Anda di halaman 1dari 9

Nama: Ranita Br Galingging

NIM : 2233132040

Kelas : C Pendidikan Bahasa Jerman 2023

UTS : Filsafat Pendidikan

Dosen: (Dr. Daulat Saragi, M. Hum.)

1. Pengertian Filsafat dikatakan juga sebagai pandangan hidup, jelaskanlah apa


maksudnya!
Jawab:
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya, akan
tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya
yaitu terdiri dari 3 macam :
a. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup
yang mutlak kebenarannya
b. Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan
kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
c. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang
relatif kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang
sebagai pendukung suatu organisasi, maka pandangan hidup itu disebut
ideologi. Jika organisasi itu organisasi politik, ideologinya disebut
ideologi politik. Jika organisasi itu negara, ideologinya disebut ideologi
negara. Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur
yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur
ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita – cita
ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha
atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu
segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai,
tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi
keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan
kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.
Dengan demikian filsafat sebagai filsafat hidup kemudian diartikan
sebagai pandangan hidup karena filsafat pada hakikatnya bersumber pada
hakikat kodrat pribadi manusia (sebagai makhluk individu, makhluk sosial
dan makhluk Tuhan) hal ini berarti bahwa filsafat mendasarkan pada
penjelmaan manusia secara total dan sentral sesuai dengan hakikat
manusia sebagai makhluk monodualisme (manusia secara kodrat terdiri
dari jiwa dan raga). Manusia secara total (menyeluruh) dan sentral di
dalamnya memuat sekaligus sebagai sumber penjelmaan bermacam-
macam filsafat sebagai berikut:
a. Manusia dengan unsur raganya dapat melahirkan filsafat biologi.
b. Manusia dengan unsur rasanyaq dapat melahirkan filsafat
keindahan(estetika).
c. Manusiaa dengan unsur monodualismenya (kesatuan jiwa dan
raganya) dapat melahirkan filsafat antropologi.
d. Manusia dengan kedudukannya sebagai makhluk Tuhan dapat
melahirkan filsafat ketuhanan.
e. Manusia dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial dapat
melahirkan filsafat sosial.
f. Manusia sebagai makhluk yang berakal dapat melahirkan filsafat
berpikir (logika).
g. Manusia dengan unsur kehendaknya untuk berbuat baik dan buruk
dapat melahirkan filsafat tingkah laku (etika).
h. Manusia dengan unsur jiwanya dapat melahirkan filsafat psikologi.
i. Manusia dengan segala aspek kehidupannya dapat melahirkan
filsafat nilai (aksiologi).
j. Manusia dengan dan sebagai warga negara ini dapat melahirkan
filsafat negara.
k. Manusia dengan unsur kepercayaannya terhadap supernatural dapat
melahirkan filsafat agama.
Filsafat sebagai pandangan hidup (weltsanschaung) merupakan suatu
pandangan hidup yang dijadikan dasar setiap tindakan dan tingkah laku
dalam kehidupan sehari-hari, juga dipergunakan untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan yang dihadapi dalam hidupnya. Pandangan hidupnya
itu akan tercermin dalam sikap hidup dan cara hidup. Sikap dan cara hidup
tersebut akan muncul apabila manusia mampu memikirkan dirinya sendiri
secara total.
2. Berhubung mempelajari filsafat adalah untuk mengetahui hakikat segala
sesuatu, jelaskanlah apa yang dimaksud dengan belajar filsafat pendidikan
sampai kepada hakikat pendidikan itu sendiri!
Jawab:
Hakikat pendidikan adalah proses pembelajaran sebagai upaya untuk
mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik dengan interaksi yang
menghasilkan pengalaman belajar. Di Indonesia menginginkan pendidikan
yang lebih baik, hal inilah yang melatar belakangi terjadinya pergantian
kurikulum secara terus-menerus. Bila dijabarkan makna atau hakikat
pendidikan maka akan sangat kompleks. Agar bisa lebih tersampaikan berikut
butir penguraian dari hakikat pendidikan:
Pendidikan adalah proses seumur hidup– Pendidikan adalah proses seumur
hidup karena setiap tahap kehidupan seseorang akan memperoleh pengalaman,
yang berarti bisa menjadi pelajaran penting untuk pendidikan dirinya.
Pendidikan adalah proses yang sistematis– Berdasar pada aktivitas yang ada di
lembaga maka pendidikan akan teregulasi dan sistematis.
Pendidikan adalah perkembangan individu dan masyarakat– Maksudnya
adalah kekuatan untuk perkembangan sosial, yang membawa perbaikan dalam
setiap aspek masyarakat.
Pendidikan adalah transformasi perilaku– Perilaku manusia akan bisa diubah
dan ditingkatkan melalui proses pendidikan.
Pendidikan adalah pelatihan dan pembelajaran– Indra, pikiran, perilaku,
aktivitas manusia dan keterampilan akan diasah dengan cara yang yang baik
dan benar sehingga bisa bermanfaat dan menjawab segala masalah yang ada di
sosial/masyarakat.
Pendidikan adalah arahan dan instruksi– Pendidikan akan menginstruksikan
dan mengarahkan manusia sehingga manusia bisa memberdayakan dirinya
semaksimal mungkin dan bisa memenuhi kebutuhannya.
Pendidikan adalah hidup– Makna hidup akan berkurang dan bahkan tidak ada
artinya tanpa pendidikan. Karena setiap aspek yang ada di kehidupan
membutuhkan pendidikan untuk perkembangan yang lebih baik.
Pendidikan adalah rekonstruksi berkelanjutan dari pengalaman– Berdasarkan
definisi John Dewey, pendidikan adalah rekonstruksi secara
berkesinambungan untuk mengubah pengalaman menuju cara yang diinginkan
secara sosial.
Pendidikan adalah kekuatan dan nila dalam diri manusia, dengan begitu
manusia berhak menjadi guru tertinggi di bumi. Dengan later belakang
tersebut, peran pendidikan sangat berarti dan tidak terhitung bagi masyarakat
(manusia). Setiap masyarakat dan bangsa perlu membawa kebahagiaan dan
kemakmuran secara menyeluruh (holistik) untuk masing-masing individu.

