Anda di halaman 1dari 18

BAB 8

EVOLUSI

A. PERKEMBANGAN TEORI EVOLUSI


 Berbagai pendapat para ahli tentang asal – usul berbagai jenis makhluk hidup yang ada di
dunia yang menjadi dasar teori evolusi :
1. ARISTOTELES (384 – 322 SM) YUNANI
Evolusi terjadi berdasarkan metafisika alam, yaitu mengubah organisme dan
habitatnya dari bentuk sederhana ke bentuk yang kompleks.

2. ANAXIMANDER (500 SM) YUNANI


Manusia berevolusi dari makhluk aquatik mirip ikan yang pindah ke darat

3. EMPEDOCLES (495 – 435 SM) YUNANI


Kehidupan muncul dari lumpur hitam yang terkena sinar matahari dan tumbuhan
kemudian berubah menjadi hewan. Makhluk - makhluk pertama memiliki bentuk
seperti monster. Bentuk makhluk – makhluk berubah dan makhluk – makhluk yang
memiliki bentuk paling baik yang mampu bertahan hidup.

4. ERASMUS DARWIN (1731 – 1802)


Kehidupan itu berawal dari asal mula yang sama
Respon fungsional akan diwariskan kepada keturunannya
Erasmus Darwin merupakan kakek Charles Darwin

5. SIR CHARLES LYELL (1797 – 1875) SKOTLANDIA


Permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang lama
Pendapat Lyell bertentangan dengan umumnya pendapat para ahli masa itu.

6. THOMAS ROBERT MALTHUS (1766 – 1834) INGGRIS


Tidak adanya keseimbangan antara penduduk dan bahan makanan
Pendapat tersebut menginspirasi istilah Darwin “struggle for life” (perjuangan untuk
hidup)

7. GEORGE CUVIER (1769 – 1832)


Pada setiap masa diciptakan makhluk hidup yang berbeda.
Teori ini disebut KATASTROPISME
8. JEAN BAPTISTE DE MONET LAMARCK (1744 – 1829) PERANCIS
Perubahan suatu individu disebabkan oleh lingkungan dan bersifat diturunkan 
TEORI LAMARCKISME
Lamarck mencontohkan pada jerapah
Jerapah diduga memanjangkan lehernya untuk dapat mencapai pohon yang semakin
tinggi. Adaptasi dengan pemanjangan leher diwariskan kepada generasi berikutnya,
yang akan memiliki leher sedikit panjang dan pada generasi berikutnya akan lebih
panjang lagi.

9. CHARLES ROBERT DARWIN (1809 – 1882) INGGRIS


Darwin berpendapat bahwa setiap individu harus berjuang untuk kelangsungan
hidup, mendapatkan unsur – unsur yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya
seperti cahaya, makanan, air dan tempat hidup. Kebutuhan ini didapatkan dengan
persaingan, baik persaingan antar spesies maupun dengan spesies yang berbeda.
Teori seleksi alam (natural selection) Darwin:
Alam mengadakan seleksi terhadap individu – individu yang hidup di dalamnya.
Hanya individu – individu yang dapat menyesuaikan diri dengan alam
lingkungannya yang akan terus hidup, sedangkan individu yang tidak dapat
menyesuaikan dengan lingkungannya akan semakin berkurang, mati atau pindah
tempat.
Teori Darwin muncul setelah Darwin mengamati burung finch di pulau Galapagos.
Burung finch di Galapagos berbeda dengan burung finch di Inggris. Darwin
menemukan 13 spesies burung finch yang terdapat perbedaan pada ukuran dan
bentuk paruhnya. Dari 13 spesies tersebut 6 diantaranya merupakan pemakan biji
dengan paruh yang tebal dan kuat, lainnya merupakan pemakan atau penghisap madu
dengan paruh yang lurus, dan spesies lain mencari makanan di pohon dengan paruh
yang tebal dan lurus.

10. ALFERD RUSSEL WALLACE (1823 – 1913)


Jenis hewan yang ada di wilayah oriental (Sumatra, Kalimantan, Jawa dan
Sulawesi) mempunyai kesamaan, demikian pula hewan yang ada di wilayah
australian (Irian dan Maluku)

11. AUGUST WEISMANN (1834 – 1914) JERMAN


Menerapkan teori Darwin dalam percobaannya. Weismann mengawinkan 2 tikus
yang telah dipotong ekornya, hingga generasi ke 21 semua anak tikus yang
dilahirkan berekor panjang.
Weismann menyimpulkan:
a. Perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan ke
generasi berikutnya.
Hal ini membuktikan bahwa teori evolusi Lamarck tidak benar
b. Evolusi adalah masalah pewarisan gen – gen melalui sel kelamin atau evolusi
adalah gejala seleksi alam terhadap faktor – faktor genetika
B. PENGERTIAN DAN JENIS EVOLUSI
1. PENGERTIAN EVOLUSI
Evolusi merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam waktu yang lama

2. JENIS EVOLUSI
a. Evolusi Berdasarkan Arahnya
1) Evolusi Progresif
Merupakan evolusi yang menuju pada kemungkinan dapat bertahan hidup atau
evolusi yang menghasilkan spesies yang mampu beradaptasi sehingga dapat terus
berkembang biak.
Contohnya evolusi yang terjadi pada paruh burung finch.
2) Evolusi Regresif
Merupakan proses evolusi yang menuju pada kemungkinan kepunahan atau evolusi
yang menghasilkan spesies yang tidak mampu beradaptasi sehingga akan punah.
Contohnya evolusi yang terjadi pada dinosaurus.
b. Evolusi Berdasar Skala Perubahannya
1) Makroevolusi
Evolusi yang dapat mengakibatkan perubahan dalam skala yang besar. Evolusi ini
dapat menghasilkan spesies baru.
2) Mikroevolusi
Evolusi yang mengakibatkan perubahan dalam skala kecil. Evolusi ini
menyebabkan perubahan frekuensi gen/kromosom.
c. Evolusi Berdasarkan Hasil Akhirnya
1) Evolusi Divergen
Proses evolusi yang perubahannya berasal dari satu spesies menjadi banyak spesies
baru.
Contohnya moyang vertebrata sebenarnya mempunyai jari 5, sekarang vertebrata
yang masih mempunyai jari 5 adalah manusia dan primata.
2) Evolusi Konvergen
Proses evolusi yang perubahannya didasarkan pada kesamaan struktur antara dua
organ atau organisme pada garis sama pada nenek moyang yang sama.
Contohnya adalah antara ikan lumba – lumba atau duyung dengan ikan hiu yang
terlihat sama, padahal ikan hiu termasuk pisces dan ikan lumba – lumba termasuk
kelompok mamalia.
C. PETUNJUK ADANYA EVOLUSI
1. VARIASI DALAM SATU KETURUNAN
Variasi dalam satu spesies disebabkan oleh gen dan faktor luar seperti makanan, suhu
tanah dan yang lain. Adanya variasi menunjukkan adanya evolusi menuju ke arah
terbentuknya spesies – spesies baru.
2. FOSIL
Fosil merupakan sisa makhluk hidup yang telah membatu
Perjalanan evolusi manusia berdasarkan fosil yang ditemukan para ahli:
a. Australopithecus (2 – 5 juta tahun)
Pertama kali fosilnya ditemukan di Afrika Selatan pada tahun 1924 oleh Raymond
Dart. Ada 4 spesimen Australopithecus:
1) Australopithecus africanus
2) Australopithecus robustus
3) Australopithecus boisai, ukuran tubuh paling besar
4) Australopithecus habilis/Homo habilis, paling tinggi intelegensinya
b. Pithecanthropus (2 – 0,2 juta tahun)
Di Jawa ditemukan 3 jenis Pithecanthropus:
1) Pithecanthropus robustus (modjokertoensis)
Pertama kali ditemukan di Perung Mojokerto oleh Cokrohandoyo pada tahun 1936.
Kemudian fosil sejenis ditemukan di Sangiran.
2) Pithecanthropus erectus
Pertama kali ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahu 1891 di Trinil
3) Pithecanthropus soloensis
Pertama kali ditemukan oleh Oppenoarth di Ngandong Blora
c. Meganthropus palaeojavanicus
d. Homo neanderthalensis (200.000 – 40.000 SM)
Banyak ditemukan di Eropa dan Asia Barat
e. Homo sapiens/Homo wadjakensis (40.000 SM)
Ditemukan oleh Eugene Dubois di Desa Wajak Tulungagung
Contoh lain Manusia dari Stabat, Gilimanuk dan Plawangan
3. PERBANDINGAN ANATOMI/HOMOLOGI ORGAN
Organ gerak depan manusia dengan burung, kelelawar, kucing masing – masing
mempunyai fungsi yang berbeda tetapi bentuk asal organ tersebut sama (HOMOLOG)
Sayap burung dengan sayap kupu – kupu mempunyai fungsi yang sama tetapi asalnya
berbeda (ANALOG).
4. PERBANDINGAN EMBRIOLOGI
Semua anggota vertebrata menunjukkan persamaan dalam perkembangan embrionya.
Adanya persamaan perkembangan embrio menunjukkan adanya hubungan kekerabatan.
Perkembangan individu dari ovum dibuahi hingga mati disebut ONTOGENI
Perkembangan ontogeni makhluk hidup merupakan ulangan dari FILOGENI (sejarah
perkembangan evolusi makhluk hidup).
5. PERBANDINGAN BIOKIMIA
Apabila kandungan zat dalam dua tubuh makhluk hidup banyak memiliki kesamaan,
keduanya mempunyai hubungan kekerabatan yang dekat.
6. ORGAN TUBUH YANG TERSISA
Beberapa alat tubuh yang tersisa pada manusia:
a. Umbai cacing
b. Tulang ekor
c. Rambut pada dada
Pada piton ada benjolan kuku yang merupakan sisa kaki belakang
Pada burung kiwi ada sisa sayap
D. MEKANISME EVOLUSI
1. HUKUM HARDY – WEINBERG
GODFREY HAROLD HARDY seorang profesor matematika dari Inggris dan
WILHELM WEINBERG, seorang dokter dari Jerman secara terpisah
mempublikasikan analisisnya mengenai keseimbangan gen dalam populasi yang
dikenal dengan HUKUM HARDY – WEINBERG
Hukum Hardy – Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel atau gen dalam populasi
dapat tetap stabil dan tetap dalam keseimbangan dari satu generasi ke generasi
dengan syarat :
a) Jumlah populasi besar
b) Perkawinan secara acak atau random
c) Tidak terjadi mutasi maju atau balik
d) Tidak ada seleksi
e) Tidak ada migrasi
Frekuensi gen adalah perbandingan antara suatu gen atau genotif dengan gen atau
genotif yang lain dalam suatu populasi.
Andaikan frekuensi alel A diumpamakan p, sedangkan alel a diumpamakan q, maka
kemungkinan kombinasi spermatozoa dan ovum pada perkawinan individu
heterozigot Aa X Aa adalah sebagai berikut:

