Anda di halaman 1dari 20

PERTEMUAN KELIMA

Pemikiran manusiaoleh Descartes, Schopenhuoer, Nietsczhe, Comte,


Kierkegaard
Pemikiran manusia ala Descartes
• Semua makhluk memiliki jiwa (vegetatif, senitif, rasional )
• Jiwa rasional : res cogitans : akal  ada aktivitas jiwa , is meragukan
• Metode keraguan : sgl sst diragukan  yg tidak diragukan is sst yg clear and
distink, is bahwa sy sedang ragu-ragu / berfikir. Clear jelas, dapat /ada
pengalaman empiris. Distink : tdk dpt dianalisis lagi.
• Yang clear and distink is “aku sedang ragu-ragu”  ini adalah aktivitas jiwa
• Tubuh : terdiri dr partikel yg bergerak + berkeluasan, jiwa is kesadaran dan berfikir
• Kesadaran dan berfikir ini nyata, tetapi tidak nampak sbg totalitas scr jelas. Jadi
ada ide yg tidak tergantung hal yg empiris ( kesempurnaan, kesatuan ) innate
ideas ; Ide bawaan dipadukan dengan kepastian adanya jiwanyakesempurna an
 pasti ada yangmewujudkan kesempurnaan, yaitu Tuhan
DESCARTES
• FILS Descartes : menenmpatkan rasio dan fungsi intelektual jiwa sbg hal yg
lebih fundamental dibandingkan pengalaman indra  rasionalis
• Sistem filsafatnya juga menempatkan ide bawaan sbg hal yg mendahului
pengalaman konkrit  nativis >< tdk ada ide bawaan (empiris)
• Hub jiwa dan tubuh : tubuh tanpa jiwa hanya akan otomat belaka, bergerak
tanpa kesadaran, tanpa makna, mekanis belaka. Sebaliknya jiwa tanpa
tubuh, tetap memiliki kesadaran , tapi hanya berupa ide bawaan
• Tempat berpadunya jiwa dan tubuh di kelenjar pinealis , organ kecil, terletak
di dekat pusat otak.
DESCARTES
• INTERAKSI TUBUH-JIWA : tubuh dan jiwa sering terdapat konflik,
namun sebenarnya dalam jiwa itu tidak terjadi konflik. Jiwa is
terpadu, rasional, dan konsisten, perubahan terjadi karena
keterbatasan kekuatannya dalam menghadapi tubuh, yang kadang
sulit dikendalikan. Jika jiwa kalah, maka akan terjadi masalah
kejiwaan, jika jiwa menang ia akan mampu mengendalikan tubuh.
Manusia menurut Schopenhauer (kehendak buta)

1.Esensi manusia adalah kehendak. Kehendaklah yang menyebabkan manusia itu menjadi ada.
2.Macam kehendak
a. Kehendak untuk hidup  sebelum ada intelek, ada kehendak terlebih dulu, atau intelek adalah
alat bagi kehendak. Perilaku manusia merupakan ekspresi dari kehendak, yaitu kehendak untuk
bertahan hidup dan memaksimalkan kehidupan. Musuh kehendak ini adalah kematian.
b. Kehendak untuk reproduksi reproduksi adalah naluri yang paling kuat, shg merupakan tujuan
utama, dan hal ini disebabkan oleh kehendak
3.Kehendak is kejahatan  jika dunia is kehendak,maka dunia is penderitaan, karena kehendak
kehendak selalu terus ada, dan tidak pernah tercapai seperti apa yang dikehendaki. Jika manusia
takluk pada kehendak, maka tidak pernah akan bahagia dan damai. Kemenangan manusia adalah
setelah manusia mampu menundukkan kehendak dengan pengetahuan dan intelegensianya.
4. Ada 4 kebijaksanaan hidup sbg alat antisipasi kehendak, filsafat, jenius, seni, dan agama.
• Kebijaksanaan : melakukan renungan yang cerdas thd kehidupan
• Jenius : bentuk tertinggi pengetahuan yang tidak banyak unsur kehendaknya (will-less
knowledge). Jenius is objektivitas yg paling lengkap, daya –kekuatan menghapus keinginan dan
tujuan sendiri
• Seni : seni akan menghantarkan pada hal yang universal, melalui intuisi dan presentasi, seni
membutuhkan kejeniusan  seni musik
• Agama : sbg kebijaksanaan sejati , mengurangi sesedikit mungkin keinginan dan kehendak .
Semakin mampu mengurangi kehendak, maka akan semakin berkurang penderitaan.
• Intelek hanya merupakan permukaan jiw a manusia. Intelek digerakkan oleh kehendak.
Kehendak is orang kuat yg buta yg menggendong orang yang lumpuh dan melek. Intelek is alat
kehendak.
• Istri Scopenhaouer , is sadis, kejam , Zantippe
• Kehendak reproduksi : utk spesies, bukan krn cinta
Manusia menurut Nietzsche

