Anda di halaman 1dari 30

4.

MAKHLUK MANUSIA
DAN
EVOLUSINYA
A. SEKILAS TENTANG TEORI EVOLUSI
Menurut Darwin bentuk-bentuk kehidupan yang tertua dimuka bumi
ini adalah makhluk bersel satu yang sangat sederhana misalnya
protozoa.
Kemudian dalam waktu beratus-ratus tahun berkembang bentuk-
bentuk yang makin lama semakin kompleks, dan pada masa-masa
terakhir telah berkembang atau berevolusi makhluk seperti kera dan
manusia
Darwin menyatakan bahwa individu yang beradaptasi pada habitat
mereka dengan cara terbaik, akan menurunkan sifat-sifat mereka
kepada generasi berikutnya.
Sifat-sifat yang menguntungkan ini lama kelamaan terakumulasi
dan mengubah suatu individu menjadi spesies yang sama selalu
berbeda dengan nenek moyangnya yang disebut proses evolusi
seleksi alam.
Menurut Darwin makhluk bersel satu seperti
protozoa kemudian dalam waktu beratus-ratus
tahun berkembang bentuk-bentuk yang makin
lama semakin kompleks, dan pada masa-masa
terakhir telah berkembang atau berevolusi
makhluk seperti kera dan manusia
B. EVOLUSI MAKHLUK PRIMAT
Kalau dilihat dari pandangan ilmu biologi bahwa manusia
hanyalah satu macam makhluk hidup di antara lebih sejuta
macam makhluk hidup lain yang pernah dan masih
mendiami alam semesta ini.
Untuk mendapatkan gambaran tentang jumlah warna
aneka makhluk yang sangat beragam, para ahli biologi
membuat sistem klasifikasi dimana semua makhluk hidup
dapat tempat sewajarnya berdasarkan morfologi dari
organismenya.
Manusia (homosapiens) sebagai makhluk biologis, maka
manusia menyusui keturunannya yang termasuk kedalam
golongan hewan menyusui (mamalia) dalam kelas ini ada
satu sub golongan suku primat (semua jenis kera)
Figure: EVOLUSI MAKHLUK
MANUSIA
C. FAKTOR-FAKTOR DALAM PROSES PERUBAHAN
Rekombinasi seksual (Perkawinan tak acak)
perkawinan umumnya dipengaruhi faktor pilihan misalnya
ayam betina lebih memilih ayam jantan yang berbulu merah
dan panjang dan manusia cendrung mengembang biakan
hewan atau tanaman yang menguntungkan. Akibat dari
perkawinan acak ini alel yang membawa sifat yang lebih disukai
akan menjadi lebih sering dijumpai dalam populasi. Alel yang
tidak disukai akan berkurang dalam populasi.
Migrasi atau mutasi
Individu imigran akan membawa alel yang baru  maupun
sebaliknya individuyang  emigran akan membawa alel
keluar.pergerakan  alel ini antar populasi akan disebut arus gen.
Migrasi ini dapat menyebabkan perubahan perubahan gen dalam
populasi
Hanyutan Genetika (gen flow)
Hanyutan genetik ini dapat menyebabkan perubahan atau ketidak
setabilan ferekuensi gen dalam populasi. Hanyutan genetik ini
merupakan perubahan yang terjadi pada populasi akibat adanya
anggota populasi yang berpisah  dan membentuk populasi baru
atau kawin hanya antar populasi mereka.
Seleksi alam
Suatu organisme yang dapat beradaptasi dengan lingkungannya
jika memiliki penotip yang sesuai dengan lingkunagannya. Jadi
organisme yang dapat beradaptasi dengan lingkungannya yang
dapat hidup dan berkembang biak dan sebaliknya organisme
yang tidak dapat berkembang biak dengan lingkungannya akan
musnah.
Perubahan acak (Genetic drift )
Genetic drift adalah hilangnya/lepasnya frekuensi allele secara
kebetulan atau dapat dikatakan merupakan perubahan acak
pada frekuensi gen pada populasi kecil yang disebabkan oleh
kematian, migrasi atau isolasi. Pada populasi kecil kehilangan
sedikit anggotanya akan membuat perbedaan besar
D. KONSEP MISSINGLINK

Menurut konsep missinglink menjelaskan


bahwa manusia merupakan juga makhluk
yang telah bercabang melalui proses evolusi
makhluk primat. Asal mula dan proses evolusi
manusia secara khusus dipelajari dan diteliti
oleh sub ilmu antropologi biologi yaitu
paleoantropologi dengan menggunakan sisa-
sisa tubuh manusia yang berupa fosil dan
terkandung dalam lapisan bumi
Ada lima proses percabangan pada evolusi makhluk primat yaitu:
1. Masa eosen akhir kurang lebih 30 juta tahun yang lalu, yang
mengevolusi kera gibbon,
2. Masa miosen kurang lebih 20 juta tahun yang lalu, yang
mengevolusi orang utan
3. Masa miosen akhir kurang lebih 10 tahun yang lalu diperkirakan
menjadi nenek moyang manusia, karena memiliki ukuran
raksasa dan fosil yang ditemukan disebut gigantanthropus
(manusia kera raksasa)
4. Masa pliosen kurang lebih 9 juta tahun yang lalu, yang
merupakan evolusi kera pongoid dengan klas gorilla dan
chimpanze
5. Evolusi makhluk gigantanthropus sebelum kera raksasa
menghilang, dan menurut para ahli akan berevolusi menjadi
makhluk manusia.
Konsep Missinglink mengenai Makhluk Induk

Konsep Lama Konsep Baru

Manusia Manusia Kera-kera Besar

Missinglink
Makhluk Induk

Kera Makhluk Induk

Sumber: Koentjaraningrat, 2000:75


Manusia Purba Paranthropus Robustus dan Paranthropus Transvaalensis
Dua penemuan tersebut ditemukan di daerah Amerika Selatan dengan ciri isi volume
otak sekitar 600 cm kubik, hidup di lingkungan terbuka, serta memiliki tinggi badan
kurang lebih 1,5 meter. Kedua fosil menusia kera tersebut disebut australopithecus
Manusia Purba Australopithecus Africanus:
ditemukan di desa Taung di sekitar Bechunaland oleh Raymond Dart
tahun 1924. Bagian tubuh yang ditemukan hanya fosil tengkorak kepala
saja
Manusia Purba Meganthropus Palaeojavanicus / Manusia Raksasa
Jawa: Meganthropus palaeojavanicus ditemukan di Sangiran di
pulau jawa oleh Von Koningswald pada tahun 1939 - 1941
Manusia Purba Sinanthropus Pekinensis
Sinanthropus pekinensis adalah manusia purba yang fosilnya ditemukan di gua
naga daerah Peking negara Cina oleh Davidson Black dan Franz Weidenreich.
Sinanthropus pekinensis dianggap bagian dari kelompok pithecanthropus karena
memiliki ciri tubuh atau badan yang mirip serta hidup di era zaman yang
bersamaan. Sinanthropus pekinensis memiliki volume isi otak sekitar kurang lebih
900 sampai 1200 cm kubik
Manusia Purba Pithecanthropus Erectus:
Pithecanthropus erectus adalah manusia purba yang pertama kali.
Fosil tulang belulang ditemukan di Trinil Jawa Tengah pada tahun
1891 oleh Eugene Dubois. Pithecanthropus erectus hidup di jaman
pleistosin atau kira-kira 300.000 hingga 500.000 tahun yang lalu.
Volume otak Pithecanthropus erectus diperkirakan sekitar 770 - 1000
cm kubik. Bagian tulang-belulang fosil manusia purba yang ditemukan
tersebut adalah tulang rahang, beberapa gigi, serta sebagian tulang
tengkorak
E. EVOLUSI SECARA BIOLOGI
Organisme dari semua makhluk hidup di dunia, tidak hanya makhluk
bersel satu tetapi juga kera atau manusia yang terdiri dari satu sel.
Makhluk yang orgnismenya kompleks seperti kera atau manusia
jumlah selnya mencapai sepuluh triliyun banyaknya, dan berbeda-
beda menurut fungsi dan tugasnya masing-masing dalam
organisme.
Meskipun setiap sel memiliki inti yang sama, setiap intisel manusia
misalnya terdiri dari 46 kromosom (bagian) berupa urat-urat kecil
yang terdiri dari serat-serat berspiral.
Pengetahuan para ahli mengenai gen itu mula-mula berasal
dari penelitian terhadap seekor makhluk hidup yang
mempunyai suatu susunan sel yang sangat sederhana yaitu
lalat (drosaphilia melanogaster) yang hanya memiliki delapan
kromosom dalam intiselnya.
Proses mutasi bagi sel itu sama, tetapi suatu pengecualian
tampak pada timbulnya sel-sel ganetas atau sex (sperma dan
sel telur).
Sel-sel baru tidak akan timbul karena
pembelahan dari setiap kromosom, tetapi
karena pemisahan dari ke 46 kromosom
menjadi dua golongan A dan B yang masing-
masing terdiri dari 23 kromosom dan masuk
kedalam sel sex yang berbeda.
Perubahan dalam proses keturunan dan uraian
suatu ciri yang berasal dari satu nenek moyang
laki-laki atau perempuan tak pernah dapat
dicampur tetapi selalu dapat tersimpan dalam
gen yang diturunkan dan disebarkan kepada
berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus generasi
berikutnya.
Percabangan itu terjadi karena beberapa proses evolusi yang
menurut analisis para ahli biologi dapat dibagi kedalam tiga
golonganyakni: pertama, merupakan suatu proses yang bersal
dari dalam organisme itu sendiri dan telah diturunkan dari
generasi kegenerasi. Kedua, proses seleksi dan adaptasi
merupukan suatu proses evolusi yang berasal dari sekitaran dan
pengaruh alam. Ketiga, menghilangnya gen secara kebetulan
F. PERKEMBANGAN MANUSIA
Ada dua teori yang berhubungan dengan perkembangan manusia
modern (homosapiens). Pertama, teori yang dikenal dengan Out
of Africa yang mendasarkan teorinya dan hipotesisnya pada
manusia yang berasal dari Afrika.
Kedua, teori yang dikenal dengan nama multiregional (teori yang
bertentangan dengan teori pertama), namun pada prinsipnya
manusia modern berasal dari kerabatnya Javaman (homo erectus),
yang menyebar secara bersamaan keseluruh dunia.
Homo erectus yang pernah tinggal di pulau Jawa yang
mempunyai sejarah menarik karena dapat bertahan sekitar
250.000 tahun lebih lamanya dari jenis yang sama yang tinggal
ditempat lain di Asia, bahkan mungkin bertahan sekitar satu juta
tahun lebih lama dari yang tinggal di Afrika. Umur fosil homo
erectus terakhir yang ditemukan di desa Ngandong dan sambung
macan di Jawa Tengah kira-kira 30.000 sampai 50.000 tahun.
Homo erectus Java man di pulau Jawa diduga pernah hidup
dalam waktu bersamaan dengan homosapiens (manusia modern
Sampai saat ini penyebab kepunahan Java man masih misteri.
Diduga salah satu penyebab kepunahannya ialah karena
keterbatasan strategi hidup mereka. Tidak ditemukan peralatan
dari batu – misalnya untuk memotong daging atau berburu –
disekitar fosil menreka menunjukkan bahwa kehidupan masih
sangat primitif, menurut dugaan mereka memakan daging dari
hewan yang telah mati (scavenger). Sedangkan kolonisasi homo
sapiens yang berasal dari Afrika berhasil, karena mereka masih
punya strategi hidup yang lebih baik dibanding penduduk asli
Homo erectus.
Menurut tulisan Tony Whitten, Roehayat Soeriatmadja dan Suraya
Afif (1996) dalam buku Ecology of Java and Bali menyebutkan
bahwa penduduk asli pertama pulau Jawa – homo sapiens –
mungkin mirip dengan suku Aborigin di Australia yang berasal dari
Indonesia sekitar 40.000 tahun yang lalu. Mereka dinamakan
Austroloid dan kemudian tersingkir oleh pendatang dari Asia
Tenggara yang mempunyai kebudayaan dan adaptasi yang lebih
baik sebagai pemburu.
Keturunannya tidak ada yang dapat hidup di pulau Jawa tetapi
mereka saat inidapat ditemukan sebagai suku Anak Dalam atau
Kubu di Sumatera Tengah dan Indonesia bagian Timur
Kemudian sekitar 3.000 – 5.000 tahun yang lalu, arus
pendatang selanjutnya disebut Proto-Malays datang ke Pulau
Jawa. Keturunan mereka saat ini dapat dijumpai di kepulauan
Mentawai Sumatera Barat, Tengger di Jawa Timur, Dayak di
Kalimantan, Sasak di Lombok
Setelah itu arus pendatang yang disebut Austronesia atau
Deutero-Malays yang berasal dari Taiwan dan Cina Selatan datang
lewat laut ke pulau Jawa sekitar 1.000 – 3.000 tahun yang lalu.
Sekarang keturunannya banyak tinggal di Indonesia bagian Barat
dengan keahlian bercocok tanam padi, pengairan, membuat
barang tembikar/ pecah belah dan kerajian dari batu .
(Koentjaraningrat, 1985 Javanese Culture)

oo0oo
Dilanjutkan
Minggu Depan

Anda mungkin juga menyukai