Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PERILAKU ORGANISASI
KOMUNIKASI

DISUSUN OLEH :

MARWAH S.

C 201 16 097

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas individu
mata kuliah Perilaku Organisasi dengan judul “Komunikasi”. Penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada orang-orang yang memberi dukungan
selama pengerjaan makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.


Penulis memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sangat diharapkan demi peningkatan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Palu, 10 Mei 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Komunikasi Antarpribadi/Interpersonal ................................................... 3


B. Komunikasi Verbal dan Nonverbal........................................................... 8
C. Komunikasi Organisasi ............................................................................. 11
D. Konteks Komunikasi Antarpribadi/Interpersonal ..................................... 15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 19
B. Saran ......................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah
lepas dari yang namanya komunikasi, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Hal ini pasti selalu ada di dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi
sifat manusia itu sendiri adalah makhluk social yaitu makhluk yang tidak
dapat hidup sendiri melainkan perlunya interaksi dengan manusia
lainnya.
Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan
hanya dalam kehidupan manusia secara umum, namun dalam kehidupan
organisasi. Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita.
Kita semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi.
Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang
kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi
secara drastis.

Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka,


melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang
membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang
sama.

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication yang


berakar dari kata commumis. Artinya adalah sama makna mengenai sesuatu
hal. Dengan kata lain suatu peristiwa komunikasi akan berlangsung apabila
orang-orang yang terlibat di dalamnya memiliki kesamaan persepsi atau
makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. Sebagai istilah,
komunikasi dapat diartikan sebagai penyampaian dan penerimaan pesan atau
informasi di antara dua orang atau lebih dengan menggunakan simbol verbal
dan non verbal.

1
Teori komunikasi matematis dari Shannon dan Weaver (1949; Weaver,
1949) sangat diterima secara luas sebagai salah satu dasar berkembangnya
ilmu komunikasi. Teori ini adalah contoh yang jelas dari mahzab proses, yang
memandang komunikasi sebagai transmisi pesan. Pemikiran mereka
berkembang selama perang dunia II didalam Bell Telephone Laboratories di
Amerika Serikat, dan fokus utama mereka adalah mencari jalan bagaimana
agar saluran-saluran komunikasi dapat digunakan seefisien mungkin. Bagi
mereka saluran utama adalah kabel telepon dan gelombang radio. Mereka
memproduksi sebuah teori yang memungkinkan mereka untuk mendekati
permasalahan terkait bagaimana mereka mengirimkan informasi dengan
jumlah yang maksimal pada saluran yang ada, dan bagaimana mengukur
kapasitas sebuah saluran untuk membawa informasi. Konsentrasi pada
saluran dan kapasitasnya sesuai bagi para akademisi yang memiliki latar
belakang matematika dan mesin, namun mereka juga mengaku bahwa teori
mereka dapat diterapkan secara luas pada keseluruhan pertanyaan terkait
komunikasi manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu komunikasi antarpribadi/interpersonal?
2. Apa itu komunikasi verbal dan nonverbal?
3. Apa itu komunikasi organisasi?
4. Apa itu konteks komunikasi antarpribadi/internasional?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi antarpribadi/interpersonal.
2. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi verbal dan nonverbal.
3. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi organisasi.
4. Untuk mengetahui konteks komunikasi antarpribadi/interpersonal.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komunikasi Antarpribadi/Interpersonal

Komunikasi antarpribadi dinilai sangat efektif untuk merubah perilaku


orang lain, bila terdapat persamaan mengenai makna yang dibincangkan.
Tanda khusus yang ada di komunikasi antarpribadi ini terletak pada arus balik
langsung. Arus balik tersebut memiliki daya tangkap yang mudah
untuk komunikator baik ecara verbal dalam bentuk kata maupun non verbal
dalam bentuk bahasa tubuh seperti anggukan, senyuman, mengernyitkan dahi
dan lain sebagainya.

