Anda di halaman 1dari 3

NAMA: Annisa Ulazijah Faqih

KELAS: 2PA27
NPM: 11520165
UTS FILSAFAT

1. Jelaskan pandangan tentang manusia dari pemikurn filosof yang telah Anda
presentasikan serta berikan tanggapan Anda!
2. Herbert Marcuse mengkritik dengan menyebut manusia modern sebagai manusia satu
dimensi(one dimensional man). Apa maksudnya dengan memberikan tanggapan Anda!
3. "The unexamined life is not worth living"! demikian Socrates menyindir kita. Bagaimana
argumentasinya tentang pernyataan krtis Socrates yang terkenal tersebut!
4. Coba Anda uraikan aliran pemikiran eksistensialisme dan kaitannya dengan ilmu
psikologi!.
5.Berikan alasan mengapa bekahar filsafat penting bagi kehidupan kaum beriman atau
beragama! Berikan pula contohnya!

JAWABAN

1. Salah satu ungkapan menarik Descartes dikenal dengan istilah Cogito Ergo Sum: Aku
Berpikir Maka Aku Ada. Menurut Descartes, pemikiran atau kesadaran tidak bisa dipisahkan
dari diri seseorang. Hakikat manusia adalah pemikiran (res cogitans)."Benar, aku hanyalah
mahluk yang berpikir.Makhluk yang bisa meragukan, mengamati, membenarkan, menolak,
menginginkan, tidak menginginkan, berimajinasi, dan merasakan.“ manusia menurut
pandangan decrates yaitu;

A. Manusia Berjiwa dan Berbadan; Menurut Descartes, manusia terdiri dari dua substansi yang
berbeda, yaitu jiwa dan badan. Dualisme Descartes ini mempersulitnya untuk menerangkan
kesatuan jiwa dan badan sebagai satu pribadi, sebab menurutnya esensi dari badan adalah
keluasan dan esensi dari jiwa adalah pikiran.
B. Hubungan Jiwa dan Badan; Descartes dalam bukunya telah menjelaskan bahwa manusia itu
terdiri dari dua substansi, yakni jiwa dan materi atau badan jasmaniah. Kemudian ia
membuat distingsi antara manusia dan hewan dari segi akal budi, yang tidak lain daripada
jiwa itu sendiri. Setiap manusia apa pun bentuk atau wujudnya tetap memiliki kebebasan
yang bertolak dari jiwa itu sendiri. Dalam realitas yang sama, jikalau kita melihat hewan, ia
juga memiliki perilaku manual, otomatis, sebab ia tidak memiliki jiwa sebagai kodratnya,
melainkan hanya memiliki tubuh sebagaimana yang terdapat dalam manusia.

Inti pemikiran Descartes adalah keraguan yang mendasar. Dia meragukan segala sesuatu
yang dapat diragukan-semua pengetahuan tradisional, kesan inderawinya, dan bahkan juga
kenyataan bahwa dia mempunyai tubuh sekalipun-hingga mencapai satu hal yang tidak dapat
diragukan, keberadaan dirinya sebagai pemikir. Ajaran Descartes tentang manusia sesuai
dengan pandangannya yang dualistis, yang diturunkan dari asas-asas metafisis, Jiwa adalah
substansi yang tunggal, yang tidak bersifat bendawi dan yang tidak dapat mati. Hakekat
manusia ada pada jiwanya. Jiwa memperalat tubuh untuk perbuatan- perbuatan tertentu.
Sekalipun tiada titik pertemuan antara pemikiran dan keluasan, namun jiwa dan tubuh saling
mempengaruhi juga. Kebebasan adalah ciri khas kesadaran yang berpikir, Tubuh pada
hakekatnya tidaklah bebas. Disamping pemikiran, kebebasan adalah hiasan manusia yang
mulia. Kebebasan manusia tidak lebih kurang daripada kebebasan Allah. Manusia
merealisasikan kebebasannya, itu dengan mengekang segala nafsunya.
2.Herbert Marcuse mengkritik dengan menyebut manusia modern sebagai manusia satu
dimensi(one dimensional man) karena, merangkum dari pemikiran Herbert Marcuse, kita
mendapatkan dua pandangan menurutnya.Yang pertama, Marcuse mau mengadakan
perubahan total dengan jalan revolusi, di mana dilibatkan kelompok-kelompok individu yang
anti kemapanan. Kedua, Marcuse mau melakukan perubahan dari hal yang kuantitatif ke arah
yang lebih kualitatif. Karena ada kecenderungan memertahankan sistem yang ada, maka apa
yang dikembangkan adalah suatu pembangunan yang tidak pernah dapat dikritik. Masyarakat
industri modern tidak lagi aktif, tapi sangat pasif. Padahal perkembangan dalam masyarakat
yang demikian justru secara terus-menerus membawa dan memperkuat ideologi terdahulu.
Marcuse menolak semua karena dianggapnya hanya kepalsuan-kepalsuan, dan sudah
waktunya manusia diberi kesadaran kritis. Di sini pula ia mengajukan serangkaian kritik
terhadap ilmu dan teknologi. Dengan lantang ia menyindir bahwa kemajuan semu yang
dicapai masyarakat industri modern harus dirombak dan dibebaskan dari kepalsuan-
kepalsuan.

3 “The unexamined life is not worth living” Socrates mengingatkan bahwa hidup yang tidak
teruji adalah hidup yang tidak layak untuk dihidupi. Berarti tanda manusia itu masih hidup
adalah ketika mengalamicobaan, kegagalan, dan mungkin penderitaan agar hidup kita lebih
bewarna. Kehidupan yang penuh warna membuat kita lebih teruji untuk menghadapi babak
berikutnya. Itulah kehidupan yang layak untuk kita lalui. Kehidupan tanpa masalah, bukanlah
kehidupan yang bernilai. Justru masalah membuat kita menjadi pribadi yang jauh lebih baik
dan mendekati sempurna.

4. Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada manusia individu
yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam
mana yang benar dan mana yang tidak benar. Psikologi Eksistensial atau sekarang
berkembang dengan nama psikologi Humanistik atau psikologi holistic berawal dari kajian
filsafat yang diawali dari Sorean Kierkigard tentang eksistensi manusia. Sebelum psikologi
modern membuka dirinya pada pemikiran (school of thought) berbasis emosi dan spiritual
yang transenden, psikologi terlebih dahulu dipengaruhi oleh ide-ide humanistik. Psikologi
humanistik berpusat pada diri, holistik, terobsesi pada aktualisasi diri, serta mengajarkan
optimisme mengenai kekuatan manusia untuk mengubah diri mereka sendiri dan masyarakat.
Terdapat gerakkan eksistensialisme pada abad 19 yang dikemukakan oleh seorang filsuf
bernama Søren Kierkegaard. Dalil utama dari eksistensialisme adalah keberadaan (existence)
individual manusia yang dialami secara subjektif. Konsep dasar filsafat eksistensialistik
sebagai kelompok ketiga menurut Blocher adalah kerinduan manusia untuk mencari sesuatu
yang penting, sesuatu yang bermakna dalam dirinya. Sesuatu yang paling bermakna di dalam
diri seseorang adalah eksistensi dirinya.

5. Menurut Franz Magnis Suseso (1991:20) menjelaskan, bahwa filsafat membantu agama
dalam empat hal: pertama, filsafat dapat menginterpretasikan teks-teks sucinya secara
objektif; kedua, filsafat membantu memberikan metode-metode pemikiran bagi teologi;
ketiga, filsafat membantu agama dalam menghadapi problema dan tantangan zaman,
misalnya soal hubungan IPTEK dengan agama; keempat, filsafat membantu agama dalam
menghadapi tantangan ideologi-ideologi baru.
Berfilsafat dalam Islam bukan sekedar membual kata-kata tanpa mengamalkannya.
Berfilsafat dalam Islam merupakan manifestasi dari titah Tuhan untuk berpikir dan
memaksimalkan anugrah ini sesuai dengan kapasitasnya Hubungan antara filsafat dan agama
dalam sejarah kadang-kadang dekat dan baik, dan kadang-kadang jauh dan buruk. Ada
kalanya para agamawan merintis perkembangan filsafat. Ada kalanya pula orang beragama
merasa terancam oleh pemikiran para filosof yang kritis dan tajam. Para filosof sendiri
kadang-kadang memberi kesan sombong, sok tahu, meremehkan wahyu dan iman sederhana
umat. Kadang-kadang juga terjadi bentrokan, di mana filosof menjadi korban kepicikan dan
kemunafikan orang-orang yang mengatasnamakan agama. Socrates dipaksa minum racun
atas tuduhan atheisme padahal ia justru berusaha mengantar kaum mudakota Athena kepada
penghayatan keagamaan yang lebih mendalam.

Anda mungkin juga menyukai