi. Dengan mempelajari fosil-fosil kuda itu,
mereka mengambil kesimpulan bahwa kuda telah mengalami evolusi, dari nenek moyangnya
Eohippus yang sebesar kucing. Lalu bagaimanakah proses perubahan itu berlangsung?
a. Ukuran tubuh semakin besar, dari yang semula sebesar kucing menjadi sebesar kuda
b. Leher semakin panjang
c. Geraham depan dan belakang semakin besar, berlapis email, dan bentuknya semakin cocok untuk
memakan rerumputan
d. Kaki depan dan belakang semakin panjang, gerakan semakin lincah, larinya semakin cepat, tetapi
rotasi tubuh semakin berkurang
e. Jari kuku yang tadinya lima jari menjadi satu jari, bentuknya semakin panjang, jari kedua dan
keempat mengalami kemunduran sehingga menjadi organ yang tidak berfungsi lagi (rudimenter).
2. Homologi
Homolog dipercaya erat kaitannya dengan evolusi makhluk hidup. Menurut teori evolusi,
setiap jenis makhluk hidup berasal dari nenek moyang yang sama yang kemudian mengalami
evolusi menjadi spesies baru. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
makin banyak kemiripan organ (homolog) antar spesies, maka makin dekat pula hubungan
kekerabatan diantara spesies tersebut.
Lawan dari homolog adalah Analogi. Analogi adalah dua organ tubuh yang memiliki
fungsi sama, tetapi asal-usulnya berbeda. Misalnya antara sayap burung dengan sayap kupu.
Menurut kaum evolusionis (penganut teori evolusi), analogi menunjukkan bahwa makhluk hidup
mengalami evolusi konvergen. Evolusi ini hanya menghasilkan variasi diantara makhluk hidup,
tidak menyebabkan terbentuknya spesies baru.
3. Embriologi Perbandingan
Para penganut teori evolusi mengadakan penelitian embriologis pada beberapa makhluk
hidup untuk merunut adanya hubungan kekerabatan antarspesies makhluk hidup. Jika teori evolusi
benar maka pada penelitian embriologi akan ada tahap-tahap perkembangan embrio yang sama
pada semua makhluk hidup.
Terkait dengan hal ini, pada akhir abad ke-19, seorang ahli biologi evolusi, Ernest Haeckel
, mengemukakan teori rekapitulasi . Teori ini menyatakan bahwa embrio-embrio mengulangi
proses evolusi yang telah dialami nenek moyangnya. Menurutnya selama masa perkembangan
dalam rahim ibu, embrio manusia menunjukkan karakteristik ikan, kemudian karakteristik reptil,
dan akhirnya karakteristik manusia.
4. Organ Peninggalan
Gagasan ini pertama kali dikemukakan beberapa abad yang lalu. Pendapat ini menyatakan
bahwa pada tubuh beberapa jenis makhluk hidup ada sejumlah organ yang tidak fungsional.
Organ ini diwarisi dari nenek moyang mereka dan perlahan-lahan menjadi peninggalan karena
tidak digunakan. R. Weidersheim , seorang ahli anatomi berkebangsaan Jerman, pada tahun 1895
mencatat kira-kiraa ada 100 organ peninggalan pada tubuh makhluk hidup. Beberapa organ
peninggalan yang ditemukan pada tubuh manusia misalnya otot penggerak telinga, usus buntu,
dan tulang ekor.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
1. Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu
generasi ke generasi berikutnya yang disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi.
2. Beberapa faktor atau fakta-fakta yang memperkuat dugaan adanya evolusi makhluk hidup antara
lain adalah rekaman fosil, homologi, embriologi perbandingan, dan organ-organ peninggalan.
B. Saran
Kami menyadari bawa makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga kami
membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk mengembangkan makalah ini
kedepannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Evolusi
Evolusi pada dasarnya berarti proses perubahan dalam
jangka waktu tertentu.Dalam konteks biologi moderm, evolusi
berarti perubahan frekuensi gen dalam suatu populasi. Akumulasi
perubahan gen ini menyebabkan terjadinya perubahan pada
mahluk hidup. Evolusi menjelaskan sejarah mahluk hidup seperti
: manusia, hewan, tumbuhan, fungi , mikroba.

Beberapa teori dari para ahli yang menjadi dasar dari teori
evolusi, di antaranya sebagai berikut :
1. Aristoteles (384 – 322 SM)
Aristoteles adalah seorang filosof yang berasal dari Yunani, yang
mencetuskan teori evolusi. Ia mengatakan bahwa evolusi yang
terjadi berdasarkan metafisika alam, maksudnya metafisika alam
dapat mengubah organisme dan habitatnya dari bentuk sederhana
kebentuk yang lebih kompleks.
2. Anaximander (500 SM)
Anaximander juga merupakan seorang filosof yang berasal dari
Yunani. Ia berpendapa bahwa manusia berawal dari makhluk
akuatik mirip ikan dan mengalami proses evolusi.
3. Empedoclas (495 – 435 SM)
Empedoclas adalah seorang filosof Yunani. Ia mengemukakan
teori bahwa kehidupan berasal dari lumpur hitam yang mendapat
sinar dari matahari dan berubah menjadi makhluk hidup. Evolusi
terjadi dengan dimulainya makhluk hidup yang sederhana
kemudia berkembang menjadi sempurna dan akhirnya menjadi
beraneka ragam seperti sekarang ini.
4. Erasmus Darwin (1731 – 1802 SM)
Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles Robert
Darwin, seorang tokoh evolusi berkebangsaan Inggris. Teorinya
adalah bahwa evolusi terjadi karena bagian fungsional terhadap
stimulasi adalah diwariskan. Ia menyusun buku yang
berjudul Zoonamia yang menentang teori evolusi dari Lamarck.
5. Count De Buffon (1707 – 1788)
Buffon berpendapat bahwa variasi-variasi yang terjadi karena
pengaruh alam sekitar diwariskan sehingga terjadi penimbunan
variasi.

6. Sir Charles Lyell (1797 – 1875)


Lyell adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Skotlandia
dengan bukunya yang terkenal berjudul Principles of
Geology. Di dalam bukunya tersebut Lyellberpendapat bahwa
permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka
waktu yang lama.

7. Lamarck
Jean Baptise de Lamarck (1744 – 1829) seorang ahli biologi
kebangsaan Perancis, memiliki suatu gagasan dan menuliskannya
dalam bukunya berjudul “Philoshopic”. Dalam bukunya
tersebut Lamarck mengatakan sebagai berikut :
a. Lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri dan sifat-sifat
yang diwariskan melalui proses adaptasi lingkungan.
b. Ciri dan sifat yang terbentuk akan diwariskan kepada
keturunannya.
c. Organ yang sering digunakan akan berkembang dan tumbuh
membesar, sedangkan organ yang tidak digunakan akan
mengalami pemendekan atau penyusutan, bahkan akan
menghilang.
Contoh yang dapat digunakan oleh Lamarck adalah jerapah.
Menurut Lamarck, pada awalnya jerapah memiliki leher pendek.
Karena makanannya berupa daun-daun yang tinggi, maka jerapah
berusaha untuk dapat menjangkaunya. Karena terbiasa dengan hal
ini maka semakin lama, leher jerapah menjadi semakin panjang
dan pada generasi berikutnya akan lebih panjang lagi.
Teori Lamarck ditentang oleh Erasmus Darwin (kakek
dari Charles Darwin) yang mengatakan bahwa populasi jerapah
adalah heterogen, ada yang berleher pendek dan ada yang
berleher panjang. Jerapah-jerapah tersebut berkompetisi untuk
mendapatkan makanan. Dari persaingan tersebut jerapah berleher
panjang akan menang dan akan tetap hidup, sifat ini akan
diwariskan kepada keturunannya. Jerapah yang berleher pendek
akan mati dan perlahan- lahan mengalami kepunahan.

8. Charles Robert Darwin


Bapak Teori Evolusi lahir di daerah Inggris bagian barat. Teori
Evolusi Darwin tidak muncul begitu saja, namun berdasarkan
hasil perjalanannya dengan kapal Beagle ke kepulauan Galapagos
dan studi terhadap berbagai disiplin ilmu.

a. Pelayaran Darwin ke Kepulauan Galapagos

Saat berlayar dari Inggris menggunakan kapal HMS Beagle,


Darwin berusia 22 tahun (bulan Desember 1831). Tujuan utama
pelayaran tersebut adalah untuk memetakan pesisir pantai
Amerika Selatan yang masih belum jelas. Pada saat awak kapal
sibuk memetakan pesisir pantai, Darwin turun ke pantai,
mengamati, dan mengoleksi ratusan spesimen fauna dan flora
Amerika Selatan yang beraneka ragam dan endemik. Selain itu,
saat kapal mengelilingi benua Amerika, Darwin mengamati
berbagai adaptasi tumbuhan dan hewan yang menempati hutan
Brazil, bentangan padang rumput di Argentina, daratan terpencil
Tierra del Fuego dekat Argentina dan pegunungan Andes. Setelah
mencatat flora dan fauna di berbagai wilayah Amerika Selatan,
Darwin menyimpulkan bahwa flora dan fauna di Amerika Selatan
mempunyai karakteristik khusus yang sangat berbeda dengan
flora dan fauna di Eropa. Darwin juga mengatakan bahwa flora
dan fauna di daerah beriklim sedang mempunyai hubungan yang
lebih dekat dengan spesies yang hidup di wilayah tropis benua
tersebut, dibandingkan spesies di daerah beriklim sedang di
Eropa.Fauna yang paling membingungkan Darwin ditemukan
diKepulauan Galapagos, yaitu kepulauan yang berada di sebelah
barat pesisir Amerika Selatan. Pada umumnya, spesies fauna di
Galapagos tidak ditemukan hidup di tempat lain, meskipun ada
kesamaan dengan hewan di Amerika Selatan. Setelah
mengadakan pengamatan, diantaranya Darwin menemukan 14
jenis burung finch di Galapagos. Meskipun jenisjenis tersebut
agak mirip, namun terlihat sebagai spesies yang berbeda, yang
menunjukkan hubungan dengan burung Finch yang ada di
Amerika Selatan.
Perbedaan utama burung finch, yaitu pada bentuk dan ukuran
paruhnya yang merupakan adaptasi terhadap makanan tertentu.
Kelompok pertama burung Finch yang hidup di tanah (Geospiza
magnirostris) mempunyai paruh yang besar yang teradaptasi
untuk memecahkan biji, kelompok kedua finch (Camarhynchus
pallidus) yang menggunakan suatu duri kaktus atau ranting kecil
sebagai alat untuk mengorek semut atau serangga lainnya, dan
kelompok ketiga adalah kelompok kecil finch (Camarhynchus
parvulus) yang menggunakan paruhnya untuk menangkap
serangga.

