Anda di halaman 1dari 12

TUGAS Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Mengenai FILSAFAT

Oleh: NIDAL ZUWIDA 13685/09

PRODI S1 PTB JURUSAN TEKNIK SIPIL FT UNP


BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH Filsafat pendidikan merupakan aplikasi filsafat dalam pendidikan. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah-masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan yang dibatasi pengalaman, tetapi masalah-masalah yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak dibatasi pengalaman maupun fakta-fakta pendidikan, dan tidak memungkinkan dapat dijangkau oleh sains pendidikan. Pendidikan adalah proses penyesuian diri secara timbal balik antara manusia dengan alam, dengan sesama manusia atau juga pengembangan dan penyempurnaan secara teratur dari semua potensi moral, intelektual, dan jasmaniah manusia oleh dan untuk kepentingan pribadi dirinya dan masyarakat yang ditujukan untuk kepentingan tersebut dalam hubungannya dengan Sang Maha Pencipta sebagai tujuan akhir. Pendidikan mutlak harus ada pada manusia, karena pendidikan merupakan hakikat hidup dan kehidupan. Pendidikan berguna untuk membina kepribadian manusia. Dengan pendidikan maka terbentuklah pribadi yang baik sehingga di dalam pergaulan dengan manusia lain, individu dapat hidup dengan tenang. Pendidikan membantu agar tiap individu mampu menjadi anggota kesatuan sosial manusia tanpa kehilangan pribadinya masing-masing. Pada hakikatnya pendidikan menjadi tanggung jawab bersama, yakni keluarga, masyarakat, dan sekolah/ lembaga pendidikan. Keluarga sebagai lembaga pertama dan utama pendidikan, masyarakat sebagai tempat berkembangnya pendidikan, dan sekolah sebagai lembaga formal dalam pendidikan. Pendidikan keluarga sebagai peletak dasar pembentukan kepribadian anak. Dalam UU RI No. 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), Bab II

Pasal 4, dijelaskan bahwa: Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan bangsa. Ini merupakan salah satu dasar dan tujuan dari pendidikan nasional yang seharusnya menjadi acuan bangsa Indonesia.

B.

RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH Bagaimanakah peranan filsafat pendidikan dalam meingkatkan moralitas siswa dan bagaimana cara mengatasi krisis moral yang terjadi dikalangan masyarakat terutama para pelajar.

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan yang ingin di capai dalam makalah ini adalah agar para pendidik mampu dan mengerti akan tugasnya sebagai seorang pendidik yang baik dalam menyampaikan materi-materi ataupun bahan-bahan yang akan di transformasikan kepada siswanya.Untuk menambah ilmu pengetahuan penulis tentang peranan filsafat dalam
dunia pendidikan.Dan sebagai bahan masukan bagi seluruh lapisan masyarakat tentang pentingnya filsafat dalam kehidupan.

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FILSAFAT Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.Pengertian filsafat menurut beberapa ahli :
a. Pudjo Sumedi AS., Drs.,M.Ed. dan Mustakim, S.Pd.,MM,

Istilah dari filsafat berasal bahasa Yunani : philosophia. Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti : philosophic dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; philosophy dalam bahasa Inggris; philosophia dalam bahasa Latin; dan falsafah dalam bahasa Arab.
b. Plato

Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
c.

Aristoteles

Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
d. Al Farabi

Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.
e. Cicero ( (106 43 SM )

Filsafat adalah sebagai ibu dari semua seni ( the mother of all the arts ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )
f.

Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.

g. Imanuel Kant ( 1724 1804 )

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan. 1. Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika ) 2. Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika ) 3. Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama ) 4. Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi ) Sifat-sifat Dasar Filsafat Filsafat memiliki sifat sifat dasar antara lain :

1. mempunyai tingkat keumumamn yang tinggi 2. tidak faktawi 3. berkaitan dengan makna

4 .berkaitan dengan nilai 5. mencengangkan 6. implikatif


Metode Filsafat Metode metode filsafat dapat dilihat secara ringkas sebagai berikut : 1. Metode Analisis Menguji , menguraikan , menilai ,mendeskripsikan suatu kajian dengan sangt teliti . 2. Metode Sintesis Pernyataan pernyataan yang berserakan dijadikan satu. 3. Metode Analitiko Sintesis Gabungan antara metode analisis dan sintesis dengan melakukan perincian terhadap pernyataan . kemudian mengumpulkan kembali dan dijadikan satu rumusan umum. 4. Metode Dialog Sokrtes

Antara dua pendirian yang berbeda metode dasar untuk menyelidiki filsafat. B. FILSAFAT PENDIDIKAN

Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan. Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Beberapa ajaran filsafat yang telah berkembang adalah

a. Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah.

Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis.
b. Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau

intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif.
c.

Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan hakitat yang asli dan abadi.

d. Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut) tidak

doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia. Dan beberapa aliran filsafat pendidikan 1. Filsafat pendidikan progresivisme. yang didukung oleh filsafat pragmatisme. 2. Filsafat pendidikan esensialisme. yang didukung oleh idealisme dan realisme; dan 3. Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme. Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalamanpengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan. C. CIRI CIRI FILSAFAT Filsafat terjadi jika orang mempertanyakan atau mengkaji sesuatu masalah atau mendalami filsafat hakikat sesuatu secara sistematis, radikal dan universal. Sistematik berarti secara teratur dan tersusun sehingga merupakan pengertian, dan pendalaman tentang hakikat sesuatu disertai pembuktian yang dapat diterima akal dan tersusun berjalinan serta dapat dipertanggung jawabkan. Radikal berarti berpikir sampai ke akar-akarnya, tidak kepalang tanggung, hingga kepada konsekuensi-konsekuensinya terakhir.Universal ialah mencari kebenaran, dari kebenaran untuk

kebenaran tentang segala sesuatu yang dipermasalahkan. Berpikir universal tidak berpikir khusus terbatas pada bagian-bagian tertentu, namun mencakup secara keseluruhan. Maka dari hal hal yang dijelaskan tersebut dapat diketahui ciri ciri dari filsafat adalah 1.kritis mempertanyakan segala sesuatu permasalahan yang dihadapi manusia.

2.terdalam tidak hanya sampai pada fakta-fakta yang khusus dan empiris tetapi sampai pada inti yang terdalam yaitu subtansinya bersifat universal. Kaelan(2002:13)

3.konseptual tidak hanya pada persepsi belaka tapi sampai pada pengertian yang bersifat konseptual.

4.koheren berfilsafat yang berusaha menyusun suatu bagan secara runtut.misalnya A B C D E F G, dst

5.rasional sesuai dengan nalar , hubungan logis antara bagian bagan konseptual.

6.menyeluruh pemikiran yang tidak hanya berdasarkan pada fakta yaitu tudak sampai pada kesimpulan khusus tetapi sampai pada kisimpulan yang paling umum.

7.universal sampai pada kesimpulan yang paling umum bagi seluruh umat manusia dimanapun. Kapanpun dan dalam keadaan apapun.

8.spekulatif pengajuan dugaan-dugaan yang masuk akal (rasional) yang melampaui batas-batas akal

9.sistematis ada hubungan antar unsure ysng runtut tetapi rasional inlah yang dimaksud sistematis.

10.bebas berfikir secara bebas untuk sampai pada kakekat yang terdalam dan universal.

D. APLIKASI FILSAFAT TERHADAP KURIKULUM

Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu: logika formal yang dibangun atas prinsif koherensi, dan logika dialektis dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan interakif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat pendidikan. Pendidikan menurut filsafat bertujuan mengembangkan kesadaran individu, memberikesempatan untuk bebas memilih etika, mendorong pengembangkan pengetahuan diri sendiri, bertanggung jawab sendiri, dan mengembangkan komitmen diri sendiri. Materi pelajaran harus memberikesempatan aktif sendiri, merencana dan melaksanakan sendiri, baik dalam bekerja sendiri maupun kelompok. Materi yang dipelajari ditekankan kepada kebutuhan langsung dalam kebutuhan manusia. Peserta didik perlu mendapatkan pengalaman sesuai dengan perbedaanperbedaan individual mereka .Guru harus bersikap demokratis dengan metode pengajaran langsung. Filsafat berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan Pendidikan berguna untuk membina kepribadian manusia. Dengan pendidikan maka terbentuklah pribadi yang baik sehingga di dalam pergaulan dengan manusia lain, individu dapat hidup dengan tenang. Pendidikan membantu agar tiap individu mampu menjadi anggota kesatuan sosial manusia tanpa kehilangan pribadinya masing-masing. Sejak dahulu, disepakati bahwa dalam pribadi individu tumbuh atas dua kekuatan