1. Hidup is perjuangan untuk bereksistensi, maka kekuatan is kebajikan dan kelemahan is


keburukan yang memalukan. Yang baik is yang mampu melangsungkan
kehidupan,yang berjaya, dan yang buruk is yang tidak bisa bertahan,yang terpuruk dan
kalah.
2. Hidup is medan untuk untuk bertarung agar dpt melangsungkan kehidupan. Yang
dibutuhkan dalam hidup is kekuatan bukan kebaikan, kebanggaaan diri bukan
kerendahan hati. Hukum yang berlaku is hukum alam,bukan hukum buatan manusia.
3. Manusia harus berjuang menjadi manusia unggul. Manusia unggul bukan dr seleksi
alam, manusia unggul dapat bertahan dan ada melalui seleksi manusia (human
selection), perbaikan kecerdasan (eugenic foresight), dan pendidikan yang
meningkatkan derajad dan keagungan individu. Menurut Nietzsche perkawinan bukan
sekedar untuk reproduksi tetapi juga untuk perkembangan. Manusia menjadi unggul if
ada energi,intelek,dan kebanggaan diri
Ciri manusia unggul

• Berani menghargai segala tantangan


• Berani ,menderita untuk mencapai tujuan
• Aktif dan kreatif
• Punya jati diri yang khas
• Tidak mudah dipengaruhi
• Punya norma dan nilai sendiri
• Dalam keadaan menderita (krn untuk menjadi kreator diperlukan penderitaan dan
perubahan) SUKA TANTANGAN DAN TAHAN BANTING
Cara menjadi manusia unggul

Untuk menjadi manusia unggul manusia harus meningkatkan dirinya dari sekedar
manusiawi menjadi manusiawi. Manusia unggul keluar dr proses dinamis yang
penuh tantangan , manusia yang bisa menggunakan kehendak dan kuasanya untuk
mengatasi rasa lemahnya.
Cara mencapai manusia unggul adalah dengan tiga komponen dasar, yaitu untuk
mempunyai :
a. Keberanian
b. Kecerdasan
c. Kebanggaan
Peran penting individu ada 2 :

a. Mendobrak batas-batas baik buruk diri sendiri. Untuk mejadi individu yang
melebihi dirinya sendiri.
b. Membentuk nilai-nilai dari pada mencoba mengikuti nilai-nilai masyarakat
kebanyakan, mendobrak tatanan nilai yang sudah mapan.
Hal yang terbaik adalah mendisiplinkan diri, berbuat keras terhadap diri sendiri.
Manusia yang tidak ingin jadi komponen masa, berhentilah memanjakan diri
sendiri. Kita harus keras pada orang lain, tetapi terutama pada diri kita sendiri,
kita harus mempunyai tujuan dalam menghendaki apa saja, kecuali berkhianat
pada teman sendiri, itulah tanda kemuliaan, rumus akhir manusia unggul.
Manusia menurut Comte

Tahap perkembangan akal manusia:


