EVOLUSI
PENYUSUN
Drs. Sumadi, M.Si
Dr. Margareta R
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
BAB I
Pengertian dan Perkembangan Teori Evolusi
1. Pendahuluan
Pemikiran evolusi modern dirintis oleh Charles Darwin dan A.R. Wallace.
Teori evolusi telah membuka lembaran baru di dalam cara pandang/berfikir
manusia pada masa itu (sampai sekarang), utamanya di bidang Biologi (dan ilmu-
ilmu lain). Teori yang dicetuskan Charles Darwin tahun 1859 dalam sebuah buku
On the Origen of Species by Mean of Natural Selection ditulis berdasarkan
penelitian ilmiah selama lima (5) tahun di berbagai belahan Bumi dalam
ekspedisinya bersama kapal H.M.S. Beagle.
Pada saat itu belum berkembang cara berfikir ilmiah, karena saat itu metode
ilmiah belum merupakan cara berfikir yang diakui seperti saat ini. Darwin
merupakan pelopor penggunaan cara berfikir ilmiah dan penggunaan metode
ilmiah. Darwin mengungkapkan gagasannya berdasarkan fakta yang diperoleh dari
lingkungan (alam) selama ekspedisinya. Fakta-fakta atau data-data hasil penelitian
selama ekspedisi digunakan untuk memperkuat gagasanya, karena itulah ia
dianggap sebagai orang yang pertama kali mengungkapkan gagasan berdasarkan
fakta hasil pengamatan di alam (lapangan). Cara pengungkapan gagasan ala
Darwin itu mendapatkan sambutan hangat di kalangan cendekiawan pada waktu
itu, walaupun tidak sedikit pula yang menentangnya. Darwin sendiri masih sempat
menyaksikan bahwa teori yang diusulkannya (evolusi) dapat diterima masyarakat
pada saat itu. Cara pandang yang dilakukan Darwin mengungkapkan gagasan-
gagasan/konsep disertai bukti-bukti hasil penelitiannya, akhirnya berkembang
hingga saat ini. Pemikiran seperti yang di lakukan oleh Darwin, saat ini dikenal
dengan pemikiran menggunakan metode ilmiah. Itulah sebabnya teori Darwin
tentang evolusi masih tetap bertahan.
Adanya pro dan kontra disekitar teori Evolusi adalah suatu hal yang wajar,
karena setiap konsep, prinsip, teori, dan hukum dalam ilmu pengetahuan bersifat
tentatif. Terbuka bagi siapa saja untuk mengujinya, jika yang kemudian lebih baik
maka secara otomatis akan menggantikannya, seperti yang dialami teori geosentris
yang kemudian digantikan oleh teori Heliosentris. Sepanjang belum ada teori yang
lebih baik dengan bukti-bukti yang lebih akurat maka suatu teori masih tetap
berlaku, termasuk teori evolusi.
Sekali lagi karena evolusi diusulkan dengan metode ilmiah, maka teori itu
masih bertahan hingga sekarng ini. Metode ilmiah inilah yang menjadi anutan para
pakar diberbagai bidang ilmu, termasuk ilmu-ilmu sosial. Itulah sebabnya Evolusi
dianggap sebagai permulaan jaman modern di bidang Biologi (dan ilmu-ilmu lain).
Sejak saat itu penelitian-penelitian yang dibangun berdasarkan metode ilmiah tak
pernah surut, dan bahkan berkembang pesat hingga kini.
2. Pengertian Evolusi
Untuk memperoleh kesatuan bahasa maka perlu dirumuskan terlebih dahulu
mengenai pengertian evolu
a. Arti secara Umum
Secara umum pengertian awal evolusi adalah perubahan yang berjalan
lambat dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih kompleks, menuju
kesempurnaan atau ke kepunahan. Disini disebutkan bahwa terjadinya perubahan
itu berlangsung lambat, memakan waktu lama. Orang menyebutnya memakan
waktu jutaan tahun, suatu kurun waktu yang cukup panjang. Disebutkan pula akhir
suatu proses evolusi adalah menuju kesempurnaan atau kepunahan. Yang sempurna
disebut evolusi progresif, yang akan hidup terus, yang sesuai dengan lingkungan,
yang akan lestari. Yang menuju ke punahan disebut evolusi regresif, musnah dari
muka Bumi, karena tidak bisa bertahan lagi dengan lingkungannya.
3. Teori-teori Evolusi
Evolusi terjadi karena perubahan di dalam frekwensi gen suatu populasi
dalam jangka waktu tertentu. Seleksi alam (natural selection) berperan sebagai
pengarah dalam perubahan-perubahan tersebut, dengan hasil bahwa mereka yang
beradaptasi terhadap lingkungannya akan tetap lestari di permukaan Bumi ini.
Sifat-sifat yang baru yaitu variasi, muncul karena adanya mutasi dan rekombinasi,
berarti suatu perubahan dalam frekuensi gen, kemudian variasi-varisai itu
mengalami ujian-ujian dalam daya penyesuainnya.
Dalam jangka waktu yang lama, perubahan-perubahan yang terjadi sudah
demikian jauhnya, sehingga populasi yang mula-mula serupa dapat dipisahkan
dalam beberapa kelompok yang berbeda, inilah yang diduga merupakan penyebab
terjadinya kelas-kelas atau fila-fila (phyla), dalam dunia tumbuhan dan hewan.
Hidup mempunyai tiga perlengkapan yang memungkinkan terjadinya
evolusi. Pertama, ialah kapasitas untuk reproduksi. Kedua, ialah kekuatan
progresif, yang menciptakan variasi-variasi baru dalam pola kehidupan, yaitu
mutasi yang berarti perubahan. Ketiga, ialah suatu kecenderungan untuk
mengawetkan variasi-variasi yang dihasilkan oleh mutasi, yaitu hereditas atau
kebakaan.
Medium dari evolusi ialah populasi Mendel, yaitu suatu unit yang terdiri
dari individu-individu yang dapat mengadakan interbreeding dan menghasilkan
keturunan yang fertil. Bahan baku dari proses evolusi ialah genetik yang muncul di
antara individu-individu dalam populasi tersebut. Mekanisme dari evolusi dapat
digambarkan sebagai seleksi alam yang bekerja pada variasi-variasi genetik dari
populasi.
a. Teori Lammarck
Pikiran evolusi sebenarnya telah muncul pada abad ke tujuh masehi. Istilah
evolusi pertama kali diketengahkan di dunia science oleh Herbert Spencer. Pada
permulaan abad ke-19, perhatian orang terhadap evolusi mulai tergugah, dan pada
tahun 1809 seorang biolog Prancis, Jean Babtiste Lammarck mencoba
menerangkan evolusi dengan teorinya tentang diturunkannya (diwariskannya) sifat-
sifat perolehan (acquired characters) dari lingkungannya. Teori yang dikemukakan
adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan menyebabkan kebutuhan akan beberapa struktur tertentu
pada organisme.
2. Organisme mencoba untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
3. Sebagai respon terhadap usaha itu struktur dari organisme tersebut
berubah.
4. Perubahan struktur organisme ini diwariskan kepada generasi berikutnya.
Contoh yang klasik dari teori ini adalah pertumbuhan leher panjang pada
jerapah. Pandangan secara Lammarck akan menafsirkan bahwa nenek moyang
jerapah yang mempunyai leher pendek, cenderung untuk mengulur lehernya sejauh
mungkin untuk dapat mencapai daun-daun pada pohon-pohon yang tinggi sebagai
bahan makanannya. Penguluran leher yang berlangsung secara berulang-ulang ini
menyebabkan keturunannya mempunyai leher yang lebih panjang seperti jerapah
yang kita lihat pada saat ini. Teori ini ternyata tidak dapat dibuktikan.
Meskipun hipotesa evolusi dari Lammarck ini yakni bahwa sifat-sifat yang
didapat karena latihan (sifat-sifat perolehan) diwariskan kepada keturunannya
dianggap rendah oleh beberapa ahli Biologi, tetapi teori Lammarck tidak dapat
menghadapi pembuktian dengan riset secara ilmiah.
Pada zaman Darwin maupun Lammarck, segala sesuatu mengenai genetik
belum ada. Mendel dengan percobaannya belum muncul. Itulah sebabnya tidak
begitu mustahil untuk memikirkan bahwa bagian-bagian tubuh yang berubah dapat
diwariskan. Memang sejak zaman yunani telah terdapat suatu anggapan bahwa
butiran-butiran (pan genes), dari semua bagian tubuh akan menjadi telur dan
spermatozoa.
Pandangan pan genesis dari Yunani inilah yang rupanya dipakai sebagai
dasar genetis dari Lammarck. Jika seorang pelari jarak jauh, mempunyai kaki yang
tumbuh dengan baik, jadi pan genesis pada pelari dengan demikian telah berubah.
Jika pelari ini membentuk spermatozoa, maka pan genesis dari otot kaki pada
spermatozoanya akan berupa tipe yang sudah berubah, dan akan menjadikan otot
kaki anakya berukuran besar. Satu hal yang menentang teori Lammarck adalah
teori pan genesis dimana teori ini tergantung sepenuhnya. Kita mengetahui bahwa
sel soma sama sekali tidak mempengaruhi genotif sel kelamin. Perubahan apaun
pada sel soma tidak akan membawa perubahan pada informasi genetik di dalam
gamet. Pewarisan dari sifat-sifat perolehan (acquired character) belum pernah
dibuktikan.
Ketidak benaran teori Lammarck dapat ditunjukan secara sederhana oleh
Wiesmann (1834-1914) dengan percobaan tikusnya. Setiap kali ekor tikus dipotong
kemudian disilangkan, dipotong lagi kemudian disilangkan lagi, demikian
dilakukan berulang-ulang, tetapi anak tikus yang lahir akan selalu tetap berekor.
Kasus serupa terjadi pada manusia yaitu pada peristiwa circumcicio (sunat). Kita
ketahui bahwa pasangan suami-istri yang sudah sunat, tidak secara otomatis
melahirkan bayi yang sudah dalam keadaan disunat.
b. Teori Darwin
Pertama-tama Darwin menolak suatu pengertian bahwa hidup adalah hasil
dari ciptaan yang mendadak. Dia juga menolak pikiran bahwa semua wujud
organisme di Bumi ini selama berabad-abad tak pernah berubah. Darwin
mengemukakan bahwa perubahan bentuk adalah sesuatu yang harus terjadi.
Makhluk yang hidup pada zaman kini adalah keturunan dari nenek moyang yang
tidak menyerupai. Ditekankan bahwa seleksi alam adalah faktor yang menentukan
aran dalam perubahan tersebut, dan juga merupakan faktor penuntun. Darwin
menjelaskan teori evolusinya berdasarkan seleksi alam. Teori seleksi alam ini
meliputi empat persoalan pokok, yaitu:
1. Di dalam suatu populasi, individu-individu menunjukkan beberapa
variasi. Umumnya, tidak semua biji dari spesies tumbuhan mempunyai
warna yang sama persis, beberapa di antaranya mempunyai warna yang
lebih muda atau lebih tua dari yang lain.
2. Populasi-populasi cenderung untuk menghasilkan lebih banyak
keturunan daripada yang dapat terus hidup (survive), karena sumber-
sumber kehidupan adanya terbatas.
3. Keturunan-keturuna tersebut harus berkompetisi dalam usaha untuk
memperoleh sumber-sumber yang tersedia.
4. Diantara keturunan-keturunan itu, individu-individu yang paling sesuai
dengan lingkungannya akan terus hidup. Karena seleksi dari individu-
individu yang terus hidup tadi dilakukan oleh lingkungannya, maka
Darwin menyatakan hal ini seleksi alam.
c. Teori Darwin-Weismann
Pada zaman Darwin belum diketahui tentang kromosom dan gen sebagai
asal dari sifat keturunan. Weismann melengkapi teori Darwin dengan pernyataan
sebagai berikut:
1. Evolusi merupakan masalah genetika, yaitu menyangkut masalah
bagaimana diwariskannya gen-gen melalui sel kelamin.
2. Sel-sel tubuh (sel soma) tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi
evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika.
d. Teori De Vries
Botanikus belanda inik mengungkapkan teorinya yaitu bahwa perubahan
pada evolusi itu disebabkan oleh adanya mutasi pada gen. Mutasi adalah perubahan
sempurna yang timbul dalam gen yang mengakibatkan perubahan sifat pada
keturunannya. Ia memadukan teori mutasinya dengan teori Darwin menjadi sebagai
berikut :
1. Organisme dengan ciri pembawaan yang baru tampak dengan segera
(bukan perlahan-lahan). Ciri pembawaanu yang baru ini merupakan hasil
dari perubahan atau mutasi di dalam gen.
2. Mutasi dapat membat organisme terpengaruh ataupun tidak terpengaruh
oleh lingkunagn.
3. Sebagai hasil seleksi alam, organisme-organisme dengan hasil mutasi
yang baik (menguntungkan) kebanyakan dapat hidup lebih lama.
4. Sejak hasil mutasi dapat diwariskan, perubahan-perubahan dapat
diharapkan akan berlangsung terus, dan spesies dengan sifat yang baru
akan teus terbentuk.
e. Teori Mendel
Dengan teori genetikanya yang modern, Mendel mengemukakan bahwa
muncunya jenis-jenis baru akibat dari rekombinasi gen-gen. Teori evolusi dari
Mendel dapat dikatkan sebagai teori Neo-Lamarckisme. Genetika dari Mendel ini
digunakan di dalam evolusi sesudah 35 tahun kemudian, yaitu tahun 1990.
4. Klasifikasi Evolusi
Evolusi dapat diklasifikasikan menjadi mikro evolusi, makro evolusi dan
mega evolusi. Mikro evolusi adalah evolusi yang terjadi pada tingkat spesies.
Makro evolusi adalah yang terjadi pada tingkat genus sampai familia. Mega evolusi
adalah evolusi yang terjadi pada tingkat di atas familia. Sampai saat ini yang
dibuktikan baru pada tingkat mikro evolusi, sedangkan makro evolusi dan mega
evolusi baru merupakan analisis logis.Dobzhansky, seorang ahli genetika telah
membagi evolusi ke dalam tiga golongan yaitu evolusi kosmik, evolusi biologi,
dan evolusi manusia dan peradaban.
a. Evolusi Kosmik
Telah dimaklumi bahwa alam semesta termasuk Bumi kita ini, tidak
selamanya berada pada keadaan seperti saat ini. Alam yang dikenal pada
waktu ini adalah hasil dari proses pertumbuhan yang telah berlangsung
selama berabad-abad lamanya.
Pada mulanya para penganut paham atomis yang menguasai cabang
ilmu alam, berpendapat bahwa sifat kimia dan fisika dari benda-benda
selalu berada di dalam keadaan seperti sekarang ini. Telah diketahui pula
sejak waktu itu bahwa benda-benda terdiri dari atom-atom dan dianggapnya
bahwa atom tidak dapat berubah dan tidak dapat dibagi lagi. Pandangan
kunci ini hanya sebagian saja yang betul, sebab para ahli fisika telah dapat
menunjukkan bahwa atom masih terdiri lagi dari bagian-bagian yang
disebut proton. Neutron dan elektron. Telah dibuktikan pua terjadinya
perubahan atom dari satu elemen ke atom dari elemen lain. Menurut teori
kosmologi, atom berasal dari zat yang di sebut ylem dan terjadinya atom
adalah karena adanya ledakan hebat yang terjadi pada 5 (lima) biliyun tahun
yang lalu. Saat inilah yang dicatat sebagai permulaan dari evolusi kosmik.
Setelah terjadi pembentukan atom, evolusi kosmik mengarah ke
pembentukan galaksi dari awan-awan atom. Proses ini terjadi kira-kira 3
(tiga) biliyun tahun yang lalu. Bintang dan planet-planet terbentuk di dalam
galaksi. Dunia yang kit diami mungkin terbentuk seperti salah satu planet
tersebut, jadi rupanya sedikit lebih muda dari terbentuknya jagad raya.
Para ahli geologi telah menunjukan bahwa dunia mengalami
perubahan-perubahan selama sejarah pert umbuhannya. Misalnya
munculnya gunung-gunung yang kemudian lenyap lagi oleh adanya erosi,
juga perubahan-perubahan dari pantai dan dasar lautan.
b. Evolusi Biologi
Dunia yang kita diami hanya merupakan suatu titik di jagad raya
yang luas ini, meskipun demikian kita menduga bahwa hanya pada planet
Bumi inilah terdapat kehidupan. Seperti yang kita kenal. Evolusi hidup atau
kehidupan, yaitu evolusi biologis sepanjang pengetahuan para ahli hanya
pernah terjadi di Bumi kita.
Persoalan mengenai beberapa tahun yang lalu kehidupan ini dimulai
belum pernah terdapat kata sepakat. Fosil tertua yang patut dipercaya
berumur 500 juta tahun. Fosil ini adalah sisa-sisa organisme yang hidup di
laut. Meskipun evolusi sudah harus terjadi sebelum waktu itu, ternyata fosil
dari organisme yang berumur lebih dari 500 juta tahun tidak pernah
ditemukan. Hal ini disebabkan karena organisme pada permulaan evolusi
organik (evolusi kehidupan, tanaman dan bintang) mungkin terlalu kecil dan
lembek untuk diawetkan menjadi fosil, juga karena lapisan bumi pada saat
lebih dari 500 juta tahun telah diubah oleh panas dan tekanan, sehingga
calon-calon fosil akan rusak karenanya. Dengan alasan-alasan ini dapat
disimpulkan pula, mungkin kehidupan di Bumi ini telah dimulai lebih dari
500 juta tahun yang lalu. Fosil telah menunjukkan bahwa tumbuhan darat
telah tumbuh kira-kira 400 juta tahun yang lalu, binatang darat 300 juta
tahun yang lalu, vertebrata pertama 200 juta tahun, mamalia 125 juta tahun
dan mereka mulai menyebar kira-kira 75 tahun yang lalu. Tanda-tanda
adanya manusia kurang dari satu juta tahun yang lalu. Demikianlah sejarah
perkembangan kehidupan di Bumi.
BAB II
Perkembangan Teori Evolusi
Pada bagian ini akan diuraikan perkembangan teori evolusi pada masa pra
Darwin baik itu pakar maupun pendapatnya yang berkaitan dengan teori evolusi
atau yang mempengaruhi pikiran Darwin dalam mencetuskan teori evolusinya.
a. Faham evolusi pernah tercetus 400 tahun SM. Kenyataan bahwa makhluk
hidup beraneka ragam dan mengalami perubahan sudah diamati sejak lama,
tetapi tidak melahirkan teori evolusi, bahkan :
1. Parmindes (Yunani) menyatakan bahwa yang teramati itu adalah suatu
ilusi.
2. Heraclitus, menyatakan bahwa makhluk hidup dalam perjalanan
hidupnya selalu mengalami proses yang ajeg (konstan).
3. Anaximander, 250 tahun SM telah menyatakan pendapatnya yang
kedengarannya aneh yaitu bahwa manusia berasal dari sejenis makhluk
yang menyerupai ikan.
4. Empedocles, menyatakan bahwa manusia dan binatang lain terdiri dari
bagian kepala, badan dan tangan yang terpisah-pisah. Pada makhluk
hidup tertentu ketiganya tumbuh menjadi satu, pada makhluk hidup lain
hanya memiliki kepala dan badan misal pada ikan. Ada yang
pertumbuhannya lengkap ada yang tidak lengkap.
b. Teori Autogenesis muncul dengan pernyataannya bahwa proses evolusi karena
adanya dorongan dari dalam makhluk hidup. Ternyata teori ini pasca Darwin
diungkapkan oleh Thilhard de Chardin. Bedanya autogenesis menekankan
bahwa dorongan dari dalam itulah yang menentukan, sementara faktor
lingkungan daabaikan. Jadi evolusi arahnya sudah ditentukan sejak semula dari
dalam makhluk hidup itu sendiri.
c. Paham Finalisme atau Telefinalisme
Paham ini menitik beratkan pada tujuan akhir dari proses evolusi, bahwa
bentuk akhir suatu proses sudah ditentukan. Makhluk hidup berevolusi sampai
ke bentuk akhir, karena adanya kekuatan transenden. Hanya tidak disebut
adanya kekuatan transenden itu. Faham finalisme juga tidak dapat menjelaskan
proses perubahan yang ditentukan oleh kekuatan tersebut.
d. Paham Vitalisme
Paham ini berhubungan erat dengan paham finalisme, dengan memberikan
penjelasan tentang kekuatan transenden yang dimaksudkan oleh paham
finalisme. Vitalisme memberikan penjelasan tentang kekuatan transenden
tersebut sebagai kekuatan alam yang maha hebat (supernatural power).
e. Teori Orthogenesis, Nomogenesis, dan Aristogenesis
Ketiga teori ini sejalan, dengan menganggap bahwa makhluk hidup itu berubah
secara evolutif, dan penentu perubahan itu adalah germ plasma. Paham ini
mengambil contoh tentang bunga yang pada dasarnya segala sesuatunya telah
ada pada kuncup, misalnya tentang warna, bentuk, ukuran, letak dan bentuk
putik serta benang sari, dsb. Perubahan kuncup menjadi bunga hanya
memerlukan tenaga untuk mekarnya bunga. Berkaitan dengan perkembangan
manusia, paham ini mengatakan bahwa bentuk dewasa manusia sudah ada
pada tingkat embrionya.
Tekanan pada ketiga teori ini berbeda-beda. Orthogenesis menitik beratkan
bahwa perkembangan makhluk hidup ada pada garis lurus, jadi perkembangan
makhluk hidup yang menjadi semakin besar, semakin bervariasi itu bertolak
dari yang sudah ada.
Nomogenesis menyatakan bahwa perkembangan hanya berlangsung sesuai
dengan aturan tertentu. Aturan tertentu ini sifatnya mengikat bagi setiap
makhluk hidup, sedangkan teori Aristogeneis memandang bahwa
perkembangan yang terjadi pada makhluk hidup adalah perubahan menuju ke
yang lebih baik.
Perkembangan lebih lanjut menunjukkan bahwa teori Orthogenesis diminati
oleh ahli-ahli Paleontologi dan Anatomi. Ahli-ahli Paleontologi dan Anatomi
menunjuk contoh akan adanya variasi pada cangkang-cangkang dari berbagai
jenis kerang (mollusca). Disinggung juga perkembangan otak dari berbagai
jenis vertebrata, yang menunjukkan perkembangan yang semakin membesar.
Perkembangan otak pra human sampai dengan human (manusia) juga
mengalami perkembangan yang semakin menjadi lebih besar. Tetapi ada hal
yang menarik, yang justru terasa aneh. Hal ini dialami oleh rusa purba
Megaloceros yang muncul pada masa Tertier dan punah pada masa Pleistosen.
Kepunahan rusa itu diduga antara lain karena tanduknya yang berkembang
menjadi luar biasa besar, yang kemudian menghambat gerakannya di alam.
Oarng menyebutnya sebagai terjadi seleksi (Orthoseleksi) karena rusa tersebut
mengalami spesialisasi yang berkelebihan. Kagagalan teori evolusi pra Darwin
karena tidak dapat menjelaskan proses adaptasi makhluk hidup terhadap
lingkungan, dan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan.
Beberapa tokoh dan pendapatnya yang ikut mempengaruhi jalan pikiran
Darwin dan mendorong lahirnya teori evolusi/
1) Carolus Linnaeus
Ia berpendapat bahwa makhluk hidup itu hasil ciptaan dan ajeg (konstan).
Linnaeus telah memberi nama 4235 spesies binatang dan 5250 spesies
tumbuhan.
2) Charles Bonet
Pakar ini berpendapat bahwa semua makhluk hidup dan makhluk tak hidup
mengalami proses pembentukan, mengalami rantai/tangga yang panjang
yang tak terputus maupun tak tersisipi. Bermula dari mineral, coral, polip,
tumbuhan,........ kera dan menuju ke manusia.
3) Rene des Cartes dan Pierre Maupertius
Keduanya sudah memahami tentang evolusi tetapi mereka sangat berhati-
hati karena takut kepada pengikut-pengikut paham penciptaan khusus
4) Count de Buffon
Bahwa proses evolusi berlandaskan pada diwariskannya sifat yang didapat
(acquired characters). Pendapat ini kemudian diketahui sejalan dengan
pendapat Lammarck.
5) Goethe
Ahli sastra dan pengetahuan alam ini dianggap dekat dengan golongan
evolusionis. Goethe pernah menulis tanaman pertama yang ia sebut
tanaman pertama (Urfplanze). Bersama lorenze Oken menciptakan bentuk
dasar tenkorak binatang vertebrata. Goethe memperkenalkan ciptaan ini
sebagai prototype, sungguhpun hanya tipe abstrak (Eidos), dan hal ini
ilhamnya datang dari Plato.
6) Erasmus Darwin
Ia adalah kakek dari Charles Darwin. Ia berpendapat bahwa kehidupan
berasal dari asal yang sama. Gagasannya ini dituangkan dalam bukunya
yang berjudul Zoonomia. Gagasan ini juga yang mempengaruhi pikiran
Darwin yang secara langsung atau tidak berkembang menjadi dasar dari
teori evolusi.
7) Jean Baptiste Lammarck
Sebagaimana halnya Buffon, Lammarck memunculkan paham yang senada
yaitu diwariskannya sifat-sifat yang didapat (acquired characters). Contoh
yang dipakai untuk menggambarkan teorinya adalah panjang leher jerapah.
Jerapah mulanya berleher pendek, karena kehabisan makanan di bagian
bawah, jerapah berlatih menjulurkan lehernya untuk meraih pakan yang
berada di bagian atas. Leher panjang hasil latihan itu diwariskan kepada
keturunannya, akibatnya leher jerapah saat ini menjadi panjang. Jadi
Lammarck telah memperhitungkan bahwa faktor lingkungan berpengaruh
terhadap makhluk hidup. Di samping itu Lammarck juga memperkenalkan
hukum use dan disuse, bahwa organ-organ yang digunakan akan
berkembang, sedangkan organ yang tidak digunakan akan
menyusut/mereduksi.
8) Thomas Robert Malthus
Malthus memperkenalkan adanya konsep perjuangan untuk hidup. Konsep
ini didasarkan pada anggapanya yang menyatakan bahwa produksi bahan
makanan berjalan sesuai deret hitung, sementara itu kenaikan jumlah
penduduk sejalan dengan deret ukur. Untuk itu diperlukan perjuangan bagi
semua makhluk hidup. Mereka yang kuat memiliki peluang yang besar
untuk memenangkan perjuangan tersebut, dan sebaliknya makhluk hidup
yang lemah akan kalah dalam perjuangan itu. Dalam jangka waktu tertentu
yang lemah cepat atau lambat akan mengalami kepunahan.
9) Para Ulama Gereja St. Agustine
Agak mirip dengan pendapat Linnaeus, bahwa pada mulanya makhluk
hidup itu diciptakan (oleh Sang Pencipta, Tuhan), dan untuk selanjutnya
makhluk hidup itu mengalami evolusi. Hanya saja pendapat ini tidak
disebarluaskan. Paham semacam ini masih berlaku sampai berabad-abad
kemudian yang dikenal dengan nama St. Thomas Aquinas.
10) Tokoh-tokoh Yunani pra Darwin
Tokoh-tokoh ini mengembangkan suatu paham bahwa makhluk hidup itu
membentuk suatu tangga kehidupan/tangga alam (skala naturae).
Organisme yang berada di dasar tangga lebih sederhana, demikian
seterusnya sehingga makhluk hidup yang berada di puncak tangga adalah
makhluk hidup yang lebih sempurna. Hanya saja dalam scala naturae ini
tidak disinggung hubungan antara makhluk yang berada pada anak tangga
atas dengan makhluk hidup yang berada pada anak tangga di bawahnya.
11) Leonardo da Vinci
Pada abad XV ia menemukan fosil kerang laut di pegunungan. Dia
menyimpulkan bahwa pegunungan itu tadinya adalah dasar lautan yang
terangkat ke atas oleh tenaga endogen.
12) Leibnitz
Ia berusaha menjelaskan lagi skala nature yang pada waktu itu belum
dijelaskan hubungan antara makhluk hidup yang berada pada anak tangga
atas dengan makhluk hidup yang ada di bawahnya. Ia berpendapat bahwa
antara spesies yang satu dengan spesies yang lain ada penyambungnya yaitu
spesies peralihan. Namun saat itu tidak berani menyatakan adanya spesies
peralihan utamanya antara manusia dan kera.
13) George Cuvier
Bahwa segala sesuatu yang ada di Bumi ini berasal dari proses penciptaan
Tuhan. Evolusi tak pernah terjadi. Spesies tak pernah berubah. Adanya fosil
di berbagai lapisan Bumi karena adanya bencana alam (Catastroph)
sehingga melahirkan teori Catastrophisme. Adanya fosil di setiap lapisan
Bumi karena adanya penciptaan baru setiap kali terjadi bencana alam.
14) Charles Lyell
Ia membantah pendapat Cuvier dengan pendapatnya bahwa terjadinya
strata/lapisan Bumi yang mengandung fosil bukanlah karena terjadinya
bencana alam, tetapi terjadi sedikit demi sedikit oleh karena adanya
kekuatan alam seperti angin, air, dan panas. Pendapat inilah yang
melahirkan teori Uniformitarianisme. Pendapat Lyell ini mempunyai andil
besar dalam melahirkan teori evolusi, atau sangat mempengaruhi pikiran
Darwin dalam mengungkapkan teori evolusi.
15) William Smith
Smith berpendapat bahwa setiap strata Bumi memiliki tipe fosil yang khas,
dan semakin ke bawah (tua) fosil yang dikandungnya semakin jauh berbeda
dengan makhluk hidup yang ada sekarang ini.
Latihan
Untuk lebih memahami penegrtian anda tentang pengertian dan
perkembangan teori evolusi maka jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Ada banyak pengusul teori evolusi, tetapi mengapa hanya teori yang diusulkan
oleh Darwin saja yang dapat diterima oleh masyarakat cerdik pandai pada
waktu itu?
2. Selain karya Darwin, karya siapa lagi yang mempunyai kesimpulan yang
hampir sama? Coba sebutkan rangkuman dari hasil pembahasannya!
3. Teori Lammarck tidak dapat dibuktikan melalui research ilmiah. Coba
pendapat siapa saja yang dapat membuktikan ketidakbenaran teori Lammarck?
Cari contoh juga dari pengalaman anda sendiri!
4. Apakah anda yakin akan adanya evolusi peradaban? Berikan penjelasan!
5. Apakah kelemahan dari teori evolusi dari Darwin? Jelaskan!
6. Apa yang dimaksud dengan scala naturae, dan apa kekurangannya?
BAB III
Petunjuk-petunjuk Adanya Evolusi
Jika evolusi benar-benar terjadi, artinya bahwa makhluk hidup yang ada
sekarang ini merupakan hasil perkembangan makhluk hidup masa lampau, maka
konsekuensinya adalah harus ada bukti-buktinya. Bukti-bukti itu ada, dan
terbagi atas bukti-bukti langsung, dan bukti-bukti tak langsung. Bukti yang
benar tentang adanya evolusi adalah bukti-bukti yang langsung, yaitu jejak-jejak
evolusi yang diberikan oleh paleontologi, serta bukti-bukti yang menunjuk
bahwa evolusi masih terjadi pada masa kini. Bukti-bukti yang tidak langsung
hanya berguna sebagai tambahan dan melengkapi untuk menerangkan atau
memperkuat bukti-bukti yang langsung.
a. Fosil sebagai bukti adanya evolusi
Bukti-bukti yang langsung dari evolusi telah disebutkan berupa jejak-jejak
evolusi. Jejak-jejak evolusi dapat berupa organisme utuh yang diawetkan oleh
bahan pengawet alam, misalnya gajah purba Mamouth ditemukan di Siberia masih
dalam keadaan utuk karena tertutup Es, atau hanya berupa bagian/sisa dari
organisme, bahkan jejak tapak kaki atau lembaran daun yang membatu. Proses
pembatuan ini terjadi karena bahan organiknya secara bertahap digantikan oleh
bermacam-macam mineral terutama persenyawaaan kapur dan silisium. Bukti-bukti
dari masa lampau yang umumnya membantu ini disebut fosil (fodere= menggali).
Fosil dapat dipakai sebagai petunjuk adanya evolusi karena setiap lapisan
bumi mengandung fosil yang berbeda. Makin tua lapisan bumi, fosil makhluk
hidup yang dikandungnya makin jauh berbeda dengan fosil makhkuk hidup yang
terdapat pada lapisan bumi yang lebih muda. Apabila suatu fosil ditemukan pada
berbagai lapisan bumi yang berurutan, maka dapat dilacak perkembangan makhluk
hidup tadi dari bentuk yang lebih awal hingga bentuk yang terkemudian. Contoh
fosil seperti ini misalnya dijumpai pada fosil kuda dan gajah. Jika fosil-fosil ini
dikaitkan dengan penanggalan kehidupan di bumi, maka akan tampak
perkembangan makhluk hidup dan tahapan-tahapannya dari yang paling primitif
hingga ke yang paling modern. Yang dimaksud modern adalah makhluk hidup yang
sekarang masih ada. Sejarah perkembangan kuda dapat dilihat gambarnya melalui
fosil yang ditemukan pada gambar 3.1 dan sejarah perkembangan makhluk hidup
tabel 3.1.
Gambar 3.1 : Gambar evolusi kuda dimulai dari 50 juta tahun yang lalu.
a. Biosistematik
Dalam biosistematik makhluk hidup digolong-golongkan
berdasarkan adanya persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan.
Makhluk hidup dengan ciri-ciri tertentu dimasukkan kedalam golongan
tertentu, yang berbeda dengan golongan lainnya. Unit terkecil dari
taksonomi adalah spesies (jenis). Individu-individu dalam spesies
memiliki ciri-ciri morfologis, anatomis, fisiologis, embriologis, dan
genetis. Individu-individu dalam satu jenis dapat saling berbiak silang
dengan keturunan yang fertil. Spesies-spesies tergabung dalam Genus
(keluarga), genus-genus tergabung dalam Familia (marga), familia-familia
dalam Ordo (suku), ordo-ordo dalam Classis (kelas), Classis-classis dalam
Divisio/Fillum. Diantara dua takson ada sisipan-sisipan dengan awalan
Sub atau Super, misalnya Subordo, Subfamili, Superordo, dan seterusnya.
Adi kalau disusun dari takson ttertinggi ke takson terendah akan
menghasilkan urutan sebagai berikut:
Divisio/Filum : divisi, golongan besar
Kelas : kelas
Ordo : bangsa
Faamilia : suku
Genus : marga
Spesies : jenis
Unit terkecil (Spesies) memiliki kesamaan ciri-ciri paling banyak.
Makin besar unitnya, makin kecil kesamaan ciri-cirinya. Hal ini
menunjukkan bahwa makhluk hidup dapat diatur/dikelompokkan
berdaasarkan persamaan ciri-cirinya, artinya ialah bahwa makhluk hidup
berkembang dari asal-usul yang sama, tidak berkembang dari satu sumber,
maka ciri-ciri makhluk hidup akan sangat bervariasi dan bersifat
kebetulan, akibatnya pengaturan ke dalam unit-unit tertentu tidak akan
mungkin dapat dilakukan. Kalau boleh saya memberi ilustrasi, bahwa
makhluk hidup yang ada sekarang ini ibarat makhluk hidup yang ada di
ujung-ujung ranting dari sebuah pohon raksasa yakni pohon kehidupan.
Hal ini berarti bahwa makhluk hidup berasal dari satu sumber, kemudian
mengalami perkembangan terus menerus sesuai perkembangan
waktu/zaman hingga sampailah makhluk hidup seperti yang dapat kita
lihat hari ini.
b. Anatomi perbandingan
Anatomi atau susunan dalam makhluk hidup dari organ tertentu
dapat juga dipakai untuk menunjukkan adanya evolusi. Dengan
membandingkan susunan anatomi dari organ tertentu, misalnya anggota
depan dari berbagai binatang yang tergolong dalam subfilum Vertebrata,
kita dapat mengetahui hubungan kekerabatannya.
Anggota depan dari berbagai binatang vertebrata seperti ikan paus,
katak, kadal, burung, kelelawar, kucing, dan manusia, adalah organ
homolog. Organ homolog adalah organ yang berkembang dari jaringan
asal yang sama, kemudian berkembang menjadi struktur yang berbeda,
sehingga fungsinya juga berbeda. Selain anggota depan, organ Vertebrata
yang dapat kita perbandingkan adalah jantung. Jantung dari berbagai
hewan Vertebrata seperti ikan, amfibia, reptilia, burung, dan mamalia juga
menunjukkan perkembangan yang serupa. Dari anatomi perbandingan
anggota depan dan jantung dari hewan vertebrata, kita dapat mengetahui
bahwa hewan-hewan yang tergolong dalam Subfilum Vertebrata ini
berkembang dari moyang yang sama.
Berkebalikan dengan organ homolog, adalah organ analog. Organ
analog berkembang dari jaringan yang berbeda, tetapi menghasilkan
fungsi yang sama. Sebagai contoh adalah sayap lalat atau kupu-kupu, dan
sayap burung. Fungsinya sama-sama untuk terbang (alat gerak), tetapi
sebenarnya organ itu berkembang dari jaringan asal yang berbeda. Contoh
lain adalah kaki anjing atau kucing dengan kaki lipan, organ ini juga
berkembang dari jaringan asal yang berbeda, tetapi fungsinya sama
sebagai alat gerak. Dari organ analog ini kita dapat menyimpulkan bahwa
kupu-kupu dan burung atau lipan dan anjing, berkembang dari moyang
yang berbeda. Jadi kupu-kupu dan burung atau lipan dan anjng tidak
berkerabat dekat. Perkembangan jantung dari berbagai hewan Vertebrata
dapat dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 3.3 : Organ vestigial pada manusia (Storer dan Usinger, 1957)
4) Selaput tidur atau pelupuk mata ketiga (membrana nictitan)
Selaput ini tempatnya ada disudut dalam mata kita, dekat hidung. Pada
ikan, amfibia, reptilia, dan burung, fungsinya masih baik sebagai
pelindung mata. Jadi manusia berdiferensiasi dari tetua yang sama
dengan binatang-binatang itu juga.
5) Bulu roma
Bulu roma ini agak berbeda dengan organ sisa. Bulu roma ini
keberadaannya pada waktu manusia masih stadium embrio atau
pralahir. Kalau organ sisa terdapat pada organisme dewasa, organ yang
dijumpai pada stadium pralahir disebut organ rudimenter. Pada
stadium embrio, kulit manusia masih tertutup oleh bulu roma yang
dinamakan lanugo. Kadang bayi yang lahir prematur masih
menunjukkan lanugo, yang makin hari kianmenghilang. Jadi bulu roma
adalah organ rudimenter. Organ rudimenter juga dijumpai pada
Whalebone whales, ikan paus yang tak bergigi, makanannya berupa
mikroorganisme. Stadium embrionya masih memiliki gigi dan
menghilang sebelum lahir. Baik organ sisa maupun organ rudimenter
dapat dipakai sebagai petunjuk adanya evolusi, bahwa manusia
berkembang dari makhluk yang berbulu atau berambut dan Whalebone
whales berkembang dari organisme bergigi.
d. Fisiologi dan Biokimia
Evolusi dapat pula dibuktikan dari segi Fisiologi dan Biokimia.
Teori asal mula kehidupan dari Miller dan Urey, menyatakan bahwa
makhluk hidup berasal dari reaksi-reaksi kimia dari unsur-unsur alam
yang ada di atmosfir Bumi kuno seperti CO2, CH4, air, ammonia, gas H2,
dan HCN, yang dipacu oleh energi halilintar dan sinar kosmis alam.
Barang kali unsur-unsur alam kuno itu termasuk Fe, Ca, S, dan P. Jika
teori ini diyakini kebenarannya maka secara biokimia makhluk hidup yang
ada pada saat ini berkembang dari senyawa-senyawa itu juga, karena
makhluk hidup dibangun dari unsur-unsur itu semua. Atau dengan kata
lain bahwa makhluk hidup yang ada pada saat ini berkembang dari asal
usul yang sama.
Makhluk hidup juga mempunyai persenyawaaan kimia sebagai zat
dasar yang sama, seperti karbohidrat, lemak, protein, DNA, RNA, ADP,
ATP, dan sebagainya. Persenyawaan kimia sumber energi berupa
karbohidrat, lemak, dan protein, juga sama untuk semua organisme.
Demikian juga tentang materi genetik, berupa DNA, dan RNA juga sama
untuk seluruh makhluk hidup. Seluruh metabolisme makhluk hidup di
muka bumi ini pada dasarnya juga sama. Ini semua menunjukkan kepada
kita bahwa materi atau proses hidup itu diperoleh dari moyang yang sama
atau seluruh kehidupan di bumi ini berkembang dari sumber yang sama.
Perbedaan-perbedaan memang ada misalnya golongan darah, warna
kulit, rambut, protein, dan sebagainya. Perbedaan semacam ini memang
perlu adanya. Dengan adanya perbedaan penting untuk diteliti, misalnya
reaksi imunologis. Jika zat asing masuk kedalam tubuh kita (bakteri,
jamur, virus, darah, transplantat lain), maka dalam tubuh kita akan
membentuk zat antibodi. Dengan adanya kesanggupan ini, maka setiap
makhluk hidup akan sanggup dan mampu mengatasi setiap kali terjadi
infeksi, untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk
kepentingan ini maka lahirlah konsep vaksinasi.
Reaksi imunologi ternyata menarik minat bagi seorang ilmuwan
bernama Nutall. Dia meneliti adanya pembekuan darah bila darah dari
suatu organisme dicampur dengan organisme lain. Glinka, (1985)
menyebutnya kegiatan Nutall ini sebagai kegiatan hubungan darah.
Nutall menginjeksikan darah manusia kedalam tubuh kelinci. Di dalam
tubuh kelinci akan membentuk antibodi. Darah kelinci tadi (tentu dengan
antibodinya) diambil dan ditelitinya di dalam laboratorium. Dicampurlah
darah dari kelinci tadi dengan berbagai darah binatang lain dan manusia.
Hasilnya, terjadi pembekuan darah. Adanya pembekuan darah yang terjadi
dapat ditaksir jauh dekatnya hubungan kekerabatan dari binatang yang
diselidiki. Hasi penelitian Nutall ini dicatat sebagai berikut (Glinka,1985):
Tabel 3.2. Hasil penelitian Nutall tentang kekerabatan makhluk hidup melalui tes darah
Darah Resipien Zat yang Dicampur dengan % pembekuan
donor terbentuk darah
Manusia Kelinci Antibodi (dalam Manusia 100
serum darah Chimpanse 85
kelinci) Gorilla 64
Orangutan 42
Pavian 29
Domba 10
Lembu 10
Rusa 7
Kuda 2
Marsupialia 0
Unggas 0
BAB IV
EVOLUSI GENETIKA
Sampai saat ini teori evolusi masih mendapat banyak tantangan dan
tantangan yang terjadi karena adanya konsep yang salah tentang evolusi Darwin.
Populasi
Keanekaragaman
variasi (variasi genetik)
Reproduksi
Seleksi
Genetika Populasi :
1. Spesies
Menurut konsep Spesies Biologi. adalah Sekelompok individu yang
merupakan populasi alam dan mampu berkembangbiak dengan sesamanya
(pertukaran gen) tetapi tidak mampu berkembang biak dengan kelompok lain. Oleh
sebab itu dapat dikatakan bahwa pertukaran gen terjadi dalam setiap perkawinan.
Suatu spesies terisolasi dari spesies yang lain karena adanya suatu rintangan
interspesies. Selain itu terdapat rintangan lainnya seperi barier geografis, ekologis
dan lain sebagainya.
2. Populasi
Populasi adalah sekumpulan organisme yang diperkirakan berfungsi
bersama secara ekologis dan evolutif . Ciri khas dari suatu populasi adalah
kemempuan untuk berinteraksi dalam bebas dan acak. Pengertian populasi dalam
ekologi berbeda dengan evolusi. Dalam ekologi pengaruh factor lingkungan
memegang peranan penting. Organisme dipisahkan atas banyak populasi karena
tersebar luas di suatu daerah geografis. Sementara dalam gentika populasi untuk
membedakan dengan populasi lainnya adalah dengan melihat Struktur Genetik
dan Alel yang khas . Spesies organisme yang identik seluruhnya, dianggap
sebagai satu populasi dimanapun/seberapa besar populasi tersebut.
3. Deme
Kumpulan individu yang cenderung mengadakan perkawinan diantara
kelompoknya (dapat berlangsung secara acak).
4. Gene Pool
Kumpulan dari semua gen yang terdapat dalam suatu populasi atau jumlah
dari semua alel yang berlainan atau keterangan genetik dalam anggota dari suatu
populasi yang berkembang biak.
5. Frekuensi
Hukum ini akan selaku berlaku pada suatu populasi dari waktu ke waktu dengan
syarat :
Hardy-Weinberg:
p2 + 2pq + q2 = 1
Counting Alleles
assume 2 alleles = B, b
frequency of dominant allele (B) = p
frequency of recessive allele (b) = q
frequencies must add to 1 (100%), so:
p+q=1
Counting Individuals
frequency of homozygous dominant: p x p = p2
frequency of homozygous recessive: q x q = q2
frequency of heterozygotes: (p x q) + (q x p) = 2pq
frequencies of all individuals must add to 1 (100%), so:
p2 + 2pq + q2 = 1