Selama proses komunikasi antarpribadi berlangsung sangat penting


terjadinya interaksi berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan
individu atau individu dengan antar individu supaya terjadi umpan balik dan
tidak menimbulkan kesalah pahaman dalam berkomunikasi.

a. Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Menurut Joseph A.Devito dalam buku The Interpersonal


Communication Book (Devito, 1989:4), komunikasi antarpribadi adalah
proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua individu atau antar
individu dalam kelompok dengan beberapa efek dan umpan balik
seketika. Sedangkan menurut Evert M Rogers dalam Depari, komunikasi
antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut, dengan
interaksi tatap muka antara beberapa orang pribadi.

Lain halnya dengan Dean Barnulus (Liliweri, 1991:12) yang


mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi, dihubungkan dengan
pertemuan antara dua individu, tiga individu ataupun lebih yang terjadi
secara spontan dan tidak berstruktur. Begitu pula Onong U.Effendy
(Effendy,1993:61), mengutarakan komunikasi antarpribadi adalah

3
komunikasi antara dua orang dimana kontak langsung terjadi dalam
bentuk percakapan, bisa langsung berhadapan muka (face to face) atau
bisa melalui media seperti telepon. Ciri khas komunikasi antarpribadi
yakni dua arah atau timbal balik.

b. Tujuan Komunikasi Antarpribadi

Tujuan pokok dalam berkomunikasi adalah untuk mempengaruhi


orang lain, dan menjadikan diri kita sebagai suatu agen yang dapat
mempengaruhi, agen yang dapat menentukan atas lingkungan kita
menjadi sesuatu yang kita maui (Sugiyo, 2005: 9). Berdasarkan pendapat
tersebut dapat dirumuskan bahwa tujuan komunikasi antarpribadi adalah:

1. Untuk memahami dan menemukan diri sendiri.


2. Menemukan dunia luar sehingga dapat dengan mudah menyesuaikan
diri dengan lingkungan.
3. Membentuk dan memelihara hubungan yang bermakna dengan orang
lain,
4. Melalui komunikasi antarpribadi, individu dapat mengubah sikap
dan perilaku sendiri dan orang lain,
5. Komunikasi antarpribadi merupakan proses belajar,
6. Mempengaruhi orang lain,
7. Mengubah pendapat orang lain, dan
8. Membantu orang lain.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan komunikasi antarpribadi adalah


untuk dapat bersosialisasi dengan orang lain, membantu orang lain.
Melalui komunikasi antarpribadi ini kita dapat menjadikan diri sebagai
suatu agen yang dapat mengubah diri dan lingkungan sesuai dengan yang
kita kehendaki, selain itu komunikasi ini juga bertujuan sebagai suatu
proses belajar menuju perubahan yang lebih baik.

4
c. Fungsi Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi memiliki 2 fungsi, yaitu fungsi sosial dan


fungsi pengambilan keputusan, yakni:

1. Fungsi Sosial
a) Untuk kebutuhan biologis dan psikologis
Sejak lahir kita tidak dapat hidup sendiri untuk bertahan
hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain
untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan
minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses
dan kebahagiaan. Melalui komunikasi pula kita dapat memenuhi
kebutuhan emosional dan meningkatkan kesehatan mental kita.
b) Mengembangkan hubungan timbal balik
Komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-
reaksi yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan
baik secara verbal maupun nonverbal, seorang penerima
bereaksi dengan jawaban verbal atau menganggukkan kepala,
kemudian orang pertama ereaksi lagi setelah menerima respon
atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu seterusnya.
c) Untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu diri sendiri
Komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita,
aktualisasi diri, kelangsungan hidup untuk memperoleh
kebahagiaan, terhindar dari tekanan, dan pembentukan konsep
diri. Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita
dan itu hanya bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan
orang lain kepada kita.
d) Menangani konflik
Untuk melakukan komunikasi dengan baik, sebaiknya kita
mengetahui situasi dan kondisi serta karakteristik lawan bicara
kita. Manusia bisa menjadi sangat sensitif pada bahasa tubuh,
ekspresi wajah, postur, gerakan, intonasi suara yang akan

5
membantu individu untuk memberi penekanan pada kebenaran,
ketulusan dan reliabilitas dari komunikasi itu sendiri sehingga
komunikasi itu sendiri dapat mempengaruhi pola pikir lawan
bicara.

2. Fungsi Pengambilan Keputusan


a) Manusia berkomunikasi untuk membagi informasi
Dalam proses memberi atau bertukar informasi, komunikasi
memiliki pengaruh yang sangat efektif digunakan karena
dalam hal ini komunikasi dapat mewakili informasi yang
dikehendaki dalam pesan yang ia sampaikan sebagai bahan
perakapan pada kegiatan komunikasi.
b) Manusia berkomunikasi untuk mempengaruhi orang lain
Komunikasi yang berfungsi seperti ini mengandung muatan
persuasif dalam arti pembicara ingin pendengarnya
mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikan
akurat dan layak untuk diketahui. Bahkan komunikasi yang
sifatnya menghibur pun secara tidak langsung membujuk
khalayak untuk melupakan persoalan hidup mereka.

d. Hambatan Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang dilakukan antara


dua orang atau lebih. Dalam komunikasi antarpribadi terdapat beberapa
hambatan, hambatan-hambatan tersebut antara lain, sebagai berikut:

1. Bahasa: Bila dalam suatu komunikasi ada kesalahpahaman yang


terjadi yang disebabkan oleh bahasa, itu akan menjadi hambatan
dalam komunikasi.
2. Budaya: Bila dalam komunikasi ada perbedaan latar budaya dan
tidak terdapat titik temu antar satu dengan yang lain, hal ini dapat

6
menimbulkan kesalahpahaman antarpribadi yang dapat membuat
perpecahan.
3. Kebenaran yang semu: Maksud dari kebenaran yang semu adalah
benar tidak dan salahpun juga tidak. Dalam sebuah komunikasi harus
ada kejelasan ataupun kejujuran agar ada keterbukaan antarpribadi.
4. Penipuan: Dalam sebuah komunikasi bila terjadi penipuan akan
merusak keakraban yang sudah terjadi dan sudah terpelihara selama
ini.
5. Tujuan yang tidak jelas: Dalam komunikasi harus ada kejelasan
dalam berhubungan agar ada tujuan yang pasti, apabila tidak ada
tujuan yang jelas akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
6. Salah paham: Terkadang di dalam suatu komunikasi terjadi salah
paham dalam interpretasi, respon, dan asumsi. Dan ini membuat
suatu kesalahpahaman dalam berkomunikasi sehingga dari
kesalahpahaman ini bisa terjadi perusakan suatu komunikasi.
7. Sisi historis/pelngalaman: Setiap orang pasti memiliki pengalaman
sendiri-sendiri. Apabila dari pengalaman orang yang satu dengan
yang lain tidak ada titik temu maka terjadi kelasahpahaman.
8. Menganggap enteng lawan bicara: Dalam suatu komunikasi atau
hubungan kita harus bisa menghormati antar personal agar tercipta
suatu hubungan yang harmonis. Tapi apabila tidak ada rasa saling
menghormati maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
misalnya pemutusan hubungan.
9. Mendominasi pembicaraan: Komunikasi dua arah akan berhasil bila
kita saling mengisi dan melengkapi. Bila ada seorang yang lebih
mendominasi suatu pembicaraan, komunikasi tersebut tidak akan
efektif dan tidak akan berjalan dengan lancar.
10. Pihak ketiga: Ketika terjadi komunikasi dua arah ada pihak ketiga
yang datang tanpa diundang sehingga dapat merusak suatu
komunikasi yang sudah terbina dari awal.

7
B. Komunikasi Verbal dan Nonverbal

Pesan yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima dapat dikemas


secara verbal dengan kata-kata atau nonverbal tanpa kata-kata. Komunikasi
yang pesannya dikemas secara verbal disebut komunikasi verbal, sedangkan
komunikasi yang pesannya dikemas secara nonverbal disebut komunikasi
nonverbal. Jadi, komunikasi verbal adalah penyampaian makna dengan
menggunakan kata-kata. Sedang komunikasi nonverbal tidak menggunakan
kata-kata.

a. Komunikasi verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-


kata, entah lisan maupun tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai
dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, mereka
mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud
mereka menyampaikan fakta, data, dan infromasi serta menjelaskannya,
saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar.
Dalam komunikasi verbal, bahasa memegang peranan penting.

Ada beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal, yaitu:


1. Bahasa
Pada dasarnya bahasa adalah suatu system lambang yang
memungkinkan orang berbagi makna. Dalam komunikasi verbal,
lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa verbal entah
lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu
bangsa atau suku berasal dari interaksi dan hubungan antara
warganya satu sama lain.
Bahasa memiliki banyak fungsi, namun sekurang-kurangnya ada
tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan
komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi itu adalah:
a) Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita;

8
b) Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama
manusia
c) Untuk menciptaakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.

2. Kata-kata
Kata merupakan unti lambang terkecil dalam bahasa. Kata
adalah lambing yang melambangkan atau mewakili sesuatu hal,
entah orang, barang, kejadian, atau keadaan. Jadi, kata itu bukan
orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri. Makna kata tidak ada
pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara kata dan
hal yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang.

b. Komunikasi nonverbal

Dalam kehidupan nyata, komunikasi nonverbal jauh lebih banyak


dipakai daripada komunikasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara
otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi
nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur
mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan.

Komunikasi nonverbal adalah semua aspek komunikasi selain kata-


kata itu sendiri. Ini termasuk bagaimana kita mengucapkan kata-kata
(infleksi, volume), fitur, lingkungan yang mempengaruhi interaksi (suhu,
pencahayaan), dan benda-benda yang mempengaruhi citra pribadi dan
pola interaksi (pakaian, perhiasan, mebel). Komunikasi nonverbal dapat
berupa bahasa tubuh, tanda (sign), tindakan/perbuatan (action), atau
objek (object).

 Bahasa Tubuh. Bahasa tubuh yang berupa raut wajah, gerak kepala,
gerak tangan, gerak-gerik tubuh mengungkapkan berbagai perasaan,
isi hati, isi pikiran, kehendak, dan sikap orang.

9
 Tanda. Dalam komunikasi nonverbal tanda mengganti kata-kata,
misalnya bendera, rambu-rambu lalu lintas darat, laut, udara; aba-aba
dalam olahraga.
 Tindakan/Perbuatan. Ini sebenarnya tidak khusus dimaksudkan
mengganti kata-kata, tetapi dapat menghantarkan makna. Misalnya,
menggebrak meja dalam pembicaraan, menutup pintu keras-keras
pada waktu meninggalkan rumah, menginjak gas mobil dengan kuat.
Semua itu mengandung makna tersendiri.
 Objek. Objek sebagai bentuk komunikasi nonverbal juga tidak
mengganti kata, tetapi dapat menyampaikan arti tertentu. Misalnya,
pakaian, aksesoris, rumah, perabotan rumah, harta benda, kendaraan,
hadiah, dll.

Albert Mahrabian (1971) yang menyimpulkan bahwa tingkat


kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7% berasal dari bahasa
verbal, 38% dari vocal suara, dan 55% dari ekspresi muka. Ia juga
menambahkan bahwa jika terjadi pertentangan antara apa yang
diucapkan seseorang dengan perbuatannya, orang lain cenderung
mempercayai hal-hal yang bersifat nonverbal. Oleh sebab itu, Mark Kapp
(1978) menyebut bahwa penggunaan kode nonverbal dalam
berkomunikasi memiliki fungsi untuk:

a) Meyakinkan apa yang diucapkannya (repetition)


b) Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diuraikan dengan
kata-kata (substation)
c) Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya
(identity)
d) Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum
sempurna

10
Komunikasi nonverbal sangat penting bagi kebermaknaan suatu
komunikasi, namun sulit untuk dipelajari karena memiliki hambatan-
hambatan yaitu, antara lain:

a) Hambatan konsepsi atau pemahaman


Dalam komunikasi bisa terjadi kesalahpahaman antara orang-orang
yang berkomunikasi. Kesalahpahaman itu terjadi karena beberapa
sebab, yaitu:
 Komunikasi nonverbal bersifat insting dan tidak dapat
dipelajari.
 Adanya keyakinan bahwa komunikasi nonverbal seperti ekspresi
wajah dan postur tubuh merefleksikan ciri biologis dan
kematangan yang bersifat herediter dari komunikator.
 Banyaknya gerak isyarat yang digunakan dalam komunikasi
membuatnya sulit untuk dipelajari secara praktis dan sistematis
dalam hubungannya dengan perilaku manusia.
b) Hambatan sejarah
Pada awalnya, cara pergerakan dalam penggunaan bahasa dianggap
perlu dilakukan untuk menarik perhatian audience, bukan sebagai
pelengkap dan pembuat pesan yang ingin disampaikan.
c) Hambatan metodologi
Diperlukan peralatan yang mahal untuk mempelajari komunikasi
nonverbal.

C. Komunikasi Organisasi

Dalam menjalankan proses bisnis perusahaan, interaksi yang dilakukan


baik antara pihak manajemen maupun staf tidak pernah terlepas dari adanya
proses komunikasi. Komunikasi organisasi adalah proses pertukaran
informasi antar individu dalam satu wadah kelompok dimana tejadi proses
kerjasama diantara anggotanya dalam memanfaatkan sumber daya agar
mampu mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

11
a. Pengertian Komunikasi Organisasi Menurut Para Ahli

Goldhaber (1986), memberikan pengertian komunikasi organisasi


yang artinya sebagai berikut, Komunikasi organisasi yaitu proses
menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan
yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang
tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.

Sedangkan Katz dan Kahn mengatakan bahwa komunikasi


organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi, dan
pemindahan arti didalam suatu organisasi. Komunikasi organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok
formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu
sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara
kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang
harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan,
pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi
informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya
bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.

b. Fungsi Komunikasi Organisasi

Adapun fungsi dari komunikasi organisasi yaitu, antara lain:

1. Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem


pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu
organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak,
lebih baik dan tepat waktu.

2. Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang


berlaku dalam suatu organisasi. Berkaitan dengan oang-orang yang

12
berada dalam tataran manajemen untuk fungsi pemberian instruksi
serta berisi pesan-pesan regulatif yang mengarah pada orientasi kerja.

3. Fungsi persuasif. Memiliki fungsi bagi pihak manajemen untuk


memberikan perintah dengan lebih persuasif kepada karyawannya.

4. Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan


saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan
pekerjaan dengan baik melalui hubungan komunikasi yang bersifat
formal dan informal sehingga dapat menumbuhkan keinginan untuk
berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap
organisasi.

c. Hambatan Komunikasi dalam Organisasi

1. Hambatan
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan
disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini
dipengaruhi oleh perasaan atau dalam situasi emosional.
 Hambatan dalam penyandian/symbol. Hal ini dapat terjadi karena
bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti
lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan
penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
 Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam
penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio
dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
 Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam
menafsirkan sandi oleh si penerima
 Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian
pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka
tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.

13
 Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan
tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan
interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif,
cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan
kesehatan (cacat tubuh misalnya orang yang tuna wicara), gangguan
alat komunikasi dan sebagainya.

3. Hambatan Semantik
Faktor pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang
mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit
antara pemberi pesan dan penerima pesan. Misalnya : adanya
perbedaan bahasa (bahasa daerah, nasional, maupun internasional),
adanya istilah-istilah yang hanya berlaku pada bidang-bidang tertentu
saja, misalnya bidang bisnis, industri, kedokteran, dll.

4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu
komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang
berbeda antara pengirim dan penerima pesan, sehingga menimbulkan
emosi diatas pemikiran-pemikiran dari si pengirim maupun si
penerima pesan yang hendak disampaikan.

5. Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi,
persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau
ketidakmampuan alat-alat panca indera seseorang, dll.

14
D. Konteks Komunikasi Antarpribadi/Interpersonal

DIREKTUR

MANAJER BAGIAN
BAGIAN KEUANGAN
MANUFAKTURING PEMASARAN

SUPERVISOL SUPERVISOL SUPERVISOL SUPERVISOL


SUPERVISOL KREDIT SUPERVISOL KREDIT
AKUNTANSI PRODUKSI PERIKLANAN PENJUALAN

PEKERJA

a. Komunikasi dari atas ke bawah


Downward Communication (komunikasi kebawah)
mengkomunikasikan pesan dari yang memiliki kekuasaan kepada yang
lebih sedikit kekuasaannya; merupakan model umum komunikasi dalam
sebuah organisasi. Komunikasi ini melibatkan instruksi, anggaran yang
disetujui atau tidak, pernyataan kebijakan, variasi dalam standar prosedur
operasi dan mencatat perubahan-perubahan lainnya, pengumuman
umum, pertemuan, ekspresi tujuan, sasaran, dan pernyataan misi. Pesan-
pesan ini mungkin dapat dikirimkan lewat memo, email, catatan, dan
saluran individu ke grup atau dari individu ke individu; atau mereka
mungkin saja dapat disampaikan tidak langsung melalui orang lain dalam
hirarki. Selama proses pengiriman, pesan asli dapat di edit, ditambah,
dikurangi, dijelaskan, atau bahkan diubah.
Komunikasi ke bawah membawa informasi yang berhubungan
dengan tugas pada seseorang yang melakukan tugas tersebut. Ia juga
membawa informasi tentang kebijakan dan prosedur, serta bisa jadi
digunakan untuk feedback yang bersifat motivasional pada karyawan.

15
Komunikasi ke bawah terjadi jika manajer atau penyelia mengirimkan
pesan kepada satu orang bawahan atau lebih.
Komunikasi kebawah seringkali berbentuk pemberian instruksi
atau penjelasan bagaimana seorang atasan menginginkan suatu tugas
diselesaikan. Para atasan mengirimkan informasi mengenai peraturan,
kebijakan, dan standar minimum. Para atasan juga memberikan informasi
untuk menilai prestasi bawahan atau memotivasi seorang bawahan.
Komunikasi ke bawah menetapkan suatu organisasi bisnis. Apabila
sebagian besar dalam organisasi dalam bisnis berasal dari puncak
(vertikal ke bawah) dan biasanya berupa instruksi, gaya organisasi
cenderung otokrasi. Apabila sebagian besar komunikasi ke bawah
bersifat mendukung dan memiliki unsur perhatian yang besar terhadap
bawahan, rangkaian sifat akan lebih bersifat mendukung. Komunikasi
seperti itu akan mendorong pembentukan kolaborasi antara pimpinan dan
pegawai.
b. Komunikasi dari bawah ke atas
Upward Communication (komunikasi ke atas) merupakan suatu
kondisi yang mungkin lebih penting dari downward communication.
Saluran upward communication membawa data dari pelanggan mengenai
produksi barang dan pelayanan, dan segala kebutuhan yang diperlukan
untuk operasi organisasi dari hari ke hari. Keterangan ini dapat
digunakan bila orang-orang yang berada di level atas di suatu organisasi
adalah orang-orang yang memiliki keterampilan mendengar,
mengumpulkan feedback dan dapat dipercaya. Bila tidak ada komitmen
untuk melakukan pendekatan-pendekatan seperti ini maka akan terjadi
”culture of silence” atau budaya diam dan atau ”culture of silos” yang
mungkin berlaku, yang akan membawa konsekuensi dampak yang serius
untuk organisasi dengan tanpa peringatan awal untuk menanggulangi
bencana, ini mungkin akan membawa krisis yang besar. Dalam beberapa
situasi, tidak ada berita merupakan berita yang sangat buruk, dan berita
buruk adalah tiada berita; staff pada level bawah akan segan untuk

16
memberikan berita buruk, yang mungkin vital bagi kehidupan organisasi,
bila tidak didengar, lebih parahnya dapat memancing kritik sebuah
budaya ”shoot the messenger”.
Upward communication dapat pula menjadi sumber ide-ide baru
dan penyelesaian masalah yang kreatif, terutama karena orang-orang di
bagian bawah hirarki dekat dengan masalah-masalah spesifik dan dapat
lebih waspada kepada solusi praktis daripada orang-orang yang berada di
puncak hirarki. Komunikasi ke atas membawa informasi dari tingkat
bawah ke tingkat atas organisasi. Informasi itu mungkin konsen pada
aktivitas lingkungan luar atau internal pada tingkat bawah organisasi.
Para pimpinan organisasi menerima feedback tentang efektifitas
keputusan yang telah diambilnya. Anggota tingkat bawah mempunyai
kesempatan untuk menginformasikan dan mengajukan keluhan, dan
memberikan saran untuk pengembangan. Komunikasi ke atas terjadi jika
pesan mengalir dari bawahan ke manajer atau atasan. Para pegawai harus
melaporkan kemajuan mereka dalam penyelesaian tugas-tugas; jika ada,
tugas-tugas apa yang menyebabkan masalah bagi mereka; saran-saran
bagi peningkatan produk atau peningkatan prosedur; dan yang terpenting
adalah perasaan mereka mengenai bagaiaman asegala sesuatu berjalan.
Komunikasi keatas merupaakan hal yang penting, para manajer
memerlukan umpan balik yang akurat mengenai pesan-pesan mereka
apakah telah dipahami atau bagaimana keputusan-keputusan tersebut
diterima setelah masalah-masalah apa yang dikembangkan.
c. Komunikasi lateral
Lateral atau horizontal communication mengambil tempat satu
level dalam organisasi. Sebagai contoh, di dalam tim, diantara kepala
departemen dan diantara pengkoordiansi dan peranan penghubung.
Terkadang, semakin cepat dan semakin efektif sebuah pesan terkirim
secara horizontal daripada upward maupun downward.
Horizontal communication yang bagus sering menghalangi
persaingan, perilaku teritorial, dan spesialisasi fungsi pekerjaan yang

17
berlebihan, yang dapat semakin mempertegas batas in group/out group,
penggunaan jargon ataupun meniadakan kode-kode dan keseganan untuk
membagi informasi.
Komunikasi lateral atau horizontal terjadi antar rekan kerja.
Anggota tim dan departemen harus berkomunikasi untuk memperluas
hubungan kerja mereka. Karena jalur otoritas tidak berseberangan, maka
komunikasi lateral ini lebih cepat daripada komunikasi ke atas atau ke
bawah secara hirarkis. Komunikasi horizontal terjadi antara orang-orang
yang pada tingkat yang sama atau orang-orang yang pada tingkat yang
berhubungan pada divisi yang berbeda dalam suatu organisasi.
Komunikasi horizontal yang efektif dapat membantu orang-orang untuk
mengkoordinasikan proyek menyelesaikan masalah, memberikan
pemeriksaan informasi, memecahkan konflik-konflik dan membuka jalan
bagi terciptanya hubungan-hubungan bisnis. Seringkali komunikasi
horizontal terhalang karena kecemburuan, hambatan spesialisasi teknis,
atau lokasi yang terpisah dan terlalu banyak arus informasi yang diterima
pegawai untuk memproses data secara tepat.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan


hanya dalam kehidupan manusia secara umum, namun dalam kehidupan
organisasi. Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita.
Kita semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi.
Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang
kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi
secara drastis.

Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka,


melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang
membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang
sama.

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication yang


berakar dari kata commumis. Artinya adalah sama makna mengenai sesuatu
hal. Dengan kata lain suatu peristiwa komunikasi akan berlangsung apabila
orang-orang yang terlibat di dalamnya memiliki kesamaan persepsi atau
makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. Sebagai istilah,
komunikasi dapat diartikan sebagai penyampaian dan penerimaan pesan atau
informasi di antara dua orang atau lebih dengan menggunakan simbol verbal
dan non verbal.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari


sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan di dalamnya. Oleh karena itu,
penulis sangat membutuhkan saran dari pembaca.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-antar-pribadi

http://faisal-wibowo.blogspot.co.id/2013/01/komunikasi-verbal-dan-
nonverbal.html

https://sramadhan94.wordpress.com/2016/02/01/komunikasi-organisasi/

http://jtanzilco.com/blog/detail/729/slug/komunikasi-organisasi

https://aliyahnuraini.wordpress.com/2009/03/24/arah-komunikasi-dalam-
organisasi-horizontal-diagonal-upward-downward/

20

Anda mungkin juga menyukai