Anda di halaman 1dari 16

Nama : Sitria Saripi

Nim : 431418061
Kelas B Pendidikan Biologi
Tugas Materi 1 EVOLUSI

1. Sejarah Perkembangan Teori Evolusi Makhluk Hidup


1.1 Evolusi makhluk hidup masa Pra-Darwin
Teori Evolusi Pra Darwin
Berikut uraian singkat tentang pendapat dari berbagai ahli pada masa
sebelum teori evolusi Darwin dicetuskan.
1. Plato (428-348 sebelum masehi)
Ia membayangkan seorang pencipta yang menciptakan dunia dari
kehancuran dan kemudian menciptakan dewa-dewa yang lalu membuat
manusia laki-laki. Wanita dan hewan timbul dari reinkarnasi jiwa laki-laki.
Makin cacat jiwa itu makin rendah reinkarnasinya.
2. Aristoteles (384-322 sebelum masehi)
Adalah seorang pengamat alam yang teliti dan melihat banyak bukti
mengenai desain dan tujuan. Dia mengatur semua organisme di dalam suatu
”skala alam” yang meliputi dari yang sederhana sampai yang kompleks.
Organisme yang ada dianggap tidak sempurna tetapi bergerak kearah keadaan
yang lebih baik.
3. Anaximander (600-546 sebelum masehi)
Beliau dapat dipandang sebagai pelopor dari ajaran desendensi (ajaran
penurunan) karena ia mengajarkan bahwa kosmos itu mungkin terbentuk dari
kekacaun (chaos), kehidupan itu timbul dari zat mati, sedangkan makluk yang
tinggi tingkatannya timbul dari makluk yang rendah tingkatannya.
4. Carolus Linnaeus (1707-1778)
Carolus Linnaeus dilahirkan tanggal 23 Mei 1707 disebuah desa kecil
di Swedia, sebagai anak seorang pendeta. Dia mula-mula bekerja untuk
menjadi pendeta tetapi kemudian dia lebih tertarik pada tumbuh-tumbuhan
dan binatang. Pada tahun 1735 ia telah lulus dari Universitas Harderwijk yang
dibubarkan dalam abad 19. Kemudian ia pergi ke Leiden dan mencetak buku
”Systema Naturae”. Dalam buku ini pembagian sistematiknya sudah
dibentangkan secara skematis. Linnaeus menyampaikan bahwa :

