PERILAKU ORGANISASI
KOMUNIKASI
DISUSUN OLEH :
MARWAH S.
C 201 16 097
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas individu
mata kuliah Perilaku Organisasi dengan judul “Komunikasi”. Penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada orang-orang yang memberi dukungan
selama pengerjaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 19
B. Saran ......................................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah
lepas dari yang namanya komunikasi, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Hal ini pasti selalu ada di dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi
sifat manusia itu sendiri adalah makhluk social yaitu makhluk yang tidak
dapat hidup sendiri melainkan perlunya interaksi dengan manusia
lainnya.
Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan
hanya dalam kehidupan manusia secara umum, namun dalam kehidupan
organisasi. Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita.
Kita semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi.
Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang
kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi
secara drastis.
1
Teori komunikasi matematis dari Shannon dan Weaver (1949; Weaver,
1949) sangat diterima secara luas sebagai salah satu dasar berkembangnya
ilmu komunikasi. Teori ini adalah contoh yang jelas dari mahzab proses, yang
memandang komunikasi sebagai transmisi pesan. Pemikiran mereka
berkembang selama perang dunia II didalam Bell Telephone Laboratories di
Amerika Serikat, dan fokus utama mereka adalah mencari jalan bagaimana
agar saluran-saluran komunikasi dapat digunakan seefisien mungkin. Bagi
mereka saluran utama adalah kabel telepon dan gelombang radio. Mereka
memproduksi sebuah teori yang memungkinkan mereka untuk mendekati
permasalahan terkait bagaimana mereka mengirimkan informasi dengan
jumlah yang maksimal pada saluran yang ada, dan bagaimana mengukur
kapasitas sebuah saluran untuk membawa informasi. Konsentrasi pada
saluran dan kapasitasnya sesuai bagi para akademisi yang memiliki latar
belakang matematika dan mesin, namun mereka juga mengaku bahwa teori
mereka dapat diterapkan secara luas pada keseluruhan pertanyaan terkait
komunikasi manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu komunikasi antarpribadi/interpersonal?
2. Apa itu komunikasi verbal dan nonverbal?
3. Apa itu komunikasi organisasi?
4. Apa itu konteks komunikasi antarpribadi/internasional?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi antarpribadi/interpersonal.
2. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi verbal dan nonverbal.
3. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi organisasi.
4. Untuk mengetahui konteks komunikasi antarpribadi/interpersonal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Komunikasi Antarpribadi/Interpersonal
3
komunikasi antara dua orang dimana kontak langsung terjadi dalam
bentuk percakapan, bisa langsung berhadapan muka (face to face) atau
bisa melalui media seperti telepon. Ciri khas komunikasi antarpribadi
yakni dua arah atau timbal balik.
4
c. Fungsi Komunikasi Antarpribadi
1. Fungsi Sosial
a) Untuk kebutuhan biologis dan psikologis
Sejak lahir kita tidak dapat hidup sendiri untuk bertahan
hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain
untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan
minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses
dan kebahagiaan. Melalui komunikasi pula kita dapat memenuhi
kebutuhan emosional dan meningkatkan kesehatan mental kita.
b) Mengembangkan hubungan timbal balik
Komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-
reaksi yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan
baik secara verbal maupun nonverbal, seorang penerima
bereaksi dengan jawaban verbal atau menganggukkan kepala,
kemudian orang pertama ereaksi lagi setelah menerima respon
atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu seterusnya.
c) Untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu diri sendiri
Komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita,
aktualisasi diri, kelangsungan hidup untuk memperoleh
kebahagiaan, terhindar dari tekanan, dan pembentukan konsep
diri. Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita
dan itu hanya bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan
orang lain kepada kita.
d) Menangani konflik
Untuk melakukan komunikasi dengan baik, sebaiknya kita
mengetahui situasi dan kondisi serta karakteristik lawan bicara
kita. Manusia bisa menjadi sangat sensitif pada bahasa tubuh,
ekspresi wajah, postur, gerakan, intonasi suara yang akan
5
membantu individu untuk memberi penekanan pada kebenaran,
ketulusan dan reliabilitas dari komunikasi itu sendiri sehingga
komunikasi itu sendiri dapat mempengaruhi pola pikir lawan
bicara.
6
menimbulkan kesalahpahaman antarpribadi yang dapat membuat
perpecahan.
3. Kebenaran yang semu: Maksud dari kebenaran yang semu adalah
benar tidak dan salahpun juga tidak. Dalam sebuah komunikasi harus
ada kejelasan ataupun kejujuran agar ada keterbukaan antarpribadi.
4. Penipuan: Dalam sebuah komunikasi bila terjadi penipuan akan
merusak keakraban yang sudah terjadi dan sudah terpelihara selama
ini.
5. Tujuan yang tidak jelas: Dalam komunikasi harus ada kejelasan
dalam berhubungan agar ada tujuan yang pasti, apabila tidak ada
tujuan yang jelas akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
6. Salah paham: Terkadang di dalam suatu komunikasi terjadi salah
paham dalam interpretasi, respon, dan asumsi. Dan ini membuat
suatu kesalahpahaman dalam berkomunikasi sehingga dari
kesalahpahaman ini bisa terjadi perusakan suatu komunikasi.
7. Sisi historis/pelngalaman: Setiap orang pasti memiliki pengalaman
sendiri-sendiri. Apabila dari pengalaman orang yang satu dengan
yang lain tidak ada titik temu maka terjadi kelasahpahaman.
8. Menganggap enteng lawan bicara: Dalam suatu komunikasi atau
hubungan kita harus bisa menghormati antar personal agar tercipta
suatu hubungan yang harmonis. Tapi apabila tidak ada rasa saling
menghormati maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
misalnya pemutusan hubungan.
9. Mendominasi pembicaraan: Komunikasi dua arah akan berhasil bila
kita saling mengisi dan melengkapi. Bila ada seorang yang lebih
mendominasi suatu pembicaraan, komunikasi tersebut tidak akan
efektif dan tidak akan berjalan dengan lancar.
10. Pihak ketiga: Ketika terjadi komunikasi dua arah ada pihak ketiga
yang datang tanpa diundang sehingga dapat merusak suatu
komunikasi yang sudah terbina dari awal.
7
B. Komunikasi Verbal dan Nonverbal
a. Komunikasi verbal
8
b) Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama
manusia
c) Untuk menciptaakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.
2. Kata-kata
Kata merupakan unti lambang terkecil dalam bahasa. Kata
adalah lambing yang melambangkan atau mewakili sesuatu hal,
entah orang, barang, kejadian, atau keadaan. Jadi, kata itu bukan
orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri. Makna kata tidak ada
pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara kata dan
hal yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang.
b. Komunikasi nonverbal
Bahasa Tubuh. Bahasa tubuh yang berupa raut wajah, gerak kepala,
gerak tangan, gerak-gerik tubuh mengungkapkan berbagai perasaan,
isi hati, isi pikiran, kehendak, dan sikap orang.
9
Tanda. Dalam komunikasi nonverbal tanda mengganti kata-kata,
misalnya bendera, rambu-rambu lalu lintas darat, laut, udara; aba-aba
dalam olahraga.
Tindakan/Perbuatan. Ini sebenarnya tidak khusus dimaksudkan
mengganti kata-kata, tetapi dapat menghantarkan makna. Misalnya,
menggebrak meja dalam pembicaraan, menutup pintu keras-keras
pada waktu meninggalkan rumah, menginjak gas mobil dengan kuat.
Semua itu mengandung makna tersendiri.
Objek. Objek sebagai bentuk komunikasi nonverbal juga tidak
mengganti kata, tetapi dapat menyampaikan arti tertentu. Misalnya,
pakaian, aksesoris, rumah, perabotan rumah, harta benda, kendaraan,
hadiah, dll.
10
Komunikasi nonverbal sangat penting bagi kebermaknaan suatu
komunikasi, namun sulit untuk dipelajari karena memiliki hambatan-
hambatan yaitu, antara lain:
C. Komunikasi Organisasi
11
a. Pengertian Komunikasi Organisasi Menurut Para Ahli
12
berada dalam tataran manajemen untuk fungsi pemberian instruksi
serta berisi pesan-pesan regulatif yang mengarah pada orientasi kerja.
1. Hambatan
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan
disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini
dipengaruhi oleh perasaan atau dalam situasi emosional.
Hambatan dalam penyandian/symbol. Hal ini dapat terjadi karena
bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti
lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan
penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam
penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio
dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam
menafsirkan sandi oleh si penerima
Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian
pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka
tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
13
Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan
tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan
interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif,
cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan
kesehatan (cacat tubuh misalnya orang yang tuna wicara), gangguan
alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik
Faktor pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang
mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit
antara pemberi pesan dan penerima pesan. Misalnya : adanya
perbedaan bahasa (bahasa daerah, nasional, maupun internasional),
adanya istilah-istilah yang hanya berlaku pada bidang-bidang tertentu
saja, misalnya bidang bisnis, industri, kedokteran, dll.
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu
komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang
berbeda antara pengirim dan penerima pesan, sehingga menimbulkan
emosi diatas pemikiran-pemikiran dari si pengirim maupun si
penerima pesan yang hendak disampaikan.
5. Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi,
persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau
ketidakmampuan alat-alat panca indera seseorang, dll.
14
D. Konteks Komunikasi Antarpribadi/Interpersonal
DIREKTUR
MANAJER BAGIAN
BAGIAN KEUANGAN
MANUFAKTURING PEMASARAN
PEKERJA
15
Komunikasi ke bawah terjadi jika manajer atau penyelia mengirimkan
pesan kepada satu orang bawahan atau lebih.
Komunikasi kebawah seringkali berbentuk pemberian instruksi
atau penjelasan bagaimana seorang atasan menginginkan suatu tugas
diselesaikan. Para atasan mengirimkan informasi mengenai peraturan,
kebijakan, dan standar minimum. Para atasan juga memberikan informasi
untuk menilai prestasi bawahan atau memotivasi seorang bawahan.
Komunikasi ke bawah menetapkan suatu organisasi bisnis. Apabila
sebagian besar dalam organisasi dalam bisnis berasal dari puncak
(vertikal ke bawah) dan biasanya berupa instruksi, gaya organisasi
cenderung otokrasi. Apabila sebagian besar komunikasi ke bawah
bersifat mendukung dan memiliki unsur perhatian yang besar terhadap
bawahan, rangkaian sifat akan lebih bersifat mendukung. Komunikasi
seperti itu akan mendorong pembentukan kolaborasi antara pimpinan dan
pegawai.
b. Komunikasi dari bawah ke atas
Upward Communication (komunikasi ke atas) merupakan suatu
kondisi yang mungkin lebih penting dari downward communication.
Saluran upward communication membawa data dari pelanggan mengenai
produksi barang dan pelayanan, dan segala kebutuhan yang diperlukan
untuk operasi organisasi dari hari ke hari. Keterangan ini dapat
digunakan bila orang-orang yang berada di level atas di suatu organisasi
adalah orang-orang yang memiliki keterampilan mendengar,
mengumpulkan feedback dan dapat dipercaya. Bila tidak ada komitmen
untuk melakukan pendekatan-pendekatan seperti ini maka akan terjadi
”culture of silence” atau budaya diam dan atau ”culture of silos” yang
mungkin berlaku, yang akan membawa konsekuensi dampak yang serius
untuk organisasi dengan tanpa peringatan awal untuk menanggulangi
bencana, ini mungkin akan membawa krisis yang besar. Dalam beberapa
situasi, tidak ada berita merupakan berita yang sangat buruk, dan berita
buruk adalah tiada berita; staff pada level bawah akan segan untuk
16
memberikan berita buruk, yang mungkin vital bagi kehidupan organisasi,
bila tidak didengar, lebih parahnya dapat memancing kritik sebuah
budaya ”shoot the messenger”.
Upward communication dapat pula menjadi sumber ide-ide baru
dan penyelesaian masalah yang kreatif, terutama karena orang-orang di
bagian bawah hirarki dekat dengan masalah-masalah spesifik dan dapat
lebih waspada kepada solusi praktis daripada orang-orang yang berada di
puncak hirarki. Komunikasi ke atas membawa informasi dari tingkat
bawah ke tingkat atas organisasi. Informasi itu mungkin konsen pada
aktivitas lingkungan luar atau internal pada tingkat bawah organisasi.
Para pimpinan organisasi menerima feedback tentang efektifitas
keputusan yang telah diambilnya. Anggota tingkat bawah mempunyai
kesempatan untuk menginformasikan dan mengajukan keluhan, dan
memberikan saran untuk pengembangan. Komunikasi ke atas terjadi jika
pesan mengalir dari bawahan ke manajer atau atasan. Para pegawai harus
melaporkan kemajuan mereka dalam penyelesaian tugas-tugas; jika ada,
tugas-tugas apa yang menyebabkan masalah bagi mereka; saran-saran
bagi peningkatan produk atau peningkatan prosedur; dan yang terpenting
adalah perasaan mereka mengenai bagaiaman asegala sesuatu berjalan.
Komunikasi keatas merupaakan hal yang penting, para manajer
memerlukan umpan balik yang akurat mengenai pesan-pesan mereka
apakah telah dipahami atau bagaimana keputusan-keputusan tersebut
diterima setelah masalah-masalah apa yang dikembangkan.
c. Komunikasi lateral
Lateral atau horizontal communication mengambil tempat satu
level dalam organisasi. Sebagai contoh, di dalam tim, diantara kepala
departemen dan diantara pengkoordiansi dan peranan penghubung.
Terkadang, semakin cepat dan semakin efektif sebuah pesan terkirim
secara horizontal daripada upward maupun downward.
Horizontal communication yang bagus sering menghalangi
persaingan, perilaku teritorial, dan spesialisasi fungsi pekerjaan yang
17
berlebihan, yang dapat semakin mempertegas batas in group/out group,
penggunaan jargon ataupun meniadakan kode-kode dan keseganan untuk
membagi informasi.
Komunikasi lateral atau horizontal terjadi antar rekan kerja.
Anggota tim dan departemen harus berkomunikasi untuk memperluas
hubungan kerja mereka. Karena jalur otoritas tidak berseberangan, maka
komunikasi lateral ini lebih cepat daripada komunikasi ke atas atau ke
bawah secara hirarkis. Komunikasi horizontal terjadi antara orang-orang
yang pada tingkat yang sama atau orang-orang yang pada tingkat yang
berhubungan pada divisi yang berbeda dalam suatu organisasi.
Komunikasi horizontal yang efektif dapat membantu orang-orang untuk
mengkoordinasikan proyek menyelesaikan masalah, memberikan
pemeriksaan informasi, memecahkan konflik-konflik dan membuka jalan
bagi terciptanya hubungan-hubungan bisnis. Seringkali komunikasi
horizontal terhalang karena kecemburuan, hambatan spesialisasi teknis,
atau lokasi yang terpisah dan terlalu banyak arus informasi yang diterima
pegawai untuk memproses data secara tepat.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-antar-pribadi
http://faisal-wibowo.blogspot.co.id/2013/01/komunikasi-verbal-dan-
nonverbal.html
https://sramadhan94.wordpress.com/2016/02/01/komunikasi-organisasi/
http://jtanzilco.com/blog/detail/729/slug/komunikasi-organisasi
https://aliyahnuraini.wordpress.com/2009/03/24/arah-komunikasi-dalam-
organisasi-horizontal-diagonal-upward-downward/
20