Anda di halaman 1dari 4

Nama: TIARA IRFANI

Kelas: XII MIPA 2

 Charles Robert Darwin (1809-1882)


Darwin menilai bahwa evolusi terjadi melalui proses seleksi alam. Makhluk hidup yang mampu
menyesuaikan diri dengan alam dapat bertahan hidup. Sementara makhluk hidup yang tidak dapat
menyesuaikanm diri dengan alam tidak akan bertahan hidup atau mati. Darwin merupakan pelopor
teori modern. Teori tentang evolusi merupakan pengamatannya ketika berlayar dengan kapal
Beagle ke kepulauan Galapagos. Melalui pengamatan dan kajian yang mendalam, akhirnya Darwin
mengemukakan teori evolusinya lewat buku berjudul On The Origin of Species by Means of Natural
Selection (Asal Mula Spesies yang Terjadi Melalui Seleksi Alam). Buku tersebut diterbitkan pada 24
November 1859. Ada dua teori yang ada di dalam buku Darwin, yakni spesies-spesies yang hidup
sekarang ini berasal dari spesies-spesies yang hidup dimasa lalu. Lalu seleksi alam merupakan
penyebab evolusi adaptif.

 Plato (427-347 SM)


Plato menyatakan percaya pada dunia, yakni dunia yang ideal dan abadi serta dunia maya (khayal)
yang tidak sempurna.

Kedua dunia tersebut dapat dipahami dengan menggunakan indera manusia. Dikatakan evolusi
akan mengubah dunia yang organismenya sudah ideal dan beradaptasi sempurna dengan
lingkungan.

 James M. Henslin
Teori evolusi menurut James M. Henslin terbagi dalam dua tipe, yaitu linear dan multilinear. Cara
pandang linear menganggap bahwa masyarakat berubah melalui proses yang sama. Sebaliknya,
teori multilinear dalam evolusi memahami perbedaan cara perubahan yang dialami tiap kelompok
di masyarakat.

 Jean Baptise Lamarck (1744-1829)


Evolusi merupakan suatu bentuk perubahan yang terjadi dalam suatu individu yang disebabkan
adanya faktor lingkungan yang bisa diturun menurunkan. Adapun teori Baptise Lamarck ini banyak
dikenal dengan “Teori Lamarckisme”.

Contohnya yakni seperti berikut ini, Jean Baptise Lamarck, berpendapat bahwa jerapah tersebut
dulunya memiliki leher yang pendek, karena dari menggapai makanan yang berada diatas pohon
yang cukup tinggi itulah yang menjadi penyebab leher jerapah tersebut tertarik selama bertahun-
tahun dan membuat leher binatang jerapah tersebut menjadi panjang seperti yang sering lihat saat
ini.

 Thomas H. Huxley (1825-1895)


Thomas H. Huxley adalah pendukung teori evolusi C.R. Darwin. Dalam bukunya yang berjudul
"Man's Place in Nature" tahun 1863, Thomas H. Huxley menguraikan perkembangan manusia
secara ilmiah. Ia mengambil perbandingan susunan anatomi manusia dengan kera (simpanse).
Menurutnya, perkembangan susunan anatomi kedua makhluk hidup tersebut sangat mirip
berdasarkan hukum evolusi.

 Empedocles
Empedocles yang lahir di Akragos, Pulau Sicilia ini sangat dipengaruhi dengan ajaran dari kaum
Pythagorean, Parmenides serta aliran keagamaan refisme. Ia sangat pandai di bidang penyair
retorika, kedokteran, pemikir serta politik dan ia jua menulis karyanya ke dalam bentuk puisi
seperti contohnya Parmenides.
Menurutnya, teori evolusi bisa terjadi dari kehidupan yang berasal dari lumpur hitam yang
kemudian memperoleh sinar matahari yang sederhana lalu berkembang sempurna sehingga
menyebabkan sekarang menjadi sangat beragam akibat kemampuan dalam jenis jenis adaptasi.

