Anda di halaman 1dari 7

Nama : Mawaddah Warahmah

NIM : 1600024290
Kelas :

PEMIKIRAN POKOK PARA TOKOH

1. SOCRATES

a. Ajaran bahwa semua kebenaran itu relatif telah menggoyangkan teori-teori sains yang telah mapan,
mengguncangkan keyakinan agama. Ini menyebabkan kebingungan dan kekacauan dalam kehidupan.
Inilah sebabnya Socrates bangkit. Ia harus meyakinkan orang Athena bahwa tidak semua kebenaran itu
relatif, ada kebenaran umum yang dapat dipegang oleh semua orang. Sebagian kebenaran memang
relatif, tetapi tidak semuanya. Sayangnya, Socrates tidak meninggalkan tulisan. Kaum sofis
beranggapan bahwa semua pengetahuan adalah relatif kebenarannya, tidak ada pengetahuan yang
bersifat umum. Dengan definisi itu Socrates dapat membuktikan kepada kaum sofis bahwa
pengetahuan yang umum itu ada, yaitu definisi itu sendiri. Jadi, kaum sofis tidak seluruhnya benar,
yang benar ialah sebagian pengetahuan bersifat umum dan sebagian bersifat khusus, yang khusus itulah
pengetahuan yang kebenarannya relatif. Seperti contoh berikut: apakah kursi itu? Orang bisa periksa
seluruh kursi, kalau bisa seluruh kursi yang ada dunia ini. Misalnya kursi hakim terdiri dari tempat
duduk dan sandaran, berkaki empat, dari bahan kayu jati. Kedua, kursi malas, terdiri dari tempat duduk,
sandara dan berkaki empat, terbuat dari besi anti karat begitulah seterusnya. Jadi dapat diambil
kesimpulah bahwa setiap kursi itu selalu ada tempat duduk dan sandaran. Kedua ciri ini terdapat pada
semua kursi. Sedangkan ciri yang lain tidak dimiliki semua kursi. Maka, semua orang akan sepakat
bahwa kursi adalah tempat duduk yang bersandaran. Contoh tersebut merupakan kebenaran obyektif –
umum, tidak subyektif – relatif. Tentang jumlah kaki, bahan, ukuran, dsb. Merupakan kebenaran yang
relatif. Jadi, memang ada pengetahuan umum, itulah definisi.

b. Socrates juga mengatakan bahwa jiwa manusia bukanlah nafasnya semata-mata, tetapi asas hidup
manusia dalam arti yang lebih mendalam. Jiwa itu adalah intisari manusia, hakekat manusia sebagai
pribadi yang bertanggung jawab. Oleh karena jiwa adalah intisari manusia, maka manusia wajib
mengutamakan lebahagiaan jiwanya (eudaimonia = memiliki daimon atau jiwa yang baik), lebih dari
pada kebahagiaan tubuhnya atau kebahagiaan yang lahiriah, seperti umpamanya: kesehatan dan
kekayaan. Manusia harus membuat jiwanya menjadi jiwa yang sebaik mungkin. Jikalau hanya hidup
saja, hal tersebut belum ada artinya.

c. Socrates telah percaya bahwa ada kehidupan setelah mati, dan mati merupakan perpindahan jiwa
manusia ke dunia selanjutnya. Orang mati hanya meninggalkan jasad.

2. ARISTOTELES

a. Aristoteles (381 SM-322 SM) mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang
terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.

b. Menurut Aristoteles filsafat ilmu adalah sebab dan asas segala benda. Oleh karena itu dia
menamakan filsafat sebagai teologi. Filsafat sebagai refleksi dari pemikiran sistematis manusia atas
realitas dan sekitarnya, tentunya tidak berdiri sendiri, tidak tumbuh diruang dan tempat yang kosong.
Lingkungan keluarga, sosial alam dan potensi diri akan ikut mempengaruhi seseorang dalam
melakukan refleksi filosofis. Oleh karenanya dalam sejarah pemikiran manusia terdapat tokoh pemikir
ataupun filosof yang selalu saja muncul dari zaman ke zaman dengan tema yang berbeda-beda.

c. Menurut Aristoteles tujuan tertinggi yang dicapai ialah kebahagiaan (eudaimonia). Kebahagiaan ini
bukan kebahagiaan yang subjektif, tetapi suatu keadaan yang sedemikian rupa, sehingga segala sesuatu
yang termasuk keadaan bahagia itu terdapat pada manusia. Tujuan yang dikejar adalah demi
kepentingan diri sendiri, bukan demi kepentingan orang lain.

3. IBNU KHALDUN

a. Menurut Ibn Khaldun manusia diciptakan sebagai makhluk politik atau sosial, yaitu makhluk yang
selalu membutuhkan orang lain dalam mempertahankan kehidupannya, sehingga kehidupannya dengan
masyarakat dan organisasi sosial merupakan sebuah keharusan (dharury).

b. Selain kebutuhan makanan untuk mempertahankan hidup, menurut Ibn Khaldun manusia
memerlukan bantuan dalam hal pembelaan diri terhadap ancaman bahaya. Hal ini karena Allah ketika
menciptakan alam semesta telah membagi-bagi kekuatan antara makhluk-makhluk hidup, bahkan
banyak hewan-hewan yang mempunyai kekuatan lebih dari yang dimiliki oleh manusia. Dan watak
agresif adalah sesuatu yang alami bagi setiap makhluk. Oleh karenanya Allah memberikan kepada
masing-masing makhluk hidup suatu anggota badan yang khusus untuk membela diri. Sedang manusia
diberikan akal atau kemampuan berfikir dan dua buah tangan oleh Tuhan. Dengan akal dan tangan ini
manusia bisa mempertahankan hidup dengan berladang, ataupun melakukan kegiatan untuk
mempertahankan hidup lainya. Tetapi sekali lagi untuk mempertahankan hidup tersebut manusia tetap
saling membutuhkan bantuan dari yang lainnya, sehingga organisasi kemasyarakatn merupakan sebuah
keharusan.

c. Menurut Ibn Khaldun apabila suatu bangsa itu liar, kedaulatannya akan sangat luas. Karena bangsa
yang demikian lebih mampu memperoleh kekuasaan dan mengadakan kontrol secara penuh dalam
menaklukan golongan lain.

4. CONFUSIUS

a. Ajaran utama Confucius menekankan cara menjalani kehidupan yang harmonis dengan
mengutamakan moralitas atau kebajikan. Seseorang dilahirkan untuk menjalani hubungan tertentu
sehingga setiap orang mempunyai kewajiban tertentu. Sebagai contoh, kewajiban terhadap
negara,kewajiban terhadap orang tua, kewajiban untuk menolong teman, dan suatu kewajiban
umumterhadap kehidupan manusia.

b. Kewajiban-kewajiban tersebut tidaklah sama dimana kewajiban terhadap negara dan orang tua lebih
diutamakan daripada kewajiban terhadap teman dan kehidupanmanusia. Sifat-sifat mulia yang
diajarkan oleh Confucius bertujuan untuk menciptakan manusia yang berbudi-pekerti luhur yang
disebut Budiman (C'un Zi), suatu proses latihan yang meliputi peningkatan kualitas diri secara tetap,
dan kemampuan berinteraksi di dalam kehidupan bermasyarakat secara berkelanjutan. Walaupun
Beliau menekankan proses belajar sebagai 'suatu kepentingan untuk diri sendiri', dimana pada akhirnya
terbentuk pengetahuan diri dan realisasi diri, namun Beliau juga menyatakan bahwa kebanyakan orang
akan memperoleh pendidikan sejati secara alami.

c. Confucius dikenal juga sebagai guru pertama di Tiongkok yang memperjuangkan tersedianya
pendidikan bagi semua orang, dan menekankan bahwa pendidikan bukan hanya sebagai suatu
kewajiban semata-mata, melainkan suatu cara untuk menjalani kehidupan ini.
5. SOEKARNO

a. Nasionalisme menurut Soekarno merupakan kekuatan bagi bangsa-¬bangsa yang terjajah yang kelak
akan membuka masa gemilang bagi bangsa tersebut . Bagi Soekarno Kecintaan kepada bangsa dan
tanah air merupakan alat yang utama bagi perjuangan suatu bangsa untuk mendapatkan kemerdekaan.
Disini jelas dapat dikatakan Nasionalisme telah memegang peranan penting dan bersifat positif dalam
menopang tumbuhnya persatuan dan kesatuan serta nilai-nilai demokratisasi yang pada gilirannya akan
mampu melaksanakan pembangunan nasional.

b. Soekarno mempercayai persatuan, bukan kesatuan. Itu sebabnya ia memilih Bhinneka Tunggal Ika
sebagai semboyan. Visi ini menunjukkan bahwa Soekarno adalah seorang demokrat, karena ia
menerima perbedaan, dan kebhinekaan dipahami sebagai sesuatu yang natural dan sangat alami bagi
manusia dalam kehidupannya. Namun di balik perbedaan itu, ia melihat arti penting persatuan. Secara
filosofis, Soekarno meyakini bahwa persatuan merupakan tali persaudaraan yang menjadi pengikat
umat manusia di dunia untuk hidup rukun, damai, dan sejahtera.

c. Pemikiran Soekarno tentang Islam berbeda dengan Natsir, Sukarno lebih pada pemerintah yang
sekuler sedangkan Natsir lebih pada negara yang bersifat integralistik. Gagasan pemisahan agama yang
di ambil sukarno dari negara di Barat (Eropa) yang menyatakan bahwa agama adalah aturan spiritual
(akhirat) dan negara adalah aturan duniawi. Ditambahkan oleh soekarno bahwa agama adalah urusan
spiritual pribadi, sedangkan masalah negara adalah persoalan dunia dan kemasyarakatan. Berdasarkan
hal tersebut, ia menilai bahwa pelaksanaan ajaran agama hendaknya menjadi tanggung jawab setiap
pribadi muslim dan bukan negara atau pemerintah. Negara dalam hal ini tidak turut campur untuk
mengatur dan memaksakan ajaran-ajaran agama kepada para warga negaranya.

6. KI AGUNG SURYOMENTARAM

a. Semangat utama dari pemikiran Ki Ageng mengajak kita untuk berpikir rasional, memeriksa ulang
keyakinan-keyakinan yang kita miliki dengan cermat dan teliti, membuka selubung-selubung yang
menutupi hingga kita mendapatkan sari pati pengetahuan yang jernih tentang hal-hal. Pengetahuan
yang jernih dan terpilah itulah yang mengantarkan manusia pada kebahagian.
b. Secara umum Kawruh Jiwa merupakan pengetahuan mengenai jiwa. Jiwa sendiri adalah sesuatu
yang tidak kasat mata (intangible) namun keberadaanya diakui dan dapat dirasakan serta diteliti. Oleh
karena itu, Ki Ageng mengatakan bahwa Kawruh Jiwa adalah ilmu tentang ‘rasa’ (raos). Ilmu yang
dimaksud di sini bukan ilmu yang diperoleh melalui ngelmo atau mencari pengetahuan melalui jalan
spritual atau mistik, melainkan ilmu yang diperoleh dengan cara rasional, sehingga istilah yang dipilih
Ki Ageng kemudian adalah kawruh atau pengetahuan dalam arti yang rasional.

c. rasionalitas dalam pemikiran Ki Ageng merupakan rasioanalitas yang reflektif, karena di dalamnya
terliputi dimensi rasa dan nalar intuitif dari rasio manusia. Rasioanalitas di sini juga berbeda dengan
rasionalitas Barat yang secara umum bercorak pada egosentris, melainkan rasionalitas yang
akomodatif, yang menempatkan rasa orang lain sebagai bagian tak terpisahkan dalam mencapai
kebenaran dan kebahagiaan.

7. SOEPOMO

a. Persatuan,
Maksud pernyataan tersebut adalah negara Indonesia menjadi negara kesatuan yang bersifat
integralistis. Indonesia terdiri dari beberapa pulau dan akan menjadi negara yang satu yaitu bangsa
Indonesia. Bersifat Integralistik adalah pemikiran bersatunya seluruh rakyat dari golongan manapun.
Dengan integralistik kita dapat menghargai golongan yang lain. Mungkin soepomo bermaksud dengan
pemikiran kini akan tercipta persatuan seluruh rakyat Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku,
ras, dan golongan.

b Kekeluargaan
Dimaksudkan dalam berkewargaanegaraan Indonesia berasaskan kekeluargaan. Contohnya
menyelesaikan masalah pertama dengan kekeluargaan terlebih dahulu, jika tidak menemukan titik temu
maka ke jalur yang lain. Kemudian contoh selanjutnya adalah didirikannya ssskoperasi. Mengapa
koperasi. Karena koperasi adalah organisasi yang berasaskan kekeluargaan, di dalamnya memuat
sistem saling menguntungkan. Inilah sebenarnya yang dituju, antar masyarakat diharapkan dengan asas
ini bisa saling tolong menolong yang salah satunya dicontohkan dengan dibentuknya koperasi yang
termasuk dalam bidang ekonomi.
c. Keseimbangan Lahir Dan Batin
Dasar yang diusulkan soepomo ini bermaksud dalam suatu negara nantinya terjadi keseimbangan
antara batiniah dan lahiriah. Batin disini berarti berkaitan dengan suatu keyakina atau agama.
Diharapkan setiap rakyat Indonesia nantinya memiliki agama agar dalam berkehidupan lebih terarah.
Selanjutnya adalah lahiriah ini berkaitan dengan dunia atau sesuatu yang tampak, maka bangsa
Indonesia juga harus membuat suatu kelembagaan untuk mengatur negara ini yang sekarang kita kenal
DPR, MPR, Presiden dan para jajarannya. Nah kedua aspek ini harus seimbang agar dalam mengelola
negara yang dilandasi dengan ketuhanan, maka perbuatan-perbuatan dosapun akan terhindar.
Contohnya untuk sekarang ini seperti korupsi tidak akan muncul jika kedua aspek ini seimbang
8. HANS KELSEN

a. jika dilihat karya-karya yang dibuat oleh Hans Kelsen, pemikiran utama meliputi tiga masalah utama
yakni: teori tentang negara, hukum, dan hukum internasional. ketiga masalah tersebut tidak dapat
dipisahkan satu dengan lainnya karena saling terkait dan dikembangkan secara konsisten berdasarkan
logika hukum yang formal. logika formal telah lama dikembangkan dan merupakan karakteristik utama
filsafat neo-kantian yang berkembang menjadi strukturualisme. teori umum tentang hukum yang
dikemukakan oleh Hans Kelsen meliputi dua aspek penting yakni: aspek statis yang dilihat perbuatan
diatur oleh hukum dan aspek dinamis yang dimana hukum yang mengatur perbuatan tertentu. Friedman
mengungkapkan pokok-pokok pemikiran Hans Kelsen sebagai berikut:
1. tujuan teori hukum, seperti tiap ilmu pengetahuan untuk mengurangi kekacauan dan kemajemukan
menuju kesatuan
2. teori hukum merupakan hukum yang berlaku bukan mengenai hukum yang seharusnya
3. hukum merupakan ilmu normatif bukan ilmu alam
4.teori hukum adalah formal, suatu cara dengan menata, mengubah isi secara khusus.
pendekatan yang dilakukan oleh Kelsen disebut the pure theory of law mendapatkan tempat yang
berbeda karena antara mazhab hukum alam dan positivisme empiris. empirisme hukum melihat dari
hukum yang dapat direduksi sebagai fakta sosial. menurut kelsen, interpretasi hukum dengan norma
yang non empiris. mazhab hukum alam, kelsen berpendapat bahwa hukum tidak dibatasi oleh
pertimbangan moral. teori tertentu dikembangkan oleh kelsen dihasilkan dari analisis perbandingan
hukum positif yang berbeda-beda membentuk konsep dasar yang dapat menggambarkan komunitas
hukum. masalah utama dalam teori umum adalah norma hukum, elemen-elemennya, hubungan antar
tata hukum yang berbeda, dan akhirnya kesatuan hukum dalam tata hukum yang positif yang plural. the
pure teory of law menekankan pada pembedaan yang jelas antara keadilan trensendental dan hukum
empiris dengan mengeluarkannya dari lingkup kajian hukum. hukum bukan merupakan manifestasi
dari orotitas super human, tetapi merupakan teknik sosial yang spesifik berdasarkan pengalaman
manusia

Anda mungkin juga menyukai