Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat merupakan salah satu disiplin ilmu yang menjadi sumber utama dari
berbagai ilmu di dunia pendidikan.Seperti yang telah kita ketahui, bahwa manusia
adalah makhluk yang yang berpengetahuan. Pengetahuan manusia ialah semua yang
diketahui oleh manusia. Adapun pembagiaan dari jenis pengetahuan manusia adalah
sains, filsafat dan mistik. Karena fisafat merupakan salahsatu jenis pengetahuan yang
dimiliki oleh manusia, maka dapat dikatakan bahwa filsafat adalah sejenis
pengetahuan manusia yang logis saja, tentang objek-objek yang abstrak.
Walaupun objek kajiannya adalah suatu hal yang abstrak, namun dapat pula
objek filsasat berupahal yang kongkret, tapi hal yang ingin diketahuinya adalah bagian
yang abstraknya. Suatu teori filsafat dikatakan benar jika dapat dipertanggungjawab
kan secara logis dan tidak akan pernah dibuktikan secara empiris selama-lamanya. Jika
objek tersebut suatu waktu dapat dibuktikan secara empiris, maka ia akan berubah
menjadi ilmu. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa filsafat
pendidikan adalah kumpulan teori pendidikan yang hanya dapat
dipertanggungjawabkan secara logis dan tidak akan dapat dibuktikan secara empiris.
Dari beberapa uraian di atas, maka ada hubungan yang erat antara filsafat dan
kebudayaan yang dapat dijadikan suatu bahan diskusi untuk memperluas khazanah
keilmuan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?
2. Apa saja wujud dan unsur-unsur kebudayaan?
3. Apa hubungan antara filsafat dan kebudayaan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat dan Kebudayaan


Secara general,kebudayaan merupakan seluruh karetaristik para angota sebuah
masyrakat , termasuk peralatan , penetahuan dan cara berpikir dan cara bertindak yang
telah terpolakan
Kebudayaan menurut Mukti Ali (1982 : 4) adalah budi daya, tingkah laku
manusia. Tingkah laku manusia digerakkan oleh akal dan perasaannya. Yang
mendasari adalah ucapan hatinya yang merupakan keyakinan dan penghayatannya
terhadap sesuatu yang dianggap benar. Apa yang dianggap benar itu besar atau kecil
adalah agama. Dan agama, sepanjang tidak diwahyukan adalah hasil pemikiran
filsafat.
Gazalba (1979 : 72) mendefenisikan kebudayaan sebagai cara berfikir dan
cara merasa, yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok
manusia, yang membentuk kesatuan social dalam suatu ruang ruang dan satu waktu.
Cara berfikir dan merasa merupakan kebudayaan bathiniah, sedangkan manifestasinya
dalam bentuk cara berlaku dan cara berbuat atau cara hidup adalah kebudayaan
lahiriah. Pendapat lain menyatakan bahwa budaya atau kebudayaan adalah formulasi
dari tida unsur daya, yaitu daya cipta, daya rasa, dan daya karsa (cipta, rasa, karsa).

Berikut devinisi kebudayaan menurut beberapa ahli :


1) Taylor, budaya adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadan dan kemampuan
yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2) Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang
dipelajri dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya
didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
3) Kotjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, milik dari manusia dengan belajar.
4) Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hiup yang dicptakan oleh
manusia.

B. Wujud Kebudayaan dan Unsur-unsurnya


1. Wujud Kebudayaan
Menurut prof. dr. koentjaraningrat, wujud kebudayaan itu dapat
diklasifikasikan pada tiga macam:
1) wujud kebudayaan sebagai kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan dan sebagainya. Wujud pertama adalah ideal kebudayaan yang sifat abstrak,
tak dapat diraba dan di foto, layaknya dalam pikiran manusia. Sekarang kebudayaan
ideal ini banyak tersimpan di arsip-arsip kartu komputer, pita komputer dan
sebagainya.
2) wujud kebudayaan sebagi kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat. Wujud ke dua ini adalah yang disebut system sosial atau social
sistem, yaitu mengenai tindakan berpola manusia itu sendiri. yang berintegrasi satu
sama lainya dari waktu kewaktu yang selalu menurut pola tertentu.
3) wujud kebudayaan sebagai wujud hasil karya manusia. Wujud ketiga ini adalah yang
disebut kebudayaan fisik yaitu seluruh fisik hasil karya manusia dalam masyarakat
sifatnya sngat konkrit berupa benda-benda yang bisadiraba, difoto, dandilihat. dan tiga
wujud tersebut tidak saling lepas satu samalainnya dalam masyarakat.[2]

