Anda di halaman 1dari 40

BUKU AJAR

EVOLUSI

PENYUSUN
Drs. Sumadi, M.Si
Dr. Margareta R

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
BAB I
Pengertian dan Perkembangan Teori Evolusi

1. Pendahuluan
Pemikiran evolusi modern dirintis oleh Charles Darwin dan A.R. Wallace.
Teori evolusi telah membuka lembaran baru di dalam cara pandang/berfikir
manusia pada masa itu (sampai sekarang), utamanya di bidang Biologi (dan ilmu-
ilmu lain). Teori yang dicetuskan Charles Darwin tahun 1859 dalam sebuah buku
On the Origen of Species by Mean of Natural Selection ditulis berdasarkan
penelitian ilmiah selama lima (5) tahun di berbagai belahan Bumi dalam
ekspedisinya bersama kapal H.M.S. Beagle.
Pada saat itu belum berkembang cara berfikir ilmiah, karena saat itu metode
ilmiah belum merupakan cara berfikir yang diakui seperti saat ini. Darwin
merupakan pelopor penggunaan cara berfikir ilmiah dan penggunaan metode
ilmiah. Darwin mengungkapkan gagasannya berdasarkan fakta yang diperoleh dari
lingkungan (alam) selama ekspedisinya. Fakta-fakta atau data-data hasil penelitian
selama ekspedisi digunakan untuk memperkuat gagasanya, karena itulah ia
dianggap sebagai orang yang pertama kali mengungkapkan gagasan berdasarkan
fakta hasil pengamatan di alam (lapangan). Cara pengungkapan gagasan ala
Darwin itu mendapatkan sambutan hangat di kalangan cendekiawan pada waktu
itu, walaupun tidak sedikit pula yang menentangnya. Darwin sendiri masih sempat
menyaksikan bahwa teori yang diusulkannya (evolusi) dapat diterima masyarakat
pada saat itu. Cara pandang yang dilakukan Darwin mengungkapkan gagasan-
gagasan/konsep disertai bukti-bukti hasil penelitiannya, akhirnya berkembang
hingga saat ini. Pemikiran seperti yang di lakukan oleh Darwin, saat ini dikenal
dengan pemikiran menggunakan metode ilmiah. Itulah sebabnya teori Darwin
tentang evolusi masih tetap bertahan.
Adanya pro dan kontra disekitar teori Evolusi adalah suatu hal yang wajar,
karena setiap konsep, prinsip, teori, dan hukum dalam ilmu pengetahuan bersifat
tentatif. Terbuka bagi siapa saja untuk mengujinya, jika yang kemudian lebih baik
maka secara otomatis akan menggantikannya, seperti yang dialami teori geosentris
yang kemudian digantikan oleh teori Heliosentris. Sepanjang belum ada teori yang
lebih baik dengan bukti-bukti yang lebih akurat maka suatu teori masih tetap
berlaku, termasuk teori evolusi.
Sekali lagi karena evolusi diusulkan dengan metode ilmiah, maka teori itu
masih bertahan hingga sekarng ini. Metode ilmiah inilah yang menjadi anutan para
pakar diberbagai bidang ilmu, termasuk ilmu-ilmu sosial. Itulah sebabnya Evolusi
dianggap sebagai permulaan jaman modern di bidang Biologi (dan ilmu-ilmu lain).
Sejak saat itu penelitian-penelitian yang dibangun berdasarkan metode ilmiah tak
pernah surut, dan bahkan berkembang pesat hingga kini.

2. Pengertian Evolusi
Untuk memperoleh kesatuan bahasa maka perlu dirumuskan terlebih dahulu
mengenai pengertian evolu
a. Arti secara Umum
Secara umum pengertian awal evolusi adalah perubahan yang berjalan
lambat dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih kompleks, menuju
kesempurnaan atau ke kepunahan. Disini disebutkan bahwa terjadinya perubahan
itu berlangsung lambat, memakan waktu lama. Orang menyebutnya memakan
waktu jutaan tahun, suatu kurun waktu yang cukup panjang. Disebutkan pula akhir
suatu proses evolusi adalah menuju kesempurnaan atau kepunahan. Yang sempurna
disebut evolusi progresif, yang akan hidup terus, yang sesuai dengan lingkungan,
yang akan lestari. Yang menuju ke punahan disebut evolusi regresif, musnah dari
muka Bumi, karena tidak bisa bertahan lagi dengan lingkungannya.

b. Pengertian Evolusi menurut Biologi


Bioevolusi adalah perubahan lambat dari suatu hayati (populasi) dari yang
sederhana ke yang lebih kompleks. Satu-satuan hayat dalam evolusi adalah
populasi dari suatu spesies. Satu-satuan hayat ini disebut sebagai unit dasar evolusi.
Dalam evolusi yang berubah adalah populasi dari suatu spesies, bukan individu.
Jadi perubahan yang terjadi pada individu tidak berguna bagi proses evolusi.
Selanjutnya batasan evolusi berkembang terus sesuai dengan perkembangan
ilmu-ilmu lain, terlebih-lebih setelah genetika dapat dipakai sebagai dasar untuk
mengungkap masalah evolusi.

c. Batasan Evolusi menurut Genetika


Evolusi adalah perubahan dalam frekwensi gen (T.Yacob).
Evolusi adalah transpormasi statistik populasi (Swell Wright).
Evolusi adalah deferensiasi populasi (Suriaatmadja).
Inti masalah evolusi adalah One from each other (makhluk hidup yang satu
berkembang dari yang lain) dan One after each other (makhluk hidup yang satu
adanya sesudah yang lain). Yang pertama dapat dibuktikan hanya pada tingkat
spesies, yaitu pada jalur yang sejenis, misal jalur evolusi kuda, gajah dan
sebagainya. Juga dapat dianalisis berdasarkan hukum rekapitulasi dari Ernst Haekel
yang menyatakan bahwa ontogeni adalah ulangan singkat dari filogeni. Sedangkan
yang ke dua lebih mudah dibuktikan berdasarkan umur fosil yang diketemukan.

3. Teori-teori Evolusi
Evolusi terjadi karena perubahan di dalam frekwensi gen suatu populasi
dalam jangka waktu tertentu. Seleksi alam (natural selection) berperan sebagai
pengarah dalam perubahan-perubahan tersebut, dengan hasil bahwa mereka yang
beradaptasi terhadap lingkungannya akan tetap lestari di permukaan Bumi ini.
Sifat-sifat yang baru yaitu variasi, muncul karena adanya mutasi dan rekombinasi,
berarti suatu perubahan dalam frekuensi gen, kemudian variasi-varisai itu
mengalami ujian-ujian dalam daya penyesuainnya.
Dalam jangka waktu yang lama, perubahan-perubahan yang terjadi sudah
demikian jauhnya, sehingga populasi yang mula-mula serupa dapat dipisahkan
dalam beberapa kelompok yang berbeda, inilah yang diduga merupakan penyebab
terjadinya kelas-kelas atau fila-fila (phyla), dalam dunia tumbuhan dan hewan.
Hidup mempunyai tiga perlengkapan yang memungkinkan terjadinya
evolusi. Pertama, ialah kapasitas untuk reproduksi. Kedua, ialah kekuatan
progresif, yang menciptakan variasi-variasi baru dalam pola kehidupan, yaitu
mutasi yang berarti perubahan. Ketiga, ialah suatu kecenderungan untuk
mengawetkan variasi-variasi yang dihasilkan oleh mutasi, yaitu hereditas atau
kebakaan.
Medium dari evolusi ialah populasi Mendel, yaitu suatu unit yang terdiri
dari individu-individu yang dapat mengadakan interbreeding dan menghasilkan
keturunan yang fertil. Bahan baku dari proses evolusi ialah genetik yang muncul di
antara individu-individu dalam populasi tersebut. Mekanisme dari evolusi dapat
digambarkan sebagai seleksi alam yang bekerja pada variasi-variasi genetik dari
populasi.
a. Teori Lammarck
Pikiran evolusi sebenarnya telah muncul pada abad ke tujuh masehi. Istilah
evolusi pertama kali diketengahkan di dunia science oleh Herbert Spencer. Pada
permulaan abad ke-19, perhatian orang terhadap evolusi mulai tergugah, dan pada
tahun 1809 seorang biolog Prancis, Jean Babtiste Lammarck mencoba
menerangkan evolusi dengan teorinya tentang diturunkannya (diwariskannya) sifat-
sifat perolehan (acquired characters) dari lingkungannya. Teori yang dikemukakan
adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan menyebabkan kebutuhan akan beberapa struktur tertentu
pada organisme.
2. Organisme mencoba untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
3. Sebagai respon terhadap usaha itu struktur dari organisme tersebut
berubah.
4. Perubahan struktur organisme ini diwariskan kepada generasi berikutnya.
Contoh yang klasik dari teori ini adalah pertumbuhan leher panjang pada
jerapah. Pandangan secara Lammarck akan menafsirkan bahwa nenek moyang
jerapah yang mempunyai leher pendek, cenderung untuk mengulur lehernya sejauh
mungkin untuk dapat mencapai daun-daun pada pohon-pohon yang tinggi sebagai
bahan makanannya. Penguluran leher yang berlangsung secara berulang-ulang ini
menyebabkan keturunannya mempunyai leher yang lebih panjang seperti jerapah
yang kita lihat pada saat ini. Teori ini ternyata tidak dapat dibuktikan.
Meskipun hipotesa evolusi dari Lammarck ini yakni bahwa sifat-sifat yang
didapat karena latihan (sifat-sifat perolehan) diwariskan kepada keturunannya
dianggap rendah oleh beberapa ahli Biologi, tetapi teori Lammarck tidak dapat
menghadapi pembuktian dengan riset secara ilmiah.
Pada zaman Darwin maupun Lammarck, segala sesuatu mengenai genetik
belum ada. Mendel dengan percobaannya belum muncul. Itulah sebabnya tidak
begitu mustahil untuk memikirkan bahwa bagian-bagian tubuh yang berubah dapat
diwariskan. Memang sejak zaman yunani telah terdapat suatu anggapan bahwa
butiran-butiran (pan genes), dari semua bagian tubuh akan menjadi telur dan
spermatozoa.
Pandangan pan genesis dari Yunani inilah yang rupanya dipakai sebagai
dasar genetis dari Lammarck. Jika seorang pelari jarak jauh, mempunyai kaki yang
tumbuh dengan baik, jadi pan genesis pada pelari dengan demikian telah berubah.
Jika pelari ini membentuk spermatozoa, maka pan genesis dari otot kaki pada
spermatozoanya akan berupa tipe yang sudah berubah, dan akan menjadikan otot
kaki anakya berukuran besar. Satu hal yang menentang teori Lammarck adalah
teori pan genesis dimana teori ini tergantung sepenuhnya. Kita mengetahui bahwa
sel soma sama sekali tidak mempengaruhi genotif sel kelamin. Perubahan apaun
pada sel soma tidak akan membawa perubahan pada informasi genetik di dalam
gamet. Pewarisan dari sifat-sifat perolehan (acquired character) belum pernah
dibuktikan.
Ketidak benaran teori Lammarck dapat ditunjukan secara sederhana oleh
Wiesmann (1834-1914) dengan percobaan tikusnya. Setiap kali ekor tikus dipotong
kemudian disilangkan, dipotong lagi kemudian disilangkan lagi, demikian
dilakukan berulang-ulang, tetapi anak tikus yang lahir akan selalu tetap berekor.
Kasus serupa terjadi pada manusia yaitu pada peristiwa circumcicio (sunat). Kita
ketahui bahwa pasangan suami-istri yang sudah sunat, tidak secara otomatis
melahirkan bayi yang sudah dalam keadaan disunat.