 Empidocles
Empidocles mengatakan bahwa hanya bentuk-bentuk yang paling baik sajalah yang dapat bertahan,
sedangkan bentuk yang kurang baik akan hilang binasa.

 Aristoteles (384-322 SM)


Menurutnya evolusi tersebut bisa terjadi karena didasarkan pada suatu metafisika alam. Adapun
arti detafisika alam yakni ialah mengubah organisme serta habitatnya (Tempat Tinggal) dari bentuk
yang sederhana ke dalam bentuk yang kompleks.

Dan evolusi terjadi karena adanya peristiwa seleksi alam. Makhluk hidup yang bisa beradaptasi
dengan lingkungan akan bertahan hidup —> struggle for life (Perjuangan Untuk Hidup).

 Erasmus Darwin (1731-1802)


Seperti yang tercantum dalam bukunya yang berjudul “Zoonomia or The Laws of Organic Life”,
Evolusi ini terjadi pada makhluk hidup, makhluk hidup disini ialah manusia dan juga percaya
erasmus darwin bahwa karekteristik yang diperolah orang tua akan terjadi secara turun-menurun.

 Anaximander (610-546 SM)


Berpendapat bahwa asal mula kehidupan di bumi adalah lautan. Maka dari itu, semua makhluk
hidup yang ada di bumi, termasuk manusia, pada awalnya adalah ikan. Saat panas matahari
menyebabkan munculnya daratan di bumi, makhluk hidup mulai berpindah ke daratan.
Menurutnya, hal itu membuat terjadinya evolusi makhluk hidup dari ikan menjadi berbagai
makhluk hidup darat, termasuk manusia.

 Weismann
Perubahan sel somatik diakibatkan karena pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan, (evolusi
yakni ialah proses seleksi alam terhadap faktor genetika).

Beberapa petunjuk yang bisa kita digunakan untuk mengetahui adanya proses evolusi antara lain:
adanya fosil, homologi, variasi, dan, fisiologi, analogi, embriologi dan anatomi perbandingan, dan
petunjuk biokimia.

 Talcott Parsons
Sosiolog asal Amerika Serikat, Talcott Parsons berpendapat bahwa evolusi tidak dapat dilepaskan
dari proses adaptasi manusia. Dalam proses evolusi, anggota masyarakat harus bisa beradaptasi
dan menyesuaikan diri dengan segala tantangan yang datang.

 Alfred Russel Wallace (1823-1913)


Teori evolusi Russel Wallace merupakan mengembangkan suatu teori seleksi alam yang dikemukan
oleh Charles Darwin. Pemikiran Russel Wallace didapat dari hasil ekspedisi di Malaysia, kemudian
Borneo (Kalimantan), Sulawesi, dan Maluku. Hasilnya menunjukan bahwa fauna di Indonesia Barat
berbeda dengan Indonesia Timur. Wallace dan Darwin, berpendapat awaknya jerapah memiliki
variasi leher, ada yang panjang dan pendek. Hasilnya seleksi alam lebih menguntungkan jerapah
yang berleher panjang. Karena bisa menjangkau daun yang tinggi, bisa bertahan hidup. Bagi jerapah
yang berleher pendek tidak bisa. Jerapah yang punya leher panjang diwariskan pada keturunnya.
 Lewis Henry Morgan
Sebagai salah satu antropolog terkemuka, Lewis H. Morgan turut mencetuskan pemikiran tentang
evolusi masyarakat. Menurut Morgan, ada tiga tahap yang dilewati masyarakat ketika berkembang,
yaitu kebuasan (savagery), barbarisme (barbarism), dan peradaban (civilization).

Mengutip artikel The Mind of Lewis H. Morgan di Jurnal Current Anthropology (Vol. 22, 1981), fase
kebuasan yang dimaksud oleh Morgan adalah tahap yang dilewati nenek moyang manusia. Lantas,
setelah melewati fase barbarisme, masyarakat kembali mengalami evolusi dan akhirnya mencapai
tahap peradaban.

 Hugo de Vries (1901-1903)


Hugo de Vries, seorang ahli dari Belanda, mengemukakan bahwa evolusi hanya dapat terjadi karena
adanya perubahan yang tiba-tiba (mutasi). Mutasi adalah perubahan sifat pada keturunannya.
Dalam bukunya yang berjudul "Die Mutations Theory" tahun 1903, Hugo de Vries memadukan teori
mutasi gen dengan teori C.R. Darwin, yaitu Organisme dengan ciri pembawaan yang baru nampak
dengan segera, ciri pembawaan yang baru ini merupakan hasil dari perubahan dalam gen. Mutasi
dapat membuat organisme terpengaruh atau tidak oleh lingkungan. Sebagai hasil seleksi alam,
organisme-organisme dengan mutasi yang baik kebanyakan dapat hidup lebih lama. Sejak hasil
mutasi dapat diturunkan, perubahan-perubahan dapat diharapkan akan berlangsung terus dan
spesies dengan sifat yang baru akan terus terbentuk.

 William Paley (1743-1805)


Seperti yang tercantun dalam bukunya yang berjudul “Natural Thurology” bahwa ia berpendapat
kekomplex makhluk hidup merupakan suatu bukti kerja sama sang pencipta.

 Teilhard de Chardin
Teilhard de Chardin, seorang paleontolog, ia memadukan faham materialisme dengan faham
kreasonis kultural. Ia mengatakan bahwa evolusi di bumi berlangsung dalam tiga fase, yaitu :

a. Geosfer, yang merupakan masa kabut purba sampai diambang kehidupan. Masa ini disebut masa
prahidup.
b. Biosfer, yang dimulai dari kehidupan ganggang di air sampai terjadinya antropoid di daratan.
Fase ini disebut sebagai masa kehidupan.
c. Noosfer, yang dimulai dari adanya manusia sebagai manusia purba yang memiliki pemikiran
sebagai mahkluk yang kian hari kian meningkat sifat manusiawinya. Fase ini disebut sebagai
masa pemikiran atau perasaan.
Evolusi berjalan berjalan terus, manusia sekarang merupakan ciptaan Tuhan yang 'belum
selesai', karena akan menurunkan makhluk-makhluk baru yang kian sempurna sesuai dengan
kondisi alamnya. Manusia adalah kesadaran moral, kesadaran sosial, dan kesadaran kosmis.
Memanusiakan manusia berarti menghubungkan sifat manusiawi yang makin luas dan
kemampuan akal budinya yang terus ditingkatkan. Manusia dapat merencanakan
perkembangannya sendiri dan mengikutsertakan kehendaknya dalam proses tersebut.

 Auguste Comte
Sebagai salah satu sosiolog terkemuka, Auguste Comte turut menyumbangkan idenya tentang
evolusi. Salah satu pemikirannya tentang perubahan sosial yang terkenal adalah the law of three
stages.

Melalui the law of three stages, Comte menjelaskan bahwa masyarakat bergerak melewati tiga fase
yaitu teologis, metafisis, dan positivis.
Masyarakat di fase teologis bergantung pada hal-hal spiritual dan magis. Kemudian, masyarakat
mulai mengenal pemikiran-pemikiran spekulatif di fase metafisis. Manusia kemudian bergerak ke
fase positivis dan mengenal teori-teori empiris.

 Herbert Spencer
Filsuf asal Inggris ini merujuk teori evolusi biologis dalam menjelaskan perubahan sosial. Herbert
Spencer berpendapat bahwa evolusi masyarakat memiliki pola yang mirip dengan evolusi biologis
suatu organisme.

Seperti anggota tubuh, masyarakat berangkat dari keadaan dan dengan fungsi yang berbeda.
Mereka akan saling bergantung dan melengkapi fungsi satu sama lain di tengah masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai