PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Psikologi perkembangan sebagai cabang ilmu psikologi yang meneliti
berbagai perubahan yang terjadi pada individu yang dimulai sejak proses
persalinan berlangsung. Seorang bayi merah yang baru saja lahir alias keluar
dari rahim Ibunya, di dalam Ilmu Psikologi Perkembangan sudah
dikategorikan sebagai individu. Terlepas dari pascanatal yang dapat diukur
kadang pertumbuhan dan perkembangannya, masa prakonsepsi dan masa
pranatal adalah perkara penting yang juga harus diperhatikan untuk meneliti
dan mengawasi pola perkembangan individu.
Benar adanya pendapat para peneliti yang menyatakan bahwa meneliti
perkembangan manusia jika tidak dimulai sejak fase pranatal atau permulaan
kehidupan sama dengan menonton sandiwara atau film ditengah-tengah
penayangan atau melihat acara Televisi setelah program berjalan beberapa
waktu lamanya. Alangkah ruginya jika hanya dapat melihat proses
perkembangan seorang individu untuk diteliti secara tidak utuh. Jika saja
proses itu tetap berlangsung, maka akan sering ditemukan kesulitan-kesulitan
yang dapat membentur ketika proses penelitian berlangsung.
B. Rumusan Masalah
Maka dari itu, melalui makalah yang singkat dan sederhana ini penulis
menyajikan perkembangan psikologi manusia dimulai sejak masa prakonsepsi
terjadi yang selanjutnya melalui fase konsepsi yang kemudian terjadi
periodisasi pranatal sehingga terjadi proses pascanatal atau periode lahirnya
individu manusia baru yang lahir ke dunia. Di dalam makalah yang singkat ini
juga penulis mencoba menghadirkan beberapa konsep perkembangan manusia
yang dimulai sejak masa pranatal, neonatal hingga fase bayi yang diprediksi
berakhir di usia 24 bulan, yang selanjutnya akan mengalami masa balita,
kanak-kanak dan mengalami masa perkembangan dan pertumbuhan
selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Periode Prakonsepsi
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang istimewa dan menyandang
gelar sebagai khalifah Allah yang diciptakan berpasang-pasangan untuk
menyempurnakan kebahagiaan di dunia dan di akhrirat serta untuk
menumbuhkan dan berbagi kebaikan di dunia. Sebagaimana diungkapkan
dahulu bahwasanya manusia diciptakan dari tanah setelah melalui proses yang
disempurnakan dan ditiupkan dari tanah setelah melalui proses yang
disempurnakan dan ditiupkan padanya ruh dari Tuhannya. Dari sini jelas
bahwa manusia merupakan kesatuan dua unsur pokok yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Sebagaimana halnya dengan air yang merupakan perpaduan antara
oksigen dengan hidrogen dalam keadaan tertentu. Bila kadar oksigen dan
hidrogennya dipisahkan, maka ia tidak akan menjadi air lagi. Dalam
pemebentukan senyawa kimia dijelaskan bahwa senyawa harus terbentuk dari
dua unsru yang berbeda jenis (laki-laki dan perempuan) dan sifat yang diikat
dalam satu area medan energi. Proses terbentuknya senyawa dikarenakan
ketidakseimbangan masing-masing atom unsur yang membutuhkan penyatuan
agar saling melengkapi.
Adapun masa prakonsepsi merupakan masa persiapan individu dewasa
menuju masa konsepsi atau dikenal dengan istilah pernikahan yang bertujuan
untuk membentuk generasi-generasi atau keturunan yang diinginkan dan yang
sesuai dengan tuntutan zaman. Dalam rentang waktu prakonsepsi, individu
diminta untuk memilih pasangan yang akan mendampingi hidupnya dan orang
yang akan saling melengkapi kekurangan dan kelebihan satu sama lainnya
agar terjadi kehidupan rumahtangga yang harmoni dan seimbang dengan
didasari fondasi ketaatan dalam beragama yang kokoh.
Tak sebatas pencarian atau pemilihan calon pasangan yang kelak akan
bekerjasama dalam hal membentuk gen-gen dan kromosom baru dalam proses
pembentukan individu baru pasca konsepsi, pemeliharaan terhadap kesehatan
jiwa dan raga juga harus diperhatikan dan dipertimbangkan agar dapat
menghasilkan generasi yang gemilang. Tak sampai disana, ketika masa
prakonsepsi tengah berlangsung, individu tersebut diminta untuk mencukupi
atau membekali diri dengan pengetahuan-pengetahuan yang berkaitan dengan
proses konsepsi, pranatal, hingga pascanatal individu baru yang kelak akan
menghiasi muka bumi.
Pembekalan tak sekadar berbatas pada bidang materi, melainkan
bidang nonmateri berikut kecerdasan emosi, kognisi dan spiritual yang
menjadi penunjang manusia menuju lapis tingkatan tertinggi Islam, yakni
Ihsan. Ditambah lagi dengan tuntutan pembangunan karakter bangsa yang
memerlukan keteladan dan sentuhan sejak dini mungkin (pranatal/janin)
sampai masa dewasa. Periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang
paling sensitif adalah periode di dalam keluarga. Pola asuh orangtua sangat
berpengaruh terhadap penanaman nilai-nilai agama, sosial dan moral manusia.
Untuk itu diperlukan pendidikan bagi para calon orangtua untuk dapat
melakukan pola asuh yang tepat untuk melatakkan dasar-dasar pendidikan
berkarakter bagi anggota keluarga dalam rangka pembinaan karakter agama
bangsa yang berkelanjutan.
Tak sampai disana, para peneliti sepakat bahwa salah satu cara terbaru
untuk mengajarkan perilaku bermoral kepada anak adalah dengan memberikan
contoh yang baik. Melalui metode tersebut, anak dapat meningkatkan
kecerdasan moralnya. Para Psikolog Perkembangan anak juga menemukan
adanya satu kondisi yang membuat anak dapat mencontoh sikap baik, yaitu
banyaknya kesempatan anak melihat contoh atau sikap tersebut.
B. Periode Pranatal
Banyak hal yang terjadi dalam hidup seorang manusia sejak dilahirkan.
Pada suatu masa, para manusia merupakan organisme mikroskopis yang
mengapung dalam lautan cairan di Rahim Ibu. Penyair abad ke-19, Samuel
Taylor pernah mengatakan, “sejarah manusia selama sembilan bulan sebelum
dilahirkan mungkin adalah sejarah yang paling menarik, dan mengadung
peristiwa-peristiwa mengejutkan dan menakjubkan dibanding dengan tahun-
tahun sesudahnya.
Banyak pengorbanan, kisah-kisah ajaib dan bernilai tinggi selama fase
kehamilan berlangsung. Dalam sembilan bulan yang singkat, sebuah sel
tunggal telah mengembangkan kemampuannya untuk hidup dan berfungsi
sebagai manusia dengan potensi perubahan fisik, kognitif, sosial-emosional
yang lebih jauh. Akan tetapi tetap saja dalam proses perkembangannya akan
terdapat hambatan hambatan yang dapat mengganggu proses perkembanganya
4. Periode zigot
Kelaparan
Jika terjadi kasus kelaparan pada masa pranatal, besar kemungkinan
zigot akan mati karena kelaparan apabila hanya sedikit sekali kuning
telur yang dapat mempertahankan kehidupannya sampel zigot itu dapat
menyangkutkan diri pada dinding uterine atau bila zigot terlalu lama
tinggal di dalam tuba.
Kurangnya persiapan uterine
Implantasi tidak dapat terjadi bila pada waktunya dinding uterine
belum siap menerima zigot karena adanya ketidakseimbangan kalenjar.
Implantasi di tempat yang salah
Kalau zigot menjadi terikat pada jaringan fibroid yang kecil di dalam
dinding uterine atau pada dinding Tuba Fallopi, zigot tidak mendapat
makanan dan akan mati.
5. Periode embrio
Keguguran
Keguguran bisa terjadi disebabkan jatuh, kejutan emosi, gangguan-
gangguan kalenjar, kekurangan vitamin dan penyakit-penyakit
berbahaya seperti pneumonia dan diabetes, dapat menyebabkan embrio
keluar dari tempatnya di dalam dinding uterine, yang mengakibatkan
keguguran. Keguguran yang disebabkan karena kondisi yang kurang
baik pada masa pranatal cenderung terjadi antara minggu kesepuluh
dan kesebelas setelah pembuahan.
Ketidakteraturan perkembangan
Kondisi tersebut terjadi bila kasus Malnutrisi Ibu berlangsung,
kekurangan vitamin dan kalenjar, penggunaan obat-obatan, alkohol
dan tembakau yang berlebihan dan penyakit seperti diabetes dan cacar.