b. Teori Evolusi Darwin


Charles Darwin mengemukakan teori evolusinya secara lengkap
dalam buku yang berjudul On The Origin of Species by Means of
Natural Selection (Asal mula spesies yang terjadi melalui seleksi
alam) yang diterbitkan pada 24 November 1859. Dalam buku ini
dikemukakan dua teori pokok, yaitu:
1) Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies-spesies yang
hidup di masa silam.
2) Evolusi terjadi melalui seleksi alam. Dua teori utama Darwin
merupakan hasil pengamatan Darwin sebagai berikut:
Pengamatan ke-1, setiap spesies mempunyai potensial fertilisasi
yang besar sehingga ukuran populasinya akan meningkat secara
eksponensial bila setiap individu yang dilahirkan berhasil
melakukan percobaan.
Pengamatan ke-2, ukuran populasi cenderung menjadi stabil
kecuali fluktuasi musiman.
Pengamatan ke-3, sumber daya alam terbatas.
Pengamatan ke-4, individu-individu populasi sangat bervariasi
dalam hal ciri-ciri tubuh, namun tidak ada dua individu yang
benar-benar sama.
Pengamatan ke-5, kebanyakan variasi diwariskan pada
keturunannya. Setelah Darwin menyelesaikan perjalanannya dan
kembali ke Inggris, ia banyak mempelajari geologi, terutama
tentang fosil. Buku yang berpengaruh besar terhadap Darwin
adalah Principles of Geology (Prinsip-Prinsip Geologi) karangan
Charles Lyell. Setelah mempelajari buku tersebut, Darwin
berkesimpulan bahwa:
1) deretan fosil yang terdapat di batuan muda berbeda dengan
fosil pada batuan yang lebih tua.
2) perbedaan itu disebabkan adanya perubahan secara perlahan-
lahan. Darwin juga mempelajari buku mengenai hubungan
ekonomi dan penduduk dunia di antaranya buku karangan
Thomas R. Malthus (1766-1834) yang berjudul An Essay on The
Principle of Population, dimana Malthus berpendapat bahwa
kenaikan jumlah penduduk cenderung lebih cepat daripada
kenaikan produksi pangan. Oleh karena itu, timbul masalah bagi
manusia dalam menyelamatkan diri dari bahaya kelaparan.

Perbandingan Teori Evolusi Lamarck, Weismann, dan


Darwin
a. Teori Evolusi Lamarck Vs Teori Evolusi Darwin
Teori Evolusi Lamarck berisi dua gagasan utama, yaitu:
1. Gagasan use and disuse (digunakan dan tidak digunakan)
bagian tubuh yang digunakan secara intensif untuk menghadapi
suatu lingkungan tertentu akan menjadi besar dan kuat.
Sementara itu, bagian tubuh yang jarang digunakan akan
mengalami kemunduran.
2. Sifat atau ciri-ciri dari lingkungan dapat diwariskan kepada
keturunannya.
Contoh teori ini adalah evolusi pada jerapah berleher panjang.
Menurut Lamarck, nenek moyang jerapah sebenarnya berleher
pendek. Jerapah yang berleher pendek menjulurkan lehernya
untuk mencapai makanannya pada daun-daun cabang pohon yang
tinggi. Oleh karena itu, leher jerapah menjadi panjang. Sifat leher
jerapah yang panjang tersebut akan diwariskan pada
keturunannya. Dengan demikian, semua jerapah berleher
panjang. Sebaliknya, menurut Darwin, evolusi terjadi melalui
seleksi alam dengan adanya adaptasi makhluk hidup. Darwin
berpendapat bahwa nenek moyang jerapah terdiri atas jerapah
yang berleher panjang dan jerapah berleher pendek. Karena
makanan jerapah adalah daun-daunan di pohon yang tinggi, maka
hanya jerapah berleher panjang yang dapat menjangkaunya.
Jerapah berleher pendek tidak dapat menjangkau daun-daun di
pohon yang tinggi tersebut sehingga kekurangan makanan dan
akhirnya mati.
c. Teori Darwin Vs Teori Weismann
Sebenarnya, Weismann tidak menentang pandangan Darwin,
tetapi lebih menjelaskan pandangan Darwin mengenai seleksi
alam. Weismann berpendapat bahwa perubahan sel tubuh karena
pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan kepada
keturunannya. Evolusi menyangkut bagaimana pewarisan gengen
melalui sel-sel kelamin, artinya evolusi adalah gejala seleksi alam
terhadap faktor-faktor genetika. Sifat leher panjang atau pendek
jerapah dikendalikan oleh gen. Gen untuk leher panjang bersifat
dominan. Sedangkan, gen untuk leher pendek adalah resesif.
Karena jerapah berleher pendek tidak mampu beradaptasi dengan
lingkungan, maka jerapah ini akan punah.
d. Teori Evolusi Lamarck Vs Teori Evolusi Weismann
Lamarck berpendapat bahwa makhluk hidup beradaptasi terhadap
lingkungannya melalui perubahan pada organ tubuhnya.
Kemudian, sifat atau fungsi organ tersebut diwariskan kepada
keturunannya. Menurut Lamarck, nenek moyang menjangan
tidak bertanduk. Namun, dikarenakan sering mengadu kepala,
maka tanduk tumbuh di kepala menjangan. Teori Lamarck
ditentang oleh Weismann. Weismann berpendapat bahwa
perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh lingkungan tidak
diwariskan pada keturunannya. Weismann membuktikan teorinya
dengan mengawinkan dua ekor tikus yang masing-masing
ekornya telah dipotong. Kemudian, anak-anak yang sudah
dewasa dipotong ekornya dan dikawinkan dengan sesamanya.
Hasilnya tetap anak-anak tikus yang berekor. Percobaan ini
dilakukan hingga 21 generasi tikus dan hasilnya tetap sama.

B. Mekanisme Evolusi
Tidak ada makhluk hidup yang sama persis meskipun berada
dalam satu spesies. Keberadaan macam-macam karakteristik
yang dimiliki individu berperan sebagai pembeda antara individu
yang satu dengan yang lain. Sifat-sifat yang berbeda yang
terdapat pada individu-individu dalam satu spesies disebut
variasi. Individu yang mengalami variasi disebut varian. Jika satu
spesies hidup pada suatu tempat yang berbeda dari asal-usulnya,
keturunan-keturunan berikutnya akan mengalami perubahan
sehingga spesies tersebut tidak sama dengan spesies dari
asalusulnya, dengan demikian muncul varian.Sifat dan
karakteristik yang dimiliki suatu individu ditentukan oleh gen.
Perubahan yang terjadi pada gen menyebabkan terjadinya
perubahan sifat pada individu.Mutasi gen adalah perubahan
susunan kimia dari suatu gen. Mutasi gen merupakan mekanisme
evolusi yang sangat penting. Pewarisan sifat dari induk ke
generasi berikutnya terjadi melalui gamet induk. Kenyataan itu
menyebabkan setiap gamet mengandung beribu-ribu gen, setiap
individu menghasilkan beribu-ribu gamet, sehingga jumlah
generasi yang terjadi sedemikian banyak selama masih adanya
spesies tersebut. Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat
diprediksi jumlah mutasi gen melalui laju mutasi gen dari suatu
spesies. Pemunculan mutasi gen seakan-akan terjadi secara
spontan, misalnya di antara seribu biji yang normal ditemukan
satu biji yang tidak normal. Biji yang tidak normal tersebut
menghasilkan embrio yang abnormal. Hal ini terjadi melalui
mutasi gen sehingga laju mutasi spontan pada biji tersebut
dikatakan 1 : 1.000 atau 10–3. Laju mutasi suatu spesies adalah
angka-angka yang menunjukkan jumlah gen-gen yang bermutasi
di antara seluruh gamet yang dihasilkan oleh satu individu dari
suatu spesies.
Adanya perubahan lingkungan yang terjadi dari masa ke masa,
mengakibatkan individu-individu yang hidup pada masamasa
tersebut mengalami perubahan pula. Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa spesies-spesies yang hidup dari masa
ke masa mengalami perubahan-perubahan. Demikianlah yang
menjadi dasar terjadinya evolusi. Evolusi juga didukung adanya
faktor-faktor sebagai berikut.
1. Seleksi Alam
Alam mengadakan seleksi terhadap makhluk hidup yang ada di
dalamnya. Hanya makhluk hidup yang dapat beradaptasi yang
mampu bertahan hidup dan berkembang biak, sedangkan yang
tidak mampu beradaptasi akan punah dan gagal melangsungkan
kehidupannya.
2. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan spesies-spesies ke
tempattempat baru. Perpindahan tersebut menghasilkan pola
kehidupan baru yang mendukung terjadinya perubahan pada
spesies-spesies tersebut. Pada tempat yang baru generasigenerasi
yang muncul akan berbeda dari spesies-spesies nenek moyang
asal-usulnya.
3. Rekombinasi Gen
Rekombinasi gen terjadi melalui perkawinan yang
menyebabkan perubahan frekuensi gen pada generasi
berikutnya. Melalui perkawinan silang, akan dihasilkan varietas
baru. Varietas baru ini terjadi akibat pembuahan atau
penyerbukan dari individu lain sehingga terjadi rekombinasi gen.
Rekombinasi gen-gen yang disebabkan oleh perkawinan silang
merupakan dasar terjadinya evolusi, karena melalui rekombinasi
memungkinkan adanya variasi baru. Apabila varietas-varietas
baru yang terbentuk menempati daerah yang sangat berbeda dan
tidak memungkinkan terjadinya interhibridisasi, dua varietas baru
tersebut akan mengalami perubahan-perubahan yang pada
akhirnya akan menjadi dua spesies yang berbeda.
C. Beberapa Salah Paham Tentang Evolusi
 Evolusi tidaklah sebagaimana yang disangka banyak orang
, menyatakan bahwa manusia berevolusi dengan kera’. Tetapi,
manusia dan kera yang ada sekarang mempunyai nenek moyang
yang sama. Pengertian moyang ini harus dipahami sebagai
moyang secara fisik, bukan spiritual, paling tidak hingga saat ini.
 Evolusi tidak berarti membuat mahluk hidup tambah bagus
atau tambah intelek. Contohnya, ular adalah hasi evolusi proses
dari semacam kadal yang tidak lagi memerlukan tangan dan kaki.
 Evolusi tidak mempunyai tujuan tertentu. Organisme
adalah hasil dari mutasi yang sukses, maupun gagal tergantung
dari kondisi lingkungan pada saat itu.
 Manusia tidak mempunyai tempat yang khusus di dalam
pohon evolusi . kita hanyalah salah satu cabang dari pohon itu.
 Evolusi tidak berhenti. Evolusi adalah proses basis dari
biologi dan terus berlangsung.
 Banyak yang bilang bahwa tidak ada bukti-bukti evolusi .
evolusi sudah banyak diobservasi di laboratorium maupun bukti-
bukti fosil.
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH SINGKAT TEORI EVOLUSI

Anggapan bahwa teori evolusi hanya berkaitan dengan bidang studi biologi adalah

anggapan yang keliru. Teori evolusi telah menjadi pondasi bagi sebuah filosofi yang menyesatkan

sebagian besar manusia. Filsafat tersebut adalah “materialisme” yang mengandung berbagai

kepalsuan dan kebohongan. Materialisme mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu pun selain materi

adalah esensi dari segala sesuatu. Atas dasar pemikiran itulah paham materialisme tidak mengakui

adanya Tuhan. Paham ini tidak hanya akan merusak individu tetapi bisa menyebabkan suatu

bangsa kehilangan nilai-nilai dasar yang sudah dianutnya. Kejahatan lain dari materialisme adalah

dukungannya terhadap ideologi-ideologi anarkis dan bersifat memecah belah. Komunisme adalah

salah satu konsekuensi politis alami dari filsafat materialisme. Teori evolusi menjadi semacam

landasan ilmiah bagi materialisme. Teori ini dapat mengubah manusia menjadi makhluk yang

hanya berorientasi kepada materi dan berpaling dari nilai-nilai moral.

Teori evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup di muka bumi tercipta sebagai akibat dari

peristiwa kebetulan dan muncul dengan sendirinya dari kondisi alamiah. Teori evolusi

sebagaimana yang dipertahankan sampai saat ini adalah pendapat seorang naturalis amatir dari

Inggris, Charles Robert Darwin. Darwin sebenarnya tidak pernah mengenyam pendidikan formal

dalam ilmu Biologi. Ia hanya mempunyai sedikit ketertarikan pada alam dan makluk hidup. Minat

yang dimilikinya itu mendorong dia untuk bergabung secara sukarela dalam perjalanan kapal HMS

Beagle mengarungi belahan dunia. Dalam perjalanannya, kapal ini berhenti di sebuah tempat yang

bernama kepulauan Galapagos. Darwin sangat takjub ketika melihat keragaman makhluk hidup

yang ada, terutama spesies burung finch. Dia mengira bahwa keragaman pada burung finch terjadi
karena adaptasi yang dilakukan burung tersebut. Dia berpikir bahwa makhluk hidup tidak

diciptakan secara terpisah oleh Tuhan, tetapi semua makhluk hidup berasal dari satu nenek moyang

yang sama.

Setelah melihat hal tersebut, Darwin kemudian menyatakan hipotesisnya sebagai sebuah

teori. Ia mengungkapkan hiotesisnya tanpa didasari sebuah penelitian. Padahal dalam induktivisme

telah dinyatakan bahwa hipotesis yang diungkapkan oleh seseorang harus didasari oleh

pengamatan dan penelitian. Jika hipotesis itu sesuai dan relevan, barulah bisa dijadikan sebuah

teori. Pendapat yang khayal dan imajinatif tidak akan mendapat tempat dalam sains. Sedangkan

Darwin, tanpa penelitian langsung mengemukakan sebuah teori. Dan anehnya, teori tersebut dapat

berkembang pada masa itu. Teori tersebut berkembang dengan dukungan para ahli Biologi

materialis.

B. PERKEMBANGAN TEORI EVOLUSI

Perkembangan ilmu ini dapat dikatakan sangat maju pada saat itu. Belum ditemukannya

alat untuk meneliti bagian tubuh makhluk hidup secara mendetail adalah salah satu faktor yang

sangat berpengaruh. Pada saat itu mikroskop belum ditemukandan struktur sel yang rumit belum

diketahui sedikitpun, sehingga pendapat Darwin diterima begitu saja tanpa diuji dengan penelitian

lebih lanjut. Teori ini kemudian dikenal di seluruh dunia. Darwin pun dianggap sebagai orang

hebat di dunia. Teori ini kokoh bukan karena fakta ilmiah, tetapi karena tokoh evolusi berusaha

selalu menutupi fakta yang ada dan terus menyokongnya. Dalam perkembangannya, teori evolusi

tidak sepenuhnya terbukti. Bahkan ada sebagian dari teori tersebut yang justru bisa

menjatuhkannya. Darwin sendiri mengakui kalau ada kelemahan dalam teori ini. Dalam bukunya,

dia menulis bab yang berjudul “The Difficulties of Theory”. Darwin sebenarnya tidak yakin

terhadap teori yang dikemukakannya. Hal itu dikarenakan masih banyak bagian dari teori evolusi
yang belum terbukti. Darwin berharap penemuan di kemudian hari akan membuktikan adanya

evolusi. Tetapi kenyataannya tidak seperti yang dia harapkan. Penemuan modern saat ini justru

menjatuhkan teori yang dikemukakan oleh Darwin.

Satu hal yang menjadi keanehan pada saat ini adalah masih banyak orang yang

beranggapan bahwa teori evolusi sudah terbukti kebenarannya. Bahkan akhir-akhir ini kata

“evolusi” sering digunakan dalam beberapa makna. Di antaranya, kini ada penambahan aspek

sosial, sehingga "evolusi" sekarang juga bisa berarti kemajuan umat manusia dan perkembangan

teknologi. Tak ada yang salah dengan konsep "evolusi" bila digunakan dalam makna tersebut.

Teori evolusi sesungguhnya sangat berbeda dari apa yang diterima oleh masyarakat saat

ini. Seperti yang sudah dikemukakan di atas, teori evolusi dilandasi oleh filsafat yang disebut

materialisme. Pada umumnya, orang tidak tahu betapa buruknya landasan berpijak teori ini; betapa

teori ini sudah digagalkan oleh bukti ilmiah pada setiap langkahnya dan betapa para evolusionis

terus berupaya menghidupkan teori evolusi. Para tokoh evolusi hanya mengandalkan hipotesa

yang tidak terbukti, pengamatan yang penuh prasangka dan tak sesuai kenyataan, gambar-gambar

khayal, cara-cara yang mampu mempengaruhi kejiwaan, dusta yang tak terhitung jumlahnya, serta

teknik-teknik sulap.Mereka mencoba terus memaksakan teori evolusi yang berisi kebohongan

bahwa manusia tidak diciptakan, tetapi muncul atas faktor kebetulan dan berevolusi dari jenis

binatang serta dengan segala cara, berupaya mempertahankan teori evolusi agar tetap hidup.

Mereka meninggalkan akal sehat dan nalar, serta mempertahankan kebohongan ini di setiap

kesempatan, meskipun bukti ilmiah dengan jelas telah menggagalkan teori evolusi dan

menegaskan fakta penciptaan.

C. ASAL USUL KEHIDUPAN

1. Teori Abiogenesis (Generatio Spontanae)


Teori Abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup. Orang
yang pertama kali mengemukakan teori ini adalah Aristoteles (384 – 322 SM). Teori ini diperoleh
dari pengamatan keadaan lingkungan disekitarnya. Misalnya cacing berasal dari tanah atau ulat
berasal dari daging, sehingga diambil kesimpulan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak
hidup. Namun, semakin banyak orang mempelajari biologi maka orang mulai meragukan teori
abiogenesis. Keraguan tersebut berhasil diyakinkan oleh Anthony Van Leeuwenhoek pada abad
ke-17. Leeuwenhoek menemukan mikroskop yang dapat memperlihatkan mikroorganisme,
sperma, sel darah, dan mikroorganisme lainya.
2. Teori Biogenesis
Teori Biogenesis merupakan teori yang mengatakan bahwa makhluk hidupberasal dari
makhluk hidup yang ada sebelumnya. Teori ini didukung oleh beberapa penelitian.

a. Percobaan Francesco Redi

Pada tahun 1668, seorang dokter italia yang bernama francesco redi melakukan percobaan
untuk menunjukan bahwa ulat tidak muncul dari daging yang membusuk melainkan dari telur lalat.
Pada percobaannya, francesco redi menggunakan 2 buah toples yang berisi daging. Toples pertama
diisi daging dan ditutup dengan rapat. Toples kedua diisi dengan daging dan di biarkan terbuka.
Setelah didiamkan beberapa hari, daging pada toples pertama tidak mengandung ulat. Sebaliknya
pada toples kedua dagingnya mengandung ulat. Dari percobaan tersebut francesco redi
menyimpulkan bahwa ulat yang terdapat pada toples kedua berasal dari lalat. Lalat yang hinggap
pada daging tersebut bertelur, dan telurnya tersimpan dalam daging tersebut kemudian menetas
dan menjadi ulat.
Hasil percobaan ini tidak dapat diterima oleh para pendukung teori abiogenesis, karena
pada toples pertama yang tertutup rapat udara tidak dapat masuk, sehingga kehidupan tidak dapat
terjadi. Untuk membuktikan kebenaran teorinya, maka francesco redi melakukan percobaan yang
kedua. Pada percobaannya kali ini daging diletakkan pada toples yang tidak ditutup dengan kain
kasa sehigga udara masih dapat masuk, tetapi lalat tidak dapat masuk. Hasil dari percobaan tersebut
adalah daging membusuk dan pada daging terdapat beberapa ulat. Kesimpulan yang diambl dari
percobaan ini adalh bahwa ulat tidak berasal dari daging yang membusuk melainkan dari lalat yang
hinggap di kain kasa dan telurnya jatuh di atas daging.

b. Percobaan Lazzaro Spallanzani


Penelitian mengenai biogenesis juga dilakukan oleh pendeta berkebangsaan italy, Lazzaro
Spallanzani pada tahun 1765. Ia mencoba membuktikan bahwa mikroorganisme yang ditemukan
oleh Leeuwwenhoek tidak muncul dengan sendirinya. Spallanzani melakukan percobaan dengan
dua buah labu yang berisi air kaldu nutrien yang dipanaskan. Labu pertama diisi air kaldu nutrien,
yang dipanaskan hingga suhu mencapai 15°C dan dibiarkan terbuka. Labu kedua diisi air nutrien,
kemudian dipanaskan hingga mendidih (100°C), dan disumbat dengan gabus. Sesudah itu kedua
labu didinginkan dan didiamkan selama satu minggu. Hasil percobaan ini adalah pada labu
pertama air kaldu sedangkan pada labu kedua air kaldu tetap jernih, tidak berbau, dan tidak
mengandung mikroorganisme. Tetapi, jika selanjutnya labu kedua dibiarkan terbuka maka setelah
beberapa hari air kaldu menjadi keruh dan berbau.
Dari percobaan spallanzani ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas mikroorganisme pada
labu pertama menyebabkan air kaldu menjadi berbau. Mikroorganisme ini berasal dari udara
karena labu tidak tertutup. Pada labu kedua tidak terjadi perubahan pada kaldu, karena
mikroorganisme dari udara luar tidak dapat masuk.
c. Percobaan Louis Pasteur

Penelitian spallanzani disempurnakan oleh Louis Pasteur, seorang ahli biokimia dan
mikrobiologi dari perancis. Pasteur juga mendidihkan gelas labu berisi kaldu, tetapi leher labu
tidak di tutup rapat-rapat melainkan dibentuk seperti huruf S atau leher angsa, sehingga ujungnya
tetap terbuka (udara dapat masuk).
Labu berleher angsa diisi dengan air kaldu nutrien, kemudian didihkan hingga steril.
Setelah itu labu didinginkan dan didiamkan. Setelah beberapa hari air kaldu dalam labu leher angsa
tetap jernih, meskipun udara dapat masuk kedalam tabung. Mikroorganisme yang ada di udara
tidak dapat mencapai air kaldu karena terjebak dalam leher labu yang panjang. Tetapi jika labu
berleher angsa ini dimiringkan, sehingga iar kaldu bersentuhan dengan udara yang terperangkap
dileher labu, maka beberapa hari kemudian air kaldu menjadi keruh.
Percobaan ini membuktikan bahwa mikroorganisme pada air kaldu berasal dari
mikroorganisme yang ada di udara,bukan berasal dari air kaldu
d. Teori Kosmozoa
Teori kosmozoa mengatakan bahwa kehidupan berasal dari tempat lain di alam semesta,
misalnya dari meteor yang jatuh. beberapa meteor memang mengandung molekul-molekul
organik, namun datangnya molekul di meteor tersebut dari angkasa luar tidak sama dengan
datangnya kehidupan.
3. Pencentus teori evolusi
a. Jean Baptise de Lamarck (1744-1829)
ialah seorang ahli biologi prancis yang menjelaskan evolusi berdasarkan suatu gagasan
bahwa perubahan pada suatu individu disebabkan oleh lingkungan dan bersifat diturunkan; disebut
teori Lamarckisme.
Contoh klasik yang digunakan untuk menggambarkan teori evolusi ini adalah jerapah
memiliki leher yang panjang karena kebiasaannya memakan daun-daun dari pohon.
Hipotesis Lamarckdiformulasikan sebelum era biologi modern. Pada saat itu teori sel
belum dikenal, dan diperlukan satu abad lagi sebelum peran gen-gen dan kromosom diketahui.
Jadi tidaklah mengherankan bahwa suatu teori yang tidak dapat dipertahankan dalam ilmu
pengetahuan modern, diajukan pada waktu itu.
b. Charles Robert Darwin (1809-1882)

Adalah seorang peminat ilmu alam dari inggris. Pada tahun 1831, ia mengikuti pelayaran
HMS beagle untuk memetakan jalur pelayaran. Selama pelayaran ini, daarwin banyak
mengumpulkan fosil,batuan, dan mengamati berbagai makhluk hidup yang ia jumpai. Ketika
Beagle merapat di kepulauan galapagos yang terpencil (1050 km dari daratan utama Amerika
Selatan).
Setelah kembali ke inggris, Darwin kembali memikirkan ide-idenya tentang evolusi. Satu
hal yang mengganggunya adalah evolusi seharusnya terjadi dalam waktu yang lama, ratusan ribu
hingga jutaan tahun. Padahal pendapat yang populer di kalangan ahli geologi saat itu adalah bumi
ini baru berusiia 6000 tahun. Darwin menemukan jawabannya dalam buku karangan Charles Lyell,
Principles of Geology.
Sebelum Darwin mempublikasikan idenya tentang evolusi secara luas, ia menerima
karangan ilmiah dari Alfred Robert Wallace (1823-1913) yang melakukan penelitian di malaya.
Tulisan Wallace tersebut sesuai bengan buah pikiran Darwin sehingga mereka memutuskan untuk
menerbitkan tulisan mereka bersama-sama pada tahun 1858. Buku Darwin, The Original of
Species, diterbitkan setahun setelah itu.
Setelah melalui pengamatan dan kajian yang mendalam, akhirnya darwin mengemukakan
teori evolusinya dalam bukunya yang berjudul On The Origin of Species by Means of Natural
Selection atau asal mula spesies yang terjadi melalui seleksi alam. Buku ini diterbitkan pada
tanggal 24 November 1859.
Buku darwin tersebut mengandung dua teori utama. Pertama, spesies-spesies yang hidup
sekarang ini berasal dari spesies-spesies yang hidup di masa lalu. Kedua, seleksi alam merupakan
penyebab evolusi adaptif. Dua teori utama darwin tersebut merupakan hasil observasi darwin
sebagai berikut.
- Observasi Ke-1. setiap spesies memunyai kemampuan fertilisasi yang besar sehingga ukuran
populasi akan meningkat secara eksponensial bila setip individu yang dilahirkan berhasil
melakukan reproduksi
- Observasi Ke-2. ukuran populasi cenderung menjadi stabil kecuali untuk fluktuasi musiman
- Observasi Ke-3. sumber daya alam terbatas
- Observasi Ke-4. individu-individu suatu populasi sangat berfariasi dalam hal ciri-ciri tubuh, namun
tidak ada dua individu yang benar-benar sama.
- Observasi Ke-5. kebanyakan variasi diwariskan pada keturunannya.

4. Teori evolusi lamarck versus teori evolusi weismann


Lamarck berpendapat bahwa makhluk hidup beradaptasi terhadap lingkungannya dengan
cara menggunakan organ tubunya, kemudian sifat atau fungsi organ tersebut diwariskan pada
keturunannya. Berdasarkan teori ini, menurut lamarck nenek moyang menjangan tidak bertanduk.
Namun, dikarenakan sering mengadu kepala maka tanduk tumbuh dikepala menjangan.
Teori lamarck ditentang oleh Weismann. Weismann berpendapat bahwa perubahan sel-sel
tubuh akibat pengaruh lingkungan tidak diwariskan pada keturunannya. Wweismann
membuktikan teorinya dengan menggunakan tikus. Weismann mengawinkan dua ekor tikus yang
masing-masing ekornya telah dipotong. Kemudian, anak-anak tikus yang sudah dewasa tersebut
dipotong ekornya dan dikawinkan dengan sesamanya. Hasilnya tetap anak-anak tikus yang
berekor. Weismann melakukan percobaan ini hingga 21 generasi tikus dan hasilnya tetap sama
5. FOSIL
Fosil merupakan sisa tubuh makhluk hidup yan telah membatu karena proses geologis yang
membentuknya, yaitu proses fisika dan proses kimia
a. Proses fisika. Proses fisika yang membentuk fosil misalnya proses yang menyebabkan bangkai
makhluk hidup mengalami pembekuan (tertimbun oleh salju abadi) dan pengeringan (tertimbun
diatas tanah yang kering sehingga mikroba dekomposer tidak dapat bekerja membusukan bangkai
tersebut), dan pengerasan (terperangkap oleh getah pohon). Proses fisika tersebut menyebabkan
bangkai mengalami pengawetan fisik.
b. Proses kimia. Proses kimia yang membentuk fosil misalnya adanya suatu zat pengawet alami
sehingga bangkai makhlik hidup tidak dapt didekomposisi oleh mikroba.
Fosil dibedakan menjadi dua jenis, yaitu fosil biologis dan fosil sisa atau tanda kehidupan.
1. Fosil Biologis merupakan fosil tubuh makhluk hidup, baik yang utuh maupun yang tidak utuh.
2. Fosil Sisa atau tanda adanya kehidupan merupakan fosil yang berasal bukan dari bagian tubuh
makhluk hidup. Misal feses, jejak telapak kaki, alat atau perkakas.
Kegunaan fosil untuk evolusi adalah membantu rekonstruksi kehidupan di masa lalu.
Namun demikian, fosil memunyai beberapa kelemahan sebagai bukti evolusi. Kelemahan fosil
yaitu rekaman fosil umumnya mengalami daur biokimiawi yang menyebabkan bangkai makhluk
hidup menjadi musnah secara alami. Hanya karena faktor istimewa yanf diuraikan di atas
menyebabkan dapat dijumpainya suatu fosil. Umumnya bagian yang menjadi fosil adalah bagian
yang keras seperti tulang, cangkang, dan gigi-geligi. Bagian yang linak seperti daging dan darah
segera membusuk secara alami, kecuali oleh proses yang mengawetkannya.
Kelemahan lain dari penggunaan fosil sebagai bukti evolusi adalah yrytan fosil tidak selalu
menggambarkan urutan filogeni yang utuh. Selalu ada mata rantai yang hilang (missing link) tidak
semua bentuk transisi antara dua macam makhluk hidup dapat ditemukan. Meskipun demikiann
terdapat fosil yang lebih lengkap dan dapat menceritakan kembali urutan filogeni. Hal ini antara
lain
1. Archaeptera, bentuk antara reptil purba dengan burung purba,
2. Seymoria, bentuk transisi antara amfibi purba dengan reptil purba,

