Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN BAB ( CHAPTER REPORT )

MATKUL FILSAFAT MANUSIA FAKULTAS


PSIKOLOGI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS
SURABAYA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

1. NADIYA ANDRIANI ( 1512000008 )


2. CHELVI RUTH ( 1512000009 )
3. MUHAMMAD RIZQI ADITIYA ( 1512000044 )
4. MOCH FANDI ( 1512000047 )
5. DWI PUSPA ANGGI P.S ( 1512000053 )
6. MUTIARA HIKMAH ( 15120000058 )
7. ALFIAN BAGUS ( 15120000064 )
1. IDENTITAS BUKU
Judul Buku : Filsafat Manusia Memahami Manusia Melalui Filsafat
BAB : Kehendak Buta Filsafat Arthur Schopenhauer ( 1788-1868 )
Penulis : Zainal Abidin
Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
Kota Terbit : Bandung
Tahun Terbit : 2006

2. RESUME / RINGKASAN

Yang menjadi ciri khas dari filsafat arthur schopenhauer adalah kejelasan dan
kekongkritannya. Arthur schopenhauer menyerang filsafat Hangelyang dinilainya terlalu
abstrak dan menutup nutupi sisi gelap manusia.

Dunia sebagai kehendak menurut Arthur schopenhauer dibagi menjadi kehendak untuk
hidup, kehendak untuk reproduksi dan kehendak sebagai kejahatan.

i. Kehendak untuk hidup

Kehendak merupakan kesatuan dari hasrat manusia. Dalam mencapai kehendak tersebut
terwujudlah intelek, jadi intelek merupakan alat manusia untuk mencapai kehendak. Dalam
proses kehidupan, manusia harus mampu bertahan. Kehendak bertahan tersebut melahirkan
intelek dimana menjadikan segala aspek dunia dengan segala sesuatunya sebagai bahan
untuk bertahan hidup bahkan berkembang. Jadi dunia merupakan kehendak manusia untuk
hidup.

ii. Kehendak untuk reproduksi

Kehendak Reproduksi adalah keinginan manusia untuk menambah jumlah populasinya


guna untuk menjaga keturunannya dari kepunahan. Setiap organisme yang normal, pada saat
mencapai tingkat dewasa segera mengorbankan dirinya untuk menajalankan tugas
reproduksi: mulai dari laba-laba jantan yang dimangsa oleh betinanya agar bisa
berkembangbiak, tawon yang berusaha keras mengumpulkan makanan untuk anak cucu yang
tidak akan pernah dilihatnya, sampai pada manusia yang bekerja untuk menghidupi anak-
anaknya. Reproduksi adalah tujuan utama, dan naluri yang paling kuat dari setiap organisme,
karena hanya dengan cara itu muncul kehendak menakhlukkan kematian. Dan untuk
menjamin penakhlukan atas kematian tersebut, kehendak untuk bereproduksi mengatasi
control pengetahuan dan refleksi. Kehendak tidak memerlukan pengetahuan, ia bekerja dalam
kegelapan, karena pada dasarnya ia dilakukan secara tidak sadar. Kehendak adalah prinsip
yang menopang kehidupan, oleh karena itu ia dipuja oleh bangsa Yunani dalam bentuk halus
dan orang Hindu dalam bentuk linggam. Tunduknya (subordinasi) individu pada spesies
sebagai alat kontinuitas, tampak dalam ketergantungan hidup individu pada kondisi sel-sel
produktif. Dorongan seksual bisa diibaratkan dengan kehidupan sebatang pohon.

Schopenhauer mempunyai sebuah filsafat derministik menunjuk pada Spinoza, ia menulis:


Spinoza, mengatakan bahwa jika batu yang dilempar keatas memiliki kesadaran.

iii. Kehendak sebagai kejahatan

 Keinginan selalu tidak terhingga, sedangkan pemenuhanya selalu terbatas.


 Keinginan yang terpenuhi menciptakan keinginan baru yang lebih besar.
 Hidup adalah kejahatan karena yang menstimulasi hidup tidak lain adalah rasa
sakit.
 Hidup adalah penderitaan karena hidup adalah peperangan.

Kebijaksanaan hidup

i. Filsafat

Filsafat berfungsi sebagai alat untuk memurnikan kehendak. Akan tetapi filsafat harus
dimengerti sebagai pengalaman dan pemikiran bukan melulu sebagai pembacaan atau studi
pasif.

ii. Jenius
Jenius merupakan bentuk tertinggi dari pengetahuan yang tidak banyak unsur kehendak
( will-less knowledge). Bentuk paling rendah dari keseluruhan kehidupan berasal dari
kehendak dan tanpa pengetahuan.

iii. Seni

Sebuah karya seni dikatakan berhasi lkalau ia mendatangkan ide platonis, atau sesuatu
yang universal. Lalu fungsi dari kesenian yakni pembebasan pengetahuan dari tugasnya untuk
melayani kehendak, dan keterlupaan pada diri serta keinginan-keinginan materialnya, serta
diangkatnya fungsi jiwa untuk merenungkan hal-hal yang esensial dan universal. Seni lebih
agung dari pada ilmu karena seni mencapai tujuannya melalui intuisi dan presentasi,
sedangkan ilmu dijalankan dengan akumulasi dan penalaran yang keras dan hati-hati

iv. Agama

Agama digambarkan sebagai metafisika yang bergerombol (the metaphysics of the


masses) dalam arti agama itu adalah objek yang tak nampak yang diyakini oleh banyak orang
yang mana dikecam oleh Arthur Schopenhauer pada awalnya. Namun dia melihat makna
yang terkandung di dalam praktek-praktek dan doktrin-doktrin agama.

Kebijakan Dari Kematian Dan Tragedi Perempuan

Melalui nirwana individu meraih kedamaian tanpa kehendak, dan menemukan


pembebasan. Akan tetapi, setelah individu merasa damai dan bebas, kemudian apa? Hidup
membawa individu pada kematian, tetapi hiduppun akan menghidupi anak cucu itu, atau anak
cucu individu-individu lain. Maka, dapatkah umat manusia diselamatkan? Adakah nirwana
untuk semua umat manusia atau untuk sebuah ras, disamping untuk individu ?

Dan terutama yang melakukan kejahatan itu adalah perempuan karena Ketika
pengetahuan sampai pada ketiadanya kehendak ,pesona yang bodoh dari perempuan meggoda
lagi laki laki untuk beranak pinak. Anak anakmu tidak cukup cerdas untuk melihat betapa
singkatnya pesona perempuan tersebut, dan seketika akal sehat sudah mulai berfungsi lagi ia
sudah mulai terperosok.
Semua perempuan dengan sedikit pengecualian, cenderung akan menghambur
hamburkan uang karena mereka hanya hidup untuk hari ini olahraga mereka adalah belanja.
Oleh sebab itu, semakin kurang kita berhubungan dengan perempuan, semakin baiklah hidup
kita.

Evaluasi Kritis Terhadap Pemikiran Schopenhauer.

Apakah betul bahwa terpenuhinya suatu keinginan berarti menuntut untuk


dipenuhinya banyak keinginan yang lain ? Bisa jadi hal itu betul. Akan tetapi, barangkali
memang justru lebih baik bahwa kita harus tidak pernah puas. “Kebahagiaan,” kata pepatah
lama, “lebih terletak pada tercapainya suatu kebutuhan, ketimbang pada pemilikan ,
penguasaan atau kerakusan”. Orang sehat tidak menuntut kebahagiaan yang sama banyaknya
dengan kesempatan untuk menggunakan kemampuan-kemampuannya, dan kalau ia harus
membayarnya dengan senang hati, hukuman itu tidak terlampau mahal bagi dirinya. Kita
perlu perlawanan untuk membesarkan atau mendewasakan diri kita. Kita perlu kendala atau
hambatan yang akan memperbesar kekuatan dan merangsang pertumbuhan kita. Kehidupan
tanpa tragedy akan membuat manusia tidak layak.

Apakah betul meningkatkan pengetahuan akan meningkatkan kesengsaraan dan


bahwa pengetahuan membuat kita menjadi sangat menderita ? Betul, kalau pengetahuan itu
tidak kita gunakan untuk bertindak (“Pikiran tanpa tindakan adalah penyakit”). Dan betul
juga bahwa meningkatnya pengetahuan berarti meningkatnya bak kesenangan maupun
kesengsaraan dan bahwa kenikmatan yang paling membahagiakan dan perasaan sakit yang
paling menyakitkan diperuntukkan bagi jiwa-jiwa yang berkembang. Virgil, yang telah
merasakan semua kesenangan hidup dan kemewahan kekaisaran, pada akhirnya bosan dan
lelah terhadap apa saja, kecuali pada kenikmatan dalam memahami.

Apakah betul bahwa kematian sangat mengerikan. Namun terror kematian akan
hilang begitu kita hidup secara normal: “orang harus hidup secara benar, agar mati secara
benar.” Pesimisme pada prinsipnya berhubungan dengan usia. Setelah berusia tigapuluh
tahun, kata Gethe, tidak seorang pun yang menjadi pesimisme adalah kemewahan yang
terdapat hanya pada diri anak-anak muda yang merasa diri mereka penting. Akan tetapi
dengan sendirinya itu akan hilang, begitu mereka beranjak dewasa. Sebelum dua puluh tahun,
kenikmatan terletak pada tubuh dan setelah tiga puluh pada jiwa; sebelum dua puluh pada
kesenangan akan perlindungan dan keamanan dan stelah tiga puluh pada kenikmaan menjadi
orang tua dan kepala rumah tangga.

Anda mungkin juga menyukai