Ovum/sperma A (p) a (q)


A (p) AA (p2) Aa (pq)
a (q) Aa (pq) aa (q2)
Jadi, untuk mencari frekuensi dari dua buah alel di dalam suatu populasi dapat
digunakan Hukum Hardy – Weinberg yang rumusnya:
p2 (AA) + 2pq (Aa) + q2 (aa)
(p + q)2 = 1, sehingga (p + q) = 1, p = 1 - q

CONTOH SOAL
a) Menghitung frekuensi gen kodominan
Dari 1000 orang penduduk yang diperika golongan darahnya berdasarkan sistem
MN, didapatkan 640 orang bergolongan M, 320 orang MN dan 40 orang N.
berapakah frekuensi alel LM dan LN dalam populasi itu?
Penyelesaian:
Misal
p = frekuensi untuk alel LM
q = frekuensi untuk alel LN
Menurut Hukum Hardy – Weinberg:
p2LMLM + 2pq LMLN + q2LNLN
q2 = 40/1000 = 0,04
q = √ 0,04 = 0,2
p = 1 – q = 1 - 0,2 = 0,8
Jadi: frekuensi alel LM = p = 0,8
frekuensi alel LN = q = 0,2

b) Menghitung frekuensi gen jika ada dominansi


Di dalam populasi, didapatkan 64% perasa PTC dan 36% bukan perasa PTC
Berapakah perbandingan frekuensi genotif yang terdapat dalam populasi tersebut?
Penyelesaian:
Genotif bukan perasa PTC diberi simbol tt
Genotif perasa PTC diberi simbol TT dan Tt
Frekuensi genotif tt = 36% atau 0,36
Frekuensi gen t dalam populasi tersebut √ 0,36 = 0,6
Karena T + t = 1 maka T = 1 - 0,6  T = 0,4
Dengan mengetahui frekuensi gen T dan t, maka frekuensi genotif dapat dihitung
sebagai berikut:

0,4 T 0,6 t
0,4 T 0,16 TT 0,24 Tt
0,6 t 0,24 Tt 0,36 tt
Jadi, perbandingan frekuensi genotif yang terdapat di dalam populasi adalah:
TT : Tt : tt = 16 : 48 : 36
= 4 : 12 : 9

c) Menghitung frekuensi alel ganda


Pada golongan darah ABO dikenal 3 alel, yaitu IA, IB, IO
Misalnya: p = frekuensi alel IA
q = frekuensi alel IB
r = frekuensi alel IO
maka persamaannya menjadi:
p2 IAIA + 2 pr IAIO + q2 IBIB + 2 qr IBIO + 2 pq IAIB + r2 IOIO
Contoh:
1000 siswa di salah satu SMA diperiksa golongan darahnya menurut sistem ABO,
dan diperoleh 320 siswa golongan A, 150 golongan B, 40 golongan AB dan 490
golongan O
1) Berapakah frekuensi alel IA, IB,, IO ?
2) Berapakah siswa yang bergolongan A homozigot?
3) Berapakah jumlah siswa yang bergolongan B heterozigot?
Jawab:
Misalnya: p = frekuensi alel IA
q = frekuensi alel IB
r = frekuensi alel IO
Menurut Hukum Hardy – Weinberg:
1) p2 IAIA + 2 pr IAIO + q2 IBIB + 2 qr IBIO + 2 pq IAIB + r2 IOIO
r2 = frekuensi golongan darah O
= 490/1000 = 0,49
r = √0,49 = 0,7
(p + r)2 = frekuensi golongan A + frekuensi golongan O
= 320 + 490 = 0,81
1000
(p + r) = √0,81 = 0,9
p = 0,9 – 0,7 = 0,2

oleh karena (p + q + r) = 1
maka q = 1 – (p + r)
= 1 – (0,2 + 0,7)
= 0,1
Jadi: frekuensi alel IA = p = 0,2
frekuensi alel IB = q = 0,1
frekuensi alel IO = r = 0,7
2) Frekuensi genotif IAIA = p2 = (0,2)2 = 0,04
Jadi dari 320 siswa yang bergolongan darah A, diperkirakan yang homozigot
IAIA = 0,04 X 1000 = 40
3) Frekuensi genotif IBIO = 2 qr = 2 (0,1 X 0,7) = 0,14
Jadi dari 150 siswa yang bergolongan darah B, diperkirakan yang heterozigot
IBIO = 0,14 X 1000 = 140 siswa.

d) Menghitung frekuensi gen terangkai X


Karena laki – laki hanya mempunyai sebuah kromosom X, maka tidak dapat
menunjukkan distribusi binomium untuk kombinasi secara random dari sepasang
gen terangkai X seperti pada perempuan.
 Untuk laki – laki = p + q, karena genotif laki – laki XAY dan XaY
 Untuk perempuan = p2 + 2pq + q2, genotifnya XAXA, XAXa, dan XaXa
Contoh:
Diketahui 6% dari laki – laki di suatu daerah menderita buta warna merah – hijau
1) Berapakah frekuensi dari perempuan di daerah itu yang diduga normal?
2) Berapakah frekuensi dari perempuan yang diduga buta warna?
Jawab:
Menurut hukum Hardy – Weinberg, untuk menghitung frekuensi gen yang
terangkai pada kromosom X:
− Frekuensi gen buta warna (c) = q = 0,06
− Frekuensi gen normal (C) = p = 1 – 0,06 = 0,94
1) Frekuensi dari perempuan di daerah itu yang diduga normal adalah (CC dan
Cc) = p2 + 2pq = (0,94)2 + 2 (0,94) (0,06) = 0,9964
2) Frekuensi dari perempuan yang diduga buta warna (cc) = q 2 = (0,036)2 =
0,0036

2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EVOLUSI


a. Seleksi Alam
o Seleksi alam merupakan suatu proses dimana individu – individu tertentu dapat
beradaptasi lebih baik dengan lingkungannya.
o Organisme yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru akan
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya
o Organisme yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru
akan mati atau pindah ke daerah lain.
o Contoh adaptasi terjadi pada populasi ngengat Biston betularia di Inggris. Sebelum
revolusi industri, ngengat bersayap cerah lebih banyak populasinya karena dapat
berkamuflase dengan batang pohon yang berkulit cerah, untuk menghindari
predator. Namun setelah revolusi industri, dimana banyak polusi yang
menyebabkan batang pohon menjadi gelap karena terkena asap industri, populasi
ngengat yang bersayap gelap lebih banyak, karena dapat berkamuflase dengan baik
pada batang pohon untuk menghindari predator.

b. Mutasi Gen
 Mutasi gen menyebabkan menyebabkan terjadinya penyimpangan sifat – sifat
individu dari sifat yang normal. Mutasi gen umumnya tidak menguntungkan.
 Angka laju mutasi merupakan angka yang menunjukkan jumlah gen yang bermutasi
dari seluruh gamet yang dihasilkan individu dalam suatu spesies.
 Angka laju mutasi suatu individu rata – rata 1 : 100.000 (dalam 100.000 gamet ada
1 gen yang bermutasi)
 Peluang mutasi yang menguntungkan adalah 1 : 1.000 dari kemungkinan yang
bermutasi
 Contoh:
 Angka laju mutasi per gen adalah 1 : 100.000
 Jumlah gen yang mampu bermutasi dalam suatu individu adalah 1.000
 Perbandingan antara mutasi yang menguntungkan dengan mutasi yang terjadi
adalah 1 : 1.000
 Jumlah populasi spesies adalah 300.000.000
 Jumlah generasi selama spesies itu ada adalah 6.000
 Berapa kemungkinan terjadi mutasi yang menguntungkan selama spesies itu
ada?
 Jawab:
a) Jumlah gen yang bermutasi:
1/100.000 X 1.000 = 1/100 gen
Jumlah mutasi gen yang menguntungkan dari gen yang bermutasi:
1/100 X 1/1.000 = 1/100.000
b) Dalam setiap generasi, mutasi yang menguntungkan adalah;
1/100.000 X 300.000.000 = 3.000 gen
c) Selama spesies itu ada, terdapat 6.000 generasi, maka mutasi gen yang
menguntungkan adalah:
6000 X 3.000 = 18.000.000
c. Hanyutan Genetik (Genetic Drift)
Jika ada sebagian anggota populasi yang terpisah dari populasi besar atau kawin
hanya antarpopulasi mereka, frekuensi alel akan berubah. Perubahan frekuensi alel
akibat adanya populasi kecil yang memisah dari populasi besar disebut
HANYUTAN GENETIK.

d. Perkawinan Tak Acak


Suatu individu dalam memilih pasangan umumnya menentukan kriteria tertentu
untuk pasangannya, misalnya merak betina akan memilih merak jantan dengan bulu
ekor yang besar dan indah. Hal tersebut menyebabkan alel yang membawa sifat
yang disukai akan lebih sering dijumpai dalam populasi. Alel dengan sifat yang
tidak disukai akan berkurang dan mungkin akan hilang dari populasi.

e. Aliran Gen (Gen Flow)


Individu yang meninggalkan populasi akan membawa alel keluar, sebaliknya
individu yang masuk ke dalam populasi akan membawa alel yang berpotensi
menjadi alel baru. Pergerakan alel antarpopulasi ini disebut ALIRAN GEN

E. SPESIASI/TERBENTUKNYA SPESIES BARU


Timbulnya spesies baru (spesiasi) merupakan suatu mekanisme evolusi.
Jika dua varietas dari suatu spesies tertentu menghuni dua tempat yang sangat berbeda,
sehingga tidak dapat mengadakan hubungan reproduksi, maka varietas tersebut akan
mengalami perubahan dan akhirnya menjadi dua spesies yang berlainan.
Isolasi merupakan kunci terjadinya spesies baru, karena isolasi mencegah terciptanya
kembali keseragaman antar spesies melalui hibridisasi. Contohnya pada pembentukan 13
spesies burung finch di Kepulauan Galapagos.
Bentuk – bentuk isolasi:
a. Isolasi Geografi
Isolasi geografi adalah isolasi yang terjadi akibat keadaan alam. Isolasi geografi dapat
terjadi jika organisme dari suatu spesies berpindah ke lingkungan baru yang sangat
berbeda dengan lingkungan asal, dan dipisahkan oleh laut, gunung, atau gurun. Di
lingkungan baru ini organisme akan beradaptasi dan membentuk populasi. Bentuk
adaptasi ini akan mengarah pada proses pembentukan spesies baru.