a. Tahap Teologis,dalam tahap ini manusia menghayati dirinya sebangai bagian dari
keseluruan alam yang selalu diliputi oleh hal yang sifatnya misterius.
b.Tahap Metafisis, manusia pada tahap ini berusaha mencari esensi dari segala sesuatu
tidak hanya didasarkan pada pengertian umum tetapi dilandasi oleh pemikiran logis.
Dogma agama mulai ditinggalkan dan kemampuan akal mulai dikembangkan.Pada
tahap ini manusia mengembangkan pengetahuan dlm rangka mencari sebab pertama dan
tujuan akhir kehidupan.
c. Tahap Positif,pada tahap ini gejala dan kejadian alam tdk lagi dijelaskan scr apriori
melainkan berdasarkan pada observasi, eksperimen dan komparasi yang ketat dan teliti.
Gejala dan kejadian alam harus dibersihkan dr muatan teologis dan metafisis. Hukum
yang ditemukan bersifat positif dan observasional, shg dapat dibuktikan secara positif.
KIERKEGAARD
• Ia melihat berbagai fenomena dalam kehidupan manusia ( ada yang
ingin bebas, ada yg taat, ada yang cuek )
• Ia mengakui hukum positif / kesepakatan , yang tidak disetujui adalah
efek negatif hukum positif, is sbg tameng agar terhindar dari
tanggungjawab pribadi, atau demi kepentingan nasional / masa,
manusia melupakan hati nurani. Di kost ada kesepakatan setiap 2 hari
sekali, setelah isyak pertemuan warga kost, jika tidak hadir didenda
5000. warga kost taat, padahal hati nurani menyatakan ini saatnya
belajar.
Manusia memiliki kebebasan
• Menurutnya manusia bukan hanya makhluk yang murni rasional,
tetapi makhluk yang punya pertimbangan emosional dan praktis. Ex :
ada pertemuan kost, tapi krn ujian dan belum tuntas belajar, maka ijin
tidak hadir pertemuan.
• Menurutnya manusia pd prinsipnya adalah individu, individu identik
dg kebebasan  dalam arti setiap individu mengkonstitusi /
menciptakan diri dan dunianya melalui suatu pilihan bebas, dipilih
dan diputuskan sendiri oleh manusia.
Hakikat manusia : Passion
• Menurutnya kebebasan berkonsekuensi dg tanggungjawab.
Menurutnya sumber masalah manusia terletak pada masalah
kebebasan dan tanggungjawab. Kebebasan bukan sesuatu yang
menyenangkan , tapi justru mendatangkan persoalan ( rasa cemas,
gelisah )
• Yang dibutuhkan dalam hidup is passion, yang dilandasi oleh
kehendak bebas dan afeksi / emosi. Passion / greget dalam setiap
perilaku.
• Tahapan pemikiran manusia  Eksistensi manusia : estetis, etis,
religius
1. Tahap estetis
• Hidup untuk kesenangan ( libido, hedonis ), sesuai dengan mood
• Hidup tanpa passion / greget/ jiwa / antusianisme/ komitmen
• Kemauan manusia diikatkan pada kecenderungan masyarakat dan
zamannya / trend
• Manusia sebagai penonton, tidak melibatkan diri dlm aktivitas
• Kecenderungan masy / zaman / trend berubah/ berkembang 
membuat putus asa, saat tidak dapat memenuhi
2. Tahap etis
• Manusia mulai menerima kebajikan moral
• Manusia menerima dan menghayati nilai nilai kemanusiaan sebagai
dasar dalam melaksanakan kebajikan moral
• Mulai ada passion dalam menjalani kehidupan berdasar nilai
kemanusiaan
• Menurutnya pernikahan merupakan langkah awal perpindahan
eksistensi estetis menuju eksistensi etis. Karena dalam pernikahan
akan terdapat tugas tugas kemanusiaan
• Manusia berani mengatakan tidak pada setiap trend
3. Tahap religius
• Hidup manusia sudah bersama Tuhan. Dalam berperilaku didasarkan
pada keyakinan dan keimanan subyektif.
• Perpindahan dari tahap etis ke religius lebih mudah dibandingkan
dengan pepindahan dari tahap estetis ke tahap etis. Karena
perpindahan estetis ke etis harus aada pertimbangan rasional
sedangkan perpimdahan dari tahap etis ke religius cukup didasarkan
pada keyakikan subyektif.
Kierkegaard VS Hegel

 Konsep kebenaran dalam pandangan Kierkegaard merupakan kritik atas konsep


kebenaran ala Hegel, kebenaran subyektif versus kebenaran obyektif.
 Jika Hegel mengatakan bahwa kebenaran adalah totalitas (keseluruhan) maka
Kierkegaard mengatakan bahwa kebenaran adalah subyektivitas, kebenaran
obyektif itu memang ada tetapi tidak dapat diketahui oleh manusia (subyek).
Manusia hanya bisa mendekati kebenaran obyektif karena itu hanya ada dan
diketahui oleh Allah. Dengan demikian kierkegaard mengkritik Hegel karena
dengan obyek filosofinya itu Hegel telah meleburkan individualitas ke dalam
sistem filsafatnya. Di dalam sistem filsafat Hegel, tidak ada ruang bagi individu
KONSEP KEBENARAN MENURUT KIERKEGAARD

 Kebenaran diletakkan dalam proses menjadi dan berada dalam


antisipasi kecocokan dari “pikiran” dan “ada”. Implikasinya jelas,
kebenaran obyektif hanya ada dan sungguh disadari oleh Allah tetapi
tidak disadari oleh manusia (existing spirit) yang secara esensial
berada dalam proses menjadi (becoming).
 Bagi Kierkegard “pikiran” dan “ada” merupakan dua hal yang beda.
Menurutnya “ada” mendahului “pikiran”, manusia ada dahulu dan
kemudian baru berpikir, manusia dapat sekaligus berpikir dan ada
tetapi manusia tetap ada walaupun tidak berpikir ( eksistensi
mendahului esensi)
KESIMPULAN

Kierkegaard adalah fisul pertama yang membahas secara mendalam ploblematika


manusia individu dengan seluruh eksistensinya ke dalam pemikiran filsafat. Pemikiran
yang mengacu pada eksistensi manusia secara tidak langsung telah membangun kita yang
terlelap dengan arus kerumunan obyektif yang membelenggu kita.
Untuk tidak salah meninterpretasikan kebenaran yang dimaksud kierkegaard, maka harus
digaris bawahi bahwa kebenaran subyektif perlu dipahami sebagai kebenaran yang
bersifat esensial bagi eksistensi manusia, yakni kebenaran moral dan religius. Artinya,
kierkegaard sama sekali tidak menolak adanya kebenaran obyektif, dalam hal ini ia
percaya bahwa kebenaran obyektif dapat dicapai oleh ilmu ilmu pengetahuan. Dengan
menekankan unsur subyektif, secara radikal ia telah mengabaikan hubungan
intersubyektif, dimana manusia selalu ada di dunia ini dengan yang lainnya. Manusia
tidak perlu menarik diri dan menyangkal dunia dan hanya terfokus pada dirinya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai