Anda di halaman 1dari 24

KEHENDAK

BUTA
Filsafat Arthur Schopenhauer
Yang khas dari filsafat Schopenhauer adalah kejelasan dan
kekonkretannya.
• Arthur pernah menyerang filsafat Hegel yang dinilainya terlalu abstrak dan
menutup-nutupi sisi gelap manusia.
• Arthur hidup dan dibesarkan sebagai anak saudagar kaya dan merasakan
betul bahwa “primum vivere, deinde philosophary” yang artinya kita harus
hidup terlebih dulu, baru kemudian berfilsafat.
• Arthur mengomentari filsafat Hegel yang mengabaikan kekuatan irrasional
(non rasional atau non intelektual) yang yakni kehendak.
• Namun Arthur juga memuji semangat Hegel dalam mencari kebenaran.
Katanya “Hidup teramat pendek, tapi kebenaran berlaku lama dan berumur
Panjang”
• Arthur pun menyerang materialism dan tidak
berhenti-henti bertanya “Bagaimana kita bisa
menjelaskan bahwa jiwa adalah materi kalua kita
mengetahui materi melalui jiwa (melalui diri kita
sendiri)”
• Arthur menganjurkan kita untuk memulai
berfilsafat secara langsung yakni dari kita.
Dunia Sebagai Kehendak
1. Kehendak untuk Hidup
Hampir tanpa kecuali, semua filsuf sebelum Arthur memandang
kesadaran atau intelek atau rasio sebagai hakikat jiwa. Manusia disebut
hewan yang berakal, sebagai “Animale Rationale” (Arthur menolak
anggapan tersebut karena kesadaran dan intelek pada dasarnya hanya
merupakan permukaan jiwa kita.
• Di bawah intelek sesungguhnya terdapat kehendak yang tidak sadar.
• Suatu kehendak dari keinginan yang kuat
• Intelek kadang-kadang mengendalikan kehendak. “Kehendak adalah
orang kuat yang buta menggendong orang lumpuh yang melek.”
• Intelek hanyalah tangan kanan kehendak
• Alam menciptakan intelek untuk melayani kehendak.
• Intelek dirancang hanya untuk mengetahui hal-hal yang bersangkut
paut kehendak
• Kehendak adalah satu-satunya unsur yang permanen dan tidak dapat
berubah dalam jiwa
• Kehendak merupakan pemersatu kesadaran, pemersatu ide-ide dan
pemikiran-pemikiran serta mengikatnya dalam satu persatuan yang
harmonis
• Karakter atau ratio merupakan kontinualitas tujuan dan sikap dan
terletak salam kehendak
• Intelek bisa letih, kehendak selalu terjaga
• Intelek perlu tidur, kehendak bekerja dalam tidur
• Letihnya intelek karena ia berada di dalam otak tidak berhubungan
dengan Cerebrum
• Dalam tidur otak memerlukan makanan, namun kehendak tidak
• Dalam tidur manusia turun ke taraf vegetative. Kehendak bekerja
menurut sifat dasarnya yang asli.
• Kehendak adalah hakikat manusia, akan tetapi apakah kehendak
merupakan hakikat dari segala-galanya?
2. Kehendak untuk Reproduksi
Jawabannya adalah bisa, yaitu melalui strategi dan kesahidan setiap
organisme yang normal pada saat mencapai tingkat dewasa
• Kehendak tidak memerlukan pengetahuan dan ia bekerja dalam
kegelapan karena pada dasarnya ia tidak sadar.
• Kehendak adalah prinsip yang menopang kehidupan, ia menjamin
kehidupan abadi.
• “Metafisika cinta” berkisar antara tunduknya suami pada istri, orang tua
pada anak, individu pada sepsies
• Manusia akan kehilangan daya Tarik seksual atas lawan jenisnya kalua
lawan jenisnya sudah monopause.
• Sesungguhnya tidak ada perkawinan yang mendatangkan petaka, kecuali
perkawinan karena cinta. Alasannya adalah tujuan utama perkawinan
adalah perpanjangan sepsies dan bukan kesenangan individu.
• Alam tidak peduli apakah orang tua hidup Bahagia atau tidak, Alam hanya
peduli reproduksi.
• Perkawinan karena adat atau kebiasaan yang ditentukan oleh orang tua
atau pasangan, lebih sering mendatangkan kebahagiaan daripada
perkawinan karena cinta.