b. Isolasi Ekologi
Isolasi ekologi disebabkan karena dua spesies yang berkerabat dekat terdapat di daerah
geografi yang sama, namun pada habitat yang berbeda.
c. Isolasi Musim
Isolasi musim disebabkan oleh masa kawin atau kematangan gamet yang berbeda.
d. Isolasi Tingkah Laku
Isolasi tingkah laku menghalangi fertilisasi karena adanya perilaku tertentu atau ritual
yang berbeda beda sebelum terjadi perkawinan.
e. Isolasi Mekanik
Isolasi mekanik menghalangi perkawinan akibat struktur kelamin yang berbeda.
Perbedaan morfologi dan anatomi membuat dua spesies yang berbeda tidak dapat
kawin.
f. Isolasi Gamet
Isolasi gamet menghalangi pembuahan akibat susunan kimiawi yang berbeda antara
dua sel gamet. Pada ikan misalnya, sel telurnya mengandung protein tertentu yang
hanya dapat mengikat molekul sel sperma dari spesies yang sama.
Spesies baru juga dapat terbentuk dari peristiwa poliploidi (penggandaan jumlah
kromosom dalam sel).
Domestikasi (penjinakan individu liar untuk dibudidayakan) adalah langkah
terbentuknya spesies baru karena campur tangan manusia. Penjinakan menyebabkan
penyimpangan dari kondisi aslinya dan mengarah ke pembentukan spesies baru.

F. PANDANGAN BARU TENTANG EVOLUSI


 Sejak teori evolusi pertama kali dikemukakan oleh Darwin, banyak mendapat tentangan
dari berbagai pihak. Pihak yang tidak setuju dengan teori Darwin menyatakan bahwa
makhluk hidup tercipta dengan bentuk yang ada seperti saat ini (Teori Penciptaan atau
Creationism)
 Beberapa fakta yang mendukung perkembangan teori Creatinism:
1. Penemuan Model DNA oleh Watson dan Crick (1953)
Molekul DNA yang terdapat sel hidup mempunyai kerumitan dan keteraturan pada
pengaturan urutan basa nitrogen, dan tidak muncul secara kebetulan.
Jika terjadi kerusakan atau perubahan yang berupa mutasi, individu akan cacat atau
steril, sehingga tidak mungkin menghasilkan keturunan.
2. Hukum Penurunan Sifat menurut Mendel
Mendel mengemukakan bahwa penurunan sifat induk kepada keturunannya
disebabkan oleh faktor penentu yang disebut gen. Komposisi gen ditentukan oleh
separuh induk jantan (spermatozoa) dan separuh induk betina (ovum). Penurunan sifat
berjalan terus – menerus dan teratur.
3. Palaentologi
Berdasarkan studi fosil yang ditemukan, tidak ada organisme masa kini yang berbeda
dengan nenek moyangnya. Contohnya fosil ikan hiu yang berumur 100 juta tahun yang
lalu ternyata sama dengan ikan hiu sekarang.

G. TEORI ASAL USUL KEHIDUPAN


 Ada tiga teori tentang asal usul kehidupan, yaitu teori abiogenesis, teori biogenesis dan
evolusi kimia.
1. Teori Abiogenesis/Generatio Spontanea
Aristoteles (384 – 322 SM) mengemukakan konsep bahwa kehidupan itu berasal dari
benda – benda mati. Teori ini dikenal dengan teori Generstio spontanea atau
abiogenesis.
Ahli yang mendukung teori ini salah satunya adalah Needham (1700) dari Inggris.
Needham melakukan percobaan dengan merebus kaldu beberapa menit kemudian
memasukkan ke dalam botol dan menutup rapat. Setelah beberapa hari ternyata
tumbuh bakteri. Needham menyimpulkan bahwa bakteri itu asalnya dari kaldu.
2. Teori Biogenesis
a. Percobaan Francesco Redi (1626 – 1698) dari Italia
Redi merupakan ilmuwan pertama yang membantah teori Abiogenesis.
Redi melakukan percobaan dengan menggunakan keratan daging yang dimasukkan
dalam dua wadah. Wadah I tidak ditutup dan wadah ke dua ditutup dengan kain
kasa. Setelah daging membusuk datanglah lalat di sekitar wadah, dan beberapa hari
kemudian munculah belatung dari dalam daging. Pada permukaan kasa juga
terdapat beberapa belatung.
Redi membuktikan bahwa makhluk hidup tidak muncul begitu saja dari benda
mati, tetapi terbentuk dari makhluk hidup juga.
b. Percobaan Spallanzani
Pada tahun 1765, ilmuwan Italia Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan yang
berlawanan dengan percobaan Needham. Spallanzani menyatakan bahwa Needham
tidak menutup rapat leher tabung, sehingga masih ada organisme yang masuk dan
tumbuh. Munculnya mikroorganisme karena adanya mikroorganisme yang telah
lebih dahulu tersebar di udara.
c. Percobaan Louis Pasteur
Pasteur pada tahun 1864 melakukan percobaan menggunakan tabung berleher
angsa. Pasteur merebus kaldu hingga mendidih kemudian mendiamkannya. Dengan
tabung berleher angsa, udara bisa masuk ke dalam tabung, tetapi partikel akan
melekat di leher tabung. Setelah beberapa lama, ternyata tidak ada bakteri yang
tumbuh. Namun, setelah Pasteur memiringkan tabung leher angsa tersebut, air
kaldu di dalam tabung ditumbuhi mikroba.
Hal tersebut membuktikan bahwa kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya.
Dari percobaan Pasteur, berkembanglah teori Biogenesis dengan pernyataannya
“omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo” yang artinya kehidupan berasal dari
telur dan telur berasal dari kehidupan, atau “omne vivum ex vivo”, kehidupan
berasal dari kehidupan sebelumnya.

3. Teori Evolusi Kimia (Teori Biologi Modern)


 Beberapa ahli yang mengemukakan tentang teori evolusi kimia:
a. A.I Oparin (Rusia)
Asal mula kehidupan bersamaan denga terbentuknya bumi. Atmosfer bumi mula
– mula mengandung air, CO2, metana dan amonia, namun tidak terdapat oksigen.
Dengan adanya panas dari berbagai sumber, zat – zat tersebut mengalami
perubahan menjadi bahan molekul organik sederhana, yang membentuk
semacam campuran materi dalam lautan yang masih panas, yang disebut
primordial soup. Primordial soup melakukan sintesis dan terbentuk monomer –
monomer seperti asam amino dan nukleotida, yang kemudian bergabung
membentuk polimer seperti protein dan asam nukleat. Kemudian kumpulan
tersebut membentuk molekul dalam bentuk tetesan yang disebut protobion.
b. Harold Urey (AS)
Menurut teori Urey, terbentuknya makhluk hidup terdiri atas 4 fase:
1) Tersedianya molekul metana, amonia, hidrogen, dan uap air yang sangat
banyak di atmosfer
2) Energi yang timbul dari aliran listrik, halilintar, dan radiasi sinar kosmis
merupakan energi pengikat dalam reaksi molekul metana, hidrogen, amonia
dan uap air.
3) Terbentuknya zat hidup yang paling sederhana.
4) Zat hidup yang terbentuk berkembang dalam waktu jutaan tahun menjadi
sejenis organisme yang lebih kompleks.
c. Stanley Miller
Miller berhasil membuktikan teori gurunya, Urey
Miller membuat alat yang didalamnya dimasukkan uap air, metana, hidrogen dan
amonia. Kemudian alat tersebut diberi aliran listrik 75.000 volt sebagai
pengganti petir. Setelah seminggu Miller mendapatkan bahan organik berupa
asam amino sebagai substansi dasar makhluk hidup.

d. Melvin Calvin dari Universitas California


Calvin menunjukkan bahwa radiasi sinar dapat mengubah metana, amonia,
hidrogen dan air menjadi molekul gula dan asam amino, dan juga membentuk
purin dan pirimidin, yang merupakan zat dasar pembentukan DNA, RNA, ATP
dan ADP.

PERCOBAAN FRANCESCO REDI


PERCOBAAN PASTEUR

Anda mungkin juga menyukai