1. Pengertian Filsafat dikatakan juga sebagai pandangan hidup, jelaskanlah apa
maksudnya! Jawab: Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya, akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam : a. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya b. Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut. c. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya. Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka pandangan hidup itu disebut ideologi. Jika organisasi itu organisasi politik, ideologinya disebut ideologi politik. Jika organisasi itu negara, ideologinya disebut ideologi negara. Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita – cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan. Dengan demikian filsafat sebagai filsafat hidup kemudian diartikan sebagai pandangan hidup karena filsafat pada hakikatnya bersumber pada hakikat kodrat pribadi manusia (sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk Tuhan) hal ini berarti bahwa filsafat mendasarkan pada penjelmaan manusia secara total dan sentral sesuai dengan hakikat manusia sebagai makhluk monodualisme (manusia secara kodrat terdiri dari jiwa dan raga). Manusia secara total (menyeluruh) dan sentral di dalamnya memuat sekaligus sebagai sumber penjelmaan bermacam- macam filsafat sebagai berikut: a. Manusia dengan unsur raganya dapat melahirkan filsafat biologi. b. Manusia dengan unsur rasanyaq dapat melahirkan filsafat keindahan(estetika). c. Manusiaa dengan unsur monodualismenya (kesatuan jiwa dan raganya) dapat melahirkan filsafat antropologi. d. Manusia dengan kedudukannya sebagai makhluk Tuhan dapat melahirkan filsafat ketuhanan. e. Manusia dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial dapat melahirkan filsafat sosial. f. Manusia sebagai makhluk yang berakal dapat melahirkan filsafat berpikir (logika). g. Manusia dengan unsur kehendaknya untuk berbuat baik dan buruk dapat melahirkan filsafat tingkah laku (etika). h. Manusia dengan unsur jiwanya dapat melahirkan filsafat psikologi. i. Manusia dengan segala aspek kehidupannya dapat melahirkan filsafat nilai (aksiologi). j. Manusia dengan dan sebagai warga negara ini dapat melahirkan filsafat negara. k. Manusia dengan unsur kepercayaannya terhadap supernatural dapat melahirkan filsafat agama. Filsafat sebagai pandangan hidup (weltsanschaung) merupakan suatu pandangan hidup yang dijadikan dasar setiap tindakan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, juga dipergunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam hidupnya. Pandangan hidupnya itu akan tercermin dalam sikap hidup dan cara hidup. Sikap dan cara hidup tersebut akan muncul apabila manusia mampu memikirkan dirinya sendiri secara total. 2. Berhubung mempelajari filsafat adalah untuk mengetahui hakikat segala sesuatu, jelaskanlah apa yang dimaksud dengan belajar filsafat pendidikan sampai kepada hakikat pendidikan itu sendiri! Jawab: Hakikat pendidikan adalah proses pembelajaran sebagai upaya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik dengan interaksi yang menghasilkan pengalaman belajar. Di Indonesia menginginkan pendidikan yang lebih baik, hal inilah yang melatar belakangi terjadinya pergantian kurikulum secara terus-menerus. Bila dijabarkan makna atau hakikat pendidikan maka akan sangat kompleks. Agar bisa lebih tersampaikan berikut butir penguraian dari hakikat pendidikan: Pendidikan adalah proses seumur hidup– Pendidikan adalah proses seumur hidup karena setiap tahap kehidupan seseorang akan memperoleh pengalaman, yang berarti bisa menjadi pelajaran penting untuk pendidikan dirinya. Pendidikan adalah proses yang sistematis– Berdasar pada aktivitas yang ada di lembaga maka pendidikan akan teregulasi dan sistematis. Pendidikan adalah perkembangan individu dan masyarakat– Maksudnya adalah kekuatan untuk perkembangan sosial, yang membawa perbaikan dalam setiap aspek masyarakat. Pendidikan adalah transformasi perilaku– Perilaku manusia akan bisa diubah dan ditingkatkan melalui proses pendidikan. Pendidikan adalah pelatihan dan pembelajaran– Indra, pikiran, perilaku, aktivitas manusia dan keterampilan akan diasah dengan cara yang yang baik dan benar sehingga bisa bermanfaat dan menjawab segala masalah yang ada di sosial/masyarakat. Pendidikan adalah arahan dan instruksi– Pendidikan akan menginstruksikan dan mengarahkan manusia sehingga manusia bisa memberdayakan dirinya semaksimal mungkin dan bisa memenuhi kebutuhannya. Pendidikan adalah hidup– Makna hidup akan berkurang dan bahkan tidak ada artinya tanpa pendidikan. Karena setiap aspek yang ada di kehidupan membutuhkan pendidikan untuk perkembangan yang lebih baik. Pendidikan adalah rekonstruksi berkelanjutan dari pengalaman– Berdasarkan definisi John Dewey, pendidikan adalah rekonstruksi secara berkesinambungan untuk mengubah pengalaman menuju cara yang diinginkan secara sosial. Pendidikan adalah kekuatan dan nila dalam diri manusia, dengan begitu manusia berhak menjadi guru tertinggi di bumi. Dengan later belakang tersebut, peran pendidikan sangat berarti dan tidak terhitung bagi masyarakat (manusia). Setiap masyarakat dan bangsa perlu membawa kebahagiaan dan kemakmuran secara menyeluruh (holistik) untuk masing-masing individu.
3. Sikap progressive memandang kurikulum itu harus fleksibel, jelaskan
maksudnya! Jawab: Aliran Progresivisme, progress (maju) adalah sebuah fahan filsafat yang lahir dan sangat berpengaruh dalam abad ke-20. Aliran filsafat ini kelahiran Amerika dan pengaruhnya terasa di seluruh dunia yang mendorong usaha pembaharuan di dalam lapangan pendidikan. Aliran ini bukan merupakan bangunan filsafat atau aliran filsafat yang berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Pada dasarnya aliran ini memandang bahwa pendidikan adalah sebagai wadah untuk menjadikan anak didik yang memiliki kualitas dan terus maju (progress) sebagai generasi yang akan menjawab tantangan zaman peradaban baru. Melalui pandangannya “the liberal road culture”, maksudnya ialah pandangan hidup yang mempunyai sifat-sifat fleksibel, curious, toleran dan open-minded, serta menolak segala otoritarisme dan absolutism seperti yang terdapat dalam agama, politik, etika dan epistimologi. Dan pandangannya tentang menaruh kepercayaan terhadap kekuatan alamiah dari manusia yang diwarisi sejak lahir, sehingga manusia merupakan makhluk biologis yang utuh dan menghormati harkat dan martabat manusia sebagai pelaku/subjek di dalam hidupnya. Dengan pandangan=pandangannya tersebut, aliran progresivisme memiliki kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, yang memliputi: ilmu hayat (manusia untuk mengetahui semua masalah kehidupan), antropoli (manusia mempunyai pengalaman, pencipta budaya, dengan demikian, dapat mencari hal baru), psikologi (manusia akan berpikir tentang dirinya sendiri, lingkungan dan pengalaman-pengalamannya, dan dapat mengusai serta mengatur sifat-sifat alam). Aliran ini menyadari dan mempraktekan asas progresivisme dalam semua realita kehidupan. Agar manusia dapat bisa selamat menghadapi semua tantangan hidup. Dinamakan ‘intrumentalisme’ , karena aliran ini beranggapan bahwa kemampuan intelegensi manusia sebagai alat untuk hidup, untuk kesejahteraan dan untuk mengembangkan kepribadian manusia. Dinamakan ‘’eksperimentalisme’’, untuk menguji kebenaran suatu teori. Dinamakan “enviromentalisme’’, karena aliran ini menganggap lingkungan hidup itu mempengaruhi pembinaan kepribadian. Aliran progresivisme memiliki kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan meliputi ilmu hayat, antropologi, dan juga psikologi. Adapun tokoh-tokoh aliran progresivisme ini, antara lain adalah William James, John Dewey, Hans Vaihinger, Ferdinant Schiller, dan George Santayana. Wiliam James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi organic. Harus mempunyai fungsi biologis dan nilai berkelajutan hidup. Dia menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam. Disini, James berusaha membebaskan ilmu jiwa dari prakonsepsi teologis yang meneparkannya di atas dari ilmu perilaku. John Dewey, ide filsafatnya yang utama berkisar dalam problema pendidikan yang konkret, baik teori maupun praktek. Reputasi internasionalnya terletak dalam sumbangan pemikirannya terhadap filsafat pendidikan progresivisme Amerika. Menurut John filsafat progresivisme bermuara pada aliran filsafat pragmatism yang diperkenalkan oleh William James dan John dewey, yang menitik beratkan pada segi manfaat bagi hidup praktis. Filsafat progresivisme dipengaruhi oleh ide-ide dasar filsafat pragmatism yang telah memberikan konsep dasar atas yang utama, bahwa agar manusia bisa selamat menghadapi semua tantangan hisup, manusia harus pragmatis memandang kehidupan. Pandangan progresivisme tantang realitas, seperti halnya pandangan John Dewey dalam buku Uyoh Sadulloh (2015: 145) bahwa perubahan dan ketidaktetapan merupakan esensi dari realitas. Menurut progresivisme, pendidikan selalu dalam proses pengembangan, penekanannya adalah perkembangan individu, masyarakat, dan kebudayaan. Pendidikan harus siap memperbaharui metode, kebijaksanaannya, berhubungan dengan perkembangan sains danteknologi, serta perubahan lingkungan. Uuntuk memperoleh pengetahuan yang benar, kaum progresif sepakat dengan pandangan Dewey, yaitu menekankan pengalaman indera, belajar sambil bekerja, dan mengembangkan intelegensi, sehingga anak dapat menemukan dan memecahkan masalah yang dihadapi. Kualitas atau hasil dari pendidikan, tidak ditentukan dengan menentukan atau menetapkan suatu ukuran yang berlaku secaa mulak dan abadi. Norma atau nilai kebenaran yang abad tidak dapat dijadikan ukuran untuk menentukan berhasil tidaknnya usaha pendidikan. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu rekonstruksi pengalaman yang berlaku secara terus menerus. 4. Pendidikan berlangsung di tiga lembaga yang disebut dengan Tripusat Pendidikan, sebutkan ketiganya dan masing-masing fungsi dan keterkaitannya. Jawab: tripusat pendidikan adalah tiga pusat lingkungan yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan yaitu dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Hal tersebut karena dalam kegiatan pembelajaran tidak cukup hanya usaha dari tenaga pendidik saja, tetapi lingkungan sekitar juga mendukung keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Perlu terjadi kerja sama antara ketiga lingkungan tersebut dalam mencapai tujuan pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara (dalam Ahmadi, 2014, hlm. 171) misi pendidikan tidak bisa diraih hanya dengan satu jalan, semua lingkungan pendidikan wajib bekerjasama dalam membangun pendidikan. Berikut adalah peran dari masing-masing lingkungan. 1. Lingkungan keluarga tetap menjadi lingkungan pendidikan paling utama dalam membangun pendidikan etika, agama, serta perilaku sosial. 2. Sementara itu, lingkungan sekoalah menjadi lembaga wiyata yang menyampaikan ilmu pengetahuan serta pendidikan keahlian. 3. Selanjutnya, lingkungan masyarakat menjadi lokasi anak belajar membangun karakter serta kepribadiannya. (Dewantara dalam Ahmadi, 2014, hlm. 171).
5. Merujuk pada aliran filsafat naturalisme, seorang guru harus mampu
mengetahui sampai pada jiwa seorang anak didik, jelaskan maksudnya! Jawab: Berbagai aliran filsafat ini memengaruhi berbagai bidang dalam kehidupan termasuk bidang pendidikan. Pendidikan merupakan wadah yang memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter seseorang, baik pendidikan dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan pendidikan formal. Adapun naturalisme dalam filsafat pendidikan mengajarkan bahwa guru paling alamiah dari seorang anak adalah kedua orang tuanya. Oleh karena itu, pendidikan bagi penganut paham naturalis perlu dimulai jauh hari sebelum proses pendidikan dilaksanakan. Sekolah merupakan dasar utama dalam keberadaan aliran filsafat naturalisme karena belajar merupakan sesuatu yang natural. Paham naturalisme memandang guru tidak mengajar subjek, melainkan mengajar murid.
Spencer (Wakhudin dalam makalah Ahmad, 2012) juga menjelaskan tujuh
prinsip dalam proses pendidikan beraliran naturalisme, adalah:
Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan alam;
Proses pendidikan harus menyenangkan bagi anak didik; Pendidikan harus berdasarkan spontanitas dari aktivitas anak; Memperbanyak ilmu pengetahuan merupakan bagian penting dalam pendidikan; Pendidikan dimaksudkan untuk membantu perkembangan fisik, sekaligus otak; Praktik mengajar adalah seni menunda; Metode instruksi dalam mendidik menggunakan cara induktif; (hukuman dijatuhkan sebagai konsekuensi alam akibat melakukan kesalahan. Kalaupun dilakukan hukuman, hal itu harus dilakukan secara simpatik).
Naturalisme memiliki tiga prinsip tentang proses pembelajaran (M.Arifin dan
Aminuddin R. dalam makalah Ahmad, 2012), yaitu :
Anak didik belajar melalui pengalamannya sendiri. Kemudian terjadi interaksi
antara pengalaman dengan kemampuan pertumbuhan dan pengalaman di dalam dirinya secara alami. Pendidik hanya menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Pendidik berperan sebagai fasilitator, menyediakan lingkungan yang mampu mendorong keberanian anak ke arah pandangan yang positif dan tanggap terhadap kebutuhan untuk memperoleh bimbingan dan sugesti dari pendidik. Serta memberikan tanggung jawab belajar pada diri anak didik sendiri. Program pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan minat dan bakat dengan menyediakan lingkungan belajar yang beorientasi pada pola belajar anak didik. Anak didik diberi kesempatan menciptalan lingkungan belajarnya sendiri.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita