Anda di halaman 1dari 1

Syiah

Artikel utama: Islam Syiah di Indonesia


Aliran Syiah memainkan peran penting dalam periode awal penyebaran Islam
di Sumatra Utara (Aceh).[31] Kini, sisanya, di atas 1% pengikut, yakni 1—3 juta
orang, adalah Syiah mazhab Dua Belas Imam, Islam Syiah di Indonesia berada di
Sumatra, Jawa, Madura, dan Sulawesi, dan juga mazhab Ismailiyah di
Bali.[32] Semisal di antara subsuku Hadhrami Arab-Indonesia[33]. Perkumpulannya
utama yalah “Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia” (IJABI).[34]
Ahmadiyyah
Artikel utama: Ahmadiyyah di Indonesia
Ada pula sekitar 400 ribu (0,2%) pemeluk aliran Ahmadiyyah (“Jamaah Muslim
Ahmadiyah Indonesia”, JMAI) yang kehadirannya belakangan ini sering
dipertanyakan. Ahmadiyyah di Indonesia telah hadir sejak tahun 1925.[35] Pada
tanggal 9 Juni 2008, pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah surat
keputusan yang praktis melarang Ahmadiyah melakukan aktivitasnya ke luar.
Dalam surat keputusan itu dinyatakan bahwa Ahmadiyah dilarang
menyebarkan ajarannya.[36] Dari Ahmadiyyah utama memisahkan diri “Gerakan
Ahmadiyah-Lahore Indonesia” (GAI) lebih kecil yang di Jawa sejak tahun 1924.[35]
Kekristenan[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Kekristenan di Indonesia
Kekristenan, yakni Gereja Asiria Timur beraliran Nestorianisme telah hadir di
Nusantara di Sumatra Utara pada abad ke-7.[37] Fakta ini ditegaskan kembali
oleh (Alm) Prof. Dr. Sucipto Wirjosuprapto. Fakta ini dapat dimengerti dengan
penelitian dan rentetan berita dan kesaksian yang tersebar dalam jangka
waktu dan tempat yang lebih luas. Berita tersebut dapat dibaca dalam sejarah
kuno karangan seorang ahli sejarah Shaykh Abu Salih al-Armini yang menulis
buku "Daftar berita-berita tentang Gereja-gereja dan pertapaan dari provinsi
Mesir dan tanah-tanah di luarnya". yang memuat berita tentang 707 gereja
dan 181 pertapaan Serani yang tersebar di Mesir, Nubia, Abbessinia, Afrika
Barat, Spanyol, Arabia, India dan Indonesia. Dengan terus dilakukan
penyelidikan berita dari Abu Salih al-Armini kita dapat mengambil kesimpulan
kota Barus yang dahulu disebut Pancur dan saat ini terletak di dalam
Keuskupan Sibolga di Sumatra Utara adalah tempat kediaman umat Katolik
tertua di Indonesia. Di Barus juga telah berdiri sebuah Gereja dengan nama
Gereja Bunda Perawan Murni Maria (Gereja Katolik di Indonesia, seri 1,
diterbitkan oleh KWI).

Anda mungkin juga menyukai