b. Teori Darwin
Pertama-tama Darwin menolak suatu pengertian bahwa hidup adalah hasil
dari ciptaan yang mendadak. Dia juga menolak pikiran bahwa semua wujud
organisme di Bumi ini selama berabad-abad tak pernah berubah. Darwin
mengemukakan bahwa perubahan bentuk adalah sesuatu yang harus terjadi.
Makhluk yang hidup pada zaman kini adalah keturunan dari nenek moyang yang
tidak menyerupai. Ditekankan bahwa seleksi alam adalah faktor yang menentukan
aran dalam perubahan tersebut, dan juga merupakan faktor penuntun. Darwin
menjelaskan teori evolusinya berdasarkan seleksi alam. Teori seleksi alam ini
meliputi empat persoalan pokok, yaitu:
1. Di dalam suatu populasi, individu-individu menunjukkan beberapa
variasi. Umumnya, tidak semua biji dari spesies tumbuhan mempunyai
warna yang sama persis, beberapa di antaranya mempunyai warna yang
lebih muda atau lebih tua dari yang lain.
2. Populasi-populasi cenderung untuk menghasilkan lebih banyak
keturunan daripada yang dapat terus hidup (survive), karena sumber-
sumber kehidupan adanya terbatas.
3. Keturunan-keturuna tersebut harus berkompetisi dalam usaha untuk
memperoleh sumber-sumber yang tersedia.
4. Diantara keturunan-keturunan itu, individu-individu yang paling sesuai
dengan lingkungannya akan terus hidup. Karena seleksi dari individu-
individu yang terus hidup tadi dilakukan oleh lingkungannya, maka
Darwin menyatakan hal ini seleksi alam.
c. Teori Darwin-Weismann
Pada zaman Darwin belum diketahui tentang kromosom dan gen sebagai
asal dari sifat keturunan. Weismann melengkapi teori Darwin dengan pernyataan
sebagai berikut:
1. Evolusi merupakan masalah genetika, yaitu menyangkut masalah
bagaimana diwariskannya gen-gen melalui sel kelamin.
2. Sel-sel tubuh (sel soma) tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi
evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika.

d. Teori De Vries
Botanikus belanda inik mengungkapkan teorinya yaitu bahwa perubahan
pada evolusi itu disebabkan oleh adanya mutasi pada gen. Mutasi adalah perubahan
sempurna yang timbul dalam gen yang mengakibatkan perubahan sifat pada
keturunannya. Ia memadukan teori mutasinya dengan teori Darwin menjadi sebagai
berikut :
1. Organisme dengan ciri pembawaan yang baru tampak dengan segera
(bukan perlahan-lahan). Ciri pembawaanu yang baru ini merupakan hasil
dari perubahan atau mutasi di dalam gen.
2. Mutasi dapat membat organisme terpengaruh ataupun tidak terpengaruh
oleh lingkunagn.
3. Sebagai hasil seleksi alam, organisme-organisme dengan hasil mutasi
yang baik (menguntungkan) kebanyakan dapat hidup lebih lama.
4. Sejak hasil mutasi dapat diwariskan, perubahan-perubahan dapat
diharapkan akan berlangsung terus, dan spesies dengan sifat yang baru
akan teus terbentuk.

e. Teori Mendel
Dengan teori genetikanya yang modern, Mendel mengemukakan bahwa
muncunya jenis-jenis baru akibat dari rekombinasi gen-gen. Teori evolusi dari
Mendel dapat dikatkan sebagai teori Neo-Lamarckisme. Genetika dari Mendel ini
digunakan di dalam evolusi sesudah 35 tahun kemudian, yaitu tahun 1990.

f. Teori Ernst Haeckel


Teori evolusinya disebut juga teori rekapitulasi yang menyatakan bahwa
Ontogeni merupakan ulangan singkat dari Filogeni. Tinjauan embriologi pada janin
sesuai dengan perkembangan filogenik organisme (ingat perbandingan tingkat
perkembangan embrio dalam kelas-kelas Vertebrata).
g. Teori Milosteni
Milosteni juga mengemukakan teori evolusi pada tahun 1920. Teorinya
disebut teori evolusi modern dari Milestone. Teori milestone ini merupakan teori
sintetik yang menerangkan evolusi dari bermacam-macam segi dan menggunakan
bermacam-macam ilmu. Evolusi modern ditinjau dari berbagai bidang dan oleh
berbagai ahli, terutama adalah tinjauannya dari segi kimia dan genetika. Beberapa
ahli yang tergabung dalam teori Milestone adalah :
Mitchurin (Rusia), Mendel, Morgan, Lysensko, Muller dengan X-ray
mutationnya, R.A.Fischer dengan Genetical Basis Of Natural Selection. Dengan
analisa matematik. Fischer menunjukkan secara eksak ketidak mungkinan teori
Lammarck. Haldane, natural selection pada perubahan jenis. Sewall Wright, mutasi
pada beberapa segi, dan Julian Huxley.

4. Klasifikasi Evolusi
Evolusi dapat diklasifikasikan menjadi mikro evolusi, makro evolusi dan
mega evolusi. Mikro evolusi adalah evolusi yang terjadi pada tingkat spesies.
Makro evolusi adalah yang terjadi pada tingkat genus sampai familia. Mega evolusi
adalah evolusi yang terjadi pada tingkat di atas familia. Sampai saat ini yang
dibuktikan baru pada tingkat mikro evolusi, sedangkan makro evolusi dan mega
evolusi baru merupakan analisis logis.Dobzhansky, seorang ahli genetika telah
membagi evolusi ke dalam tiga golongan yaitu evolusi kosmik, evolusi biologi,
dan evolusi manusia dan peradaban.

a. Evolusi Kosmik
Telah dimaklumi bahwa alam semesta termasuk Bumi kita ini, tidak
selamanya berada pada keadaan seperti saat ini. Alam yang dikenal pada
waktu ini adalah hasil dari proses pertumbuhan yang telah berlangsung
selama berabad-abad lamanya.
Pada mulanya para penganut paham atomis yang menguasai cabang
ilmu alam, berpendapat bahwa sifat kimia dan fisika dari benda-benda
selalu berada di dalam keadaan seperti sekarang ini. Telah diketahui pula
sejak waktu itu bahwa benda-benda terdiri dari atom-atom dan dianggapnya
bahwa atom tidak dapat berubah dan tidak dapat dibagi lagi. Pandangan
kunci ini hanya sebagian saja yang betul, sebab para ahli fisika telah dapat
menunjukkan bahwa atom masih terdiri lagi dari bagian-bagian yang
disebut proton. Neutron dan elektron. Telah dibuktikan pua terjadinya
perubahan atom dari satu elemen ke atom dari elemen lain. Menurut teori
kosmologi, atom berasal dari zat yang di sebut ylem dan terjadinya atom
adalah karena adanya ledakan hebat yang terjadi pada 5 (lima) biliyun tahun
yang lalu. Saat inilah yang dicatat sebagai permulaan dari evolusi kosmik.
Setelah terjadi pembentukan atom, evolusi kosmik mengarah ke
pembentukan galaksi dari awan-awan atom. Proses ini terjadi kira-kira 3
(tiga) biliyun tahun yang lalu. Bintang dan planet-planet terbentuk di dalam
galaksi. Dunia yang kit diami mungkin terbentuk seperti salah satu planet
tersebut, jadi rupanya sedikit lebih muda dari terbentuknya jagad raya.
Para ahli geologi telah menunjukan bahwa dunia mengalami
perubahan-perubahan selama sejarah pert umbuhannya. Misalnya
munculnya gunung-gunung yang kemudian lenyap lagi oleh adanya erosi,
juga perubahan-perubahan dari pantai dan dasar lautan.

b. Evolusi Biologi
Dunia yang kita diami hanya merupakan suatu titik di jagad raya
yang luas ini, meskipun demikian kita menduga bahwa hanya pada planet
Bumi inilah terdapat kehidupan. Seperti yang kita kenal. Evolusi hidup atau
kehidupan, yaitu evolusi biologis sepanjang pengetahuan para ahli hanya
pernah terjadi di Bumi kita.
Persoalan mengenai beberapa tahun yang lalu kehidupan ini dimulai
belum pernah terdapat kata sepakat. Fosil tertua yang patut dipercaya
berumur 500 juta tahun. Fosil ini adalah sisa-sisa organisme yang hidup di
laut. Meskipun evolusi sudah harus terjadi sebelum waktu itu, ternyata fosil
dari organisme yang berumur lebih dari 500 juta tahun tidak pernah
ditemukan. Hal ini disebabkan karena organisme pada permulaan evolusi
organik (evolusi kehidupan, tanaman dan bintang) mungkin terlalu kecil dan
lembek untuk diawetkan menjadi fosil, juga karena lapisan bumi pada saat
lebih dari 500 juta tahun telah diubah oleh panas dan tekanan, sehingga
calon-calon fosil akan rusak karenanya. Dengan alasan-alasan ini dapat
disimpulkan pula, mungkin kehidupan di Bumi ini telah dimulai lebih dari
500 juta tahun yang lalu. Fosil telah menunjukkan bahwa tumbuhan darat
telah tumbuh kira-kira 400 juta tahun yang lalu, binatang darat 300 juta
tahun yang lalu, vertebrata pertama 200 juta tahun, mamalia 125 juta tahun
dan mereka mulai menyebar kira-kira 75 tahun yang lalu. Tanda-tanda
adanya manusia kurang dari satu juta tahun yang lalu. Demikianlah sejarah
perkembangan kehidupan di Bumi.

c. Evolusi manusia dan Evolusi Peradaban/Kultur


Dengan munculnya manusia, terjadilah evolusi yang ke-3 yaitu
evolusi dari jiwa (spirit) manusia, yang terjalin dengan latar belakang
evolusi kosmik dan evolusi biologi. Dengan masuknya manusia ke dalam
panggung evolusi kosmik telah berakhir. Ketiga evolusi ini berjalan dalam
waktu yang bersamaan.
Anaximander (611-574 SM) dari Yunani, dianggap sebagai ahli
evolusi yang pertama kali mengajarkan bahwa hidup ini berasal dari lumpur
yang dipanasi oleh sinar matahari. Mula-mula muncul tanaman, kemudian
binatang daj akhirnya muncul manusia. Tetapi kemudian ia berpikir ulang
bahwa manusia tidak mungkin berasal dari lumpur, sebab bayi yang baru
dilahirkan tidak dapat mengurus dirinya sendiri. Sejak itu diketahui bahwa
manusia adalah sesuatu yang unik jika dipandang dari sudut biologi. Dapat
dimengerti bahwa manusia adalah hasil evolusi biologi, dan evolusi yang
ditempuhnya tidaklah berbeda dengan evolusi dari organisme lain, hanya
saja evolusi manusia telah berlangsung secara berkelebihan.
Manusia dapat mempergunakan bahsa tertulis, dapat mencapai suatu
keputusan melalui proses abstraksi dan dapat membedakan sesuatu yang
baik dari sesuatu yang jelek. Anak-anak mewarisi peradaban atau kultur
dengan belajar dari orang lain, tidak perlu dari manusia (orang tua) yang
menurunkannya. Warisan biologi teah ditentukan pada waktu terjadinya
pembuahan dan kurang lebih akan tetap demikian seterusnya.
Warisan peradaban diperoleh sepanjang hidup, tetapi teutama selama
masa kanak-kanak dan masa muda. Tidak ada sejenis binatangpun yang
memiliki sesuatu yang mendekati peradaban manusia. Hal yang terpenting
adalah organisasi biologis yang memungkinkan manusia memperoleh dan
mengembangkan peradaban, hingga telah menyebabkan manusia
mendapatkan keuntungan biologis. Manusia menyesuaikan diri dengan
keadaan sekelilingnya dengan memakai kepandaian teknik, pengetahuan
dan lain-lain yang secara keseluruhan dapat disebut peradaban. Kemudian
ternyata bahwa penyebaran peradaban lebih efisien daripada penyebaran
biologis yang hanya dapat diwariskan kepada keturunan-keturunannya
secara langsung. Sebaliknya peradaban dapat disebarkan melalui
percakapan. Tulisan atau melalui beberapa orang tanpa memandang ada-
tidaknya hubungan kekerabatan secara langsung.

BAB II
Perkembangan Teori Evolusi

Pada bagian ini akan diuraikan perkembangan teori evolusi pada masa pra
Darwin baik itu pakar maupun pendapatnya yang berkaitan dengan teori evolusi
atau yang mempengaruhi pikiran Darwin dalam mencetuskan teori evolusinya.
a. Faham evolusi pernah tercetus 400 tahun SM. Kenyataan bahwa makhluk

hidup beraneka ragam dan mengalami perubahan sudah diamati sejak lama,
tetapi tidak melahirkan teori evolusi, bahkan :
1. Parmindes (Yunani) menyatakan bahwa yang teramati itu adalah suatu
ilusi.
2. Heraclitus, menyatakan bahwa makhluk hidup dalam perjalanan
hidupnya selalu mengalami proses yang ajeg (konstan).
3. Anaximander, 250 tahun SM telah menyatakan pendapatnya yang
kedengarannya aneh yaitu bahwa manusia berasal dari sejenis makhluk
yang menyerupai ikan.
4. Empedocles, menyatakan bahwa manusia dan binatang lain terdiri dari
bagian kepala, badan dan tangan yang terpisah-pisah. Pada makhluk
hidup tertentu ketiganya tumbuh menjadi satu, pada makhluk hidup lain
hanya memiliki kepala dan badan misal pada ikan. Ada yang
pertumbuhannya lengkap ada yang tidak lengkap.
b. Teori Autogenesis muncul dengan pernyataannya bahwa proses evolusi karena
adanya dorongan dari dalam makhluk hidup. Ternyata teori ini pasca Darwin
diungkapkan oleh Thilhard de Chardin. Bedanya autogenesis menekankan
bahwa dorongan dari dalam itulah yang menentukan, sementara faktor
lingkungan daabaikan. Jadi evolusi arahnya sudah ditentukan sejak semula dari
dalam makhluk hidup itu sendiri.
c. Paham Finalisme atau Telefinalisme
Paham ini menitik beratkan pada tujuan akhir dari proses evolusi, bahwa
bentuk akhir suatu proses sudah ditentukan. Makhluk hidup berevolusi sampai
ke bentuk akhir, karena adanya kekuatan transenden. Hanya tidak disebut
adanya kekuatan transenden itu. Faham finalisme juga tidak dapat menjelaskan
proses perubahan yang ditentukan oleh kekuatan tersebut.
d. Paham Vitalisme
Paham ini berhubungan erat dengan paham finalisme, dengan memberikan
penjelasan tentang kekuatan transenden yang dimaksudkan oleh paham
finalisme. Vitalisme memberikan penjelasan tentang kekuatan transenden
tersebut sebagai kekuatan alam yang maha hebat (supernatural power).
e. Teori Orthogenesis, Nomogenesis, dan Aristogenesis
Ketiga teori ini sejalan, dengan menganggap bahwa makhluk hidup itu berubah
secara evolutif, dan penentu perubahan itu adalah germ plasma. Paham ini
mengambil contoh tentang bunga yang pada dasarnya segala sesuatunya telah
ada pada kuncup, misalnya tentang warna, bentuk, ukuran, letak dan bentuk
putik serta benang sari, dsb. Perubahan kuncup menjadi bunga hanya
memerlukan tenaga untuk mekarnya bunga. Berkaitan dengan perkembangan
manusia, paham ini mengatakan bahwa bentuk dewasa manusia sudah ada
pada tingkat embrionya.
Tekanan pada ketiga teori ini berbeda-beda. Orthogenesis menitik beratkan
bahwa perkembangan makhluk hidup ada pada garis lurus, jadi perkembangan
makhluk hidup yang menjadi semakin besar, semakin bervariasi itu bertolak
dari yang sudah ada.
Nomogenesis menyatakan bahwa perkembangan hanya berlangsung sesuai
dengan aturan tertentu. Aturan tertentu ini sifatnya mengikat bagi setiap
makhluk hidup, sedangkan teori Aristogeneis memandang bahwa
perkembangan yang terjadi pada makhluk hidup adalah perubahan menuju ke
yang lebih baik.
Perkembangan lebih lanjut menunjukkan bahwa teori Orthogenesis diminati
oleh ahli-ahli Paleontologi dan Anatomi. Ahli-ahli Paleontologi dan Anatomi
menunjuk contoh akan adanya variasi pada cangkang-cangkang dari berbagai
jenis kerang (mollusca). Disinggung juga perkembangan otak dari berbagai
jenis vertebrata, yang menunjukkan perkembangan yang semakin membesar.
Perkembangan otak pra human sampai dengan human (manusia) juga
mengalami perkembangan yang semakin menjadi lebih besar. Tetapi ada hal
yang menarik, yang justru terasa aneh. Hal ini dialami oleh rusa purba
Megaloceros yang muncul pada masa Tertier dan punah pada masa Pleistosen.
Kepunahan rusa itu diduga antara lain karena tanduknya yang berkembang
menjadi luar biasa besar, yang kemudian menghambat gerakannya di alam.
Oarng menyebutnya sebagai terjadi seleksi (Orthoseleksi) karena rusa tersebut
mengalami spesialisasi yang berkelebihan. Kagagalan teori evolusi pra Darwin
karena tidak dapat menjelaskan proses adaptasi makhluk hidup terhadap
lingkungan, dan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan.
Beberapa tokoh dan pendapatnya yang ikut mempengaruhi jalan pikiran
Darwin dan mendorong lahirnya teori evolusi/
1) Carolus Linnaeus
Ia berpendapat bahwa makhluk hidup itu hasil ciptaan dan ajeg (konstan).
Linnaeus telah memberi nama 4235 spesies binatang dan 5250 spesies
tumbuhan.
2) Charles Bonet
Pakar ini berpendapat bahwa semua makhluk hidup dan makhluk tak hidup
mengalami proses pembentukan, mengalami rantai/tangga yang panjang
yang tak terputus maupun tak tersisipi. Bermula dari mineral, coral, polip,
tumbuhan,........ kera dan menuju ke manusia.
3) Rene des Cartes dan Pierre Maupertius
Keduanya sudah memahami tentang evolusi tetapi mereka sangat berhati-
hati karena takut kepada pengikut-pengikut paham penciptaan khusus
4) Count de Buffon
Bahwa proses evolusi berlandaskan pada diwariskannya sifat yang didapat
(acquired characters). Pendapat ini kemudian diketahui sejalan dengan
pendapat Lammarck.
5) Goethe
Ahli sastra dan pengetahuan alam ini dianggap dekat dengan golongan
evolusionis. Goethe pernah menulis tanaman pertama yang ia sebut
tanaman pertama (Urfplanze). Bersama lorenze Oken menciptakan bentuk
dasar tenkorak binatang vertebrata. Goethe memperkenalkan ciptaan ini
sebagai prototype, sungguhpun hanya tipe abstrak (Eidos), dan hal ini
ilhamnya datang dari Plato.
6) Erasmus Darwin
Ia adalah kakek dari Charles Darwin. Ia berpendapat bahwa kehidupan
berasal dari asal yang sama. Gagasannya ini dituangkan dalam bukunya
yang berjudul Zoonomia. Gagasan ini juga yang mempengaruhi pikiran
Darwin yang secara langsung atau tidak berkembang menjadi dasar dari
teori evolusi.
7) Jean Baptiste Lammarck
Sebagaimana halnya Buffon, Lammarck memunculkan paham yang senada
yaitu diwariskannya sifat-sifat yang didapat (acquired characters). Contoh
yang dipakai untuk menggambarkan teorinya adalah panjang leher jerapah.
Jerapah mulanya berleher pendek, karena kehabisan makanan di bagian
bawah, jerapah berlatih menjulurkan lehernya untuk meraih pakan yang
berada di bagian atas. Leher panjang hasil latihan itu diwariskan kepada
keturunannya, akibatnya leher jerapah saat ini menjadi panjang. Jadi
Lammarck telah memperhitungkan bahwa faktor lingkungan berpengaruh
terhadap makhluk hidup. Di samping itu Lammarck juga memperkenalkan
hukum use dan disuse, bahwa organ-organ yang digunakan akan
berkembang, sedangkan organ yang tidak digunakan akan
menyusut/mereduksi.
8) Thomas Robert Malthus
Malthus memperkenalkan adanya konsep perjuangan untuk hidup. Konsep
ini didasarkan pada anggapanya yang menyatakan bahwa produksi bahan
makanan berjalan sesuai deret hitung, sementara itu kenaikan jumlah
penduduk sejalan dengan deret ukur. Untuk itu diperlukan perjuangan bagi
semua makhluk hidup. Mereka yang kuat memiliki peluang yang besar
untuk memenangkan perjuangan tersebut, dan sebaliknya makhluk hidup
yang lemah akan kalah dalam perjuangan itu. Dalam jangka waktu tertentu
yang lemah cepat atau lambat akan mengalami kepunahan.
9) Para Ulama Gereja St. Agustine
Agak mirip dengan pendapat Linnaeus, bahwa pada mulanya makhluk
hidup itu diciptakan (oleh Sang Pencipta, Tuhan), dan untuk selanjutnya
makhluk hidup itu mengalami evolusi. Hanya saja pendapat ini tidak
disebarluaskan. Paham semacam ini masih berlaku sampai berabad-abad
kemudian yang dikenal dengan nama St. Thomas Aquinas.
10) Tokoh-tokoh Yunani pra Darwin
Tokoh-tokoh ini mengembangkan suatu paham bahwa makhluk hidup itu
membentuk suatu tangga kehidupan/tangga alam (skala naturae).
Organisme yang berada di dasar tangga lebih sederhana, demikian
seterusnya sehingga makhluk hidup yang berada di puncak tangga adalah
makhluk hidup yang lebih sempurna. Hanya saja dalam scala naturae ini
tidak disinggung hubungan antara makhluk yang berada pada anak tangga
atas dengan makhluk hidup yang berada pada anak tangga di bawahnya.
11) Leonardo da Vinci
Pada abad XV ia menemukan fosil kerang laut di pegunungan. Dia
menyimpulkan bahwa pegunungan itu tadinya adalah dasar lautan yang
terangkat ke atas oleh tenaga endogen.
12) Leibnitz
Ia berusaha menjelaskan lagi skala nature yang pada waktu itu belum
dijelaskan hubungan antara makhluk hidup yang berada pada anak tangga
atas dengan makhluk hidup yang ada di bawahnya. Ia berpendapat bahwa
antara spesies yang satu dengan spesies yang lain ada penyambungnya yaitu
spesies peralihan. Namun saat itu tidak berani menyatakan adanya spesies
peralihan utamanya antara manusia dan kera.
13) George Cuvier
Bahwa segala sesuatu yang ada di Bumi ini berasal dari proses penciptaan
Tuhan. Evolusi tak pernah terjadi. Spesies tak pernah berubah. Adanya fosil
di berbagai lapisan Bumi karena adanya bencana alam (Catastroph)
sehingga melahirkan teori Catastrophisme. Adanya fosil di setiap lapisan
Bumi karena adanya penciptaan baru setiap kali terjadi bencana alam.
14) Charles Lyell
Ia membantah pendapat Cuvier dengan pendapatnya bahwa terjadinya
strata/lapisan Bumi yang mengandung fosil bukanlah karena terjadinya
bencana alam, tetapi terjadi sedikit demi sedikit oleh karena adanya
kekuatan alam seperti angin, air, dan panas. Pendapat inilah yang
melahirkan teori Uniformitarianisme. Pendapat Lyell ini mempunyai andil
besar dalam melahirkan teori evolusi, atau sangat mempengaruhi pikiran
Darwin dalam mengungkapkan teori evolusi.
15) William Smith
Smith berpendapat bahwa setiap strata Bumi memiliki tipe fosil yang khas,
dan semakin ke bawah (tua) fosil yang dikandungnya semakin jauh berbeda
dengan makhluk hidup yang ada sekarang ini.