• Tunduknya individu pada spesies sebagai alat kontinuitas, tampak dalam
ketergantungan hiodup individu pada kondisi sel-sel reproduktif.
• Mengebiri seorang individu berarti memotong sehelai daun dari pohon,
dan dengan demikian menjadikannya meranggas. Hal itu akan
menyebabkan individu mengalami degradasi pada kekuatan-kekuatan fsik
dan mentalnya.
• Hanya dalam ruang dan waktu kita kelihatan seperti
makhluk-makhluk yang berbeda, unik, dan terpisah
satu sama lain.
• Maka sampailah Arthur pada filsafat deterministic
yang menunjukan pada Spinoza: “Spinoza mengatakan
bahwa jika batu yang dilempar ke atas mempunyai
kesadaran, maka ia akan berkata bahwa gerakannya itu
disebabkan oleh kehendak bebasnya sendiri.”
Kehendak sebagai Kejahatan
• Jika dunia merupakan kehendak, maka dunia adalah dunia penderitaan, dengan
alas an kehendak mengisyaratkan keinginan dan apa yang diinginkan selalu
lebih besar dan lebih banyak daripada apa yang diperoleh.
• Tuntutan nafsu sering bertentangan dengan kesejahteraan pribadi kita,
sehingga tuntutan-tuntutan tersebut justru membuat pribadi kita lemah.
• Hidup adalah kejahatan, karena yang menstimulasi hidup tidak lain adalah rasa
sakit, sedangkan perasaan senang hanyalah “tempat pemberhentian” negative
dari rasa sakit.
• Hidup adalah kejahatan, karena segera setelah keinginan dan penderitaan
hilang dari manusia, maka kebosanan akan menggantikan tempat keinginan
dan penderitaan.
• Hidup adalah kejahatan, karena semakin tinggi organisme, semakin besar
penderitaanya.
• Bahkan ingatan dan wawasan ke depan pun menambah penderitaan.
Sebagian besar penderitaan kita disebabkan oleh retrospeksi atau
antisipasi.
• Akhirnya, hidup adalah penderitaan, karena hidup adalah peperangan.
• Gambaran menyeluruh tentang hidup sangat menyakitkan untuk
direnungkan. Hidup memang sama dengan penderitaan. Pengetahuan
tidak mengubah apapun, kecuali menambah beban derita. Mengejar
kebahagiaan adalah usaha sia-sia.
• Agar hidup Bahagia, maka hiduplah seperti anak-anak. Anak-anak
mengira bahwa kehendak dan usaha merupakan kenikmatan, mereka
belum menemukan keserakahan dari keinginan dan kurangnya
pemenuhan kebutuhan, mereka belum merasakan sakitnya kekalahan.
• Akhirnya kita berhadapan dengan kematian. Setelah pengalaman
menjadikan orang tua bijaksana, otak, dan tubuh mulai meyusut.
• Filsafat Timur tahu betul tentang agungnya kematian, dan mengajarkan
kepada murid-muridnya tentang ketenangan sikap batin yang
bermartabat.
• Orang kebanyakan tidak bisa berdamai dengan kematian, oleh sebab itu
muncul banyak sekali filsafat dan teologi.
• Seperti halnya teologi merupakan tempat berlindung dari kematian dan
begitu juga dengan kegilaan merupakan tempat berlindung dari
perasaan sakit atau penderitaan
• Tempat perlindungan terakhir adalah bunuh diri.
Kebijaksanaan Hidup
1. Filsafat
Orang yang mengejar kekayaan sering sekali diejek dengan sebutan:
mata duitan, serakah, perampok. Sangat alamiah kalua manusia mengejar
sesuatu yang dapat ditukarkan dengan benda-benda seperti uang dan alat
tukar lain yang bisa mempermudah hidup. Jadi bukan kekayaan
melainkan kebijaksanaan yang merupakan jalan.
• Manusia adalah makhluk yang berkehendak (Sumber dari system
reproduksi) dan baru kemudian sebagai subjek dari pengetehauan murni
(sumber adalah otak).
• Pengetahuan lahir dari kehendak Dan bisa menguasainya.
• Intelek terkadang menolak untuk patuh kepada kehendak.
• Kekuatan intelek atas kehendak bisa kita kembangkan lebih jauh.
Keinginan bisa dikendalikan atau diarahkan oleh pengetahuan.
