Anda di halaman 1dari 16

BAB 2

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT


Prof. Dr. Achamd Tafsir dalam bukunya (2004) , edisi revisi
Filsafat umum akal dan hati sejak thales sampai capra.
Dijelaskan bahwa orang yg mula-mula menggunakan akal
secara serius adalah orang yunani bernama thales (kira-kira
tahun 624-546 SM), orang inilah yg digelari bapak filsafat.
Karena ia mengajukan pertanyaan yg aneh, yaitu apakah
sebenarnya bahan alam semesta ? Ia sendiri menjawab air.
Setiap manusia memiliki keterbatasan serta kesadaran
dlm hal berfilsafat dan akan dilakukan apabila dirinya merasa
kecil dan terbatas dibandingkan dengan alam sekitarnya atau
pun pada saat seseorang merasa takut mengalami tantangan
akan kegagalan atau penderitaan, Selain itu filsafat juga tidak
terlepas dari rasa heran /ragu dan kagum
1. Pengertian filsafat

 secara etimologis, kata falsafah berasal dari bahasa yunani, yaitu


Philosophia:
 philo/philos/philen yg artinya cinta/pecinta/mencintai.
 Sophia, yang berarti kebijakan/wisdom/kearifan/hikmah/hakikat
kebenaran.
 berfilsafat berati berfikir sedalam-dalamnya (merenung) terhadap
sesuatu secara metodik, sistematis, menyeluruh dan universal untuk
mencari hakikat sesuatu/kebenaran.
 Filsafat artinya cinta akan kebijakan atau hakikat kebenaran
 menurut D. Runes, Filsafat berarti ilmu yg paling umum yg mengandung
usaha kebijakan dan cinta akan kebijakan.
 Filsafat juga tidak lepas dari rasa heran/ragu dan kagum, disamping
keterbatasan dan kesadaran yg dimiliki setiap manusia maka banyak
permasalahan kesemestaan ataupun duniawi
• Persoalan filsafat
1.Apakah sebenarnya hakikat dari alam semesta ini,
2.Dari manakah dan bagaimanakah terjadinya (wujud) alam semesta
3.Apakah yang sesungguhnya makna hakikat manusia,
4.Mengapa ada kelahiran dan dari mana sebelumnya manusia lahir,
5.Apakah sebenarnya yang menjadi tujuan dari kehidupan manusia itu,
6.Mengapa ada kematian dan bagaimana manusia sesudah mati
7.Apakah yang menjadi sumber kebenaran alam semesta ini dan apakah
makna tuhan,
Pancasila dapat digolongkan ke dalam filsafat dalam arti
produk dan Filsafat dalam dalam arti Praksis.
Berarti Filsafat Pancasila mengandung makna:
Pancasila sebagai filsafat sebagai fungsi dan peranan sebagai
pedoman dan pegangan dalam sikap dan tingkah laku dan
perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa
Indonesia di manapun mrk berada.
Sistematika Filsafat
filsafat mempunyai sistematik yang amat luas yang meliputi
hal utama, yaitu ontologi, epistemologi, dan axiologi.
a. Bidang ontologi adalah bidang filsafat yg menyelidiki hakikat dari
realita yang ada. Paham seperti idealisme, spiritualisme,
materialisme.
3. Kegunaan Ilmu Filsafat dan filsafat pancasila

• Kegunaan teoritik ilmu filsafat;


Dengan mempelajari filsafat orang menjadi bertambah
pengetahuannya, lebih mampu mempelajari sesuatu dngn cara yg baik,
mendalam, dan lebih luas, juga lbh mudah menjawab sesuatu yg
dinginkan pihak lain secara lbh mendalam dan mudah diterima dengan
baik.

o Kegunaan filsafat pancasila;


Selain manusia sbg perseorangan juga sbg warga suatu masyarakat
bangsa dlm mendukung cita-cita ataupun tujuan nasional krn filsafat
fancasila adalah landasan dasarnya.
Aliran – Aliran Filsafat