yaitu : kekuatan dari dalam (kemampuan-kemampuan dasar), Ki Hajar Dewantara menyebutnya dengan istilah faktor dasar dan kekuatan dari luar (faktor lingkungan), Ki Hajar Dewantara menyebutnya dengan istilah faktor ajar. Teori konvergensi yang berpendapat bahwa kemampuan dasar dan faktor dari luar saling memberi pengaruh, kedua kekuatan itu sebenarnya berpadu menjadi satu. Si pribadi terpengaruh lingkungan, dan lingkungan pun diubah oleh si pribadi. Faktor-faktor intern (dari dalam) berkembang dan hasil perkembangannya digunakan untuk mengembangkan pribadi di lingkungan. Factor dari luar dan lingkungan kadang tidak berkembang dengan baik, misalnya ketika pribadi terpengaruh oleh hal-hal negatif yang timbul dari luar dirinya. Permasalahan sekarang baik dilingkungan masyarakat maupun para pelajar sering menggunakan pengaruh dari luar yang dipenuhi dengan hal-hal negative, sehingga banyak dikalangan masyarakat terutama para pelajar terjadi kirisis moral, masalah sedikit bisa mengakibatkan pertengkaran dan tauran pelajar. Hal ini sangat berpengaruh pada mutu pendidikan. Dengan terjadinya krisis moral pada pelajar maka akan berdampak buruk pada nilai pelajaran di sekolahnya dan akibatnya mutu pendidikan akan rendah.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Falsafat filsafat sebagai disiplin ilmu ialah selalu bertanya untuk mendapatkan kebenaran! Kata "Bertanya" adalah dasar dari pengembangan Ilmu Pengetahuan, ilmu apapun. Dari Pertanyaan-

pertanyaan yang ada, melahirkan metode-metode/teory-teory pengembangan dan penelitian untuk mengetahui suatu kebenaran (lahirnya Sosiologi, Antropologi, Hukum, Matematika, ilmu fisika, kimia, ilmu kemiliteran, ketatanegaraan dst). Ini dasar berfikir FILSAFAT. Dalam Memahami filsafat sering kali kita terjebak dalam teory-teory (pada umunnya, karena tugas-tugas dan juga karena sistem mempelajari filsafat di Tanah air lebih banyak mengarah pada menghafal teory-teory dan rumusan- rumusan para filosofis) sementara dalam tatanan praktispraksis pragmatis porsinya sangat sedikit, akibat dari itu paham dan pengertian berfilsafat baru pada tatanan kognitif, belum pada tatanan praktis-praksis pragmatis....filsafat pendidikan baik di sekolah Dasar sampai pada Perguruan Tinggi seharusnya mengarahkan peserta didik pada paham praktis-praksis pragmatis bukan pada tatanan menghafal (kognitif belaka)! Filsafat pendidikan memang suatu disiplin yang bisa dibedakan tetapi tidak terpisah baik dari filsafat maupun juga pendidikan, ia beroleh asupan pemeliharaan dari filsafat. Ia mengambil persoalannya dari pendidikan, sedangkan metodenya dari filsafat. Berfilsafat tentang pendidikan menuntut suatu pemahaman yang tidak hanya tentang pendidikan dan persoalan- persoalannya, tetapi juga tentang filsafat itu sendiri. Filsafat pendidikan tidak lebih dan tidak kurang dari suatu disiplin unik sebagaimana halnya filsafat sains atau sains yang disebut mikrobiologi.

B. DAFTAR RUJUKAN

Suparlan suhartono.(2006). Filsafat Pendidika, Ar-Ruz Media: Jogjakarta

http://www.taringgul.co.cc/2010/06/filsafat-pendidikan.html

http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_11.html#top

alaluddin dan Idi, Abdullah, filsafat pendidikan, Gaya Media Pratama, Jakarta: 2002

Munawwaroh, Djunaidatul dan Tanenji, Filsafat Pendidikan (perspektif islam dan umum), UIN Jakarta Press, Jakarta: 2003

Prasetya, Filsafat Pendidikan Untuk IAIN, STAIN,PTAIS, Penerbit Pustaka Setia, Bandung: 1997 Saifullah, Ali, Antara Filsafat dan Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya: 1997.

Anda mungkin juga menyukai