• Filsafat pada akhirnya berfungsi sebagai alat untuk memurnikan
kehendak. Namun filsafat harus dimengerti sebagai pemikiran dan
pengalaman dan bukan hanya sebagai pembacaan atau studi pasif.
• Saran pertama, hiduplah sebelum membaca nuku-buku, dan kedua
bacalah Teks sebelum membaca komentarnya, karena satu karya ilmiah
lebih baik dari seribu komentar.
• Jalan keluar dari kejahatan kehendak adalah renungan atau kontemplasi
yang cerdas tentang kehidupan.
2. Jenius
Jenius adalah bentuk tertinggi dari pengetahuan yang tidak banyak unsur
kehendaknya (Will less knowledge)
• Manusia kebanyakan adalah Sebagian besar kehendak dan sedikit
pengetahuan, sedangkan jenius adalah Sebagian besar pengetahuan dan
sedikit kehendak.
• Kalau intelek terbebaskan dari kehendak, maka ia bakal mampu melihat
objek sebagaimana adanya
• Akan tetapi, karena jenius berbeda dengan orang kebanyakan maka ia
merupakan orang yang penuh kehendak, yang praktis, dan personal.
• Konsekuensinya, jenius terpaksa hidup dalam isolasi dan kadang dalam
kegilaan.
3. Seni
Pembebasan pengetahuan dari tugasnya untuk melayani kehendak, dan
keterlupaan pada diri sendiri serta keinginan-keinginan material, serta
diangkatnya fungsi jiwa untuk merenungkan hal-hal yang esensial dan universal
adalah fungsi dari kesenian.
Portret seorang manusia bukanlah untuk keunggulan fotografis, melainkan untuk
mengungkap kualitas esensial dan universal dari manusia. Oleh karena itu seni
lebih agung dari ilmu sebab ilmu dijalankan dengan akumulasi dan penalaran
yang keras dan hati-hati, sedangkan seni mencapai tujuannya melalui intuisi dan
presentasi.
• Kesukaan kita pada esensi, seperti pada puisi dan lukisan, diperoleh dari
kontemplasi tentang objek, tanpa campur tangan kehendak pribadi
• Kekuatan seni untuk mengangkat kita pada keabadian, terutama dimiliki oleh
musik.
4. Agama
Agama pada awalnya dikecam oleh Arthur karena agama digambarkan
sebagai metafisika dari manusia-manusia yang bergerombol. Tetapi ia
menemukan makna-makna yang terkandung di dalam praktek-praktek
agama. “Selidikilah esensi agama, maka akan terkuak makna filsafatnya”
• Bisa diketahui bahwa Budisme lebih mendalam ketimbang Kristianitas
karena ia menghancurkan kehendak yang masih diakui oleh agama lain.
• Orang-orang Hindu lebih mendalam daripada pemikiran Eropa karena
interpretasi mereka tentang dunia adalah interpretasi yang internal dan
intuitif dan tidak eksternal dan intelektual.
• Kebijaksanaan Sejati adalah Nirwana: mengurangi sesedikit mungkin
keinginan dan kehendak kita.
Kebijaksanaan dari Kematian dan
Tragedi Perempuan
Melalui Nirwana individu meraih kedamaian tanpa kehendak dan
menemukan pembebasan. Namun setelah individu merasa damai dan
bebas, kemudian apa yang terjadi? Hidup akan berakhir pada kematian,
namun hidup akan menghidupi anak cucu individu, dapatkah umat
manusia diselamatkan? Adakah Nirwana untuk semua umat manusia atau
untuk sebuah ras, di samping untuk individu?
• Jelas bahwa satu-satunya penaklukan akhir dan radikal atas kehendak
adalah menghentikan sumber kehidupan, yakni kehendak untuk
reproduksi.
• Yang terutama melakukan kejahatan itu adalah perempuan. Karena
ketika pengetahuan telah sampai pada tiadanya kehendak, pesona yang
bodoh dari perempuan menggoda laki-laki untuk beranak-pinak
• Pemujaan terhadap perempuan merupakan produk dari Kristianitas dan
sentimentalitas Jerman. Sebaliknya, pemujaan itu merupakan sebab dari
Gerakan Romantik yang memuja perasaan, naluri, dan kehendak di atas
intelek.