1. Semua tanaman dan binatang yang hidup sekarang ini dahulu dengan
serentak diciptakan diatas bumi oleh satu ciptaan saja.
2. Mereka diciptakan dalam bentuk seperti yang tampak sekarang ini.
3. Tidak pernah ada tanaman-tanaman dan binatang-binatang yang lain di
bumi ini kecuali tanaman-tanaman dan binatang-binatang yang hidup sampai
sekarang.
5. Cuvier (1769-1832)
George Cuvier ( 1769 – 1832 ) adalah seorang ahli Paleontologi atau
ilmu fosil Ia menyusun teori yang terkenal dengan Teori Catalysma atau
disebut juga teori Katastropisme. Teori ini dalam ilmu Geologi dikenal
dengan nama Catastrophisme; yaitu revolusi besar di permukaan bumi.
Lapisan-lapisan tanah (yang merupakan kulit bumi) menandakan berbagai
periode dalam sejarah bumi. Hewan-hewan yang telah mati menjadi fosil di
berbagai lapisan tanah merupakan petunjuk dari berbagai spesies yang hidup
di periode tersebut. Berdasarkan hal tersebut, ia berkeyakinan bahwa makhluk
hidup muncul selama masa yang beraneka ragam dalam tataran geologi.
Lantaran revolusi besar dan tiba-tiba yang pernah terjadi yaitu semacam
kiamat di permukaan bumi (misal air bah, gunung meletus, hujan meteor dll)
seluruh makhluk hidup itu musnah. Setelah itu, Tuhan menciptakan kelompok
binatang baru dalam bentuk yang lebih sempurna. Periode-periode makhluk
selanjutnya juga muncul dengan cara yang serupa. Ia juga meyakini teori
fixisme yaitu adanya keanekaragaman makhluk hidup bersifat independen,
suatu spesies berasal dari spesies itu sendiri (misal manusia dari manusia)
sehingga ia mengingkari seluruh jenis hubungan kekerabatan antara makhluk
hidup pada masa kini dan makhluk-makhluk yang pernah hidup sebelumnya
6. Lammarck (1744-1829)
J.B. Lamarck (Jean Baptist Pierre Antoine De Monet, Chavalier De
Lamarck) (1744-1829 M) mengemukakaan bahwa suatu organisme berubah
sesuai dengan aktivitas ataupun kebiasaan dan perubahan /sifat perolehan
tersebut diwariskan kepada generasi berikutnya. Aktivitas/ kebiasaan yang
terjadi berulang-ulang akan menyebabkan terjadinya perubahan fisik dan
fungsinya.
Teori Lamarck
Awal abad ke-19, Lamarck memperkenalkan bahwa sifat fenotip
perolehan lingkungan dapat diwariskan secara genetik. Bagian dari tubuh
yang tidak digunakan akan mengalami retardasi atau tidak bergkembang,
bagian atau alat tubuh yang digunakan akan mengalami perkembangan lebih
kuat dan lebih besar.
Lammarck memberi contoh Ular adalah binatang yang mempunyai
kebiasaan untuk merangkak/merayap dengan cepat masuk ke dalam tanah,
kalau mereka mau bersembunyi. Kaki-kaki yang panjang malah merugikan
untuk merangkak dan bersembunyi di dalam tanah dan keberadaan kaki
tersebut justru merintangi gerakan. Jadi kebiasaan bergerak dari binatang itu
menyebabkan lenyapnya kaki-kaki pada tubuhnya sendiri.Sedangkan jerapah
memiliki leher yang panjang karena mereka mempunyai kebiasaan hidup
untuk mengambil daun-daunan dari pohon-pohon yang tinggi.
Jadi, menurut Lamarck evolusi disebabkan oleh pewarisan sifat
genetik yang diperoleh dari lingkungannya. Teori Lamarck mengandung
kesalahan yang dapat dibuktikan melalui percobaan. Yang paling sederhana
adalah percobaan Weissman yang menunjukkan bahwa tikus yang ekornya
dipotong di laboratorium tidak mewariskan pengalaman tanpa ekornya itu
pada keturunannya.
7. Charles Lyell (1797-1875)
Berbeda dengan yang dikemukakan Cuvier, Charles Lyell dalam
bukunya “Principle of Geology” mengemukakan bahwa terjadinya strata
lapisan bumi yang mengandung fosil tidak karena terjadinya bencana alam,
tetapi berlangsung sedikit demi sedikit seperti yang kita alami seperti
