EVOLUSI
2. JENIS EVOLUSI
a. Evolusi Berdasarkan Arahnya
1) Evolusi Progresif
Merupakan evolusi yang menuju pada kemungkinan dapat bertahan hidup atau
evolusi yang menghasilkan spesies yang mampu beradaptasi sehingga dapat terus
berkembang biak.
Contohnya evolusi yang terjadi pada paruh burung finch.
2) Evolusi Regresif
Merupakan proses evolusi yang menuju pada kemungkinan kepunahan atau evolusi
yang menghasilkan spesies yang tidak mampu beradaptasi sehingga akan punah.
Contohnya evolusi yang terjadi pada dinosaurus.
b. Evolusi Berdasar Skala Perubahannya
1) Makroevolusi
Evolusi yang dapat mengakibatkan perubahan dalam skala yang besar. Evolusi ini
dapat menghasilkan spesies baru.
2) Mikroevolusi
Evolusi yang mengakibatkan perubahan dalam skala kecil. Evolusi ini
menyebabkan perubahan frekuensi gen/kromosom.
c. Evolusi Berdasarkan Hasil Akhirnya
1) Evolusi Divergen
Proses evolusi yang perubahannya berasal dari satu spesies menjadi banyak spesies
baru.
Contohnya moyang vertebrata sebenarnya mempunyai jari 5, sekarang vertebrata
yang masih mempunyai jari 5 adalah manusia dan primata.
2) Evolusi Konvergen
Proses evolusi yang perubahannya didasarkan pada kesamaan struktur antara dua
organ atau organisme pada garis sama pada nenek moyang yang sama.
Contohnya adalah antara ikan lumba – lumba atau duyung dengan ikan hiu yang
terlihat sama, padahal ikan hiu termasuk pisces dan ikan lumba – lumba termasuk
kelompok mamalia.
C. PETUNJUK ADANYA EVOLUSI
1. VARIASI DALAM SATU KETURUNAN
Variasi dalam satu spesies disebabkan oleh gen dan faktor luar seperti makanan, suhu
tanah dan yang lain. Adanya variasi menunjukkan adanya evolusi menuju ke arah
terbentuknya spesies – spesies baru.
2. FOSIL
Fosil merupakan sisa makhluk hidup yang telah membatu
Perjalanan evolusi manusia berdasarkan fosil yang ditemukan para ahli:
a. Australopithecus (2 – 5 juta tahun)
Pertama kali fosilnya ditemukan di Afrika Selatan pada tahun 1924 oleh Raymond
Dart. Ada 4 spesimen Australopithecus:
1) Australopithecus africanus
2) Australopithecus robustus
3) Australopithecus boisai, ukuran tubuh paling besar
4) Australopithecus habilis/Homo habilis, paling tinggi intelegensinya
b. Pithecanthropus (2 – 0,2 juta tahun)
Di Jawa ditemukan 3 jenis Pithecanthropus:
1) Pithecanthropus robustus (modjokertoensis)
Pertama kali ditemukan di Perung Mojokerto oleh Cokrohandoyo pada tahun 1936.
Kemudian fosil sejenis ditemukan di Sangiran.
2) Pithecanthropus erectus
Pertama kali ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahu 1891 di Trinil
3) Pithecanthropus soloensis
Pertama kali ditemukan oleh Oppenoarth di Ngandong Blora
c. Meganthropus palaeojavanicus
d. Homo neanderthalensis (200.000 – 40.000 SM)
Banyak ditemukan di Eropa dan Asia Barat
e. Homo sapiens/Homo wadjakensis (40.000 SM)
Ditemukan oleh Eugene Dubois di Desa Wajak Tulungagung
Contoh lain Manusia dari Stabat, Gilimanuk dan Plawangan
3. PERBANDINGAN ANATOMI/HOMOLOGI ORGAN
Organ gerak depan manusia dengan burung, kelelawar, kucing masing – masing
mempunyai fungsi yang berbeda tetapi bentuk asal organ tersebut sama (HOMOLOG)
Sayap burung dengan sayap kupu – kupu mempunyai fungsi yang sama tetapi asalnya
berbeda (ANALOG).
4. PERBANDINGAN EMBRIOLOGI
Semua anggota vertebrata menunjukkan persamaan dalam perkembangan embrionya.
Adanya persamaan perkembangan embrio menunjukkan adanya hubungan kekerabatan.
Perkembangan individu dari ovum dibuahi hingga mati disebut ONTOGENI
Perkembangan ontogeni makhluk hidup merupakan ulangan dari FILOGENI (sejarah
perkembangan evolusi makhluk hidup).
5. PERBANDINGAN BIOKIMIA
Apabila kandungan zat dalam dua tubuh makhluk hidup banyak memiliki kesamaan,
keduanya mempunyai hubungan kekerabatan yang dekat.
6. ORGAN TUBUH YANG TERSISA
Beberapa alat tubuh yang tersisa pada manusia:
a. Umbai cacing
b. Tulang ekor
c. Rambut pada dada
Pada piton ada benjolan kuku yang merupakan sisa kaki belakang
Pada burung kiwi ada sisa sayap
D. MEKANISME EVOLUSI
1. HUKUM HARDY – WEINBERG
GODFREY HAROLD HARDY seorang profesor matematika dari Inggris dan
WILHELM WEINBERG, seorang dokter dari Jerman secara terpisah
mempublikasikan analisisnya mengenai keseimbangan gen dalam populasi yang
dikenal dengan HUKUM HARDY – WEINBERG
Hukum Hardy – Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel atau gen dalam populasi
dapat tetap stabil dan tetap dalam keseimbangan dari satu generasi ke generasi
dengan syarat :
a) Jumlah populasi besar
b) Perkawinan secara acak atau random
c) Tidak terjadi mutasi maju atau balik
d) Tidak ada seleksi
e) Tidak ada migrasi
Frekuensi gen adalah perbandingan antara suatu gen atau genotif dengan gen atau
genotif yang lain dalam suatu populasi.