• Orang Asia lebih tahu tentang inferioritas perempuan dan mereka tidak
menutupinya
• Oleh sebab itu, semakin kurang kita berhubungan dengan perempuan,
semakin baiklah hidup kita. Hidup terasa lebih aman dan lebih
menyenangkan tanpa perempuan.
Evaluasi Kritis Atas Pemikiran Schopenhauer
Tanggapan terhadap pemikiran Arthur akan berkisar pada dua hal:
Diagnosa medis terhadap zaman dan manusianya sendiri.
• Ciri utama dari keyakinan dan sikap Timur adalah tekanannya pada
Kehendak sebagai suatu kekuatan eksternal yang kekuatannya lebih
besar di dalam alam ketimbang di dalam manusia.
• Diagnosa kepada manusia bisa dimulai dari pengakuan Arthur, bahwa
kebahagiaan manusia tergantung pada keberadaannya, dan bukan pada
lingkungan luarnya.
• Arthur mengagungkan ketenangan yang berasal dari tujuan-tujuan yang
paling sederhana, akan tetapi dia hampir tidak pernah
membicarakannya.
• Nirwana adalah cita-cita dari seorang manusia yang tanpa gairah, yang
memulai hidupnya dengan menginginkan terlampau banyak hal, dengan
mengejar segalanya pada satu nafsu, dan kemudian, setelah nafsunya
hilang, menghabiskan sisa hidupnya dalam kebosanan.
• Intelek muncul sebagai pelayan kehendak, maka sangat mungkin bahwa
hasil dari intelek tersebut adalah tirai dan apologi dari kehendak yang
sakit dan lamban.
• Tentu saja ada unsur egotism dalam pesimisme: dunia tidak cukup baik
buat kita, dan lalu kita menutup mata, hidung dan telinga kita dengan
berfilsafat.
• Salah satu sebab pesimisme baik pada Schopenhauer maupun pada
zamannya, terletak pada sikap-sikap dan pengharapan-pengharapannya.
• Apakah betul bahwa terpenuhinya satu keinginan berarti menuntut
untuk dipenuhinya banyak keinginan yang lain? Bisa jadi hal itu betul.
Barangkali memang justru lebih baik bahwa kita harus tidak pernah
merasa puas.
• Apakah betul bahwa “ia yang meningkatkan pengetahuan berarti
meningkatkan kesengsaraan” dan bahwa pengetahuan membuat kita
menjadi sangat menderita? Betul, kalau pengetahuan itu tidak kita
gunakan untuk bertindak dan juga meningkatnya pengetahuan berarti
meningkatnya baik kesenangan maupun kesengsaraan, dan bahwa
kenikmatan yang paling membahagiakan dan perasaan sakit yang
paling menyakitkan diperuntukkan bagi jiwa-jiwa yang berkembang
• Apakah kesenangan merupakan hal yang negative? Hanya jiwa yang
terluka, yang menarik diri dari perhubungan dengan dunia yang
menghujat kehidupan.
• Betul kematian sangat mengerikan. Namun terror kematian akan hilang
jika kita hidup secara normal: “Orang harus hidup secara benar, agar
mati secara benar.”
• Bagaimana mungkin seorang laki-laki bisa menolak feminism yang
telah hidup dan berkembang hampir sepanjang hidup umat manusia?
Siapa yang meninggalkan seorang anak satu-satunya dalam anonimitas?
• Di dasar ketidakbahagiaan Arthur, terdapat penolakan pada kehidupan
normal, ia menemukan kejahatan yang paling besar di dalam keluarga.
• Ada kesulitan lain, yang meskipun kurang vital tetapi cukup teknis
dalam filsafat Schopenhauer yang luar biasa dan menarik itu.
• Akan tetapi, haruslah diakui keberanian dan kejujuran yang di suarakan
filsafar Schopenhauer, yang barangkali tidak akan kita temukan di
dalam kepura-puraan filsafat yang optimistic.
• Yang sangat mengesankan adalah kemampuan Schopenhauer dalam
membuka mata para psikolog pada kekuatan naluri yang paling dalam,
halus, dan ada di mana-mana.
• Akhirnya , meskipun mungkin agak berlebihan, Schopenhauer berhasil
mengajarkan kepada kita tentang keniscayaan jenius dan nilai seni.
• Ia melihat bahwa kebaikan yang tertinggi adalah keindahan, dan bahwa
kenikmatan yang paling mendalam terletak pada penciptaan karya seni
dan kesenangan pada yang indah.

Anda mungkin juga menyukai