Sedangkan Sidharta (1995) menyebutkan bahwa evolusi sebagai ilmu telah


mengalami perkembangan yang pesat terutama dengan berkembangnya
ilmu-ilmu lain seperti Genetika, Biokimia, Biologi Molekuler, Fisiologi dan
sebagainya. Beberapa pakar atau teori yang patut dicatat dan turut serta
dalam mengembangkan teori evolusi adalah sebagai berikut :
a) Herbert Spencer
Pakar inilah yang mempopulerkan kata evolusi. Dialah orang yang pertama
kali menggunakan istilah evolusi, walaupun saat itu teori evolusi yang
dikemukakannya belum bersangkut paut secara langsung dengan proses
evolusi makhluk hidup. Jadi teori evolusinya dikatakan orang sebagai teori
evolusi yang terlalu filosofis.
b) Jean Babtiste Lammarck
Teorin evolusinya menyatakan bahwa makhluk hidup merupakan tingkat-
tingkat perkembangan kehidupan, sedangkan manusia berada di puncak
perkembangan tersebut (skala naturae). Perkembangan kehidupan menuju
arah kesempurnaan ini banyak dipengaruhi oleh kebiasaan. Lingkungan
sekitar makhluk hidup sangat mempengaruhi kebiasaan , akibatnya
kebiasaan tersebut akan menyebabkan perubahan struktur tubuh (anatomi),
dan hasil perubahan ini (sifat perolehan) untuk selanjutnya diwariskan
kepada keturunannya. Contoh klasik dari teorinya adalah pemanjangan
leher jerapah karena latihan (kebiasaan) untuk meraih pakan (lingkungan)
yang berada dibagian atas, karena pakan di bagian bawah sudah habis.
c) Charles Darwin
Teori evolusi yang diusulkan menyatakan bahwa perkembangan makhluk
hidup dipengaruhi oleh seleksi alam dan terjadinya variasi antar populasi.
Seleksi alam merupakan dasar dari suatu hukum yang dikenal sebagai
suvival of the fittest. Darwin juga menggunakan contoh leher jerapah untuk
menjelaskan teorinya, dan sekaligus untuk menunjukkan kelemahan teori
Lammarck. Pada dasarnya panjang leher jerapah bervariasi dalam populasi
jerapah. Jerapah berleher pendek kalah bersaing (kompetisi) dengan jerapah
berleher panjang. Dalam meraih pakan untuk melangsungkan
kehidupannya. Pada akhirnya hanya populasi jerapah berleher panjang yang
bertahan dilingkungannya (hukum suvival of the fittest). Adapun kelemahan
teori Darwin adalah tidak dapat menjelaskan cara pewarisan variasi sifat
dalam populasi, karena saat itu cara pewarisan sifat dari Mendel belum
dikenal.
d) Teori Sintetik
Teori sintetik merupakan teori gabungan dari teori Lammarck, Darwin,
hukum pewarisan sifat dari Mendel. Teori ini menyatakan bahwa evolusi
terjadi akibat perubahan frekwensi gen dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
e) De Vries
Teori evolusinya menyatakan bahwa evolusi yerjadi karena perubahan
frekwensi gen akibat adanya mutasi. Jadi menurut teori ini, perubahan
frekwensi gen akan menimbulkan variasi baru dalam populasi makhluk
hidup. Populasi yang bervariasi itu akan mengalami seleksi alam untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam jangka waktu yang lama
hasil seleksi ini melahirkan populasi makhluk hidup yang sangat berbeda
dari pendahulunya.
Dalam mengungkapkan perkembangan teori evolusi ini Waluyo
(2005) agak berbeda cara pengungkapannya dengan Sidhata. Waluyo
mengungkapkan perkembangan teori evolusi menurut perkembangan
zaman/waktu. Sejalan dengan perkembangan zaman maka evolusipun juga
berkembang.
1. Masa Fixisme
Fix artinya tetap. Bahwa makhluk hidup tetap adanya, dari masa
lampau hingga sekarang tak ada perubahan karena makhluk hidup itu
adaah cipataan Tuhan. Hal ini telah dikabarkan dari berbagai kitab
suci berupa wahyu-wahyu Tuhan. Tidak pernah dipersoalkan
hubungan kekerabatan antara makhluk hidup yang satu dengan
makhluk hidup yang lain. Kemiripan dan kesamaan dianggap sebagai
kebetulan, dan kelainan dianggap sebagai kutukan Tuhan.
2. Masa adaptasi dan transpormasi
Kenyataan menunjukkan bahwa tidak ada dua organisme yang persis
sama sungguhpun organisme tadi kembar identik. Persoalan muncul
ketika ada perbedaan. Darimana datangnya perbedaan. Lammarck
mencoba menjelaskan adanya perbedaan makhluk hidup dengan
mengemukakan bahwa suatu makhluk hidup berbeda atau berubah
karena adanya kebiasan sewaktu hidupnya. Seorang Binaragawan
secara berangsur-angsur akan mempunyai otot yang kekar, otot yang
dapat diatur. Hal ini terjadi karena adanya latihan. Hal yang sama juga
dapat terjadi, orang menjadi pandai karena belajar (=latihan). Leher
jerapah menjadi panjang karena kebiasaan mengulur lehernya
(latihan) untuk mencapai makanan yang ada dibagian atas. Latihan
adalah suatu mekanisme adaptasi, sedangkan perubahan yang terjadi
adalah proses transpormasi. Sifat yang diperoleh karena latihan ini
diwariskan kepada keturunannya.
3. Masa Darwinian
Ada dua tokoh yang bekerja secara terpisah dengan dua karya yang
hampir sama. Pertama adalah Charles Darwin, yang bekerja didaerah
Eropa dan Amerika Selatan, sedangkan yang kedua adalah
A.R.Wallace yang bekerja di kepulauan Nusantara. Simpulan yang
ditarik antara keduanya diantaranya adalah bahwa kehidupan di alam
ini berlaku hukum seleksi alam (hukum rimba), siapa yang kuat
dialah yang menang. Menurut teori ini, makhluk hidup dialam ini
sangat beraneka ragam (ada variasi), dan alam akan melakukan
seleksi, berupa faktor-faktor lingkungan, misalnya suhu, iklim, cuaca,
kelembaban, kekeringan, dan sebagainya.makhluk hidup yang lulus
seleksi (yang sesuai dengan lingkungannya) adalah pemenang dalam
seleksi ini, sebaliknya makhluk hidup yang tidak lulus seleksi adalah
makhluk hidup yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Makhluk hidup yang tidak lulus seleksi, akhirnya
cepat atau lambat akan mengalami kepunahan.
Meskipun teori seleksi alam banyak ditentang dari berbagai kalangan,
namun para pakar ilmu pengetahuan di dunia yakin bahwa teori
evolusi berdasarkan seleksi alam yang diusulkan Darwin inilah satu-
satunya penjelasan yang paling rasional.
Hanya pada waktu itu Darwin dan Wellace belum dapat menjelaskan
timbulnya variasi atau keanekaragaman pada makhluk hidup. Hal ini
terjadi karena pewarisan sifat dari Mendel (genetika) belum lahir.
4. Masa Berkembangnya Teori Genetika
Pada masa ini Mendel dengan teori genetikanya mengemukakan
bahwa sifat-sifat menurun dibawakan oleh pembawa sifat yang
disebut gen. Ada banyak gen yang terdapat dalam tubuh makhluk
hidup. Rekombinasi antar gen akan memunculkan adanya variasi pada
makhluk hidup. Makhluk hidup dengan kombinasi gen tertentu akan
menghasilkan variasi makhluk hidup yang mempunyai ketahanan
yang baik terhadap lingkungan dari pada yang lain. Makhluk hidup
yang mempunyai ketahanan yang baik terhadap lingkungannya itulah
yang akan lestari, dan demikianlah sebaliknya.
5. Masa Neo-Darwinin
Pada masa ini berkembang suatu pendapat atau kesepakatan diantara
para ahli bahwa genetika dapat digunakan untuk menjelaskan proses
evolusi. Semua sifat yang dimiliki oleh makhluk. Hidup secara
langsung atau tidak dapat digunakan untuk menopang teori evolusi,
utamanya penjelasan adanya variasi pada makhluk hidup. Bahkan
semua bidang biologi dapat dipakai untuk menjelaskan proses evolusi.
6. Masa Evolusi Modern
Pada masa modern ini evolusi dipandang dari berbagai segi. Kalau
masa lampau evolusi hanya dapat didekati dari data morfologi,
anatomi, dan genetika, sekarang ini Evolusi dapat didekati
menggunakan berbagai segi, misalnya melalui pendekatan molekuler,
biokomia, fisiologis, matematika dan sebagainya. Suatu makhluk
hidup berkerabat dekat atau jauh dapat ditelusuri melalui biokimia,
fisiologis, dan bahkan molekuler. Demikianlah perkembangan teori
evolusi masa kini, dan sebagaimana ilmu lain evolusi terus
berkembang sejalan dengan perkembangan zaman, untuk menjawab
kebenaran atau ketidakbenaran teori tersebut. Harapan para ahli pada
saatnya nanti evolusi akan dapat memberikan jawaban yang pasti
mengenai rahasia kehidupan dan asal muasal makhluk hidup di Bumi
kita ini.