D. MEKANISME EVOLUSI
Evolusi menunjukkan perubahan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu yang
lama dan perlahan-lahan yang terjadi dari generasi ke generasi. Mekanisme evolusi berdasarkan
tempat terjadinya evolusi. Pertama, evolusi tidak terjadi di dalam individu. Contohnya, kalaupun
manusia berasal dari makhluk sebelum manusia (katakanlah sejenis kera), hendaknya jangan
dibayangkan bahwa individu kera berangsur-angsur berubah menjadi individu manusia. Kedua,
evolusi terjadi di dalam populasi. Pada peristiwa evolusi terjadi estafet pewarisan sifat orang tua
kepada anak melalui ratusan bahkan ribuan generasi populasi yang berbeda. Populasi itulah yang
merupakan tempat terjadinya perubahan evolusi.
1. Mutasi Gen
Mutasi gen merupakan perubahan struktur kimia gen (DNA) yaitu pada basa nukleotidanya,
yang menyebabkan perubahan sifat pada suatu organisme dan bersifat menurun. Pemahaman
mengenai mutasi gen dapat dijelaskan lebih lanjut dengan mempelajari angka laju mutasi dan
frekuensi gen dalam populasi.
Angka laju mutasi merupakan angka yang menunjukkan banyaknya gen yang bermutasi dari
seluruh gamet yang dihasilkan oleh satu individu suatu spesies. Angka laju mutasi suatu spesies
biasanya sangat rendah, yaitu rata-rata 1 : 100.000. Hal ini berarti pada setiap 100.000 gamet
terdapat satu gen yang bermutasi. Meskipun angka laju mutasi sangat kecil, namun tetap menjadi
salah satu mekanisme evolusi yang penting. Alasannya : (1) setiap gamet dapat mengandung
beribu-ribu gen; (2) setiap individu mampu menghasilkan ribuan bahkan jutaan gamet; dan (3)
jumlah tiap generasi dalam suatu populasi individu sangat banyak.
Umumnya mutasi bersifat merugikan. Peluang terjadinya mutasi yang menguntungkan
hanya sekitar 1 : 1.000, yang berarti pada setiap 1.000 kali mutasi, hanya ada satu mutasi yang
menguntungkan. Meskipun peluang mutasi yang menguntungkan kecil, namun karena jumlah
generasi selama populasi spesies tersebut hidup besar, maka jumlah mutasi yang menguntungkan
juga besar.
Mutasi dikatakan menguntungkan kalau mutasi:

1. menghasilkan spesies yang adaptif dan


2. menghasilkan spesies yang mempunyai vitalitas (daya hidup) dan viabilitas (kelangsungan
hidup) yang tinggi.

Sebaliknya, mutasi dikatakan merugikan bila mutasi:

1. menghasilkan alel yang mengakibatkan mutasi letal (mematikan),


2. menghasilkan spesies yang tidak adaptif, dan (3) menghasilkan spesies yang mempunyai
vitalitas rendah.

Mutasi yang menyebabkan timbulnya alel letal, misalnya alel letal yang bersifat resesif.
Pengaruh gen letal resesif ini hanya tampak bila berada dalam keadaan homozigot, namun tidak
tampak pada keadaan heterozigot. Gen resesif ini akan tetap ada dalam populasi dan seleksi alam
hanya akan bekerja pada individu-individu yang homozigot.
Perbandingan frekuensi (penyebaran) alel dominan yang non letal dan alel resesif yang letal
dapat diketahui dengan menghitung frekuensi alel populasinya. Atau, perbandingan frekuensi
genotip homozigot terhadap frekuensi genotip heterozigot pada gen non letal maupun gen letalnya
dapat diketahui dengan menghitung frekuensi gen (genotip) populasinya.
2. Frekuensi alel dan frekuensi gen (genotip) populasi.
 Frekuensi alel merupakan perbandingan alel satu dengan alel yang lainnya untuk suatu karakter
atau sifat tertentu (biasanya disimbulkan dengan satu huruf misalnya A, a) dalam suatu populasi.
Sebaliknya,
 Frekuensi gen merupakan perbandingan gen satu dengan gen yang lainnya untuk suatu karakter
atau sifat tertentu (biasanya disimbulkan dengan dua huruf misalnya AA, Aa, aa) dalam suatu
populasi. Setiap populasi mempunyai gene pool masing-masing. Gene pool populasi merupakan
total seluruh (kumpulan gen) di dalam suatu populasi pada suatu waktu tertentu.
Gene pool terdiri dari seluruh alel pada seluruh lokus gen pada seluruh individu dari populasi.
Pada spesies yang diploid, masing-masing lokusnya diwakilkan dua kali dalam genom suatu
individu, yang mungkin homozigot atau heterozigot untuk lokus-lokus yang homolog. Jika seluruh
anggota suatu populasi homozigot untuk alel yang sama, maka alel tersebut dikatakan sebagai alel
yang tetap dalam gene pool. Namun biasanya ada dua alel atau lebih untuk tiap gen, masing-
masing mempunyai suatu frekuensi relative (proporsi) tersendiri dalam gene pool.

E. ASAL USUL BURUNG DAN MAMALIA


 Asal usul burung
Para evolusionis tidak henti-hentinya membuat pernyataan palsu. Mereka menyatakan
bahwa burung berevolusi dari reptil. Salah satu bentuk transisi hipotesis yang mereka ajukan
adalah archaeopteryx.Archaeopteryxdikatakan sebagai hasil evolusi dari reptil. Akan tetapi timbul
masalah bagaimana membuat reptil yang di darat bisa terbang sebagaimana burung yang ada saat
ini. Struktur reptil sangat jauh berbeda dengan struktur burung yang khas. Misalnya saja sayap,
sebagai ciri khas burung, merupakan masalah besar bagi para evolusionis. Beragam pertanyaan
yang muncul mengenai sayaparchaeopteryx belum mampu terjawab oleh para evolusionis.
Sangatlah tidak mungkin jika lengan yang terdapat pada reptile dapat berubah menjadi sayap
melalui mekanisme mutasi.
Jika hal itu terjadi, masih saja tidak cukup untuk membuat reptil yang ada di darat bisa
terbang. Kita ketahui bahwa burung tidak hanya membutukan sayap untuk bisa terbang. Burung
memiliki struktur khas pada tulang, paru-paru dan system peredaran darah. Tulang burung
sangatlah ringan sehingga memudahkannya saat terbang. Burung juga memiliki paru-paru yang
sangat berbeda dibanding makhluk lain. Selain itu, terdapat system peredaran darah yang sama
pentingnya seperti sayap. Semua mekanisme itu mustahil dimiliki oleh reptil. Karena itulah teori
yang menyatakan bahwa organisme darat berevolusi menjadi organisme terbang benar-benar
menyesatkan. Kalaupun kisah ini kita anggap benar, mengapa para evolusionis tidak menemukan
fosil “bersayap setengah” atau “bersayap tunggal” untuk mendukung kisah mereka?
 Asal usul mamalia
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, evolusionis menyatakan bahwa reptil adalah nenek
moyang dari burung. Belum selesai masalah tersbut, ternyata para evolusionis kembali
mengenmukakan “ide gila” nya. Kali ini mereka menyatakan bahwa reptile tidak hanya menjadi
nenek moyang dari burung, tetapi juga merupakan nenek moyang dari mamalia. Dari hal tersebut,
kita dapat melihat tidak adanya peningkatan cara berpikir dari para evolusionis. Entah apa yang
mereka pikirkan sehingga masih saja mengemukakan ide-ide yang tidak dapat diterima oleh akal
sehat. Sebuah contoh perbedaan structural antara reptile dan mamalia adalah struktur rahang
mereka. Rahang mamalia hanya terdiri dari satu tulang rahang dan gigi-gigi ditempatkan pada
tulang ini. Sedangkan rahang reptil memiliki tiga tulang kecil pada kedua sisinya. Satu lagi
perbedaan mendasar, mamalia memiliki tiga tulang pada telinga bagian tengah, sedangkan reptil
hanya memiliki satu tulang pada bagian telinga.
 Skenario evolusi manusia
Darwinis menyatakan bahwa manusia modern saat ini berasal dari makhluk serupa kera.
Menurut para evolusionis, terdapat empat kategori dasar pada bentuk transisi antara manusia
modern dan nenek moyangnya. Empat kategori dasar tersebut adalah:
 Australophitechus
 Homo habilis
 Homo erectus
 Homo sapiens
Evolusionis menyebut Australopithecus adalah nenek moyang pertama dari manusia dan kera.
Kemudian mereka menggolongkan tahapan evolusi manusia selanjutnya sebagai “homo”. Menurut
mereka kelompok homo ini lebih berkembang dari australophitechus dan tidak terlalu berbeda
dengan manusia modern. Dan homo sapiens dikatakan sebagai bentuk terakhir dari tahapan evolusi
manusia.

F. BANTAHAN-BANTAHAN TERHADAP TEORI EVOLUSI


Pada masa modern saat ini teori evolusi tidak berkembang begitu pesat seperti masa
Darwin. Teori evolusi mengalami kemunduran, dan bahkan kebuntuan. Pada saat ini banyak
ilmuwan yang sudah menentang teori tersebut. Hal itu dikarenakan para ilmuwan saat ini sudah
memiliki pemikiran yang kritis. Mereka melakukan berbagai penelitian untuk mengoreksi teori
dan hukum yang sudah ditemukan oleh ilmuwan pada zaman dulu. Teori evolusi pun tidak luput
dari pengoreksian para ilmuwan saat ini. Bahkan bisa dikatakan kalau teori evolusi adalah teori
yang paling sering dikoreksi oleh para ilmuwan. Dari pengoreksian tersebut, para ilmuwan telah
menyatakan pendapat atau lebih tepatnya bantahan mereka terhadap teori evolusi. Bukan hanya
satu atau dua bagian dari teori evolusi, tetapi hampir semua bagian dari teori tersebut telah
dibantah. Bantahan-bantahan tersebut antara lain dari:
1. Catatan fosil.
Kendala utama dalam membuktikan teori evolusi selama ini adalah catatan fosil. Catatan
fosil belum pernah mengungkapkan jejak-jejak jenis peralihan hipotesis Darwin. Ketika lapisan
bumi dan catatan fosil dipelajari, terlihat bahwa semua makhluk hidup muncul bersamaan. Lapisan
bumi tertua tempat fosil makhluk hidup ditemukan adalah Kambrium, yang diperkirakan berusia
500-550 juta tahun.
Catatan fosil memperlihatkan, makhluk hidup yang ditemukan pada lapisan bumi periode
Kambrium muncul dengan tiba-tiba. Beragam makhluk hidup yang kompleks muncul begitu tiba-
tiba, sehingga literatur geologi menyebut kejadian ini sebagai “Ledakan Kambrium”. “Ledakan
Kambrium” adalah satu-satunya penjelasan mengenai kemunculan bentuk kehidupan yang
sempurna secara tiba-tiba di bumi ini. Catatan fosil juga membantah adanya transisi dari air ke
darat. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, transisi dari air ke darat adalah sebuah dongeng khayal
yang dibuat-buat oleh para evolusionis. Tidak ada satu fosil pun yang menunjukkan bahwa pernah
terdapat makhluk separuh ikan-separuh amfibi. Evolusionis telah menggali lapisan fosil selama
kurang lebih 140 tahun untuk mencari bentuk hipotesis yang mereka usulkan. Mereka telah
menemukan jutaan fosil invertebrata dan jutaan fosil ikan, tetapi tidak pernah menemukan satu
bentuk peralihan pun antara invertebrata dan ikan.
Selain itu, catatan fosil juga membantah asal usul burung dan mamalia. Evolusionis
mengatakan bahwa burung dan mamalia berasal dari reptil. Seperti yang sudah dipaparkan di atas,
evolusionis mengatakan bahwa terdapat seekor burung yang dinamakan archaeopteryx. Menurut
para evolusionis, archaeopteryx adalah hasil evolusi dari reptil. Namun beberapa fosil baru yang
baru ditemukan menggugurkan rekayasa tersebut. Pada tahun 1995 ditemukan fosil burung baru
yang dinamai confuciusornis.Usia fosil burung ini sama dengan archeopteyx, tetapi tidak bergigi.
Burung ini tampak sangat mirip dengan burung modern. Kenyataan ini menggugurkan semua
anggapan evolusionis yang menyatakan bahwa archeopteryx adalah nenek moyang dari semua
burung.
2. Protein menggugat teori kebetulan
Jika kita berbicara tentang sel, maka kita tidak bisa meniggalkan satu bahasan utama yaitu
protein. Protein adalah molekul raksasa yang terdiri dari satuan kecil yang disebut asam amino
yang tersusun dalam urutan tertentu, dengan jumlah dan struktur tertentu. Molekul ini merupakan
bahan pembangun sel hidup. Protein yang paling sederhana terdiri dari lima puluh asam amino,
tetapi ada beberapa protein yang terdiri dari ribuan asam amino. Teori evolusi yang menyatakan
bahwa semua terjadi secara kebetulan tidak bisa menjelaskan tentang keteraturan struktur protein.
Protein terlalu rumit untuk dijelaskan dengan teori kebetulan. Pembentukan protein secara
kebetulan sangatlah tidak mungkin. Hal ini telah dibuktikan dengan perhitungan statistik. Dan
hasilnya perhitungan ini menghasilkan “probabilitas nol” atau mustahil.

G. RUNTUHNYA TEORI EVOLUSI


Teori evolusi yang telah bertahan selama 150 tahun akhirnya runtuh. Perkembangan ilmu
pengetahuan, terutama dalam bidang biologi adalah salah satu penyebabnya. Biologi saat ini telah
berkembang begitu pesat. Bahkan dalam perkembangannya biologi berhasil mengungkap berbagai
permasalahan mengenai makhluk hidup. Permasalahan yang pada masa Darwin belum bisa
dijawab kini telah terjawab. Tapi seperti yang sudah dijelaskan di atas, berkembangnya ilmu
biologi justru menjadikan teori evolusi semakin terpojok dan akhirnya runtuh. Teori evolusi tidak
tiba-tiba runtuh. Tetapi keruntuhan teori ini disebabkan adanya berbagai pertanyaan yang tidak
mampu terjawab oleh tokoh evolusi hingga saat ini. Beberapa pertanyaan tersebut antara lain:
1. Mengapa pernyataan “genom manusia 99% sama dengan genom kera” tidak benar?
Banyak sumber yang menyatakan bahwa manusia dan kera memiliki kesamaan sebesar
99% dalam informasi genetik keduanya. Pernyataan ini adalah pernyataan yang menyesatkan.
Sebuah studi di tahun 2002 Sebuah studi di tahun 2002 mengungkapkan bahwa propaganda
evolusionis dalam perihal ini adalah sepenuhnya tidak benar. Pernyataan evolusionis ini terutama
terpusat pada simpanse, dan menyatakan bahwa jenis kera inilah yang terdekat dengan manusia,
dan oleh karena itu terdapat hubungan kekerabatan di antara keduanya.
Manusia dan simpanse tidaklah "99% sama" seperti kata dongeng evolusionis. Kesamaan
genetis ternyata tak sampai 95%.Ahli biologi dari California Institute of Technology yang bernama
Roy Britten berkata dalam sebuah studi bahwa cara baru pembandingan gen memperlihatkan
bahwa kesamaan genetis antara manusia dan simpanse hanyalah 95%. Britten mengambil
kesimpulan ini berdasarkan sebuah program komputer yang membandingkan 780.000 dari 3 miliar
pasang basa dari heliks DNA manusia dengan yang ada pada simpanse. Ia menemukan lebih
banyak ketidakcocokan daripada yang ditemukan para peneliti sebelumnya, dan menyimpulkan
bahwa sedikitnya 3,9 persen basa DNA adalah berbeda.

2. Mengapa pernyataan bahwa dinosaurus berevolusi menjadi burung adalah mitos tidak
ilmiah?
Teori evolusi bersandar pada komentar-komentar berprasangka dan pemutarbalikkan
kebenaran untuk menjelaskan kemunculan makhluk hidup dan seluruh keberagamannya. Teori
evolusi menyatakan bahwa nenek moyang dari burung adalah dinosaurus. Pernyataan ini
memunculkan dua pertanyaan yang harus dijawab. Pertama, "bagaimana dinosaurus mulai
menumbuhkembangkan sayap?".Kedua, "mengapa tidak ada jejak perkembangan semacam itu
dalam catatan fosil?". Ada dua teori yang diajukan oleh tokoh evolusi dalam masalah ini. Teori
yang pertama disebut teori kursorial.
Menurut teori ini, dinosaurus berubah menjadi burung dengan cara melompat dari tanah ke
udara untuk menangkap serangga terbang. Sedangkan teori yang kedua disebut teori arboreal.
Menurut teori arboreal dinosaurus yang hidup di dahan pepohonan berubah menjadi burung karena
berusaha melompat dari dahan ke dahan. Tetapi kedua teori tersebut tetap saja tidak bisa digunakan
sebagai jawaban atas pertanyaan diatas. Untuk menutupi hal itu para tokoh evolusi mengajukan
sebuah makhluk yang disebut archaeopteryx. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, archaeopteryx
dianggap sebagai bentuk peralihan antara burung dan dinosaurus. Tetapi, kajian terakhir atas fosil
archaeopteryx menunjukkan bahwa penjelasan ini tidak memiliki dasar ilmiah. Archaeopteryx
bukan bentuk peralihan, melainkan spesies burung yang sudah punah, yang tidak jauh berbeda
dengan burung modern. Studi lanjutan mengenai fosil archaeopteryxtelah menjatuhkan landasan
teori evolusi yang mengatakan bahwa dinosaurus berevolusi menjadi burung. Kajian terbaru
mengenai burung unta juga ikut menggugurkan dongeng burung-dino.

3. Bagaimana struktur tubuh hewan purba meruntuhkan teori evolusi?


Dalam catatan fosil, makhluk hidup membentuk untaian atau rantai. Bila kita perhatikan
rantai ini dari makhluk paling purba sampai yang paling muda, tampaklah bahwa makhluk hidup
muncul dalam bentuk mikroorganisme, hewan laut tak bertulang belakang (invertebrata), ikan,
amfibi, reptil, unggas, dan mamalia. Pendukung teori evolusi membahas rantai ini dengan penuh
praduga, sambil berupaya menyajikannya sebagai bukti teori evolusi. Mereka menyatakan bahwa
makhluk hidup berkembang dari bentuk sederhana menuju bentuk yang lebih kompleks, dan
selama proses ini berlangsung, beraneka ragam makhluk hidup pun tercipta. Perkembangan
makhluk hidup dari bentuk primitif ke bentuk kompleks adalah praduga evolusionis yang tak benar
sedikit pun. Profesor biologi asal Amerika, Frank L. Marsh, yang mengkaji pernyataan kaum
evolusionis, dalam bukunya “Variation and Fixity in Nature” menyatakan makhluk hidup tak dapat
disusun dalam sebuah urutan yang senantiasa bersambung tanpa putus dari bentuk sederhana ke
bentuk rumit.
Banyak fosil dari hewan purba yang bisa dijadikan fakta untuk meruntuhkan teori evolusi.
Salah satu contoh hewan purba yang sangat berpengaruh dalam keruntuhan teori evolusi adalah
trilobita. Trilobita yang termasuk filum Arthropoda, adalah makhluk sangat rumit dengan
cangkang keras, memiliki tubuh yang bersendi, dan organ-organ kompleks. Hewan ini memiliki
mata yang sangat rumit. Mata trilobita terdiri atas beratus-ratus faset kecil, yang masing-masing
terdiri atas dua lapisan lensa. Begitu juga dengan lalat yang memiliki mata juga rumit. Dan butuh
insinyur yang handal dan kreatif pada saat ini untuk bisa mengembangkan mata seperti itu.
Sehingga kedua hewan ini sudah bisa digunakan sebagai dasar untuk meruntuhkan teori evolusi.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa makhluk hidup tidak berkembang dari bentuk sederhana
ke bentuk yang kompleks. Pada saat pertama kali muncul, makhluk hidup sudah teramat kompleks.

4. Mengapa peristiwa metamorfosis bukanlah bukti kebenaran teori evolusi?


Metamorfosis adalah proses perkembangan yang dilakukan oleh beberapa makhkuk hidup.
Metamorfosis biasanya terjadi pada serangga. Mereka yang tak begitu memahami biologi, serta
mereka yang mendukung teori evolusi, kadang-kadang mencoba menggambarkan proses itu
sebagai bukti evolusi. Sumber-sumber yang menyatakan metamorfosis sebagai "contoh evolusi"
adalah omong kosong. Hal ini merupakan hasil propaganda dangkal dan sempit, yang bertujuan
menyesatkan mereka yang kurang paham tentang perihal ini, pendukung evolusi yang masih baru,
serta guru-guru biologi Darwinis yang tidak benar-benar tahu masalahnya.Metamorfosis
merupakan proses yang sudah direncanakan, dan tidak ada kaitannya dengan mutasi ataupun faktor
kebetulan. Metamorfosis tidaklah disebabkan oleh kebetulan. Penyebab proses ini adalah data
genetis yang sudah menjadi bagian terpadu makhluk tersebut sejak lahir.Penelitian ilmiah terakhir
tentang metamorfosis telah menunjukkan bahwa peristiwa metamorfosis adalah proses rumit yang
dikendalikan oleh beberapa gen yang berlainan.Yang terjadi dalam peristiwa metamorfosis adalah
irreducible complexity (kerumitan tak tersederhanakan).
Proses metamorfosis terjadi melalui keseimbangan dan pewaktuan hormon yang sangat
teliti, yang dipengaruhi oleh beragam gen. Kesalahan terkecil sekali pun akan mengakibatkan
kematian makhluk hidup tersebut. Oleh sebab itu, tidak mungkin proses serumit ini dapat terjadi
secara kebetulan dan bertahap. Karena kesalahan sekecil apa pun akan mengakibatkan kematian
hewan tersebut. Sehingga mustahil menjelaskan peristiwa ini dengan mekanisme "trial and error"
(coba-coba) atau seleksi alam, seperti pendapat evolusionis. Tidak ada satu pun makhluk yang
dapat bertahan berjuta-juta tahun, untuk menunggu bagian tubuh yang diperlukannya muncul
secara kebetulan.

5. Mengapa DNA tidak mungkin dijelaskan sebagai sebuah “kebetulan”?


Seperti yang sudah kita ketahui, DNA adalah sebuah materi yang membawa kode genetik.
DNA berisi informasi genetik yang berperan dalam pewarisan sifat. DNA dari satu sel manusia
saja sudah berisi informasi yang cukup untuk mengisi ensiklopedi yang terdiri dari sejuta halaman.
Kita tidak mungkin habis membacanya dalam seumur hidup. Jika seseorang mulai membaca satu
kode DNA per detik, tanpa henti, sepanjang hari, setiap hari, akan diperlukan waktu 100 tahun.
Sebab, ensiklopedia tersebut berisi hampir tiga miliar kode yang berbeda-beda. Jika kita tulis
semua informasi DNA pada kertas, maka panjangnya akan membentang dari Garis Katulistiwa
mencapai Kutub Utara. Ini berarti sekitar 1000 jilid buku, cukup untuk mengisi sebuah
perpustakaan yang besar. Lebih dari itu, semua informasi ini terkandung dalam inti setiap sel.
Artinya, bila setiap individu terdiri dari sekitar 100 triliun buah sel, maka akan terdapat 100 triliun
versi dari perpustakaan yang sama.
Sisi menarik lainnya adalah semua makhluk hidup di planet ini telah diciptakan menurut
paparan kode yang ditulis dalam bahasa yang sama ini. Tidak ada bakteri, tumbuhan ataupun
hewan yang tercipta tanpa DNA. Terlihat jelas bahwa seluruh kehidupan muncul sebagai hasil
berbagai pemaparan yang menggunakan satu bahasa, dan berasal dari sumber pengetahuan yang
sama.Hal ini membawa kita kepada satu kesimpulan yang jelas. Semua kehidupan di bumi, hidup
dan berkembang biak menurut informasi yang diciptakan oleh satu kecerdasan tunggal. Hal ini
menjadikan teori evolusi sama sekali tak berarti. Sebabnya, dasar teori evolusi adalah "kebetulan",
sedangkan peristiwa kebetulan tidak mampu menciptakan informasi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1. 1. Teori Evolusi Charles Darwin

Dalam teori ini menurut Darwin aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah
oleh Tuhan, tetapi berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lain
akibat kondisi alam.contoh pada halnya manusia bahwa darwin berpendapat kalau manusia itu
berasal dari monyet sebagai nenek moyangnya, Menurut mereka, selama proses evolusi yang
diperkirakan berawal 4-5 juta tahun lalu, terdapat beberapa “bentuk transisi” antara manusia
modern dan nenek moyangnya. Menurutnya sekenario yang sepenuhnya rekaan ini, terdapat 4
kategori dasar:

1. Australopithecus (kera dari selatan), evolusionis menyatakan bahwa Australopithecus


memiliki anatomi kera. Akan tetapi mereka berjalan dengan tegap seperti manusia
2. Homo habilis (kera yang dinyatakan sebagai manusia)
3. Homo erectus (susunan wajah yang salah)
4. Homo sapiens (mendekati bentuk manusia) Secara khusus diciptakan spesies baru
pengganti spesies yang punah. Spesies-spesies tersebut berevolusi dari pendahuluannya
yang tidak tersingkir bahwa spesies yang hidup sekarang ini berasal dari spesies-spesies
yang hidup di masa-masa silam yang mengalami evolusi melalui seleksi alam.

Darwin mengatakan bahwa manusia itu berasal dari monyet yang mengalami evolusi karna
adanya seleksi alam,teori darwin ini sangat bertentangan dengan teori penciptaan yakni teori ini
mengatakan bahwa evolusi manusi itu berasal dari sang pencipta,itu banyak di tantang oleh para
ilmuwan salah satu contohnya yaitu:

Francis crik, seorang evolusionis molekuler, pemenagng hadiah nobel mengakuai bahwa molekul
yang begitu rumit tidak mungkin muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba karena kebetulan
sebagai hasil dari proses evolusi.teori darwin juga bertentangan dengan agama karna
menyimpang dari ajaran agama, atau kepercayaan-kepercayaan lain menyebabkan ilmu evolusi
sulit berkembang.

v Alasan darwin manusia mirip kera yaitu:

1. Mata menghadap ke depan


2. Ibu jari tungkai depan dapat digerakkan ke segala arah, mempunyai kelenjar susu
(glandulla mammae) yang terletak di dada.
3. Rahim satu ruang simpleks.

1. 2. Teori Penciptaan.

Teori ini beranggapan bahwa manusia itu ada karna ada yang menciptakannya. Saat Allah Swt.
merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat “cerita” tentang asal-usul
manusia, malaikat Jibril seolah khawatir karena takut manusia akan berbuat kerusakan di muka
bumi. malaikat bersujud kepada manusia, sementara iblis tetap dalam kesombongannya dengan
tidak melaksanakan firman Allah. Inilah dosa yang pertama kali dilakukan oleh makhluk Allah
yaitu kesombongan. Karena kesombongan tersebut Iblis menjadi makhluk paling celaka dan
sudah dipastikan masuk neraka. Kemudian Allah menciptakan Hawa sebagi teman hidup Adam.
Allah berpesan pada Adam dan Hawa untuk tidak mendekati salah satu buah di surga, namun
Iblis menggoda mereka sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam kondisi yang menakutkan.
Allah menghukum Adam dan Hawa sehingga diturunkan kebumi dan pada akhirnya Adam dan
Hawa bertaubat. Taubat mereka diterima oleh Allah, namun Adam dan Hawa menetap
dibumi.ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat al-baqarah ayat 33-39. Kini manusia yang
mempunyai agama masing-masing menyakini akan hal yang yang telah diceritakan agama
mereka sendiri.

1. 3. Teori Ilmu Pengetahuan

Ada tiga alasan ilmiah yang menjadi dasar bahwa manusia bukan berasal dari kera

1. Mata

Ilmu pengetahuan mengakui bahwa mata hanya dapat berfungsi jika tersusun sepenuhnya. Mata
setengah jadi tidak akan bisa melihat. Jika kehilangan lensa mata saja, maka mata akan rusak dan
tidak dapat melihat sama sekali. Teori evolusi menyatakan bahwa manusia terjadi melalui proses
secara bertahap secara kebetulan. Maka akan terjadi proses setengah jadi lalu jadi. Hal ini tidak
bisa terjadi pada mata, karena mata tersusun atas bagian yang sangat komplek dan tak
tersederhanakan. Oleh karena itu teori evolusi dinyatakan runtuh.

1. Temuan Fosil

Dalam bukunya, The Origin of Species, Darwin menulis,

“Jika setiap spesies berasal dari spesies lain secara bertahap, mengapa dimana-mana kita tidak
melihat bentuk transisi yang amat banyak,Akan tetapi, dikawasan antara, yang mempunyai
kondisi antara kehidupan, mengapa kita sekarang tidak menemukan jenis yang kemungkinan
besar merupakan perantara,Kesulitan ini cukup membingungkan saya dalam waktu lama.”

1. Sel

Menuru Darwin manusia dan semua makhluk hidup berasal dari nenek moyang yang sama yang
berupa makhluk bersel satu. Makhluk bersel satu tersebut terus berevolusi hingga menjadi kera,
dari kera menjadi manusia dalam waktu yang lama. Namun nyatanya dulu, Darwin bisa melihat
sel hanya permukaannya saja yang berupa kotak sederhana. Darwin juga tidak mampu
menjelaskan asal usul sel tersebut. Oleh karena itu, lagi-lagi Teori Darwin dinyatakn runtuh.

BAB III

PEMBAHASAN
1. 1. Pengertian Evolusi

Evolusi sendiri mempunyai arti bahwa perubahan pada mahluk hidup yang berlangsung sedikit
demi sedikit dan memerlukan waktu yang sangat lama.

1. 2. Berdasarkan beberapa teori diatas maka dapat kami bahas proses evolusi
pada manusia diantaranya sebagai berikut:

1. a. Berdasarkan teori charles darwin.

menyatakan bahwa variasi pada organisme merupakan variasi karakteristik yang muncul pada
kenampakan fenotip pada organisme, serta terjadi seleksi alam dalam kehidupan suatu
organisme, sebab individu yang mempunyai variasi yang sesuai dengan lingkunga maka ia dapat
bertahan hidup dan berkembangn biak, dan sebaliknya.pada teori darwis ia menyatakan bahwa
manusia itu berasal dari nenek moyang mereka yakni kera,dimana karna adanya evolusi maka
manusia itu dapat berevolusia sesuai dengan dunianya sekarang,namun teori darwin juga
bertentangan dengan teori alamiah dan teori agama,sebab pada teori alamiah ada juga 3 bukti
yang menyatakan bahwa manusia bukan berasal dari kera diantaranya mata, sel dan temuan fosil.
Sedangakan untuk teori penciptaan manusia itu ada karena ada yang menciptakannya. Pada teori
darwin ini ia menyatakan bahwa manusia itu ada karna ada unsur ketidak segajaan, ia
berpendapaat manusia berevolusi lebih dari beberapa tahun lalu yang berawal dari beberapa kera.

1. b. Berdasarkan Teori Penciptaan.

Disini kami akan membahas tentang evolusi manusia dari dua sudut pandang berbeda yakni
darwis dan dalil al-Qur’an, sudah dijelaskan diatas bahwa darwis berpendapat manusia berasal
dari kera, sebab manusia berasal dari satu sel, nenek moyang dan mengalami evolusi karna tidak
berhasil adaptasi dengan lingkungannya, sedangkan dalam islam sudah jelas bahwa manusia
pertama dalah nabi adam as,yang di ciptakan oleh allah swt, sedangkan darwin juga menyatakan
bahwa manusia itu muncul karna adanya nenek moyang mereka dan tidak meyakini adanya
penciptaan. Teori darwin sangat bertentangan dalam hal agamis, dan bilogi juga diamana Charles
Robert Darwin tidak lain ternyata hanyalah seorang naturalis amatir asal Inggris, Darwin tidak
pernah mengenyam pendidikan formal di bidang biologi. Ia hanya memiliki ketertarikan amatir
pada alam
Hipotesis Darwin tidak berdasarkan penemuan atau penelitian ilmiah apa pun, tetapi kemudian ia
menjadikannya sebuah teori monumental berkat dukungan dan dorongan para ahli biologi
materialis terkenal pada masanya. Gagasannya menyatakan bahwa individu-individu yang
beradaptasi pada habitat mereka dengan cara terbaik, akan menurunkan sifat-sifat mereka kepada
generasi berikutnya. Sifat-sifat yang menguntungkan ini lama-kelamaan terakumulasi dan
mengubah suatu individu menjadi spesies yang sama sekali berbeda dengan nenek moyangnya.
Menurut Darwin, manusia adalah hasil paling maju dari mekanisme ini. berdasarkan teori
penciptaan manusia ada karna ada yang menciptakannya,dan khusus orang yang beragma mereka
myakini bahwa manusia itu di ciptaan oleh tuhan mereka dan itu sampai sekarang menjadi
faktanya serta didukun oleh bidang biologi tentang evolusi manusia yakni pertemuan antara tel
jantan dan betina.khusunya agama islam manusia pertama yaitu nabi adam.a.s. dimana beliau
lah yang menjadi nenek moyang umat islam,dan siti hawa sebagai manusia ke-2, adam
diciptakan dari tanah,dan ditupkan ruh dan oleh malaikat atas perintah allah dan ahirnya ia
menjadi seorang manusia,sedangkan siti hawa diciptakan dari tulang rusuknya.

1. 3. Berdasarkan Teori Ilmu Pengetahuan.

Sebelum proses fertilisasi (baca : pembuahan) terjadi, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki
pada satu waktu dan menuju sel telur yang jumlahnya hanya satu setiap siklusnya . Sperma-
sperma melakukan perjalanan yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur karena saluran
reproduksi wanita yang berbelok2, kadar keasaman yang tidak sesuai dengan sperma, gerakan
‘menyapu’ dari dalam saluran reproduksi wanita,dan juga gaya gravitasi yang berlawanan .
Hanya seribu dari 250 juta sperma yang berhasil mencapai sel telur. Sel telur, hanya akan
membolehkan masuk satu sperma saja . Setelah masuk dan terjadi fertilisasi pun, belum tentu si
zygot ini (bahasa biologinya : konseptus) menempel di tempat yang tepat di rahim. Sel tunggal
yang dikenal sebagai “zigot” dalam ilmu biologi ini akan segera berkembang biak dengan
membelah diri hingga akhirnya menjadi “segumpal daging”. Tentu saja hal ini hanya dapat
dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop. dan jangan dikira prosesnya simpel dan mudah.
prosesnya kompleks dan kritis di setiap proses pembelahannya, kalau sampai ada kesalahan kecil
sedikit aja maka akan kesalahan fatal. Sisi penting lain tentang informasi yang disebutkan dalam
ayat-ayat Al Qur’an adalah tahap-tahap pembentukan manusia dalam rahim ibu. Disebutkan
dalam ayat tersebut bahwa dalam rahim ibu, mulanya tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya
terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini. Kemudian air mani itu menjadi segumpal
darah, lalu segumpal darah itu menjadi segumpal daging, dan segumpal daging itu menjadi
tulang-belulang, lalu tulang belulang itu dibungkus dengan daging. Kemudian menjadi makhluk
yang (berbentuk) lain. Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan embrio
dalam rahim ibu. Hingga akhir-akhir ini, para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan
otot dalam embrio terbentuk secara bersamaan. Penelitian di tingkat mikroskopis ini
menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis seperti yang
digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras.

Demikian sedikit kutipannya dari sebuah buku yang pernah saya baca. Disana terlihat jelas
bahwa Darwin menyadari kelemahan teorinya. Ia menyatakan jika tidak ditemukan bentuk
transisi dan ada bentuk yang tidak mungkin terjadi karena evolusi karena tak tersederhanakan
maka teorinya runtuh.Penemuan fosil dari waktu kewaktu belum menemukan adanya bentuk
transisi. Sehingga secara otomatis Teori Darwin runtuh dengan sendirinya. Saya rasa cukup tiga
alasan ilmiah yang menjadi dasar bahwa manusia bukan berasal dari kera. Jadi jelas bahwa teori
evolusi hanyalah mitos belaka yang kemudian dijadikan sebuah dogma melalui gencarnya
propaganda. Kini tidak ada alasan ilmiah yang kuat yang bisa membuktikan kebenaran ilmiah
teori evolusi. Apalagi ditambah dengan penjelasan dari kitab suci Al-Qur’an, hal ini tentunya
menambah kepercayaan kita bahwa teori evolusi merupakan sebuah kesalahan. Banyak teori
yang menantang teori darwin sehingga, teori darwin dinyatakan runtuh. Sebab di dukung
oleh beberapa alasan yang menyebabkan runtuhnya teori evolusi diantaranya:
1. Mata dimana Ilmu pengetahuan mengakui bahwa mata hanya dapat berfungsi jika
tersusun sepenuhnya. Mata setengah jadi tidak akan bisa melihat. Jika kehilangan lensa
mata saja, maka mata akan rusak dan tidak dapat melihat sama sekali. Teori evolusi
menyatakan bahwa manusia terjadi melalui proses secara bertahap secara kebetulan.
Maka akan terjadi proses setengah jadi lalu jadi. Hal ini tidak bisa terjadi pada mata,
karena mata tersusun atas bagian yang sangat komplek dan tak tersederhanakan. Oleh
karena itu teori evolusi dinyatakan runtuh.

1. Temuan FosilDalam bukunya, The Origin of Species, Darwin menulis,”Jika setiap spesies
berasal dari spesies lain secara bertahap, mengapa dimana-mana kita tidak melihat bentuk
transisi yang amat banyak,Akan tetapi, dikawasan antara, yang mempunyai kondisi
antara kehidupan, mengapa kita sekarang tidak menemukan jenis yang kemungkinan
besar merupakan perantara,Kesulitan ini cukup membingungkan saya dalam waktu lama.

“Demikian sedikit kutipannya dari sebuah buku yang pernah saya baca. Disana terlihat jelas
bahwa Darwin menyadari kelemahan teorinya. Ia menyatakan jika tidak ditemukan bentuk
transisi dan ada bentuk yang tidak mungkin terjadi karena evolusi karena tak tersederhanakan
maka teorinya runtuh.Penemuan fosil dari waktu kewaktu belum menemukan adanya bentuk
transisi. Sehingga secara otomatis Teori Darwin runtuh dengan sendiri

1. Sel menurut Darwin manusia dan semua makhluk hidup berasal dari nenek moyang yang
sama yang berupa makhluk bersel satu. Makhluk bersel satu tersebut terus berevolusi
hingga menjadi kera, dari kera menjadi manusia dalam waktu yang lama. Namun
nyatanya dulu, Darwin bisa melihat sel hanya permukaannya saja yang berupa kotak
sederhana. Darwin juga tidak mampu menjelaskan asal usul sel tersebut. Oleh karena itu,
lagi-lagi Teori Darwin dinyatakan runtuh.

Saya rasa cukup tiga alasan ilmiah yang menjadi dasar bahwa manusia bukan berasal dari kera.
Jadi jelas bahwa teori evolusi hanyalah mitos belaka yang kemudian dijadikan sebuah dogma
melalui gencarnya propaganda. Kini tidak ada alasan ilmiah yang kuat yang bisa membuktikan
kebenaran ilmiah teori evolusi. Apalagi ditambah dengan penjelasan dari kitab suci Al-Qur’an,
hal ini tentunya menambah kepercayaan kita bahwa teori evolusi merupakan sebuah kesalahan.
Sedagkan dan sampai sekarang itu merupakan faktanya dan didukun fakta biologi lainnya.

Berdasarkan teori ke-1 yakni teori charles darwin ternyata ada mekanisme evolusinya khusu inti
dari seleksi alam dimana tingkat adaptasi mahluk hidup sangat di butuhkan dalam
melangsungkan hidupnya dimana apabila ia gagal beradaptasi maka akan tersingkir(mati) Ia
menyatakan bahwa mekanisme evolusi salah satunya adalah seleksi alam sebab memilki
penjelasan sebagai berikut:

a. Adanya hasil perkawinan dimana variasi yang adaptif akan hidup dan sebaliknya

b. Adanya faktor pembatas alam seperti makanan,cahaya,tempat hidup,predator,dll.


c. Tingkat kesuksesan mahluk hidup itu sendiri.

d. Adaptasi (intinya) .

Anda mungkin juga menyukai