TUBUH
&
JIWA
BAB 7
02 Manusia terdiri dari jiwa dan
tubuh. Jiwa dan tubuh
merupakan topik sangat
penting dalam filsafat
manusia. Konsep rational
animal dan religious animal
ingin melihat manusia dari
struktur metafisik dan fisik.
Manusia dilihat sebagai
makluk yang terdiri dari
materi dan forma, atau tubuh
dan jiwa
03
Tingkah Laku
Y.H. Krikorian mengemukakan pandangan
ini dalam A Naturalistic View of Mind yang
dimuat dalam buku Naturalism and The
Human Spirit (1944). Pandangan ini dianut
behaviorisme dan naturalisme. Jiwa adalah
respons, tapi tiap respons bukan otomatis
bersifat kejiwaan. Oksidasi, yang terjadi
karena orang bernafas, misalnya. bukan
proses kejiwaan, meskipun pernafasan itu
terjadi di bawah kendali pusat2 otak
manusia. Gerak refleks bukan proses
kejiwaan, tapi respons mekanistis kimiawi
MUNCULNYA
08
JIWA
Ada beberapa teori tentang
bagaimana jiwa muncul. Aliran
tradusianisme, kreasionisme, dan
kresionisme
MUNCULNYA JIWA 10
Jiwa adalah penerima impresi-impresi pancaindra dari stimuli luar. Impresi-impresi itu disimpan dalam bagian ingatan
jiwa dan digunakan kemudian jika dibutuhkan. Pandangan ini diajarkan John Locke, David Hume, B.F. Skinner.
Rene Descartes
Ketika dia merasa sangsi, artinya bahwa dia sangsi. Manusia adalah Cogito ergo sum. Kesadaran adalah fakta dasar
dan primer atau kebenaran dari eksistensi manusia.
Edmund Husserl
Dengan konsep intensionalitas. Jiwa bersifat intensional: aktif, mengarah ke suatu objek. Ia menerima stimuli
dari dalam dan luar diri dengan aktif, selalu “menenun” semuanya menjadi suatu pandangan atas realitas yang adalah
milikku.
1. Immediate animation
mengajarkan bahwa
jiwa muncul sejak
terjadi pertemuan sel-
sel reproduktif.
tingkat
sektrokompleksitas
tertentu {de chardin}
Jiwa bersifat spiritual dan
sederhana{simplex}.
Jiwa bersifat spiritual sebab
berdasarkan hakikat intrinsiknya,
KEKEKALAN
jiwa bebas dari materi. Ia tidak
terikat pada materi.
JIWA
bersifat esensial karena ia
merupakan bentuk substansial
manusia. Ia bersifat integral sebab
ia bukan kuantitas yang memiliki
keluasaan.
Kematian adalah saat terputuhnya
hubungan antara jiwa dan tubuh.
Jiwa tak dapat musnah karena pembusukan berarti kehancuran unsur-unsur konstitutif suatu
makluk. Hanya benda tersusun atau material mengalami pembusukan. Jiwa bersifat spiritual jadi
tidak mengalami pembusukan. Jiwa juga tak musnah karena kehilangan sandaran esensialnya.
Kehilangan sandaran esensial berarti kehilangan sandaran material. Jiwa manusia bersifat
spiritual, berarti tak bergantung pada materi.
Jiwa tak dapat musnah karena tindakan peniadaan. Peniadaan berarti berhentinya kegiatan kreatif
dari Tuhan. Tuhan tidak mungkin menghentikan eksistensi hidup dari jiwa karena Tuhan mengatur
segalanya menurut kodrat benda-benda itu. Kodrat jiwa adalah bahwa ia tak dapat mati sebab
bersifat spiritual dan sederhana.
Semua manusia
mempunyai hasrat akan
hidup dan memperoleh
kebahagiaan. Fakta ini
memperlihatkan bahwa
jiwa itu bersifat kekal.
Tanpa kekekalan
pribadi, hasrat kepada
Hasrat Akan
hidup kehilangan arti.
Hasrat kepada
Hidup
kebahagiaan pun tidak
akan berarti jika
dan
kehidupan itu berakhir
dengan kematian. Jadi,
Kebahagiaan
kerinduan akan
kehidupan dan
kebahagiaan
merupakan petunjuk
bahwa ada kekekalan.
JIWA SESUDAH
KEMATIAN
Jiwa bersifat spiritual tetapi jiwa tak dapat berbuat apa-apa tanpa persatuan dengan tubuh. Terdapat dua kelompok yang
mengemukakan jawaban mencoba menyelesaikan permasalahan ini.
Pertama, sesudah berpisah dari tubuh, jiwa masih beraktivitas sendiri. Walaupun ide, keputusan, dan kehendak membutuhkan
kerja sama dengan pancaindera, tapi jiwa juga memiliki kemampuan mengenal diri sendiri tanpa unsur-unsur material tubuh. Ini
merupakan pengenalan intuitif, di mana yang mengenal sama dengan yang dikenal. Kelemahan jawaban ini: spiritualisme. Jadi,
segala aspek esensial manusia seakan-akan dikembalikan seluruhnya kepada jiwa. Jadi, manusia sama dengan roh murni, dan
ini sangat Platonistis.
Kedua, sesudah kematian jiwa (keakuan) berhubungan secara langsung dengan seluruh kosmos. Maka jiwa akan menjadi pan-
kosmis. Menurut Rahner, ketika masih hidup, keakuan itu dimasukkan ke dalam kosmos material karena perkembangan
tubuhnya. Tubuh menghubungkan kita secara langsung dengan objek kosmos tertentu. Tapi kerugiannya, membatasi hubungan
langsung pada objek tertentu. Padahal, melalui keterbukaan pengetahuannya, keakuan itu berhubungan dengan seluruh alam
semesta material.
TERIMA
KASIH