Latihan
Untuk lebih memahami penegrtian anda tentang pengertian dan
perkembangan teori evolusi maka jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Ada banyak pengusul teori evolusi, tetapi mengapa hanya teori yang diusulkan
oleh Darwin saja yang dapat diterima oleh masyarakat cerdik pandai pada
waktu itu?
2. Selain karya Darwin, karya siapa lagi yang mempunyai kesimpulan yang
hampir sama? Coba sebutkan rangkuman dari hasil pembahasannya!
3. Teori Lammarck tidak dapat dibuktikan melalui research ilmiah. Coba
pendapat siapa saja yang dapat membuktikan ketidakbenaran teori Lammarck?
Cari contoh juga dari pengalaman anda sendiri!
4. Apakah anda yakin akan adanya evolusi peradaban? Berikan penjelasan!
5. Apakah kelemahan dari teori evolusi dari Darwin? Jelaskan!
6. Apa yang dimaksud dengan scala naturae, dan apa kekurangannya?

BAB III
Petunjuk-petunjuk Adanya Evolusi

Jika evolusi benar-benar terjadi, artinya bahwa makhluk hidup yang ada
sekarang ini merupakan hasil perkembangan makhluk hidup masa lampau, maka
konsekuensinya adalah harus ada bukti-buktinya. Bukti-bukti itu ada, dan
terbagi atas bukti-bukti langsung, dan bukti-bukti tak langsung. Bukti yang
benar tentang adanya evolusi adalah bukti-bukti yang langsung, yaitu jejak-jejak
evolusi yang diberikan oleh paleontologi, serta bukti-bukti yang menunjuk
bahwa evolusi masih terjadi pada masa kini. Bukti-bukti yang tidak langsung
hanya berguna sebagai tambahan dan melengkapi untuk menerangkan atau
memperkuat bukti-bukti yang langsung.
a. Fosil sebagai bukti adanya evolusi
Bukti-bukti yang langsung dari evolusi telah disebutkan berupa jejak-jejak
evolusi. Jejak-jejak evolusi dapat berupa organisme utuh yang diawetkan oleh
bahan pengawet alam, misalnya gajah purba Mamouth ditemukan di Siberia masih
dalam keadaan utuk karena tertutup Es, atau hanya berupa bagian/sisa dari
organisme, bahkan jejak tapak kaki atau lembaran daun yang membatu. Proses
pembatuan ini terjadi karena bahan organiknya secara bertahap digantikan oleh
bermacam-macam mineral terutama persenyawaaan kapur dan silisium. Bukti-bukti
dari masa lampau yang umumnya membantu ini disebut fosil (fodere= menggali).
Fosil dapat dipakai sebagai petunjuk adanya evolusi karena setiap lapisan
bumi mengandung fosil yang berbeda. Makin tua lapisan bumi, fosil makhluk
hidup yang dikandungnya makin jauh berbeda dengan fosil makhkuk hidup yang
terdapat pada lapisan bumi yang lebih muda. Apabila suatu fosil ditemukan pada
berbagai lapisan bumi yang berurutan, maka dapat dilacak perkembangan makhluk
hidup tadi dari bentuk yang lebih awal hingga bentuk yang terkemudian. Contoh
fosil seperti ini misalnya dijumpai pada fosil kuda dan gajah. Jika fosil-fosil ini
dikaitkan dengan penanggalan kehidupan di bumi, maka akan tampak
perkembangan makhluk hidup dan tahapan-tahapannya dari yang paling primitif
hingga ke yang paling modern. Yang dimaksud modern adalah makhluk hidup yang
sekarang masih ada. Sejarah perkembangan kuda dapat dilihat gambarnya melalui
fosil yang ditemukan pada gambar 3.1 dan sejarah perkembangan makhluk hidup
tabel 3.1.
Gambar 3.1 : Gambar evolusi kuda dimulai dari 50 juta tahun yang lalu.

Tabel 3.1: Tabel perkembangan makhluk hidup di bumi


WAKTU
ERA PERIODE (juta KEHIDUPAN
tahun)
Cenozoik Kuarter 2 Bangkitnya manusia. Punahnya tipe
Mamalia primitive. Perkembangan jenis
manusia modern.
Tersier 700 Munculnya manusia primitive. Tumbuhan
modern sepanjang era. Munculnya spesies
Mollusca modern. Permulaan tipe
mammalia modern.
Mesozoik Kreta (Kapur) 135 Kulminasi Reptilia. Jumlah besar kerang,
(Sekunder) terutama tipe Oyster. Kenampakan
tumbuhan berbunga.
Yura 180 Macam-macam reptilian banyak
berkembang. Burung Nampak pertama
kali. Mamalia kecil dan jarang.
Trias 225 Kenampakan Dinosaurus, Reptilia terbang,
reptilian berenang, dan Mammalia
perkembangan Cephalopoda.
Palaezoik Perm 270 Perkembangan banyak macam reptilia
(Primer) ganjil. Punahnya Trilobita. Kehidupan
banyak berkurang pada akhir periode.
Karbon atas 325 Munculnya Reptilia dan Insecta pertama.
Kulminasi tumbuhan Palaezoik.
Karbon 350 Hiu dan Crinoidae banyak berkembang.
bawah Tumbuhan sangat banyak.
Devon 400 Perkembangan ikan dengan kebangkitan
semua golongan. Perkembangan hewan
beranggota berpasangan. Permulaan ada
hutan. Permulaan Amphibia. Cirri-ciri
melemahnya dalam Trilobita.
Silur 440 Munculnya Scorpio, hewan bernafas. Ikan
jarang. Crinoidea banyak. Permulaan
Amphibia, coral.
Ordovicium 500 Bangkitnya Cephalopoda. Munculnya Ikan.
Kambrium 600 Trilobita dan Branchiopoda dominan.
Permulaan banyak fosil.
Proterozoik 1.500 Beberapa fosil, tetepi semuanya rusak dan
kebanyakan tidak dapat ditentukan. Alga
adalah bentuk kehidupan umum.
Archeozoik 2.000 Tidak ada fosil, tetapi ada beberapa
indikasi kehidupan

b. Bukti-bukti yang sedang berlangsung


Kegiatan manusia sehari-hari, baik disadari atau tidak dapat menghasilkan
perubahan/perkembangan makhluk hidup dalam tataran evolusi.
1) Seleksi melalui domestikasi
Kapan manusia melakukan domestikasi, tidak ada orang yang tahu
persis. Ambil saja waktunya sejak manusia hiidup menetap di suatu
tempat, dari yang tadinya hidup mengembara, berburu dan berpindah-
pindah tempat. Kegiatan domestikasi telah banyak menghasilkan
tumbuhan dan hewan-hewan piaraan, misalnya sapi, domba, ayam, anjing,
kucing, burung merpati, padi jagung, kobis, tomat, dan sebagainya.
Tumbuhan dan hewan-hewan piaraan itu timbul dari tetua yang tidak
serupa dengan keadaan saat ini. Hal ini menjadi lebih nyata ketika
manusia telah menguasai prinsip-prinsip reproduksi dan genetika. Seleksi
yang dilakukan pada ras yang Fenix dalam tempo 100 tahun menghasilkan
seekor pejantan dengan bulu ekor yang panjangnya mencapai 6 (enam)
meter.
2)Perkawinan lobak dengan kol
Perkawinan lobak dengan kol diharapkan untuk mendapatkan
tanaman baru yang dapat dipanen pada bagian bawahnya (akar) berupa
lobak, dan bagian atasnya berupa kol. Kedua sayuran ini memiliki 18
kromosom. Harapan ini sia-sia, karena ternyata keturunannya berdaun
lobak dan akarnya berupa akar kol, jadi tanaman baru ini tidak dapa
dipanen. Keturunan ini mandul, tetapi organisme hasil poliploidnya fertil.
Dalam era Bioteknologi seperti saat ini, kegiatan semacam ini makin keras
disuarakan orang. Fungsi protoplas antara tanaman tomat dengan kentang
juga pernah dilakukan. Harapannya adalah untuk mendapat tanaman yang
dapat dipanen baik akar yang berupa umbi kentang, maupun buahnya
yakni buah tomat. Apabila diperoleh hasil sebaliknya, memang dari segi
ekonomi tidak menghasilkan manfaat, namun dari segi biologi dan
taksonomi tumbuhan masih ada manfaatnya karena akan muncul jenis
tanaman baru yang tadinya belum pernah ada. Jadi akan menambah varian
baru di dalam dunia tumbuhan. Penelitian-penelitian serupa akan
menyusul bersamaan berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang
bioteknologi, yang pada akhirnya akan menghasilkan varian-varian baru
dari berbagai jenis tumbuhan dan hewan. Ini berarti akan menghasilkan
variasi-vriasi baru, selain variasi yang diperoleh melalui reproduksi
seksual pada makhluk hidup.
3) Isolasi kelinci piaraan
Pada tahun 1418 orang-orang portugis membawa beberapa ekor
kelinci sekandungan ke Pulau Porto Santo. Kelinci ini berbiak cepat
karena tak ada musuh alaminya. Pada abad 19 kelinci ini dilihat lagi,
ternyata ukurannya lebih kecil, warna bulunya berubah, mencari makan
hanya pada waktu malam. Dan jika disilangkan dengan kelinci asalnya
(Eropa) keturunannya menjadi mandul. Jadi isolasi dalam kurun waktu 4
(empat) abad kelinci-kelinci itu sudah menjadi spesies baru.
4) Organisme yang bersifat peralihan
Jika evolusi beranggapan bahwa organisme masa kini adalah hasil
dari perkembangan makhluk hidup masa lampau mestinya ada makhluk
hidup yang bersifat peralihan. Masalah ini yang biasanya juga dijadikan
dasar penolakan terhadap teori evolusi, bagi kalangan yang tidak setuju
dengan teori evolusi. Untuk itu baiklah kita ambil beberapa contoh, salah
satunya adalah Flagellata termasuk dalam Filum Protozoa. Organisme
seperti Flagellata mempunyai khloroplas, seperti layaknya tumbuhan
sehingga dapat melakukan fotosintesis. Namun dalam keadaan gelap
Flagellata kehilangan khlorofil, sehingga hidup seperti layaknya binatang.
Ciri-ciri hewan yang juga dimilikinya diantaranya adalah dapat bergerak
(pindah tempat) dengan flagela (bulu cambuk), dan mempunyai mata
sederhana untuk sekedar dapat membedakan gelap dan terang. Jadi jelas
bahwa Flagellata adalah organisme peralihan antara tumbuhan dan hewan.
Flagellata lain adalah Volvox. Kalau Flagellata yang baru saja
dibicarakan tadi hidup soliter, Volvox hidup berkelompok/berkoloni.
Dalam koloni Volvox mbembentuk kutub vegetatif dan kutub generatif.
Kutub vegetatif bertanggungjawab atas tersedianya makanan, dan
asimilasi. Kutub generatif bertanggungjawab atas produksi sel gamet. Jadi
untuk pertama kalinya ada pembagian tugas (fungsi), dan dibedakannya
unsur jantan dan betina. Disamping itu juga Flagellata merupakan
intermedium atau peralihan antara Protozoa (organisme bersel satu) dan
Metazoa (Organisme bersel banyak).
Organisme peralihan lain adalah binatang bunga karang (Spongia)
termasuk filum Porifera. Pada dasarnya bunga karang adalah beberapa
Protozoa yang berbeda, yang seakan-akan hidup bersama membentuk
suatu simbiosis. Tubuhnya disusun oleh lapisan kulit luar (ektoderm),
lapisan kulit dalam (endoderm), dan antara keduanya terdapat lapisan
mesoglea atau lapisan mesenchym. Lapisan endoderm terdiri dari sel-sela
bercambuk. Lapisan mesoglea dibangun oleh sel-sel spongina yang elastis,
jarum-jarum kapur, dan sel-sel amoeba. Sel-sel bercambuk berfungsi
untuk menggerakkan air yang membawa makanan dan oksigen. Makanan
yang masuk kedalam rongga badannya ditangkap dan dicerna oleh sel-sel
amoeba, dan selanjutnya diedarkan ke seluruh sel yang menyusun
tubuhnya. Jadi bunga karang adalah juga organisme peralihan antara
organisme sederhana, yang hidup berkelompok dan organisme dengan
organ-organ yang ditugaskan dengan fungsi-fungsi tertentu.
Bentuk-bentu sel seperti yang terrdapat pada binatang bunga karang
ini sekarang masih dapat dijumpai dalam tubuh kita. Di dalam hidung dan
tenggorok terdapat epitelium, itu sebenarnya adalah binatang bercambuk
(sel bercambuk=choanocyt), gunanya adalah untuk mengeluarkan debu
atau kotoran lain.

1. Bukti evolusi yang tidak langsung


Sebagaimana telah disebutkan di depan bahwa bukti utama bagi evolusi
adalah bukti-bukti yang langsung. bukti-bukti yang tidak langsung hanya bersifat
sebagai tambahan penjelasan saja jika dari bukti-bukti langsung masih memerlukan
penjelasan. Berikut ini akan dibahas satu persatu bukti-bukti evolusi secara tak
langsung.

a. Biosistematik
Dalam biosistematik makhluk hidup digolong-golongkan
berdasarkan adanya persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan.
Makhluk hidup dengan ciri-ciri tertentu dimasukkan kedalam golongan
tertentu, yang berbeda dengan golongan lainnya. Unit terkecil dari
taksonomi adalah spesies (jenis). Individu-individu dalam spesies
memiliki ciri-ciri morfologis, anatomis, fisiologis, embriologis, dan
genetis. Individu-individu dalam satu jenis dapat saling berbiak silang
dengan keturunan yang fertil. Spesies-spesies tergabung dalam Genus
(keluarga), genus-genus tergabung dalam Familia (marga), familia-familia
dalam Ordo (suku), ordo-ordo dalam Classis (kelas), Classis-classis dalam
Divisio/Fillum. Diantara dua takson ada sisipan-sisipan dengan awalan
Sub atau Super, misalnya Subordo, Subfamili, Superordo, dan seterusnya.
Adi kalau disusun dari takson ttertinggi ke takson terendah akan
menghasilkan urutan sebagai berikut:
Divisio/Filum : divisi, golongan besar
Kelas : kelas
Ordo : bangsa
Faamilia : suku
Genus : marga
Spesies : jenis
Unit terkecil (Spesies) memiliki kesamaan ciri-ciri paling banyak.
Makin besar unitnya, makin kecil kesamaan ciri-cirinya. Hal ini
menunjukkan bahwa makhluk hidup dapat diatur/dikelompokkan
berdaasarkan persamaan ciri-cirinya, artinya ialah bahwa makhluk hidup
berkembang dari asal-usul yang sama, tidak berkembang dari satu sumber,
maka ciri-ciri makhluk hidup akan sangat bervariasi dan bersifat
kebetulan, akibatnya pengaturan ke dalam unit-unit tertentu tidak akan
mungkin dapat dilakukan. Kalau boleh saya memberi ilustrasi, bahwa
makhluk hidup yang ada sekarang ini ibarat makhluk hidup yang ada di
ujung-ujung ranting dari sebuah pohon raksasa yakni pohon kehidupan.
Hal ini berarti bahwa makhluk hidup berasal dari satu sumber, kemudian
mengalami perkembangan terus menerus sesuai perkembangan
waktu/zaman hingga sampailah makhluk hidup seperti yang dapat kita
lihat hari ini.
b. Anatomi perbandingan
Anatomi atau susunan dalam makhluk hidup dari organ tertentu
dapat juga dipakai untuk menunjukkan adanya evolusi. Dengan
membandingkan susunan anatomi dari organ tertentu, misalnya anggota
depan dari berbagai binatang yang tergolong dalam subfilum Vertebrata,
kita dapat mengetahui hubungan kekerabatannya.
Anggota depan dari berbagai binatang vertebrata seperti ikan paus,
katak, kadal, burung, kelelawar, kucing, dan manusia, adalah organ
homolog. Organ homolog adalah organ yang berkembang dari jaringan
asal yang sama, kemudian berkembang menjadi struktur yang berbeda,
sehingga fungsinya juga berbeda. Selain anggota depan, organ Vertebrata
yang dapat kita perbandingkan adalah jantung. Jantung dari berbagai
hewan Vertebrata seperti ikan, amfibia, reptilia, burung, dan mamalia juga
menunjukkan perkembangan yang serupa. Dari anatomi perbandingan
anggota depan dan jantung dari hewan vertebrata, kita dapat mengetahui
bahwa hewan-hewan yang tergolong dalam Subfilum Vertebrata ini
berkembang dari moyang yang sama.
Berkebalikan dengan organ homolog, adalah organ analog. Organ
analog berkembang dari jaringan yang berbeda, tetapi menghasilkan
fungsi yang sama. Sebagai contoh adalah sayap lalat atau kupu-kupu, dan
sayap burung. Fungsinya sama-sama untuk terbang (alat gerak), tetapi
sebenarnya organ itu berkembang dari jaringan asal yang berbeda. Contoh
lain adalah kaki anjing atau kucing dengan kaki lipan, organ ini juga
berkembang dari jaringan asal yang berbeda, tetapi fungsinya sama
sebagai alat gerak. Dari organ analog ini kita dapat menyimpulkan bahwa
kupu-kupu dan burung atau lipan dan anjing, berkembang dari moyang
yang berbeda. Jadi kupu-kupu dan burung atau lipan dan anjng tidak
berkerabat dekat. Perkembangan jantung dari berbagai hewan Vertebrata
dapat dilihat pada gambar 2.2.

c. Organ sisa (vestigial) dan organ rudimenter.


Selain anggota depan dan jantung dari berbagai hewan Vertebrata,
organ yang juga dapat dipakai untiuk menunjukkan adanya evolusi adalah
adanya sejumlah organ sisa (vestigial) dan organ rudimenter yang masih
dimiliki oleh makhluk hidup. Organ sisa adalah organ yang berada pada
tubuh, tetapi telah kehilangan fungsi dan arti lagi. Organisme semacam ini
tentunya pada organisme moyang memiliki fungsi yang normal, lalu
mengalami mutasi, sehingga fungsinya berubah. Seandainya organ
semacam ini masih berfungsi normal atau masih diperlukan untuk hidup,
maka pemilik organ ini pasti akan mati, atau setidaknya si pemilik akan
merasa terganggu kehidupannya, karena organ yang dibutuhkan
mengalami disfungsi. Jika adanya organ tadi tidak diperlukan lagi, yang
berarti tidak mengganggu aktifitas kehidupannya, ini berarti suatu
kejadian mutasi. Karena mutasi ini tidak sampai membuat letal bagi
pemiliknya, maka mutasi semacam ini adalah mutasi yang bersifat
menguntungkan. Beberapa organ sisa yang tercatat terdapat pada ikan,
ular, burung, dan manusia.
Ikan yang hidup di tempat gelap (misalnya gua) atau bahkan juga
binatang lain seperti cacing pita, mata yang vital tidak dibutuhkan. Hewan
yang hidup di tempat yang gelap masih mempunyai mata rudimenter di
bawah kulitnya. Sudah barang tentu organisme sejenis yang hidup di
tempat terang memiliki mata yang vital. Konon lingkungan air gua di
Baturaden-Banyumas hidup sidat air tawar, apakah matanya juga buta dan
apakah sekarang masih ada? Kalau benar adanya maka dapat digunakan
sebagai sumber pembelajaran.
Ikan paus dan ular piton juga mempunyai organ vestigial. Organ
vestigialnya berupa tulang-tulang kaki rudimenter, yang tersembunyi
didalam ototnya. Hal ini mengandung arti bahwa organ-organ tetuanya
mempunyai kaki yang vital.
Berbeda dengan ular piton, burung unta, kasuari, dan kiwi juga
mempunyai organ vestigial. Sebagaimana kita ketahui burung-burung itu
tidak dapat terbang, hal ini disebabkan karena memiliki sayap yang
mereduksi. Hal ini menunjukkan bahwa mereka berkembang dari moyang
yang memiliki sayap.
Pada manusia organ sisa tercatat sebanyak 100 buah. Semuanya
tidak dibahas hanya dibahas beberapa saja.
1) Tulang ekor
Mausia masih mempunyai ekor rudimenter sebanyak 7 (tujuh) ruas. Hal
ini menunjukkan bahwa manusia berkembang dari tetua yang berekor.
2) Umbai cacing
Kadang orang menyebut dengan sebutan yang salah yaitu usus buntu,
ini adalah organ sisa dari sebagian usus besar. Pada herbivoora ini
memang benar-benar buntu sehingga disebut usus buntu. Makanan
yang sampai di usus buntu, berupa rerumputan atau dedaunan perlu
tinggal beberapa lama untuk dicerna dan di hancurkan dengan bantuan
bakteri usus, sebelum dapat digunakan oleh bakteri itu sendiri. Hal ini
memberi pelajaran pada kita bahwa leluhur manusia pernah
herbivor. Dengan kata lain manusia berkembang dari moyang yang
herbivor.
3) Geraham bungsu, atau geraham ke-3, atau gigi kebijaksanaan.
Gigi geraham ini adalah gigi geraham yang terakhir. Gigi geraham ini
tumbuh ketika orang telah menginjak dewasa. Gigi geraham ini hampir
tidak mempunyai tempat lagi di dalam rahang manusia, karena rahang
kita makin diperpendek, sehingga tumbuh begitu aneh, tak teratur, atau
memang ada yang tidak tumbuh. Dengan demikian gigi ini kehilangan
fungsinya. Gigi yang juga merupakan gigi vestgial adalah gigi taring.
Karena makanan manusia tidak lagi seperti herbivora lagi, maka gigi
taring fungsinya sudah tidak vital lagi. Dari geraham dan tering
vestigial ini dapat disimpulkan bahwa manusia berkembang dari
makhluk yang berahang panjang atau makhluk yang bertaring. Berikut
disajikan gambar organ sisa pada manusia. (gambar 3).

Gambar 3.3 : Organ vestigial pada manusia (Storer dan Usinger, 1957)
4) Selaput tidur atau pelupuk mata ketiga (membrana nictitan)
Selaput ini tempatnya ada disudut dalam mata kita, dekat hidung. Pada
ikan, amfibia, reptilia, dan burung, fungsinya masih baik sebagai
pelindung mata. Jadi manusia berdiferensiasi dari tetua yang sama
dengan binatang-binatang itu juga.
5) Bulu roma
Bulu roma ini agak berbeda dengan organ sisa. Bulu roma ini
keberadaannya pada waktu manusia masih stadium embrio atau
pralahir. Kalau organ sisa terdapat pada organisme dewasa, organ yang
dijumpai pada stadium pralahir disebut organ rudimenter. Pada
stadium embrio, kulit manusia masih tertutup oleh bulu roma yang
dinamakan lanugo. Kadang bayi yang lahir prematur masih
menunjukkan lanugo, yang makin hari kianmenghilang. Jadi bulu roma
adalah organ rudimenter. Organ rudimenter juga dijumpai pada
Whalebone whales, ikan paus yang tak bergigi, makanannya berupa
mikroorganisme. Stadium embrionya masih memiliki gigi dan
menghilang sebelum lahir. Baik organ sisa maupun organ rudimenter
dapat dipakai sebagai petunjuk adanya evolusi, bahwa manusia
berkembang dari makhluk yang berbulu atau berambut dan Whalebone
whales berkembang dari organisme bergigi.
d. Fisiologi dan Biokimia
Evolusi dapat pula dibuktikan dari segi Fisiologi dan Biokimia.
Teori asal mula kehidupan dari Miller dan Urey, menyatakan bahwa
makhluk hidup berasal dari reaksi-reaksi kimia dari unsur-unsur alam
yang ada di atmosfir Bumi kuno seperti CO2, CH4, air, ammonia, gas H2,
dan HCN, yang dipacu oleh energi halilintar dan sinar kosmis alam.
Barang kali unsur-unsur alam kuno itu termasuk Fe, Ca, S, dan P. Jika
teori ini diyakini kebenarannya maka secara biokimia makhluk hidup yang
ada pada saat ini berkembang dari senyawa-senyawa itu juga, karena
makhluk hidup dibangun dari unsur-unsur itu semua. Atau dengan kata
lain bahwa makhluk hidup yang ada pada saat ini berkembang dari asal
usul yang sama.
Makhluk hidup juga mempunyai persenyawaaan kimia sebagai zat
dasar yang sama, seperti karbohidrat, lemak, protein, DNA, RNA, ADP,
ATP, dan sebagainya. Persenyawaan kimia sumber energi berupa
karbohidrat, lemak, dan protein, juga sama untuk semua organisme.
Demikian juga tentang materi genetik, berupa DNA, dan RNA juga sama
untuk seluruh makhluk hidup. Seluruh metabolisme makhluk hidup di
muka bumi ini pada dasarnya juga sama. Ini semua menunjukkan kepada
kita bahwa materi atau proses hidup itu diperoleh dari moyang yang sama
atau seluruh kehidupan di bumi ini berkembang dari sumber yang sama.
Perbedaan-perbedaan memang ada misalnya golongan darah, warna
kulit, rambut, protein, dan sebagainya. Perbedaan semacam ini memang
perlu adanya. Dengan adanya perbedaan penting untuk diteliti, misalnya
reaksi imunologis. Jika zat asing masuk kedalam tubuh kita (bakteri,
jamur, virus, darah, transplantat lain), maka dalam tubuh kita akan
membentuk zat antibodi. Dengan adanya kesanggupan ini, maka setiap
makhluk hidup akan sanggup dan mampu mengatasi setiap kali terjadi
infeksi, untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk
kepentingan ini maka lahirlah konsep vaksinasi.
Reaksi imunologi ternyata menarik minat bagi seorang ilmuwan
bernama Nutall. Dia meneliti adanya pembekuan darah bila darah dari
suatu organisme dicampur dengan organisme lain. Glinka, (1985)
menyebutnya kegiatan Nutall ini sebagai kegiatan hubungan darah.
Nutall menginjeksikan darah manusia kedalam tubuh kelinci. Di dalam
tubuh kelinci akan membentuk antibodi. Darah kelinci tadi (tentu dengan
antibodinya) diambil dan ditelitinya di dalam laboratorium. Dicampurlah
darah dari kelinci tadi dengan berbagai darah binatang lain dan manusia.
Hasilnya, terjadi pembekuan darah. Adanya pembekuan darah yang terjadi
dapat ditaksir jauh dekatnya hubungan kekerabatan dari binatang yang
diselidiki. Hasi penelitian Nutall ini dicatat sebagai berikut (Glinka,1985):
Tabel 3.2. Hasil penelitian Nutall tentang kekerabatan makhluk hidup melalui tes darah
Darah Resipien Zat yang Dicampur dengan % pembekuan
donor terbentuk darah
Manusia Kelinci Antibodi (dalam Manusia 100
serum darah Chimpanse 85
kelinci) Gorilla 64
Orangutan 42
Pavian 29
Domba 10
Lembu 10
Rusa 7
Kuda 2
Marsupialia 0
Unggas 0