Aliran-aliran filsafat yang ada sejak dahulu sampai dengan sekarang


(lab.Pancasila IKIP. 1990:20-21).
a. ALIRAN MATERIALISME
Mengajarkan bahwa hakikat realitas kesemestaan alam termasuk mahkluk
hidup, manusia, ialah materi. Semua realitas hidup ditentukan oleh materi
(misalnya benda-ekonomi,makanan) terikat pada hukum alam, yaitu sebab
akibat (hukum kausalitas) yg bersifat obyektif.
b. ALIRAN IDEALISME/SPRITUALISME
Mengajarkan bahwa ide atau spirit manusia yg menentukan hidup dan
pengertian manusia, subjek manusia sadar atas realitas dirinya dan
kesemestaan, krn ada akal dan budi dan menyadari dirinya apalagi realitas
semata. Jadi diri ialah akal dan budi (ide dan spirit).
c. ALIRAN REALISME
Menggambarkan bahwa kedua aliran di atas, Materialisme
dan Idealisme yang bertentangan itu, tidak sesuai dengan
kenyataan (tidak realistis). Sesungguhnya, realitas
kesemestaan alam, terutama kehidupan bukanlah benda
(materi) semata-mata. Kehidupan, seperti tampak pada
tumbuh2an, hewan dan manusia, mrk hidup berkembang
biak, kemudian tua, akhirnya mati. Pastilah realitas demikian
lebih dari materi, krnya, realitas itu adalah paduan antara
benda (materi dan jasmani) dengan yg non materi (spiritual,
jiwa dan rohaniah) khususnya pd manusia, tampak dlm
gejala daya pikir, cipta dan budi jadi realisme mrpk sintesis
antara jasmani dan rohani, materi dan non-materi.
4. Nilai-nilai Pancasila Berwujud dan Bersifat Filsafat

Hakikat dan pokok – pokok yang terkandung di dalamnya, yaitu sebagai


berikut :
a. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berati bahwa nilai-nilai yang
terkandung dlm Pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam
mengatur sikap dan tingkah laku manusia Indonesia, dalm hubungan
dengan tuhan, masyarakat, dan alam semesta.
b. Pancasila sebagai dasar negara, ini berarti bahwa nilai – nilai yg
terkandung dalam Pancasila itu di jadikan dasar dan pedoman dalam
mengatur kehidupan bernegara, seperti diatur dlm UUD 1945. untuk
kegiatan-kegiatan praksis operasional diatur dlm TAP MPR N0.
III/MPR/2000 tentang sumber hukum dan tata urutan perundang-
undangan, yaitu sebagai berikut.
a. Undang –undang dasar 1945
b. Ketetapan MPR
c. Undang-undang /Perpu pengganti undang-undang.
d. Peraturan pemerintah
e. Peraturan presiden (Perpres)
f. Peraturan daerah

c. Filsafat Pancasila yang abstrak tercermin dalam pembukaan UUD 1945


yang merupakan uraian terinci dari proklamasi 17 Agustus 1945 yang
dijiwai Pancasila
d. Pancasila yg dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 merupakan suatu
kebulatan yang utuh.
e. Jiwa pancasila yang abstrak setelah tercetus menjadi Proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945, tercermin dalam pokok – pokok yang
terkandung dalam pembukaan UUD 1945
f. Berdasarkan penjelasan otentik UUD 1945, undang – undang dasar
menciptakan pokok pikiran yg terkandung dalam pembukaan UUD 1945
pada pasal – pasalnya. Hal ini dalam batang tubuh UUD 1945
menjelmakan pokok-pokok pikiran yg terkandung dalam pembukaan
UUD 1945 sebagai perwujudan dari jiwa Pancasila
g. Berhubung dengan itu, kesatuan tafsir sila-sila pancasila harus bersumber dan
berdasarkan Pembukaan dan Batang Tubuh Pancasila

h. Nilai – nilai yang hidup berkembang dalam masyarakat Indonesia yang belum
tertampung dalam pembukaan. UUD 1945 perlu diselidiki untuk memperkuat
dan memperkaya nilai – nilai Pancasila yg terkandung dalam pembukaan dan
batang tubuh UUD 1945, dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Nilai – nilai yg menunjang memperkuat kehidupan bermasyarakat
dan bernegara dapat kita terima asal tidak bertentangan dengan
kepribadian bangsa dan nilai-nilai yg terkandung dalam pancasila misalnya
referendum atau pemilihan presiden secara langsung.

2. Nilai – nilai yg melemahkan dan bertentangan dengan nilai-nilai


yang terkandung dalam pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 tidak
dimasukan sebagai nilai-nilai pancasila. Bahkan harus diusahakan tidak
hidup dan berkembang lagi dlm masyarakat Indonesia, misalnya
demontrasi dengan merusak bangunan/kantor, penjahat dihakimi massa,
atau penjarahan.
C. NILAI – NILAI PANCASILA MENJADI ARAH
KESEIMBANGAN DASAR DAN ARAH KESIMBANGAN ANTARA
HAK DAN KEWAJIBAN MANUSIA
Ada beberapa pandangan pokok mengenai hubungan manusia dalam
masyarakatnya, diantaranya :

1. Ada yang memberi arti yang sangat kuat kepada manusia sebagai
pribadi yang kuat pandangan ini memberi bobot yang berlebihan,
dimana akan terjadi persaingan bebas yang tidak jarang terjadi
penindasan terhadap kaum yng lemah, akhirnya membawa
kecendrungan hanya yang kuat sajalah yang dapat hidup, masyarakat
yang demikian menimbulkan kepincangan, karena tidak sesuai dengan
nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab serta asas keadilan sosial
bagi seluruh rakyat indonesia

2. Pandangan lain hubungan manusia dengan masyarakat yang


memberi bobot yang berlebihan terhadap masyarakat yang dianggap
segala-galanya, sehingga pribadi-pribadi dianggap seolah-olah sebuah
mesin raksasa masyarakat. Dalam masyarakat yang demikian, terasa
adanya tekanan batin sehingga kebahagiaan yang utuh tidak terpenuhi.
Berdasarkan kedua Pandangan diatas, bagaimanakah menurut
Pancasila dan hubungan antara manusia dengan masyarkatnya. Pancasila
tidak memilih salah satu dari pandangan itu dan juga tidak
menggabungkannya. Individualisme dan liberalisme maupun komunisme
dalam segala bentuknya tidak sesuai dengan pancasila.
Pancasila memandang bahwa kebahagian manusia akan tercapai,
jika dikembangkan hubungan yang serasi antara manusia dengan
masyarakat serta hubungan manusia dengan tuhan yang maha esa.
Apabila memahami nilai-nilai pancasila akan terkandung beberapa hubungan
manusia yang melahirkan keseimbangan antara hak dan kewajiban antara
hubungan tersebut, yaitu sebagai berikut.

a. HUBUNGAN VERTIKAL
hubungan manusia dengan tuhan yang maha kuasa, sebagai penjelmaan dari
nilai-nilai ketuhanan yang maha esa. Dalam hubungannya manusia memiliki
kewajiban melaksanakan perintahnya dan menghentikan atau menjauhkan
segala larangan-nya, sedangkan hak yang di terima rahmat yang tidak
terhingga yang diberikan oleh tuhan yang maha kuasa dan pembalasan amal
baik di akhirat nanti.
b. HUBUNGAN HORIZONTAL
hubungan horizontal adalah hubungan manusia dengan sesamanya, baik dalam
fungsinya sebagai warga masyarakat, warga bangsa dan warga negara,
hubungan tersebut melahirkan hak dan kewajiban yang seimbang, seperti
pajak yang dibayarkan kepada negara sebagai suatu kewajiban warga negara,
sedangkan hak yang diterima warga negara adalah pembangunan infrastruktur
( jalan raya, pengairan, dan lain-lain) sebagai kewajiban negara terhadap
rakyatnya.
C. HUBUNGAN ALAMIAH

Hubungan alamiah adalah hubungan manusia dengan alam sekitar yang


meliputi hewan, tumbuh-tumbuhan, dan alam dengan segala kekayaannya.
seluruh alam dengan segala isinya adalah untuk kebutuhan manusia,
namun manusia berkewajiban melestarikan alam dan kekayaannya, karena
alam mengalami penyusutan yang nilai-nilainya semakin berkurang
sedangkan manusia yg membutuhkannya makin lama makin bertambah.
oleh sebab itu memelihara kelestarian alam mrp kewajiban manusia
sedangkan hak yang diterima oleh manusia dari alam sudah tidak terhingga
banyaknya. Dengan demikian, hubungan manusia dengan alam memiliki
keseimbangan antara hak dan kewajiban sebagaimana hubungan manusia
dengan masyarakat dan tuhan yang maha esa.
Alasan yang prinsifil pancasila sebagai pandangan hidup dengan fungsinya
tersebut diatas adalah sebagai berikut :
1. Mengakui adanya kekuatan gaib yang ada diluar diri manusia menjadi
pencipta serta mengatur serta penguasa alam semesta.
2. Keseimbangan dalam hubungan, keserasian-keserasian dan untuk
menciptakannya perlu pengendalian diri
3. Dalam mengatur hubungan, peranan dan kedudukan bangsa sangat
penting, persatuan dan kesatuan sebagai bangsa merupakan nilai sentral.
4. Kekeluargaan, gotong royong, kebersamaan, serta musyawarah untuk
mufakat dijadikan sendi kehidupan bersama.
5. Kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup.

Anda mungkin juga menyukai