Andaikan frekuensi alel A diumpamakan p, sedangkan alel a diumpamakan q, maka
kemungkinan kombinasi spermatozoa dan ovum pada perkawinan individu
heterozigot Aa X Aa adalah sebagai berikut:
CONTOH SOAL
a) Menghitung frekuensi gen kodominan
Dari 1000 orang penduduk yang diperika golongan darahnya berdasarkan sistem
MN, didapatkan 640 orang bergolongan M, 320 orang MN dan 40 orang N.
berapakah frekuensi alel LM dan LN dalam populasi itu?
Penyelesaian:
Misal
p = frekuensi untuk alel LM
q = frekuensi untuk alel LN
Menurut Hukum Hardy – Weinberg:
p2LMLM + 2pq LMLN + q2LNLN
q2 = 40/1000 = 0,04
q = √ 0,04 = 0,2
p = 1 – q = 1 - 0,2 = 0,8
Jadi: frekuensi alel LM = p = 0,8
frekuensi alel LN = q = 0,2
0,4 T 0,6 t
0,4 T 0,16 TT 0,24 Tt
0,6 t 0,24 Tt 0,36 tt
Jadi, perbandingan frekuensi genotif yang terdapat di dalam populasi adalah:
TT : Tt : tt = 16 : 48 : 36
= 4 : 12 : 9
oleh karena (p + q + r) = 1
maka q = 1 – (p + r)
= 1 – (0,2 + 0,7)
= 0,1
Jadi: frekuensi alel IA = p = 0,2
frekuensi alel IB = q = 0,1
frekuensi alel IO = r = 0,7
2) Frekuensi genotif IAIA = p2 = (0,2)2 = 0,04
Jadi dari 320 siswa yang bergolongan darah A, diperkirakan yang homozigot
IAIA = 0,04 X 1000 = 40
3) Frekuensi genotif IBIO = 2 qr = 2 (0,1 X 0,7) = 0,14
Jadi dari 150 siswa yang bergolongan darah B, diperkirakan yang heterozigot
IBIO = 0,14 X 1000 = 140 siswa.
b. Mutasi Gen
Mutasi gen menyebabkan menyebabkan terjadinya penyimpangan sifat – sifat
individu dari sifat yang normal. Mutasi gen umumnya tidak menguntungkan.
Angka laju mutasi merupakan angka yang menunjukkan jumlah gen yang bermutasi
dari seluruh gamet yang dihasilkan individu dalam suatu spesies.
Angka laju mutasi suatu individu rata – rata 1 : 100.000 (dalam 100.000 gamet ada
1 gen yang bermutasi)
Peluang mutasi yang menguntungkan adalah 1 : 1.000 dari kemungkinan yang
bermutasi
Contoh:
Angka laju mutasi per gen adalah 1 : 100.000
Jumlah gen yang mampu bermutasi dalam suatu individu adalah 1.000
Perbandingan antara mutasi yang menguntungkan dengan mutasi yang terjadi
adalah 1 : 1.000
Jumlah populasi spesies adalah 300.000.000
Jumlah generasi selama spesies itu ada adalah 6.000
Berapa kemungkinan terjadi mutasi yang menguntungkan selama spesies itu
ada?
Jawab:
a) Jumlah gen yang bermutasi:
1/100.000 X 1.000 = 1/100 gen
Jumlah mutasi gen yang menguntungkan dari gen yang bermutasi:
1/100 X 1/1.000 = 1/100.000
b) Dalam setiap generasi, mutasi yang menguntungkan adalah;
1/100.000 X 300.000.000 = 3.000 gen
c) Selama spesies itu ada, terdapat 6.000 generasi, maka mutasi gen yang
menguntungkan adalah:
6000 X 3.000 = 18.000.000
c. Hanyutan Genetik (Genetic Drift)
Jika ada sebagian anggota populasi yang terpisah dari populasi besar atau kawin
hanya antarpopulasi mereka, frekuensi alel akan berubah. Perubahan frekuensi alel
akibat adanya populasi kecil yang memisah dari populasi besar disebut
HANYUTAN GENETIK.
b. Isolasi Ekologi
Isolasi ekologi disebabkan karena dua spesies yang berkerabat dekat terdapat di daerah
geografi yang sama, namun pada habitat yang berbeda.
c. Isolasi Musim
Isolasi musim disebabkan oleh masa kawin atau kematangan gamet yang berbeda.
d. Isolasi Tingkah Laku
Isolasi tingkah laku menghalangi fertilisasi karena adanya perilaku tertentu atau ritual
yang berbeda beda sebelum terjadi perkawinan.
e. Isolasi Mekanik
Isolasi mekanik menghalangi perkawinan akibat struktur kelamin yang berbeda.
Perbedaan morfologi dan anatomi membuat dua spesies yang berbeda tidak dapat
kawin.
f. Isolasi Gamet
Isolasi gamet menghalangi pembuahan akibat susunan kimiawi yang berbeda antara
dua sel gamet. Pada ikan misalnya, sel telurnya mengandung protein tertentu yang
hanya dapat mengikat molekul sel sperma dari spesies yang sama.
Spesies baru juga dapat terbentuk dari peristiwa poliploidi (penggandaan jumlah
kromosom dalam sel).
Domestikasi (penjinakan individu liar untuk dibudidayakan) adalah langkah
terbentuknya spesies baru karena campur tangan manusia. Penjinakan menyebabkan
penyimpangan dari kondisi aslinya dan mengarah ke pembentukan spesies baru.