Dari tabel diatas artinya bahwa hubungan kekerabatan antara


manusia denga kelinci paling jauh. Hubungan kekerabatan manusia denga
orangutan ternyata lebih jauh dari hubungan manusia dengan chimpanse.
Namun demikian tes ini juga menunukkan adanya hubungan kekerabatan
diantara mamalia, yang berarti mereka berkembang dari sumber yang
sama. Hasil tes yang lain menunjukkan, ternyata unggas lebih berkerabat
dekat dengan penyu dan buaya daripada terhadap kadal dan ular.
e. Embriologi perbandingan
Pada tahun 1966 Ernst Haeckel mengemukakan teori rekapitulasi
(ulangan) dengan mengatakan bahwa perkembangan ontogenetis
mengulangi perkembangan filogenetis. Hal yang biasa dipakai untuk
menunjukkan adanya evolusi melalui embriologi perbandingan adalah
perkembangan embrio hewan Vertebrata. Sebenarnya tidak harus
menggunakan embrio Vertebrata, perkembangan embrio dari hewan pada
tingkat dibawahnyapun sampai pada tahap tertentu masih menunjukkan
pola yang sama, misalnya dari tahap satu sel menjadi dua sel, empat sel
dan seterusnya. Contoh perkembangan embrio dari hewan Vertebrata
tampak pada gambar 3.4.
Gambar 3.4 : Embriologi perbandingan
Seluruh perkembangan embrio serta perubahannya dapat dipahami
dalam latar belakang evolusi. Secara genetik dapat diterangkan bahwa
hewan tingkat tinggi termasuk manusia, memiliki sebagian gen umum atau
gen bersama dari seluruh evolusi yang dilaluinya. Sebagian gen
mengalami mutasi atau bertambah, sehingga hewan ini pada fase embrio
melewati segala tahap evolusi jenisnya, mulai tahap hewan bersel satu,
melalui tahap binatang berongga, ikan, reptil, sampai ke ciri khas jenisnya
masing-masing, apakah itu ikan, amfibia, reptilia, dan seterusnya hingga
manusia. Rupanya dalam tahap-tahap tertentu dari perkembangan embrio
itu, gen umum dahulu yang aktif, bersama dengan gen-gen umum yang
dimiliki oleh Protozoa, Porifera, Metazoa, Ikan, Amfibia, Reptilia , sampai
ke manusia. Dengan cara itu maka gen-gen yang aktif belakangan adalah
gen-gen khusus bagi jenisnya, sehingga perkembangan embrio akan
mengarah ke ciri khas bagi jenisnya masing-masing.
f. Genetika
Genetikapun mempunyai andil sebagai petunjuk adanya evolusi.
Materi genetik, kode genetik, cara sintesisnya, cara memperbanyakannya,
struktur bahan pembawa sifat-sifat menurun (gen) semuanya sama untuk
seluruh kehidupan di bumi ini. Hal ini juga menunjukkan bahwa makhluk
hidup saat ini berkembang dari satu sumber yang sama. Selain itu melalui
kegiatan domestikasi, hibridasi, dan seleksi, dalam jangka waktu tertentu
telah melahirkan jenis-jenis baru, yang hingga sekarang masih
berlangsung. Ini suatu bukti bahwa genetika juga mempunyai andil yang
besar sebagai petunjuk adanya evolusi.
g. Biogeografi
Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran makhluk
hidup di permukaan bumi. Pelopornya adalah Cahrkes Lyell. Kenyataan
menunjukkan bahwa banyak hewan dan tumbuhan tidak menempati
habitat yang dinginkan. Ini berarti bahwa ada tidaknya jenis hewan atau
tumbuhan tertentu tidak selalu berkaitan dengan habitat yang diinginkan,
tetaapi mungkin terjadi karena adanya faktor-faktor lain. Hal ini misalnya:
1. Di afrika Tengah hidup gajah, gorilla, chimpanse, singa dan antilop,
tetapi hewan-hewan tadi tidak ada yang hidup di Brasil walaupun
lingkungannya sama.
2. Di Australia dan Selandia Baru mepunyai flora dan fauna yang khas
yang tak ada di tempat lain misalnya monotremata dan marsupialia. Ini
dapat dimengerti karena Australia sejak zaman Mesosoikum terpisah
dari daratan-daratan lain.
3. Di Tiongkok hidup buaya alligator chinensis dan di USA Tenggara
hidup Alligator missisipiensis. Ternyata pada awal Kenozoikum,
Amerika Utara bergabung dengan Asia lewat Selaat Bering, Iklimnya
pada wktu itu lebih panas. Karena orogenesis dan perubahan iklim
(zaman es) hubungan tadi putus, maka jenis-jenis flora dan fauna itu
dijumpai hanya hidup dipinggir-pinggir daerah aslinya, kemudian
berkembang menjadi jenis-jenis yang berlainan walaupun mulanya dari
jenis yang sama.
4. Fauna danau Baykal adanya fauna lautan, biarpun air danau itu air
tawaar. Baykal adalah sisa laut yang menutupi Asia Tengah dan
selanjutnya kehilangan hubungannya dengan lautan. Ikan berangsur-
angsur menyesuaikan diri dengan kehidupan air tawar.
Inilah beberapa contoh adanya penyebaran makhluk hidup di
berbagai tempat di permukaan bumi kita ini. Dari contoh-contoh tadi
menunjukkan bahwa adanya penyebaran flora-fauna ke suatu tempat
tertentu, kemudian saling terisolasi satu sama lain, mereka berkembang
dengan lingkungannya masing-masing, dan akibatnya dalam jangka
panjang terjadilah spesies baru yang berbeda dari tetuanya. Jadi
penyebaran geografi juga dapat menunjukkan adanya evolusi.

BAB IV
EVOLUSI GENETIKA

Sampai saat ini teori evolusi masih mendapat banyak tantangan dan
tantangan yang terjadi karena adanya konsep yang salah tentang evolusi Darwin.

Konsep yang salah tersebut adalah sebagai berikut :

Teori evolusi menerangkan bagaimana kera berubah menjadi manusia

Evolusi adalah proses perubahan dari suatu organisme ke organisme lain

Konsep yang seharusnya adalah sebagai berikut :


Kera merupakan kerabat yang paling dekat dengan manusia
Evolusi adalah perubahan frekuensi alel suatu populasi per satuan waktu

Teori evolusi tidak pernah menjelaskan bahwa Kera merupakan nenek


moyang manusia, tetapi menurut teori evolusi kera mempunyai hubungan
kekerabatan yang dekat dengan manusia.

Bahan dasar utama perubahan evolusi adalah :

Populasi
Keanekaragaman
variasi (variasi genetik)
Reproduksi
Seleksi
Genetika Populasi :

Merupakan cabang ilmu genetika


Membahas kemungkinan penyebaran gen dalam suatu populasi (dinamika
alel dalam populasi)
Sebelum kita membahas Genetika Populasi , ada baiknya kita mengingat
kembali beberapa konsep pengertian sebagai berikut.

1. Spesies
Menurut konsep Spesies Biologi. adalah Sekelompok individu yang
merupakan populasi alam dan mampu berkembangbiak dengan sesamanya
(pertukaran gen) tetapi tidak mampu berkembang biak dengan kelompok lain. Oleh
sebab itu dapat dikatakan bahwa pertukaran gen terjadi dalam setiap perkawinan.
Suatu spesies terisolasi dari spesies yang lain karena adanya suatu rintangan
interspesies. Selain itu terdapat rintangan lainnya seperi barier geografis, ekologis
dan lain sebagainya.

2. Populasi
Populasi adalah sekumpulan organisme yang diperkirakan berfungsi
bersama secara ekologis dan evolutif . Ciri khas dari suatu populasi adalah
kemempuan untuk berinteraksi dalam bebas dan acak. Pengertian populasi dalam
ekologi berbeda dengan evolusi. Dalam ekologi pengaruh factor lingkungan
memegang peranan penting. Organisme dipisahkan atas banyak populasi karena
tersebar luas di suatu daerah geografis. Sementara dalam gentika populasi untuk
membedakan dengan populasi lainnya adalah dengan melihat Struktur Genetik
dan Alel yang khas . Spesies organisme yang identik seluruhnya, dianggap
sebagai satu populasi dimanapun/seberapa besar populasi tersebut.

3. Deme
Kumpulan individu yang cenderung mengadakan perkawinan diantara
kelompoknya (dapat berlangsung secara acak).
4. Gene Pool
Kumpulan dari semua gen yang terdapat dalam suatu populasi atau jumlah
dari semua alel yang berlainan atau keterangan genetik dalam anggota dari suatu
populasi yang berkembang biak.

5. Frekuensi

Perbandingan antara banyaknya individu dalam suatu kelas dengan jumlah


seluruh individu

Hardy Weinberg (1908)

Dasar untuk mengetahui penyebaran (frekuensi) gen dalam suatu populasi

Prinsip Equilibrium Hardy Weinberg

Di dalam populasi yang berada dalam keseimbangan (Equilibrium) maka


baik frekuensi gen maupun frekuensi genotip akan tetap dalam satu generasi ke
generasi selanjutnya .

Hukum ini akan selaku berlaku pada suatu populasi dari waktu ke waktu dengan
syarat :

1. Populasi yang berukuran besar sangat memungkinkan terjadinya kawin


acak di antara individu-individu anggotanya
2. Tiap individu memiliki peluang yang sama untuk bertemu dengan individu
lain, baik dengan genotipe yang sama maupun berbeda dengannya
3. Dengan adanya sistem kawin acak, frekuensi alel akan senantiasa konstan
dari generasi ke generasi
4. Mutasi tidak boleh terjadi, atau harus terjadi keseimbangan secara mutasi
5. Harus tidak terjadi emigrasi dan imigrasi

Apakah persyaratan-persyaratan tersebut dapat dipenuhi saat ini ????


Masalah saat ini :
1. Populasi yg tdk mengalami perubahan jumlah anggotanya adalah suatu
pop.yg stabil (umumnya tidak akan dapat terjadi)
2. Populasi yang besar hanya dapat dipenuhi oleh organisme yang kecil dan
berketurunan banyak (serangga)
3. Mutasi adalah proses yang terjadi setiap saat
4. Tidak adanya migrasi mungkin dijumpai apabila populasi tersebut terisolasi
(pulau yg terisolasi cukup jauh dari benua/daratan, danau/kolam yg tidak
punya saluran masuk, organisme di dataran tinggi)
5. Perkawinan secara acak tidak pernah terjadi
6. suatu organisme akan kawin dengan organisme lawan spesiesnya apabila
kemungkinan pertemuan ada.

Hardy-Weinberg:

menghitung frekuensi alel dan genotip dalam populasi

p2 + 2pq + q2 = 1

Hukum Hardy-Weinberg memberikan standar ideal untuk membandingkan


populasi yang sebenarnya dan mendeteksi perubahan evolusi.

Counting Alleles
assume 2 alleles = B, b
frequency of dominant allele (B) = p
frequency of recessive allele (b) = q
frequencies must add to 1 (100%), so:
p+q=1

Counting Individuals
frequency of homozygous dominant: p x p = p2
frequency of homozygous recessive: q x q = q2
frequency of heterozygotes: (p x q) + (q x p) = 2pq
frequencies of all individuals must add to 1 (100%), so:
p2 + 2pq + q2 = 1

Anda mungkin juga menyukai