6. Periode janin
Keguguran
Kasus keguguran selalu mungkin terjadi sampai kehamilan bulan
kelima, hal tersebut disebabkan lemahnya kondisi janin yang tengah
dikandung oleh Sang Ibu. Melewati fase-fase rentan tersebut,
keguguran juga tidak tertutup kemungkinan untuk terjadi.
Prematur
Janin yang beratnya kurang dari 2 pon 3 ons mempunyai kesempatan
hidup yang lebih kecil daripada janin-janin yang lebih berat dan
mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mengalami perkembangan
salah bentuk. Hal tersebut disebabkan kurangnya asupan gizi dan hal-
hal berbahaya yang terjadi selama proses kehamilan berlangsung.
Komplikasi pada saat melahirkan
Kondisi ini terjadi ketika Si Ibu mengalami tekanan sehingga
mempengaruhi kotraksi uterine dan cenderung mengakibatkan
komplikasi (berbagai penyakit yang timbul pada masa bersamaan)
ketika proses melahirkan berlangsung. Misalnya, penyakit diabetes,
asma dan hipertensi.
Ketidakteraturan perkembangan
Hal tersebut terjadi ketika kondisi yang tidak baik terjadi selama
periode embrio berlangsung sehingga akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anggota-anggota tubuh janin dan
memperlambat seluruh pola perkembangan janin. Jika saja
pertumbuhan tersebut mengalami hambatan, maka perkembangan
psikologi yang terjadi juga akan mengalamai gangguan.
Sedangkan masalah-masalah yang terjadi diluar kondisi janin atau
yang disebabkan lingkungan eksternal pada masa pranatal yang dapat
menyebabkan gangguan perkembangan psikologi manusia dalam
menjalankan kehidupannya di masa depan pasca persalinan adalah sebagai
berikut:
1. Anak yang tidak diinginkan
Perkara tersebut bisa saja terjadi karena hubungan gelap yang
dilakukan oleh sepasang manusia laki-laki dan perempuan tanpa
perencanaan yang matang, sehingga terjadi kehamilan janin yang tidak
diinginkan. Misalnya karena akan membuat malu atau ‘aib keluarga
2. Tidak menghendaki anak pada saat itu
Kondisi ini terjadi pada pasangan menikah yang belum memiliki
program untuk memiliki anak atau kembali memiliki anak. Hal
tersebut bisa saja disebabkan kesibukan kedua pasangan atau
disebabkan kesibukan untuk mengasuh dan mendidik anak yang sudah
dilahirkan.
3. Lebih menyukai anak dengan jenis kelamin tertentu
Kasus tersebut terjadi pada pasangan yang sepakat dan sangat ingin
memiliki anak dari jenis kelamin tertentu. Misalnya ingin memiliki
anak laki-laki setelah memiliki 3 orang anak perempuan berturut-turut.
4. Konsep anak impian
5. Tidak menginginkan anak kembar
Masalah ini muncul ketika melakukan USG di usia kehamilan yang
memasuki masa usia kehamilan tua menunjukkan bahwa jumlah anak yang
dikandung tidak sesuai dengan yang diinginkan dan direncanakan. Hal
tersebut bisa saja terjadi disebabkan kekekhawatiran pasangan orangtua
untuk mengasuh, mendidik, menafkahi dan memenuhi kebutuhan buah
hati.
6. Menginginkan pengguguran atau aborsi
Kondisi ini bisa disebabkan oleh pelbagai kemungkinan. Misalnya ketika
melakukan pemeriksaan terdeteksi bahwa terdapat kemungkinan besar
terjadi kecacatan fisik pada janin yang akan dilahirkan. Dengan
disebabkan rasa malu dan gengsi, kedua pasangan calon orangtua tersebut
dengan tega membunuh janinnya dengan cara aborsi.
7. Penghinaan kepada anak yang dikandung
Kondisi ini lumrah terjadi pada janin yang dikandung akibat hubungan
gelap. Sebab tidak tahan menanggung malu, Sang Ibu kerap menghina
janin yang dikandungnya dengan kata-kata negatif yang dapat
mengganggu perkembangan psikologi si janin.
8. Stress maternal
Gangguan tersebut merupakan stress emosional berat dalam kehamilan
yang dapat mempengaruhii bayi dalam kandungan karena perubahan-
perubahan fisiologis yang dialami ibu dapat memeliki konsekuensi-
konsekuensi pada aliran darah di dalam rahim dan kadar oksigen yang
tersedia ketika janin berada dalam kandungan.
9. Obat-obatan resep maupun nonresep serta obat illegal
Obat-obatan tersebut disinyalir dapat menyebabkan gangguan-gangguan
yang membahayakan si janin dan Ibu yang mengandung. Mencakup
antibiotik-antibiotik tertentu, misalnya streptomisin, hormon-hormon
sintetik lainnya. Obat-obatan nonresep yang berpotensi membahayakan
janin pada masa kehamilan adalah pil diet dan aspirin.
10. Alkohol dan tembakau
Mengkonsumsi alkohol dan tembakau pada Ibu hamil dilarang sebab dapat
menyebabkan kecacatan dan lambatnya perkembangan psikologi janin
yang dapat mempengaruhi keadaannya ketika telah dilahirkan.
11. Bahaya-bahaya lingkungan
Radiasi dapat mengakibatkan mutasi gen, abnormalitas kromosom lebih
tinggi pada anak-anak dengan Ayah yang terpapar radiasi tingkat tinggi
dalam pekerjaan sehari-hari mereka. Sinar X pada masa awal-awal
kehamilan dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin di kandungan.
Bahaya lain mencakup polutan seperti karbon monoksida, merkuri, pupuk-
pupuk tertentu, dan pestisida juga berbahaya untuk tumbuh kembang janin
yang dapat terhambat.
Dalam sudut pandang evolusi, yang membedakan manusia dengan hewan adalah
ukuran otak manusia yang lebih besar. Masa bayi adalah masa perkembangan
dalam 18 hingga 24 minggu setelah kelahiran merupakan masa yang paling kaay
akan perubahan, kedua setelah prenatal. Semasa bayi, anak-anak yang mengalami
perubahan dari makhluk yang nyaris tidak dapat bergerak sendiri menajdi
makhluk yang bergerak secepat kaki mereka melangkah.
Sedangkan menurut hukum yang berlaku, bayi yang baru lahir merupakan
individu belum dewasa sampai mencapai usia kematangan yang legal. Di
Amerika, fase ini digenapkan ketika mencapai usia 8 tahun. Istilah medis
berpendapat bahwa bayi adalah seorang anak yang muda usianya, tetapi tidak
ditetapkan batasan usia berapa individu tidak lagi tergolong bayi dan menjadi
seorang anak. Adapun fase bayi merupakan fase yang tidak dapat diukur waktu
berlangsungnya fase tersebut.
2. Ciri-Ciri Bayi
Pada masa bayi tengah terjadi proses perkembangan fisik yang dimulai dari
pertambahan ukuran tubuh. Berkembangnya anggota tubuh bayi, proporsi fisik
pada bayi (bayi bukanlah miniatur orang dewasa), perkembangan fungsi
fisiologisnya sudah mengalami perkembangan dan aktifitas yang mulai normal.
1. Perkembangan otak
Seiring dengan bayi berjalan, berbicara, berlari, menggoyangkan kerincingan,
tersenyum dan cemberut, maka otaknya akan mengalami perubahan secara tajam.
Setelah dilahirkan dan pada awal masa bayi, 100 milyar neuron di otak saling
terhubung secara normal.
1. Tahap sensorimotorik
Bayi membangun pemahaman tentang dunia, dengan mengkoordinasikan
pengalaman dengan tindakan fisik. Bayi berkembang dari tindakan refleks secara
naluriah ketika, untuk memulai memahami pemikiran simbolis pada akhir tahap
ini.
4. Aktivitas Bayi
Gerakan-gerakan yang dihasilkan oleh bayi belum memasuki tahap
kesempurnaan. Karena belum matangnya kondisi neurofisiologis bayi, tidak dapat
diharapkan bahwa gerakan-gerakannya terkoordinasi atau berarti. Gerakan-
gerakannya juga tidak berhubungan dengan kejadian-kejadian di lingkungan atau
dibawah kendali bayi.
Aktivitas yang terjadi di masa bayi dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu
aktivitas menyeluruh dan aktivitas khusus. Adapun aktivitas menyeluruh meliputi
kegiatan menyeluruh terjadi di seluruh tubuh bila salah satu bagian tubuh
dirangsang sekalipun kegiatan yang paling menonjol terjadi pada daerah yang
dirangsang. Sedangkan aktivitas khusus meliputi bagian-bagian tubuh tertentu.
Aktivitas ini termasuk gerak refleks, yang merupakan tanggapan yang tepat
terhadap rangsangan indra khusus dan tidak berubah dengan pengulangan
rangsangan yang sama, dan tanggapan umum yang menggunakan kelompok otot
yang lebih besar daripada otot-otot yang terlibat dalam refleks-refleks dan yang
dapat dibangkitkan rangsangan dari luar maupun dari dalam.
5. Vokalisasi Bayi
Vokalisasi bayi monatal dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu: suara tangis dan
suara yang eksplosif. Selama masa neonatal dan bulan-bulan pertama dari masa
bayi, tangis merupakan bentuk suara yang menonjol. Namun dari sudut pandang,
suara eleksplosif adalah jenis suara yang lebih penting karena akhirnya
mengembangkan kemampuan berbicara, misalnya berceloteh.
1. Pendengaran
Terdapat pendapat yang menyatakan bahwa pendengan merupakan indera yang
paling sedikit berkembang pada waktu kelahiran, sebagian disebabkan karena
telinga tengah yang tersumbat oleh cairan amniotik selama beberapa hari pertama
kelahiran. Nada frekuensi rendah dapat lebih cepat didengar daripada frekuensi
tinggi dan bayi lebih cepat bereaksi kepada suara manusia daripada suara-suara
lain.
1. Penciuman
Sel-sel untuk penciuman yang terletak di bagian atas hidung telah berkembang
pada waktu lahir. Hakikatnya bayi dapat membedakan bau yang dapat dilihat dari
usaha untik menghindari rangsangan yang kurang menyenangkan dengan cara
menangis dan membalik-balikkan tubuh dan kepala dan terhadap rangsangan yang
menyenangkan bayi memberikan reaksi mengisap-isap dan keadaan badan yang
tenang.
1. Pengecapan
Karena pengecapan sangat dipengaruhi oleh penciuman dan karena sel-sel untuk
pengecapan yang terletak di permukaan lidah dan di daerah pipi telah berkembang
maka pengecapan bayi sudah tajam. Pada umumnya bayi memberikan reaksi yang
positif kepada rangsangan yang manis dengan tubuh yang tenang dan dengan
mengisap-isap, dan memberikan reaksi negati kepada rangsangan yang asin, asam
dan pahit dengan menangis, menggeliat, melempar atau memainkan makanan
tersebut.
1. Kepekaan organik
Kepekaan terhadap rasa lapar sudah sepenuhnya berkembang pada saat lahir dan
kontraksi-konstraksi lapar terjaasi pada hari pertama. Pada saat itu rasa haus juga
ada
1. Kepekaan kulit
Alat indera untuk perabaan, tekanan, dan suhu sudah berkembang pada saat lahir
dan terletak dekat permukaan kulit. Kulit bibir sangat peka untuk diraba
sedangkan kulit tubuh, paha dan lengan kurang peka. Kepekaan terhadap rasa
dingin lebih berkembang daripada kepekaan terhadap panas.[9]
7. Pola Perkembangan Fisik Selama Masa Bayi
8. Berat badan
Pada usia empat bulanm berat bayi biasanya bertambah dua kali lipat setelah
melewati masa neonatal. Peningkatan berat tubuh selama bayi terutama
disebabkan karena meningkatkan jaringan lemak
1. Tinggi
Pada usia empat bulan, tak hanya sekadar berat badan yang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Tinggi badan juga mengalami pertumbuhan
yang pesat.
1. Proporsi fisik
Pertumbuhan kepala berkurang dalam masa bayi, sedangkan pertumbuhan dalam
badan dan tungkai meningkat.
1. Tulang
Terjadinya peningkatan jumlah tulang pada masa bayi. Ubun-ubun atau daerah
otak yang lunak 50% bayi yang lahir telah tertutup pada usia delapan belas bulan,
dan pada hampir semua bayi telah tertutup pada dua tahun.
1. Bangun tubuh
Selama tahun kedua, ketika proporsi tubuh berubah, bayi mulai memperlihatkan
kecendrungan bangun tubuh yang berkarakter. Tiga bangun tubuh yang paling
lazim adalah ektomorfik, yang cenderung panjang dan langsing, endomorfik, yang
cenderung bulat dan gemuk, dan mesomorfik, yang cenderung berat, keras, dan
empat persegi panjang
1. Gigi
Rata-rata bayi mempunyai empat hingga enam gigi susu pada usia satu tahun dan
16 pada usia dua tahun. Gigi yang pertama muncul adalah gigi depan, sedangkan
yang terakhir adalah gigi geraham. Empat gigi susu yang terakhir biasanya baru
muncul pada tahun pertama masa kanak-kanak.
1. Susunan saraf
Pada waktu lahir, berat otak adalah seperdelapan dari berat total bayi.
Pertambahan berat otaj paling peat pada usia dua tahun. Otak kecil yang berperan
penting untuk menjaga keseimbangan dan pengendalian tubuh, bertambah
beratnya tiga kali lipat satu tahun sesudah kelahiran. Ini berlaku jua untuk otak
besar, sel-sel yang belum matang pada waktu kelahiran secara perlahan
berkembang dengan baik dan sempurna.
1. Konsep berat
Konsep tentang berar dalam masa bayi tidaklah tepat, bayi menganggap benda-
benda yang kecil sebagai benda yang ringan dan benda-benda yang besar
dikategorikan sebagai benda yang berat.
1. Konsep waktu
Bayi tidak mengerti berapa lama waktu yang diperlukan untuk makan dan
membuat susu misalnya dan tidak mempenyai konsep tentang perjalanan waktu.
Hanya dengan jadwal harian yang kaku dapatlah ia mengetahui pagi, siang dan
malam.
1. Konsep diri
Bayi mengembangkan konsep-diri fisik dengan melihat kaca dan memegang-
megang berbagai bagian tubuh. Konsep diri psikologi berkembang kemudian dan
terutama didasarkan pada anggapan orang-orang yang berarti tentang dirinya.
Sebelum masa bayi berakhir kebanyakan bayi mengerti bahwa is adalah bayi laki-
laki atau bayi perempuan
1. Konsep peran-seks
Pada akhir masa bayi kebanyakan para bayi memiliki konsep yang pasti tentang
apa yang harus dilakukan dan dikatakan oleh kelompok laki-laki dan peremuan,
dan juga bagaimana ia diharapkan menampilkan dirinya.
1. Konsep sosial
Pada usia delapan bulan, bayi memberikan reaksi kepada orang-orang lain yang
ditampilkan dalam ekspresi wajahnya, walaupunhanya sedikit bukti yang
menunjukkan bahwa bayi dapat mengerti dengan tepat apa maksud emosi-emosi
tersebut pada akhir masa bayi.
1. Konsep keindahan
Antara usia enam sampai dua puluh bulan, bayi mulai bereaksi terhadap beberapa
warna. Ia juga cepat mengatakan bahwa sesuatu itu bernilai bagus.
1. Konsep kelucuan
Pada usia empat bulan, bayi menganggap permainan suara atau ocehan sebagai
sebuah lelucon, dan ia menyukai buih-buih dalm minuman susunya dan senang
pada ceburan air mandi. Pada usia enam bulan, ia merasa gembira dengan
menjatuhkan benda-benda yang diberikan kepadanya dan pada usia satu tahun ia
gemar membuat wajah yang lucu. Anak usia dua tahun tertawa pada
ketangkasannya sendiri seperti menyusup melalui jalan yang sempit.[11]
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis rangkum dari makalah sederhana
diatas adalah bahwasanya peranan persiapan individu untuk menghadapi periode
konsepsi di fase prakonsepsi penting untuk memahami perkembangan individu
yang akan dihasilkan. Hal tersebut disebabkan pengaruh yang besar dari kedua
orangtua terhadap perkembangan psikologi buah hatinya. Jika saja masa
prakonsepsi tidak diatur dengan baik, maka dikahwatirkan terjadi penyesalan atau
kekecewaan dari masing-masing pasangan individu dalam mengarungi bahtera
fase konsepsi yang dihadapi.
Terakhir, masa perkembangan bayi hingga usia yang sampai saat ini belum
disepakati batasnya perkembangan psikologi manusia juga banyak dibentuk di
masa-masa bayi tersebut. Jika saja terjadinya ketidaksiapan di fase prakonsepsi,
pranatal dan bayi maka dikhawatirkan akan terjadi perkembangan psikologi yang
kurang sempurna di kehidupan.
2. Saran
Dengan hadirnya makalah ini dihadapan pembaca, semoga dapat memberi
manfaat untuk kepentingan pengembangan dan perluasan ilmu yang dimiliki.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan isi dari makalah ini dan makalah-makalah
selanjutnya.