sekarang ini., dengan menggunakan teori Uniformitarianisme, yaitu teori yang
menyatakan bahwa proses-proses geologis ternyata menuruti pola yang
seragam, sehingga kecepatan dan pengaruh perubahan selalu seimbang dalam
kurun waktu. Lyell mengemukakan bahwa gunung dan lembah dan ciri-ciri
fisik permukaan bumi tidak diciptakan seperti bentuknya sekarang atau tidak
dibentuk oleh bencana yang berturut-berturut, tetapi terbentuk oleh
berlanjutnya proses vulkanis, pergolakan, erosi, glasiasi dan sebagainya dalam
jangka waktu yang sangat lama dan masih berlangsung sampai sekarang.
Uniformitarianisme sangat penting bagi perkembangan lebih lanjut dari
pengertian mengenai evolusi organik. Evolusi organik pada satu pihak
merupakan penerapan prinsip uniformitarianisme pada dunia organik. Proses
yang pada waktu ini berlangsung dan berlanjut selama periode waktu yang
lama dapat menjelaskan mengenai asal-usul spesies.
8. Wilhelm Hofmeister (1824-1877)
Dalam bukunya yang terkenal mengenai sejarah perkembangan
Kryptogamen (paku-pakuan dan lumut) telah menulis : Perubahan dari
Jungermanniaceae (suku dari Lumut Hati) yang tak berdaun ke
Jungermanniaceae yang berdaun adalah lambat sekali dan perubahan itu
terjadi dengan jalan suatu deret bentuk antara yang sedikit-sedikit bedanya,
yang tak ada putus-putusnya. Pernyataan itu sangat berprinsip, dan benar-
benar Darwinistis. Akan tetapi aneh sekali pernyataan itu tidak terlalu
dianggap pada masa itu.
9. Leopold Von Buch
Leopold Von Buch pada abad 19 telah menarik kesimpulan dari
penyebaran tanaman-tanaman di Kepulauan Canari, oleh karena proses
evolusi, maka di dalam jurang-jurang yang dalam, disitu terjadilah jenis-jenis
tanaman yang baru dari jenis tertentu.
10. Robert Chambers (1802-1871)
Chambers adalah seorang penerbit dan ahli filsafat alam bangsa Scot.
Chambers menyetujui pendapat Lyell yang menyatakan bahwa perubahan
kulit bumi yang berlangsung secara perlahan-lahan karena pengaruh tenaga-
tenaga alam itu adalah sesuai dengan kemauan Tuhan. akan tetapi tenaga-
tenaga alam itu pun bertanggungjawab atas segala perubahan da pembentukan
dari makluk hidup yang berkembang serasi dan bersama-sama dengan
perkembangan bumi ini.Perubahan dari jenis-jenis makluk hidup dan
penciptaan jenis baru yang terus menerus yang berasal dari jenis yang rendah
tingkatannya bagi Chambers sudah pasti, seperti anggapan Lammarck, St.
Hilaire dan pengikut-pengikutnya. Akan tetapi Chambers tidak percaya bahwa
perubahan-perubahan jenis binatang itu disebabkan karena seringnya
pemakaian dan tidak seringnya pemakaian dari alat-alat tubuh, ataupun karena
pengaruh yang berlangsung dari keadaan lingkungan hidupnya. Dia
berpendapat bahwa keinginan yang sewajarnya dari makluk-makluk itu
sendirilah yang menjadi sebab. Ia mengemukakan ”Theory of Organic
Development” (Teori Perkembangan Organik).Hal yang berkaitan dengan
manusia, juga disinggung oleh Chambers dengan menyatakan bahwa
terjadinya manusia itu tidak lain ialah dari jenis-jenis binatang-binatang
11. Weismann Weismann, seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman yang
hidup pada tahun 1834-1912, menyatakan bahwa evolusi terjadi karena
adanya seleksi alam terhadap faktor genetis. Variasi yang diwariskan dari
induk kepada anaknya bukan diperoleh dari lingkungannya tetapi dengan
perubahan diatur oleh faktor genetik atau gen. Weismann memotong ekor
tikus sampai 20 generasi, tetapi anaknya (generasi 21) tidak ada yang tidak
berekor (tetap berekor) dan percobaan ini menyanggah teori evolusi Lamarck.