3. Sikap progressive memandang kurikulum itu harus fleksibel, jelaskan


maksudnya!
Jawab:
Aliran Progresivisme, progress (maju) adalah sebuah fahan filsafat yang lahir
dan sangat berpengaruh dalam abad ke-20. Aliran filsafat ini kelahiran
Amerika dan pengaruhnya terasa di seluruh dunia yang mendorong usaha
pembaharuan di dalam lapangan pendidikan. Aliran ini bukan merupakan
bangunan filsafat atau aliran filsafat yang berdiri sendiri, melainkan
merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918.
Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini
mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak
bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan.
Pada dasarnya aliran ini memandang bahwa pendidikan adalah sebagai wadah
untuk menjadikan anak didik yang memiliki kualitas dan terus maju (progress)
sebagai generasi yang akan menjawab tantangan zaman peradaban baru.
Melalui pandangannya “the liberal road culture”, maksudnya ialah pandangan
hidup yang mempunyai sifat-sifat fleksibel, curious, toleran dan open-minded,
serta menolak segala otoritarisme dan absolutism seperti yang terdapat dalam
agama, politik, etika dan epistimologi. Dan pandangannya tentang menaruh
kepercayaan terhadap kekuatan alamiah dari manusia yang diwarisi sejak
lahir, sehingga manusia merupakan makhluk biologis yang utuh dan
menghormati harkat dan martabat manusia sebagai pelaku/subjek di dalam
hidupnya. Dengan pandangan=pandangannya tersebut, aliran progresivisme
memiliki kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, yang memliputi: ilmu
hayat (manusia untuk mengetahui semua masalah kehidupan), antropoli
(manusia mempunyai pengalaman, pencipta budaya, dengan demikian, dapat
mencari hal baru), psikologi (manusia akan berpikir tentang dirinya sendiri,
lingkungan dan pengalaman-pengalamannya, dan dapat mengusai serta
mengatur sifat-sifat alam).
Aliran ini menyadari dan mempraktekan asas progresivisme dalam semua
realita kehidupan. Agar manusia dapat bisa selamat menghadapi semua
tantangan hidup. Dinamakan ‘intrumentalisme’ , karena aliran ini beranggapan
bahwa kemampuan intelegensi manusia sebagai alat untuk hidup, untuk
kesejahteraan dan untuk mengembangkan kepribadian manusia. Dinamakan
‘’eksperimentalisme’’, untuk menguji kebenaran suatu teori. Dinamakan
“enviromentalisme’’, karena aliran ini menganggap lingkungan hidup itu
mempengaruhi pembinaan kepribadian.
Aliran progresivisme memiliki kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan
meliputi ilmu hayat, antropologi, dan juga psikologi. Adapun tokoh-tokoh
aliran progresivisme ini, antara lain adalah
William James, John Dewey, Hans Vaihinger, Ferdinant Schiller, dan George
Santayana. Wiliam James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga
aspek dari eksistensi organic. Harus mempunyai fungsi biologis dan nilai
berkelajutan hidup. Dia menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu
dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan
alam. Disini, James berusaha membebaskan ilmu jiwa dari prakonsepsi
teologis yang meneparkannya di atas dari ilmu perilaku.
John Dewey, ide filsafatnya yang utama berkisar dalam problema pendidikan
yang konkret, baik teori maupun praktek. Reputasi internasionalnya terletak
dalam sumbangan pemikirannya terhadap filsafat pendidikan progresivisme
Amerika. Menurut John filsafat progresivisme bermuara pada aliran filsafat
pragmatism yang diperkenalkan oleh William James dan John dewey, yang
menitik beratkan pada segi manfaat bagi hidup praktis. Filsafat progresivisme
dipengaruhi oleh ide-ide dasar filsafat pragmatism yang telah memberikan
konsep dasar atas yang utama, bahwa agar manusia bisa selamat menghadapi
semua tantangan hisup, manusia harus pragmatis memandang kehidupan.
Pandangan progresivisme tantang realitas, seperti halnya pandangan John
Dewey dalam buku Uyoh Sadulloh (2015: 145) bahwa perubahan dan
ketidaktetapan merupakan esensi dari realitas. Menurut progresivisme,
pendidikan selalu dalam proses pengembangan, penekanannya adalah
perkembangan individu, masyarakat, dan kebudayaan. Pendidikan harus siap
memperbaharui metode, kebijaksanaannya, berhubungan dengan
perkembangan sains danteknologi, serta perubahan lingkungan.
Uuntuk memperoleh pengetahuan yang benar, kaum progresif sepakat dengan
pandangan Dewey, yaitu menekankan pengalaman indera, belajar sambil
bekerja, dan mengembangkan intelegensi, sehingga anak dapat menemukan
dan memecahkan masalah yang dihadapi.
Kualitas atau hasil dari pendidikan, tidak ditentukan dengan menentukan atau
menetapkan suatu ukuran yang berlaku secaa mulak dan abadi. Norma atau
nilai kebenaran yang abad tidak dapat dijadikan ukuran untuk menentukan
berhasil tidaknnya usaha pendidikan. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu
rekonstruksi pengalaman yang berlaku secara terus menerus.
4. Pendidikan berlangsung di tiga lembaga yang disebut dengan Tripusat
Pendidikan, sebutkan ketiganya dan masing-masing fungsi dan
keterkaitannya.
Jawab:
tripusat pendidikan adalah tiga pusat lingkungan yang bertanggung jawab atas
terselenggaranya pendidikan yaitu dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.
Hal tersebut karena dalam kegiatan pembelajaran tidak cukup hanya usaha
dari tenaga pendidik saja, tetapi lingkungan sekitar juga mendukung
keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Perlu terjadi kerja sama antara
ketiga lingkungan tersebut dalam mencapai tujuan pendidikan.
Menurut Ki Hajar Dewantara (dalam Ahmadi, 2014, hlm. 171) misi
pendidikan tidak bisa diraih hanya dengan satu jalan, semua lingkungan
pendidikan wajib bekerjasama dalam membangun pendidikan. Berikut adalah
peran dari masing-masing lingkungan.
1. Lingkungan keluarga tetap menjadi lingkungan pendidikan paling utama
dalam membangun pendidikan etika, agama, serta perilaku sosial.
2. Sementara itu, lingkungan sekoalah menjadi lembaga wiyata yang
menyampaikan ilmu pengetahuan serta pendidikan keahlian.
3. Selanjutnya, lingkungan masyarakat menjadi lokasi anak belajar
membangun karakter serta kepribadiannya. (Dewantara dalam Ahmadi,
2014, hlm. 171).

5. Merujuk pada aliran filsafat naturalisme, seorang guru harus mampu


mengetahui sampai pada jiwa seorang anak didik, jelaskan maksudnya!
Jawab:
Berbagai aliran filsafat ini memengaruhi berbagai bidang dalam kehidupan
termasuk bidang pendidikan. Pendidikan merupakan wadah yang memiliki
peranan penting dalam pembentukan karakter seseorang, baik pendidikan
dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan pendidikan formal.
Adapun naturalisme dalam filsafat pendidikan mengajarkan bahwa guru
paling alamiah dari seorang anak adalah kedua orang tuanya. Oleh karena itu,
pendidikan bagi penganut paham naturalis perlu dimulai jauh hari sebelum
proses pendidikan dilaksanakan. Sekolah merupakan dasar utama dalam
keberadaan aliran filsafat naturalisme karena belajar merupakan sesuatu yang
natural. Paham naturalisme memandang guru tidak mengajar subjek,
melainkan mengajar murid.

Spencer (Wakhudin dalam makalah Ahmad, 2012) juga menjelaskan tujuh


prinsip dalam proses pendidikan beraliran naturalisme, adalah:

Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan alam;


Proses pendidikan harus menyenangkan bagi anak didik;
Pendidikan harus berdasarkan spontanitas dari aktivitas anak;
Memperbanyak ilmu pengetahuan merupakan bagian penting dalam
pendidikan;
Pendidikan dimaksudkan untuk membantu perkembangan fisik, sekaligus
otak;
Praktik mengajar adalah seni menunda;
Metode instruksi dalam mendidik menggunakan cara induktif; (hukuman
dijatuhkan sebagai konsekuensi alam akibat melakukan kesalahan. Kalaupun
dilakukan hukuman, hal itu harus dilakukan secara simpatik).

Naturalisme memiliki tiga prinsip tentang proses pembelajaran (M.Arifin dan


Aminuddin R. dalam makalah Ahmad, 2012), yaitu :

Anak didik belajar melalui pengalamannya sendiri. Kemudian terjadi interaksi


antara pengalaman dengan kemampuan pertumbuhan dan pengalaman di
dalam dirinya secara alami.
Pendidik hanya menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
Pendidik berperan sebagai fasilitator, menyediakan lingkungan yang mampu
mendorong keberanian anak ke arah pandangan yang positif dan tanggap
terhadap kebutuhan untuk memperoleh bimbingan dan sugesti dari pendidik.
Serta memberikan tanggung jawab belajar pada diri anak didik sendiri.
Program pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan minat dan bakat
dengan menyediakan lingkungan belajar yang beorientasi pada pola belajar
anak didik. Anak didik diberi kesempatan menciptalan lingkungan belajarnya
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai