Kedua dunia tersebut dapat dipahami dengan menggunakan indera manusia. Dikatakan evolusi
akan mengubah dunia yang organismenya sudah ideal dan beradaptasi sempurna dengan
lingkungan.
James M. Henslin
Teori evolusi menurut James M. Henslin terbagi dalam dua tipe, yaitu linear dan multilinear. Cara
pandang linear menganggap bahwa masyarakat berubah melalui proses yang sama. Sebaliknya,
teori multilinear dalam evolusi memahami perbedaan cara perubahan yang dialami tiap kelompok
di masyarakat.
Contohnya yakni seperti berikut ini, Jean Baptise Lamarck, berpendapat bahwa jerapah tersebut
dulunya memiliki leher yang pendek, karena dari menggapai makanan yang berada diatas pohon
yang cukup tinggi itulah yang menjadi penyebab leher jerapah tersebut tertarik selama bertahun-
tahun dan membuat leher binatang jerapah tersebut menjadi panjang seperti yang sering lihat saat
ini.
Empedocles
Empedocles yang lahir di Akragos, Pulau Sicilia ini sangat dipengaruhi dengan ajaran dari kaum
Pythagorean, Parmenides serta aliran keagamaan refisme. Ia sangat pandai di bidang penyair
retorika, kedokteran, pemikir serta politik dan ia jua menulis karyanya ke dalam bentuk puisi
seperti contohnya Parmenides.
Menurutnya, teori evolusi bisa terjadi dari kehidupan yang berasal dari lumpur hitam yang
kemudian memperoleh sinar matahari yang sederhana lalu berkembang sempurna sehingga
menyebabkan sekarang menjadi sangat beragam akibat kemampuan dalam jenis jenis adaptasi.
Empidocles
Empidocles mengatakan bahwa hanya bentuk-bentuk yang paling baik sajalah yang dapat bertahan,
sedangkan bentuk yang kurang baik akan hilang binasa.
Dan evolusi terjadi karena adanya peristiwa seleksi alam. Makhluk hidup yang bisa beradaptasi
dengan lingkungan akan bertahan hidup —> struggle for life (Perjuangan Untuk Hidup).
Weismann
Perubahan sel somatik diakibatkan karena pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan, (evolusi
yakni ialah proses seleksi alam terhadap faktor genetika).
Beberapa petunjuk yang bisa kita digunakan untuk mengetahui adanya proses evolusi antara lain:
adanya fosil, homologi, variasi, dan, fisiologi, analogi, embriologi dan anatomi perbandingan, dan
petunjuk biokimia.
Talcott Parsons
Sosiolog asal Amerika Serikat, Talcott Parsons berpendapat bahwa evolusi tidak dapat dilepaskan
dari proses adaptasi manusia. Dalam proses evolusi, anggota masyarakat harus bisa beradaptasi
dan menyesuaikan diri dengan segala tantangan yang datang.
Mengutip artikel The Mind of Lewis H. Morgan di Jurnal Current Anthropology (Vol. 22, 1981), fase
kebuasan yang dimaksud oleh Morgan adalah tahap yang dilewati nenek moyang manusia. Lantas,
setelah melewati fase barbarisme, masyarakat kembali mengalami evolusi dan akhirnya mencapai
tahap peradaban.
Teilhard de Chardin
Teilhard de Chardin, seorang paleontolog, ia memadukan faham materialisme dengan faham
kreasonis kultural. Ia mengatakan bahwa evolusi di bumi berlangsung dalam tiga fase, yaitu :
a. Geosfer, yang merupakan masa kabut purba sampai diambang kehidupan. Masa ini disebut masa
prahidup.
b. Biosfer, yang dimulai dari kehidupan ganggang di air sampai terjadinya antropoid di daratan.
Fase ini disebut sebagai masa kehidupan.
c. Noosfer, yang dimulai dari adanya manusia sebagai manusia purba yang memiliki pemikiran
sebagai mahkluk yang kian hari kian meningkat sifat manusiawinya. Fase ini disebut sebagai
masa pemikiran atau perasaan.
Evolusi berjalan berjalan terus, manusia sekarang merupakan ciptaan Tuhan yang 'belum
selesai', karena akan menurunkan makhluk-makhluk baru yang kian sempurna sesuai dengan
kondisi alamnya. Manusia adalah kesadaran moral, kesadaran sosial, dan kesadaran kosmis.
Memanusiakan manusia berarti menghubungkan sifat manusiawi yang makin luas dan
kemampuan akal budinya yang terus ditingkatkan. Manusia dapat merencanakan
perkembangannya sendiri dan mengikutsertakan kehendaknya dalam proses tersebut.
Auguste Comte
Sebagai salah satu sosiolog terkemuka, Auguste Comte turut menyumbangkan idenya tentang
evolusi. Salah satu pemikirannya tentang perubahan sosial yang terkenal adalah the law of three
stages.
Melalui the law of three stages, Comte menjelaskan bahwa masyarakat bergerak melewati tiga fase
yaitu teologis, metafisis, dan positivis.
Masyarakat di fase teologis bergantung pada hal-hal spiritual dan magis. Kemudian, masyarakat
mulai mengenal pemikiran-pemikiran spekulatif di fase metafisis. Manusia kemudian bergerak ke
fase positivis dan mengenal teori-teori empiris.
Herbert Spencer
Filsuf asal Inggris ini merujuk teori evolusi biologis dalam menjelaskan perubahan sosial. Herbert
Spencer berpendapat bahwa evolusi masyarakat memiliki pola yang mirip dengan evolusi biologis
suatu organisme.
Seperti anggota tubuh, masyarakat berangkat dari keadaan dan dengan fungsi yang berbeda.
Mereka akan saling bergantung dan melengkapi fungsi satu sama lain di tengah masyarakat.