1.2 evolusi makhluk hidup masa Charles Darwin


Teori Evolusi Darwin
Charles Robert Darwin, seorang ahli Biologi berkebangsaan Inggris. Ia
lahir pada tahun 1809 M. Di permulaan usianya, ia menekuni ilmu
kedokteran. Setelah itu, ia mempelajari ilmu agama. Akan tetapi, ia tidak
pernah memiliki keinginan untuk menekuni bidang ilmu kedokteran dan juga
tidak berminat untuk melakukan tugas-tugas seorang pendeta.
Dalam membuktikan teori Tranformisme, Darwin mengajukan riset-
riset yang telah dilakukannya tentang embriologi binatang, periode-periode
kesempurnaan nenek moyang makhluk hidup sesuai dengan pembuktian
fosilologi, dan keserupaan struktur janin manusia dengan ikan dan katak
kepada para ahli ilmu Biologi yang hidup semasa dengannya. Ia juga
membawakan sebuah bukti bahwa klan manusia masih memiliki hubungan
kefamilian dengan klan binatang.
Pada hakikatnya, teori Darwin adalah perluasan cakupan siasat
ekonomi klasik dari buku Malthus, terhadap dunia binatang dan tumbuh-
tumbuhan. Ketika mengajukan interpretasi tentang keseimbangan antara
jumlah umat manusia dan binatang, Darwin mengetengahkan teori
“perjuangan untuk hidup” (struggle for existence). Perjuangan ini akan
terealisasi akibat sebuah pilihan alamiah, dan akhirnya sebuah makhluk yang
lebih pantas hidup akan kekal. Pilihan sintetis yang dilakukan oleh manusia
dan dengan jalan memperkuat pertumbuhan sebagian tumbuhan dan binatang
dapat mewujudkan generasi yang lebih bagus.
Menurut Dawin,faktor yang menyebabkan evolusi (mekanisme
evolusi) adalah seleksi alam (faktor alam yang mampu menyeksi makhluk
hidup. Adaptasi merupakan penyebab terjadinya seleksi alam (mekanisme
seleksi alam). Jerapah yang berleher panjang berasal dari yang berlehar
panjang pula, sedangkan yang berleher pendek musnah.
Dalam bukunya “On The Origin of Spesies by Means of Natural
Selection”, Darwin mengeluarkan beberapa fakta atau prinsip yang menjadi
dasar teori Seleksi Alam Darwin, yaitu:
1. Variasi pada tumbuhan dan hewan merupakan suatu variasi karateristik
yang muncul dalam penampakan fenotip organisasi tersebut. Keanekaragamn
tersebut, berkenaan dengan struktur, tingkah laku, maupun aktifitas, yang
terlihat mulai dari tingkat antara divisio/filum sampai antar individu
seketurunan. Adanya keanekaragaman itu menyebabkan keberhasilan
“perjuangan untuk hidup”.
2. Rasio pertambahan terjadi secara geometrik, yaitu jumlah setiap spesies
relatif tetap. Sekalipun fertilitas makhluk hidup tinggi, tetapi kenyataannya
jumlah individu tidak melonjak secara tidak terkendali. Hal ini bisa
disebabkan karena adanya faktor pembatas seperti jumlah makanan yang
tersedia, predator, perubahan iklim dan proses persaingan.
3. Struggle for existance (perjuangan untuk hidup) merupakan suatu usaha
individu organisme untuk bertahan hidup. Individu dengan variasi yang tidak
sesuai untuk kondisi-kondisi yang umum di alam,akan tersingkir. Adapun
individu- individu dengan variasi menguntungkan dapat melanjutkan
kehidupannya dan memperbanyak diri dengan berproduksi.
4. Adanya the survival of fittest yang didapat dari organisasi yang memiliki
kualitas paling sesuai dengan lingkungan..Individu ini lebih berhasil dalam
“perjuangan untuk hidup”. Selanjutnya individu ini akan mewariskan variasi-
variasi tersebut kepada generasi berikutnya
Seleksi Alam dan Struggle for existance
Seperti yang telah diketahui dari waktu ke waktu komponen atau
faktor lingkungan terus berubah. Contohnya perubahan iklim, perubahan
geografis ataupun fluktuasi cadangan makanan dan sebagainya. Dalam situasi
lingkungan yang demikian, individu yang sesuai dengan keadaan alam saja
yang dapat bertahan, sedangkan yang tidak sesuai akan mati.
Terdapat keberhasilan perjuangan untuk hidup yang tidak sama antar
individu, kenyataan itu dikarenakan adanya keanekragaman individu yang
memilki ciri yang berbeda satu sama lain. Individu yang memilki ciri yang
cocok dengan lingkungannya lebih berhasil dalam “perjuangan untuk hidup” .
Siapa yang kuat, maka ialah yang menang atau lebih dikenal dengan istilah
survival of the fittest. Individu yang sesuai inilah yang kemudian memilki
peluang besar untuk melanjutkan keturunannya dan sekaligus melanjutkan
ciri-cirinya pada generasi mendatang. Sebaliknya, individu yang kurang sesuai
dengan lingkungannya lama kelamaan akan tersisih dari generasi ke generasi.
Darwin mengartikan seluruh proses tersebut sebagai adanya peristiwa seleksi
alam yang menyebabkan individu semakain adaptif (Widodo, dkk; 2003).
Apabila seleksi alam berlangsung terus menerus maka berpeluuang
muncul kelompok individu yang memiliki ciri-ciri yang semakin adaptif dan
spesifik lingkungan tertentu. Kelompok individu semacam ini sangat mungkin
berbeda ciri morfologi, perilaku, dsb dari kelompok individu lainnya dan
merupakan tanda mulai adanya perubahan yang menuju terbentuknya spesies
baru.
Dalam teorinya, Darwin juga mengemukakan bukti-bukti yang mendukung
kevalidan teori yang diajukannya, adapun bukti tersebut adalah sebagai
berikut (Abdul, :2009)

Bukti utama
 Di antara individu-individu kebanyakkan spesis, terdapat berbagai variasi
dan perubahan. Variasi ini sangat jelas di kalangan hewan ternak dan
tumbuhan pertanian.
 Dalam perjuangan hidup, organisme (hewan atau tumbuhan) yang akan
terus hidup ialah yang paling mampu untuk mempertahankan diri atau
menyesuaikan diri dengan keadaan iklim dan lingkungan sekitarnya.
 Mutasi dan pemencilan memainkan peranan yang penting untuk
mewujudkan sesuatu spesies yang baru.
 Catatan rekaman fosil dari zaman purba yang dijumpai di lapisan geologi
telah memberi bukti bahawa evolusi telah berlaku.

Bukti sampingan
a. Persamaan yang dapat dilihat dari "embrio" ke tahapan "fetus" antara
organisme yang jelas berbeda pada saat dewasa.
b. Dapat digolongkan organisme dalam kelas-kelas tertentu menurut
keturunan dan tingkat kesempurnaan.
c. Adanya anggota-anggota (organ) yang dianggap tidak berkembang.
Meskipun teori ini banyak ditentang oleh orang awam, namun para
ahli ilmu pengetahuan di dunia semakin yakin bahwa teori evolusi menurut
darwin merupakan satu-satunya penjelasan yang paling rasional. Hanya saja
pada masa itu Darwin tidak dapat menjelaskan darimana timbulnya
keanekaragaman. Gagasan evolusi Darwin ini dikenal juga sebagai
Darwinisme (Abercombie et al, 1973 dalam Widodo, 1993).

1.3 Perbedaan pendapat dan tantangan yang berkembang


Teori Darwin menimbulkan efek sosial yang menghebohkan karena
dianggap bertentangan dengan pedoman hidup yang berlaku saat itu, baik
yang menyangkut segi agama maupun yang menyangkut etika sosial.
Sebagaimana diketahui “Origin of Species” dianggap sebagai gagasan
yang berisikan ungkapan yang menentang adanya ciptaan khusus, berarti
melawan kaidah agama. Dari segi agama, pemahaman kitab suci masih
terbatas melalui apa yang tersurat, belum melalui apa yang tersirat. Itulah
sebabnya teori evolusi tidak dapat diterima dan tidak dapat dicerna karena
menghadapi harga mati seperti yang tercetus dalam kitab suci.
Tantangan terhadap Darwin juga berasal dari ahli-ahli
kemasyarakatan, disebabkan “seleksi alam” dan kemampuanbertahan hidup
pada ras yang cocok dengan alam merupakan perjuangan untuk hidup
Pengertian dari konsekuensi ungkapan tersebut yaitu “kemampuan bertahan
bagi yang paling perkasa”, dan menurut para ahli kemasysrakatan hal ini
adalah suatu perbuatan yang kejam. Jika teori ini dibiarkan berkembang maka
dikhawatirkan masyarakat akan menggunakannya sebagai pedoman hidup.
Disamping sorotan dari aspek agama dan kemasyarakatan Darwin juga
menemui kesulitan dengan para ahli biologi yang mempertanyakan tentang
pengertian spesies dalam Origin of Species. Perbedaan spesies lebih
ditekankan pada perbedaan morfologik dan ekogeografik. Disamping itu para
ahli juga mempertanyakan sumber asal mula spesies yang pertama. Ini tidak
dapat oleh Darwin. Selain itu, tentang “seleksi alam” Darwin pun tidak dapat
menjelaskan tentang sumber kekuatan yang menyeleksi dan sumber yang
dikenai seleksi sampai terjadi perubahan, serta mekanisme terjadinya seleksi.
Hal ini merupakan kelemahan Darwin karena tidak mempunyai bukti yang
kuat untuk menjelaskan dan mempertanggungjawabkan gagasannya secara
ilmiah.
Kelebihan Darwin dalam menyusun teorinya antara lain karena
kemampuannya untuk menggunakan gejala yang dilihatnya dalam kehidupan
sehari-hari. Variasi yang dijumpai Darwin dalam domestikasi kemudian
diangkatdalam teorinya dengan ungkapan “seleksi alam” setelah dipadu
dengan variasi yang ada di alam. Selanjutnya yang dianggap penting oleh
Darwin adalah apa yang disebutnya sebagai perjuangan untuk hidup artinya
perjuangan di alam, perjuangan untuk tidak terseleksi atau tersisih bahkan
punah. Dengan demikian, Darwin mencoba membandingkan seleksi yang
dilakukan oleh manusia dengan yang terjadi di alam dan apa akibatnya pada
ciri-ciri tertentu. Disamping itu diuraikan pula seleksi bagi usia yang berbeda
serta jenis kelamin yang berbeda pula, yang kemudian diperkenalkan dengan
istilah “Seleksi Seksual”.
Mengenai seleksi alam Darwin membedakan adanya tempat-tempat
yang memungkinkan terjadinya seleksi alam dengan baik tetapi adapula
tempat-tempat yang tidak. Sebagai contoh di daratan Amerika yang diduga
sebagai tempat asal burung Finch yang berevolusi menjadi 14 spesies, tidak
memiliki spesies sebanyak itu.
Charles Darwin menyinggung pula tentang hukum-hukum yang
menyangkut variasi/menyebabkan terjadinya variasi, seperti akibat kondisi
eksternal, hukum use and disuse organ tubuh dalam kaitannya dengan seleksi
alam, terutama alat untuk terbang dan indra penglihat. Selain itu, dalam
bukunya Darwin juga menuangkan hal-hal yang menyangkut naluri/insting
dalam kaitannya dengan seleksi alam. Masalah hibrid pun sudah disinggung,
meskipun pada waktu itu pengertian hibrid masih terbatas pada apa yang
terlihat saja. Darwin belum mengenal apa yang disebut genetika, masalah
pewarisan ciri-ciri dari induk kepada keturunannya namun ia telah menduga
masalah ini ada kaitannya dengan proses evolusi. Sudah barang tentu hal ini
berkaitan dengan hobinya dalam domestikasi; hibrid hasil domestikasi,
sterilitas hibrid menjadi titik tolak untuk mempelajari hibrid yang terjadi
secara alami.
Pengaruh Charles Lyell terlihat dari apa yang dipaparkan Darwin
tentang pentingnya catatan geologik, lebih-lebih berkaitan dengan sedikitnya
penemuan fosil yang berhasil ditemukan. Dalam gagasannya pula Darwintelah
menyinggung makna distribusi geografis, bukti evolusi mengenai embriologi
perbandingan, masalah morfologi, dan organ-organ rudimenter.
Semua yang telah disebutkan di atas adalah komponen-komponen
penting yang dikemudian hari merupakan kunci untuk memberi interpretasi
tentang terjadinya evolusi makhluk hidup.
Sekarang ini konflik antara agama dan paham evolusi tidak lagi
setajam sebagaimana pada abad 19. Paling tidak selama tidak membicarakan
evolusi manusia, orang awam pun dapat memahami. Kalaupun menyinggung
masalah evolusi manusia, tidak lagi terdengar konflik yang terbuka.
Jika Charles Darwin mengemukakan teori evolusinya hanya terbatas
pada evolusi makhluk hidup, maka Teilhard de Chardin (1881-1955), seorang
ulama gereja yang mengadakan penjelajahan sampai ke China dan Afrika, dan
bersama Von Koenigswald mempelajari manusia Jawa, mempunyai
pandangan tentang evolusi yang berbeda. Ia membagi proses evolusi menjadi
beberapa tahap, tahap atau fase Geosfera yang menyangkut evolusi bumi dan
alam semesta, fase Biosfera yang membicarakan perkembangan makhluk
hidup secara evolutif, fase Noosfera menyangkut perkembanganevolusi
manusia, tidak lagi secara fisik semata-mata namun perkembangan pikiran,
yang terakhir ini ia menyebutnya sebagai evolusi perkembangan kesadaran
batin.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat kini memungkinkan
pemahaman gejala biologik secara kimia atau fisika, sedangkan kuantifikasi
gejala digunakan ilmu bantu lain anatranya matematika. Dengan demikian
dicapai kecermatan dan kedalaman yang lebih dibanding masa lalu.

1.4 Neo Darwinisme


Jika menelaah lebih jauh lagi berbagai referensi yang ada, terlihat
bahwa masih ada kritik-kritik lain yang berkembang, dimana kesemuanya itu
menunjukkan nampaknya peristiwa seleksi alam sesungguhnya tidaklah cukup
sempurna menjelaskan perubahan evolusioner dari seluruh ciri (struktur).
Dengan kata lain bahwa peristiwa seleksi alam bukanlah seba utama
terjadinya evolusi organik. Bagaimanapun suatu peristiwa seleksi baru dapat
berlangsung apabila terlebih dahulu telah ada keanekaragaman antar individu.
Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa peristiwa seleksi alam hanyalah
sebagai faktor yang mengukuhkan varian-varian yang sesuai, dan bukanlah
sebagai faktor yang menjadi penyebab timbulnya varian-varian baru. Dalam
hubungan ini sebagian ahli biologi berpendapat bahwa peristiwa seleksi alam
hanyalah sebagai faktor pengarah dan pembatas atas varian-varian yang telah
ada. Oleh karena itu sebab utama terjadinya evolusi organik adalah justru
penyebab dari varian. Hal ini sudah pernah dikatakan oleh Darwin dalam
tulisannya “Some even imagined that natural selection induces variability,
where as it implies only the preservation of such variation as arise and are
beneficial to being under its condition of life”.
Pandangan yang mengatakan bahwa peristiwa seleksi alam bukanlah
sebab utama terjadinya evolusi organik tetapi hanya berperan sebagai faktor
pengarah dan pembatas adalah merupakan hasil pengembangan dan
penyempurnaan Teori Seleksi Alam Darwin. Inilah yang disebut pandangan
baru dari teori seleksi alam Darwin atau yang lebih dikenal sebagai Neo
Darwinisme. Theodosius Dobzansky (ahli genetika populasi), G.G. Simpson
(paleontolog vertebrata), dan Ernst Mayr (ahli sistematika) merupakan
beberapa ahli yang sangat besar jasanya mengantarkan kita kepada pandangan
baru tentang Teori Seleksi Alam Darwin atau Neo Darwinisme.
Pada saat sekarang ini telah diketahui bahwa penyebab dari adanya
variasi makhluk hidup antara lain peristiwa rekombinasi gen. Pada makhluk
yang berbiak secara kawin dikatakan bahwa rekombinasi gen merupakan
penyebab timbulnya variasi antar individu generasi turunan, yang
penjelasannya dapat dilihat kembali kejadian Hukum Mendel I dan II. Selain
itu penyebab lain adalah dari mutasi gen, dan diketahui bahwa penyebab dari
mutasi tidak lain adalah macam-macam faktor lingkungan. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa rekombinasi gen dan macam-macam faktor
lingkungan merupakan sebab utama terjadinya peristiwa evolusi organik; dan
peristiwa seleksi alam berperan sebagai faktor pengarah dan faktor pembatas.
Pada periode Neo Darwinisme ini para ahli menemukan bahwa ilmu
genetika sangat perlu dalam menerangkan proses evolusi. Selain itu semua
sifat yang dimiliki oleh suatu organisme dapat digunakan untuk menunjang
teori evolusi. Dengan demikian semua bidang ilmu biologi digunakan dalam
menerangkan evolusi suatu organisme.
Setelah para ahli hanya bekerja dengan data morfologi, anatomi
maupun genetika, pada masa berikutnya mereka beranjak ke pendekatan
molekuler, fisiologi perkembangan, model matematik dan banyak pendekatan
lainnya. Dengan demikian dapatlah ditentukan bahwa suatu organisme
berkerabat dekat atau jauh dari organisme lainnya dari perbedaan semua aspek
yang mungkin dipelajari.

1.5 Bentuk-bentuk adaptasi suatu kehidupan


Adaptasi merupakan salah satu konsep krusial dari teori-teori evolusi.
Dalam hal ini, satu tujuan utama biologi evolusi moderen adalah untuk
menjelaskan bentuk-bentuk adaptasi yang kita temui pada kehidupan
organisme di dunia. Adaptasi menunjuk kepada ‘bentuk’ makluk hidup yaitu
suatu bentuk organ makluk hidup yang berubah agar supaya makluk hidup
tersebut dapat bertahan hidup (survive) dan bereproduksi di alam.
Konsep adaptasi menjadi mudah dipahami dengan dibantu contoh-
contoh. Banyak atribut (ciri-ciri atau karakter) pada suatu makluk hidup yang
dapat digunakan untuk mengilustrasikan adaptasi, karena kebanyakan ciri atau
karakter berupa struktur, metabolisme, dan tingkah laku suatu makluk hidup
akan terbentuk agar supaya mereka dapat bertahan hidup. Contoh yang sering
digunakan Darwin untuk menjelaskan konsep ini adalah perubahan yang
terjadi pada burung finch. Burung finch menunjukkan banyak bentuk adaptasi
terutama pada ciri bentuk paruhnya. Adaptasi ciri-ciri ini memungkinkan
burung finch menggali lubang di dalam pohon untuk menyimpan makanan,
memakan insekta yang terdapat di dalam pohon, dan menghisap getah dari
pada pohon. Lubang di pohon digunakan juga untuk meletakkan telur. Burung
finch mempunyai banyak bentuk bentuk paruh yang telah berkembang dalam
adaptasi. Dengan paruh yang panjang, untuk mencari insekta yang cocok dari
dalam lubang. Mereka juga mempunyai paruh dengan pelindung gigi yang
kuat sebagai pengerat, kaki yang pendek, dan mempunyai kuku jari yang
panjang untuk menaiki pohon. Burung finch lebih mampu bertahan hidup
dalam habitat alami oleh karena memiliki mekanisme adaptasi dari atribut-
atribut yang dimiliki tersebut
Kamuflase adalah contoh lain yang lebih khusus untuk menjelaskan
adaptasi. Organisme-organisme tertentu berkamuflase dalam macam-macam
warna, bentuk-bentuk tubuh khusus, dan tingkah laku, yang memungkinkan
makluk hidup tertentu itu tidak kelihatan pada lingkungan alami mereka.
Dengan bantuan kamuflase ini, dimaksudkan agar makluk hidup dapat
bertahan hidup (survive) dengan jalan adaptasi warna, bentuk, dan tingkah
laku agar tidak kelihatan oleh pemangsa (predator) di alam.
Adaptasi adalah suatu konsep yang tidak hanya terbatas menunjuk
kepada beberapa sifat khusus pada suatu kehidupan. Pada manusia, sebagai
contoh, menggunakan hampir setiap bagian tubuh. Sayap burung adaptasi
untuk terbang, mata untuk melihat, saluran usus untuk pencernaan makanan,
kaki untuk bergerak; semua fungsi ini sebagai bantuan untuk dapat bertahan
hidup. Meskipun kebanyakan yang teramati tercatat sebagai adaptasi, tidak
setiap bentuk dan tingkah laku detail organisme dapat beradaptasi. Darwin
memperkenalkan adaptasi sebagai masalah kunci pemecahan setiap teori
evolusi. Dalam hal ini teori Darwin sebagaimana dalam biologi evolusi
moderen masalah dipecahkan melalui seleksi alam (natural selection).
Seleksi alam artinya bahwa beberapa jenis individu dalam satu
populasi yang cenderung berkemampuan menghasilkan banyak keturunan ke
generasi berikut dibanding yang lain. Bahwa keturunan yang mirip orang tua
dihasilkan, menyebab-kan setiap atribut (ciri atau karakter) suatu organisme
tertinggal pada kebanyakan keturuanan, kemudian meningkat frekuensinya
dalam populasi sejalan dengan waktu; komposisi populasi kemudian akan
berubah secara automatis.

Anda mungkin juga menyukai