Nim : 041157345
Jawablah pertanyaan ini sesuai dengan materi yang terdapat pada BMP BING 4324
Sejarah Pemikiran Modern.
Jawab
1. Alienasi sendiri sudah menjadi tema populer dalam kajian eksistensialisme di Prancis
pada awal abad 20 sebagai reaksi atas terlepasnya individualitas manusia terhadap
dunia pengalamannya. Selama berpuluh tahun alienasi pun banyak menjadi konsep
yang dibahas dalam berbagai ranah keilmuan namun cenderung terlepas dari
hubungannya dengan fenomena sosial. Tentu hal ini sebenarnya jauh dari teori yang
dikemukakan Marx muda kala itu. Namun pada tahun 1960an akhir, corak kajian
alienasi mulai dipahami kembali sebagai teori yang berhubungan dengan keadaan
sosial. Munculnya publikasi karya Marx tua memunculkan sebuah solusi untuk
mengatasi alienasi dalam praktik menuju aksi politik dan pergerakan sosial untuk
mengubah kondisi sosial kelas buruh dan pekerja. Pada momen ini istilah alienasi
mulai populer bahkan tidak hanya ada dalam kuliah dan kelas-kelas filsafat tapi
ramai diperbincangkan di jalan-jalan dan ruang-ruang pergerakan sebagai kritik
kepada masyarakat borjuis secara umum.
Pengaruh negatif kedua dari budaya massa adalah berubahnya pola berkumpul
individu dari pola kekeluargaan ke pola asosiasi. Bagi Kierkegaard, asosiasi yang
terdiri dari individu-individu yang lemah dan tak berkepribadian itu menjijikkan bagai
perkawinan anak di bawah usia.
Pengaruh negatif ketiga dari budaya massa adalah berubahnya hakekat heroisme.
Mengapa? Karena dalam budaya intelektual, tidak ada tempat untuk passi (gairah,
nafsu). Tidak ada tempat untuk keberanian dan antuasiasme moral. Semua itu
diganti oleh ketrampilan atau skill. Orang sering kagum terhadap tokoh yang
berketrampilan tinggi. Namun, kekaguman itu tanpa passi karena sering juga
pahlawan itu canggih dalam bidang-bidang yang sebenarnya tidak penting. Misalnya,
kekaguman terhadap orang yang berjalan mundur sekian ribu kilometer. Dengan ini
mau ditekankan bahwa pahlawan dalam dunia modern tidak lagi merupakan symbol
kesungguhan moral dan heroisme eksistensial, melainkan sekedar symbol prestasi.
Anehnya, pahlawan jenis inilah yang lebih popular. Kenyataan ini menurut
Kierkegaard menunjukan kedangkalan hidup manusia modern.
Reduksi transendental: berbeda dengan dua jenis reduksi sebelumnya yang terkait
erat antara pemahaman subjek terhadap objek, maka reduksi transendental fokus
terhadap subjek itu sendiri. Jadi, reduksi transendental merupakan subjek yang
dihayati oleh kesadaran itu sendiri. Subjek empiris diletakkan di dalam kurung untuk
mencapai subjek yang sejati. Contoh: ketika seseorang dipukul , namun dia dengan
sadar tidak membalas pukulan tersebut (bukan karena takut, terancam, atau
kasihan) setelah meletakkan aku (subjek yng dipukul) di dalam tanda kurung, maka
orang tersebut telah sampai pada tahap reduksi transendental. Dia berhasil
menguasai dirinya dan menjadi subjek sejati seperti yang dimaksud pada penjelasan
tentang reduksi transendental.