Dari ketiga wujud tersebut, kebudayaan dapat termanifestasi pada beberapa


aspek sebagai berikut:
a. Bahasa ( tulisan maupun lisan).
b. Sistem teknologi (peralatan dan perlengkapan hidup manusia)
c. Sistem mata pencarian ( matapencarianhiudpdanekonomi)
d. Organisasi social (organisasi kemasyarakatan)
e. Sistem pengetahuan
f. Kesenian (seni rupa, seni sastra, seni tari dan sebagainya)
g. Religi.
2. Unsur-unsur Kebudayaan
Prof. M.M Djojodigoeno menyatakan bahwa kebudayaan atau budaya adalah
daya dari budi, yang berupa cipta, karsa, dan rasa. Sehingga unsur-unsur didalamnya
tiga aspek tersebut.
1) Cipta : kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal, yang ada pada
pengalamannya, yang meliputi pengalaman lahir dan batin. Hasil cipta berupa ilmu
pengetahuan.
2) Karsa : kerinduan manusia untuk menginisafi tentang hal sangkanparan. Dari mana
manusia sebelum lahir (sangkan) dan kemana manusia sesudah mati (paran) hasilnya
berupa norma-norma keagamaan, kepercayan, timbulnya bermacam-macam agama,
karna kesimpulan manusia berbeda-beda pula.
3) Rasa : kerinduan manusia akan keindahan, sehingga menimbulkan dorongan untuk
menikmati keindahannya. Manusia merindukan keindahan dan mennolak keburukan/
kejahatan.Buah perkembangan rasa ini menjelma menjadi norma yang kemudian
menghasilkan bermacam-macam kesenian.

C. Hubungan Filsafat dan Kebudayaan


Pada pokoknya kebudayaan adalah semua ciptaan manusi ayang berlangsung
dalam kehidupan. Pendidikan dan kehidupan adalah suatu hubungan antara proses
dengan isi, yaitu pendidikan adalah proses pengeporar kebudayaan dalam arti
membudayakan manusia aspek lain dari fungsi pendidikan adalah mengolah
kebudayaan itu menjadi sikap mental, tingkah laku, bahkan menjadi kepribadian anak
didik. Jadi hubungan pendidikan dengan kebudayaan adalah juga hubungan nilai
demokrasi. Dimana fungsi pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai
tujuan yang lebih utama yaitu untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif
dan produktif yakni mampu menciptakan kebudayaan.[3]
Perlu didasari bahwa manusia sebagai pribadi, masyarakat, bangsa dan negara
hidup dalam suatu sosial budaya. Maka membutuhkan pewarisan dan pengambangan
sosial budaya yang dilakkan melalui pendidikan. Agar pendidikan berjalan dengan
baik. Maka membutuhkan filosofis dan ilmiah berbagai sifat normatif dan pedoman
pelaksanaannya. Karena pendidikan harus secara fungsamental yang berazas filosofis
yang menjamin tujuan untuk meningkatkan perkembangan sosial budaya, marbtabat
bangsawa, kewibawaan dan kejayaan negara.
Pentingnya kebudayaan untuk mengembangkan suatu pendidikan dalam
budaya nasional mengupayakan, melestarikan dan mengembangkan nilai budaya-
budaya dan pranata sosial dalam menunjang proses pengembangan danpembangunan
nasional serta melestarikan nilai-nilai luruh budaya bangsa. Merencanakan kegairahan
masyarakat untuk menumbuhkan kreaktivtas ke arah pembaharuan dalam usaha
pendidikan yang tanpa kepribadian bangsa.
Kebudayaan mempunyai fungsi yang besari bagi mnausia dan masyarkat,
berbagai macam kekuatan harus dihapi sepert kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain
itu manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spritual maupun
materil. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia
danpat mengembangkan kebudyaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung apa
kebudayaan sebagai hasil ciptaanya. Kebudayaan memberikan aturan bagi manusia
dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya. Dan kebudayaan juga
diharakan dengan pendidikan yang akan mengembangkan dan membangkitkan
budaya-budaya dulu, agar dia tidak punah dan terjaga untuk selamanya. Oleh karena
itu, dengan adanya filsfat, kita dapat mengetahui tentang hasil karya manusia yang
akan menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi
manusia terhadal alam lingkungannya. Sehingga kebudayaan memiliki peran :
a. suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
b. wadah untuk menyalurkan perasan dan kemampuan lain
c. sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
d. pembeda manusia dengan binatang
e. petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus bertindak dan berperilaku dalam
pergaulan
f. pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimnaa seharusnya bertindak, berbuat,
menentukan sikapnya jikga berhubungan dengan orang lain.
g. sebagai modal dasar pembangunan
Kebudayaan masyarkat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayan yang
bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi
atau kebudayan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dlaam melindungi
masyarakt terhadap lingkungan di dalamnya.
Apabila dibandingkan defenisi kebudayaan dan defenisi filsafat, bertemu
dalam hal berfikir. Filsafat ialah cara atau metode berfikir sistematik dan universal
yang berujung pada setiap jiwa, sedangkaan kebudayaan adalah salah satu hasil
berfilsafat yang termaniferstasi pada cipta, rasa, dan karsa sikap hidup dan pandangan
hidup (Gazalba). Dengan demikian, jelaslah filsafat mengendalikan cara berfikir
kebudayaan. Di balik kebudayaan ditemukan filsafat. Perbedaan kebudayaan
dikembalikan kepada perbedaan filsafat.
Tuhan menentukan nilai melalui agama. Manusia menentukan nilai melalui
filsafat. Kebudayaan berpangkal pada manusia, maka yang menentukan kebudayaan
adalah filsafat.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan dan pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa hal,


antara lain :
1. kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa, dan karsa. kebudayaan sebagai cara berfikir
dan cara merasa, yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok
manusia, yang membentuk kesatuan social dalam suatu ruang ruang dan satu
waktu. Cara berfikir dan merasa merupakan kebudayaan bathiniah, sedangkan
manifestasinya dalam bentuk cara berlaku dan cara berbuat atau cara hidup adalah
kebudayaan lahiriah.
2. Kebudayaan memiliki tiga wujud atau peran yaitu: a) kebudayaan sebagai kompleks
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan. b) kebudayaan sebagi
kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. c)
kebudayaan sebagai wujud hasil karya manusia.
3. Hubungan antara Filsafat dan kebudayaan ialah filsafta sebagai cara atau metode
berfikir sistematik dan universal yang berujung pada setiap jiwa, sedangkaan
kebudayaan adalah salah satu hasil berfilsafat yang termaniferstasi pada cipta, rasa,
dan karsasikap hidup dan pandangan hidup
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Ahmad, 2000. Ilmu Pendidikan.filsatat kebudayaan moderen dan kono


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasir, imam,2010.filsafat umumjokjakarta, bandung;terbit terang.

Zapruklhan, Filsafat Umum Sebuah Pendekatan Tematik, 2012, jakarta; pt raja


grafindo prasada.

Nasir, imam,2010.filsafat umumjokjakarta, bandung;terbit terang.hlm.23-24


Zapruklhan, Filsafat Umum Sebuah Pendekatan Tematik, 2012, jakarta; pt raja grafindo
prasada.hlm .357

Fauzi, Ahmad, 2000. Ilmu Pendidikan.filsatat kebudayaan moderen dan kono


Bandung: Remaja Rosdakarya.hlm . 55-56

Anda mungkin juga menyukai