Anda di halaman 1dari 5

NAMA : IRMA YULIANTI

KELAS : XII MIPA 2

1. Plato (427-347 SM)

Plato menyatakan percaya pada dunia, yakni dunia yang ideal dan abadi serta dunia maya (khayal)
yang tidak sempurna. Kedua dunia tersebut dapat dipahami dengan menggunakan indera manusia.
Dikatakan evolusi akan mengubah dunia yang organismenya sudah ideal dan beradaptasi sempurna
dengan lingkungan. Menurutnya, setiap bentuk kehidupan makhluk hidup mempunyai suatu tangga
dengan anak tangga masing-masing yang ada pada tingkatan yang berbeda.

2. Jean Baptise de Lamarck (1744-1829)

Jean Baptise Lamarck, seorang ahli dari Perancis mengatakan bahwa ada mekanisme spesifik dalam
evolusi (transmutasi) organisme. Binatang berubah sesuai dengan tuntutan alam sekitarnya atau
aquired characteristics. Penyesuaian UU tersebut diperoleh selama hidup, dan dapat diturunkan.
Misalnya pada jerapah yang harus memanjangkan lehernya untuk memperoleh makanan di bagian
atas pohon. Pada teori evolusi Lamarck ada dua gagasan utama, yakni: Gagasan use and disuse atau
digunakan dan tidak digunakan. Di mana bagian tubuh yang dipakai secara intensif untuk
menghadapi lingkungan tertentu akan menjadi lebih besar dan kuat. Sementara bagian tubuh yang
jarang digunakan akan mengalami kemunduran. Sifat atau ciri-ciri yang diperoleh dari lingkungan
bisa diwariskan kepada keturunannya. Pada konsep pewaris sifat tersebut memodifikasi organisme
yang diperoleh selama hidupnya. Pada teori tersebut, Lamarck mencontohkan awalnya nenek
moyang jerapah berleher pendek. Leher jerapah menjadi akibat penjuluran terus menerus.
Kemudian jerapah yang leher panjang diwariskan ke semua keturunannya.

3. Charles Robert Darwin (1809-1882)

Darwin merupakan pelopor teori modern. Teori tentang evolusi merupakan pengamatannya ketika
berlayar dengan kapal Beagle ke kepulauan Galapagos. Melalui pengamatan dan kajian yang
mendalam, akhirnya Darwin mengemukakan teori evolusinya lewat buku berjudul On The Origin of
Species by Means of Natural Selection (Asal Mula Spesies yang Terjadi Melalui Seleksi Alam). Buku
tersebut diterbitkan pada 24 November 1859. Ada dua teori yang ada di dalam buku Darwin, yakni
spesies-spesies yang hidup sekarang ini berasal dari spesies-spesies yang hidup dimasa lalu. Dalam
buku tersebut, C.R. Darwin mengemukakan tentang asal usul makhluk hidup dan yang menjadi
dasar evolusi organiknya adalah adanya seleksi alam. Alam semesta menyeleksi untuk cadangan
variasi individu yang paling cocok dengan lingkungan. Karena lingkungan selalu berubah, berubah
pulalah organisme di dalamnya, dan individu yang paling cocok dengan lingkungan alam akan
membuahkan keturunan yang tercocok. Dari teori evolusi C.R. Darwin tersebut muncul pengertian
berlakunya "survival of the fittist" artinya yang kuatlah yang berjaya dan pengertian "struggle of
existence" artinya perjuangan demi keberadaan.
4. Alfred Russel Wallace (1823-1913)

Teori evolusi Russel Wallace merupakan mengembangkan suatu teori seleksi alam yang dikemukan
oleh Charles Darwin. Pemikiran Russel Wallace didapat dari hasil ekspedisi di Malaysia, kemudian
Borneo (Kalimantan), Sulawesi, dan Maluku. Hasilnya menunjukan bahwa fauna di Indonesia Barat
berbeda dengan Indonesia Timur. Wallace dan Darwin, berpendapat awaknya jerapah memiliki
variasi leher, ada yang panjang dan pendek. Hasilnya seleksi alam lebih menguntungkan jerapah
yang berleher panjang. Karena bisa menjangkau daun yang tinggi, bisa bertahan hidup. Bagi jerapah
yang berleher pendek tidak bisa. Jerapah yang punya leher panjang diwariskan pada keturunnya.

5. August Weismann

August Weismann, seorang ahli dari Jerman, juga merupakan salah seorang pendukung teori
evolusi C.R. Darwin, akan tetapi ia menolak pendapat bahwa watak atau sifat yang diperoleh
makhluk hidup diwariskan. Dalam bukunya yang berjudul "The germ-plasm, a theory of heredity"
tahun 1892 dan "The Evolusi Theory" tahun 1904, August Weismann mengemukakan tentang teori
genetika modern dengan menekankan bahwa ada kebebasan dari germ plasm. Menurutnya germ
plasm terdapat dalam kromosom, jadi evolusinya adalah masalah genetika. Pada teori August
Weismann bahwa perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh lingkungan tidak diwariskan pada
keturunannya. Evolusi menyangkut pewarisan gen-gen lewat sel-sel kelamin. Ini bermakna jika
evolusi berkaitan dengan gejala seleksi alam pada faktor-faktor genetik. Weismann membuktikan
teorinya dengan memakai tikus. Di mana mengawinkan dua tikus yang masing-masing ekornya
dipotong. Selanjutnya anak-anak tikus yang sudah dewasa dipotong ekornya dan dikawinkan
dengan sesamanya. Hasilnya anak-anak tikus berekor. Ia melakukan percobaan tersebut hingga 21
generasi tikus dan hasilnya sama.

6. Thomas H. Huxley

Thomas H. Huxley adalah pendukung teori evolusi C.R. Darwin. Dalam bukunya yang berjudul
"Man's Place in Nature" tahun 1863, Thomas H. Huxley menguraikan perkembangan manusia
secara ilmiah. Ia mengambil perbandingan susunan anatomi manusia dengan kera (simpanse).
Menurutnya, perkembangan susunan anatomi kedua makhluk hidup tersebut sangat mirip
berdasarkan hukum evolusi.

7. Hugo de Vries

Hugo de Vries, seorang ahli dari Belanda, mengemukakan bahwa evolusi hanya dapat terjadi karena
adanya perubahan yang tiba-tiba (mutasi). Mutasi adalah perubahan sifat pada keturunannya.
Dalam bukunya yang berjudul "Die Mutations Theory" tahun 1903, Hugo de Vries memadukan teori
mutasi gen dengan teori C.R. Darwin, yaitu Organisme dengan ciri pembawaan yang baru nampak
dengan segera, ciri pembawaan yang baru ini merupakan hasil dari perubahan dalam gen. Mutasi
dapat membuat organisme terpengaruh atau tidak oleh lingkungan. Sebagai hasil seleksi alam,
organisme-organisme dengan mutasi yang baik kebanyakan dapat hidup lebih lama. Sejak hasil
mutasi dapat diturunkan, perubahan-perubahan dapat diharapkan akan berlangsung terus dan
spesies dengan sifat yang baru akan terus terbentuk.

8. Teilhard de Chardin

Teilhard de Chardin, seorang paleontolog, ia memadukan faham materialisme dengan faham


kreasonis kultural. Ia mengatakan bahwa evolusi di bumi berlangsung dalam tiga fase, yaitu :

 Geosfer, yang merupakan masa kabut purba sampai diambang kehidupan. Masa ini disebut
masa prahidup.
 Biosfer, yang dimulai dari kehidupan ganggang di air sampai terjadinya antropoid di daratan.
Fase ini disebut sebagai masa kehidupan.
 Noosfer, yang dimulai dari adanya manusia sebagai manusia purba yang memiliki pemikiran
sebagai mahkluk yang kian hari kian meningkat sifat manusiawinya. Fase ini disebut sebagai
masa pemikiran atau perasaan.
Evolusi berjalan berjalan terus, manusia sekarang merupakan ciptaan Tuhan yang 'belum
selesai', karena akan menurunkan makhluk-makhluk baru yang kian sempurna sesuai dengan
kondisi alamnya. Manusia adalah kesadaran moral, kesadaran sosial, dan kesadaran kosmis.
Memanusiakan manusia berarti menghubungkan sifat manusiawi yang makin luas dan
kemampuan akal budinya yang terus ditingkatkan. Manusia dapat merencanakan
perkembangannya sendiri dan mengikutsertakan kehendaknya dalam proses tersebut.

9. Aristoteles (384-322 SM)

Menurutnya evolusi tersebut bisa terjadi karena didasarkan pada suatu metafisika alam. Adapun
arti metafisika alam yakni ialah mengubah organisme serta habitatnya (Tempat Tinggal) dari bentuk
yang sederhana ke dalam bentuk yang kompleks. Dan evolusi terjadi karena adanya peristiwa
seleksi alam. Makhluk hidup yang bisa beradaptasi dengan lingkungan akan bertahan hidup —>
struggle for life (Perjuangan Untuk Hidup)

10. Erasmus Darwin (1731-1802)

Seperti yang tercantum dalam bukunya yang berjudul “Zoonomia or The Laws of Organic Life”,
Evolusi ini terjadi pada makhluk hidup, makhluk hidup disini ialah manusia dan juga percaya
erasmus darwin bahwa karekteristik yang diperolah orang tua akan terjadi secara turun-menurun.

11. Empedocles

Empedocles yang lahir di Akragos, Pulau Sicilia ini sangat dipengaruhi dengan ajaran dari kaum
Pythagorean, Parmenides serta aliran keagamaan refisme. Ia sangat pandai di bidang penyair
retorika, kedokteran, pemikir serta politik dan ia jua menulis karyanya ke dalam bentuk puisi seperti
contohnya Parmenides. Menurutnya, teori evolusi bisa terjadi dari kehidupan yang berasal dari
lumpur hitam yang kemudian memperoleh sinar matahari yang sederhana lalu berkembang
sempurna sehingga menyebabkan sekarang menjadi sangat beragam akibat kemampuan dalam
jenis jenis adaptasi.
12. Auguste Comte

Sebagai salah satu sosiolog terkemuka, Auguste Comte turut menyumbangkan idenya tentang
evolusi. Salah satu pemikirannya tentang perubahan sosial yang terkenal adalah the law of three
stages. Melalui the law of three stages, Comte menjelaskan bahwa masyarakat bergerak melewati
tiga fase yaitu teologis, metafisis, dan positivis. Masyarakat di fase teologis bergantung pada hal-hal
spiritual dan magis. Kemudian, masyarakat mulai mengenal pemikiran-pemikiran spekulatif di fase
metafisis. Manusia kemudian bergerak ke fase positivis dan mengenal teori-teori empiris.

13. Herbert Spencer

Filsuf asal Inggris ini merujuk teori evolusi biologis dalam menjelaskan perubahan sosial. Herbert
Spencer berpendapat bahwa evolusi masyarakat memiliki pola yang mirip dengan evolusi biologis
suatu organisme. Seperti anggota tubuh, masyarakat berangkat dari keadaan dan dengan fungsi
yang berbeda. Mereka akan saling bergantung dan melengkapi fungsi satu sama lain di tengah
masyarakat.

14. James M. Henslin

Teori evolusi menurut James M. Henslin terbagi dalam dua tipe, yaitu linear dan multilinear. Cara
pandang linear menganggap bahwa masyarakat berubah melalui proses yang sama. Sebaliknya,
teori multilinear dalam evolusi memahami perbedaan cara perubahan yang dialami tiap kelompok
di masyarakat.

15. Talcott Parsons

Sosiolog asal Amerika Serikat, Talcott Parsons berpendapat bahwa evolusi tidak dapat dilepaskan
dari proses adaptasi manusia. Dalam proses evolusi, anggota masyarakat harus bisa beradaptasi
dan menyesuaikan diri dengan segala tantangan yang datang.

16. Lewis Henry Morgan

Sebagai salah satu antropolog terkemuka, Lewis H. Morgan turut mencetuskan pemikiran tentang
evolusi masyarakat. Menurut Morgan, ada tiga tahap yang dilewati masyarakat ketika berkembang,
yaitu kebuasan (savagery), barbarisme (barbarism), dan peradaban (civilization). Mengutip artikel
The Mind of Lewis H. Morgan di Jurnal Current Anthropology (Vol. 22, 1981), fase kebuasan yang
dimaksud oleh Morgan adalah tahap yang dilewati nenek moyang manusia. Lantas, setelah
melewati fase barbarisme, masyarakat kembali mengalami evolusi dan akhirnya mencapai tahap
peradaban.

17. William Paley (1743-1805)

Seperti yang tercantun dalam bukunya yang berjudul “Natural Thurology” bahwa ia berpendapat
kekomplex makhluk hidup merupakan suatu bukti kerja sama sang pencipta.
18. Empidocles
Empidocles mengatakan bahwa hanya bentuk-bentuk yang paling baik sajalah yang dapat bertahan,
sedangkan bentuk yang kurang baik akan hilang binasa.

19. Anaximander (610-546 SM)


Berpendapat bahwa asal mula kehidupan di bumi adalah lautan. Maka dari itu, semua makhluk
hidup yang ada di bumi, termasuk manusia, pada awalnya adalah ikan. Saat panas matahari
menyebabkan munculnya daratan di bumi, makhluk hidup mulai berpindah ke daratan.
Menurutnya, hal itu membuat terjadinya evolusi makhluk hidup dari ikan menjadi berbagai
makhluk hidup darat, termasuk manusia.

Anda mungkin juga menyukai