Anda di halaman 1dari 14

Manusia dalam konteks Pendidikan

Ilmu Pendidikan
Tujuan Pembelajaran
• Memahami :
• Sifat hakikat manusia dalam perspektif pendidikan
• a. Pengertian sifat hakikat manusia
• b. Wujud sifat hakikat manusia
• Dimensi-dimensi hakikat manusia sesuai potensi, keunikan,
dan dinamika
• a. Dimensi keindividualan
• b. Dimensi kesosilaan
• c. Dimensi kesusilaan
• d. Dimensi keberagaman
Perhatikan, cermati, apa bedanya!!!
Bagaimana cara mereka mempertahankan
hidup???
Pengertian Manusia
• Manusia : Mahluk yang pandai bertanya, bahkan mempertanyakan
dirinya, keberadaannya dan dunia seluruhnya
• Istilah lain manusia: Homo sapiens, homo faber, homo economicus
& homo religiosus (animal rationale, animal symbolicum dan animal
educandum)
• Menurut aliran filsafat EXISTENSIALISME, Manusia itu adalah
sesuatu yang ada yang penuh potensi untuk berkembang terus,
merealisasikan diri, menyempurnakan ujud adanya sebagai
manusia.
Manusia menurut pola
Pemikiran
• Biologis (Antropology fisik)
manusia dan kemampuan kreatifnya dikaji dari struktur
fisiologisnya. Meskipun ada kesamaan dengan binatang, tapi ada
yang khas dari aktivitasnya yaitu bahasa, posisi vertikal tubuhnya,
dan ritme pertumbuhannya.
• Pemikiran sosio-budaya (Antropology sosial Budaya)
Kodrat manusia tidak hanya mengenal satu bentuk yang uniform
melainkan berbagai bentuk (animal symbolicum, zoon politicon)
Lanjt. pengertian manusia menurut pola pemikiran

• Pemikiran Psikologis
• Menurut aliran psikoanalisa, manusia pada dasarnya digerakkan dari
dorongan dari dalam yang bersifat instrinsik
• Menurut Aliran Humanistik: menentang aliran psikoanalisa, manusia itu
rasional, tersosialisasi dan dapat menentukkan nasibnya sendiri
• Behavioristik, manusia merupakan mahluk reaktif yang tingkah lakunya
dikontrol oleh faktor luar
• Pemikiran Religius
• Tipe manusia yang hidup dalam suatu alam yang sakral, penuh
dengan nilai-nilai religius dan dapat menikmati sakralitas yang
ada.
Wujud Sifat Hakekat Manusia
• Kemampuan menyadari diri, manusia berbeda dengan mahluk lain.
• Kemampuan bereksistensi, manusia mampu menembus dan
mengatasi batas yang membelenggu dirinya.
• Kata hati, kemampuan membuat keputusan tentang yang baik dan
buruk bagi manusia sebagai manusia.
• Tanggungjawab, kesediaan menanggung akibat dari perbuatan yang
menuntut jawab.
• Rasa kebebasan, perasaan yang dimiliki manusia untuk tidak terikat
oleh sesuatu.
• Kewajiban dan hak
• Kemampuan menghayati kebahagiaan
Dressur dan Pendidikan
• Dressur tidak dapat disamakan dengan pendidikan. Dengan kata
lain: “pendidikan” yang dilakukan terhadap binatang berlainan
dengan pendidikan yang dilakukan terhadap manusia.
• Dalam beberapa hal memang ada persamaannya. Persamaan itu
umumnya terletak pada pertumbuhan biologis saja, yaitu yang
berhubungan dengan perkembangan jasmaniah.
• Sedangkan pada manusia haruslah diperhitungkan pula
perkembangan hidup psikisnya.
• Binatang adalah makhluk alam yang tidak berkebudayaan.
• Manusia masuk bilangan alam, tetapi juga termasuk bilangan
kebudayaan.
• Manusia adalah makhluk yang lebih tinggi daripada binatang.
• Dengan demikian maka manusia adalah makhluk yang berbudi,
berpikir dan manusia adalah anggota dari persekutuan masyarakat
manusia sebagai animal
educandum
• M.J. Langeveld yang memandang manusia sebagai 'animal educandum' yang
mengandung makna bahwa manusia merupakan mahkluk yang perlu atau harus
dididik.
• Manusia merupakan makhluk yang perlu di didik, karena manusia pada saat
dilahirkan kondisinya sangat tidak berdaya sama sekali.
• Seorang bayi yang baru dilahirkan, berada dalam kondisi yang sangat memerlukan
bantuan, ia memiliki ketergantungan yang sangat besar. Kondisi seperti ini jelas
sangat memerlukan bantuan dari orang yang ada disekitarnya.
• Bantuan yang diberikan itulah kegiatan pendidikan.
Kebutuhan Manusia akan
Pendidikan
• Kenapa manusia membutuhkan pendidikan ?.
• Anak manusia lahir dengan bermacam-macam potensi
• Agar potensi sebagai modal dasar dapat berkembang
maka perlu bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari
orang-orang yang bertanggungjawab.
• Pendidikan bertujuan membantu mengembangkan
potensi kearah yang lebih baik.
• Pendidikan tidak hanya berarti penyampaian
pengetahuan tetapi merekomendasikan nilai-nilai
• Manusia tidak akan menjadi manusia kalau tidak
dibesarkan dalam lingkungan manusia
Dimensi-dimensi Kemanusiaan
• Manusia sebagai individu
• Tidak ada orang yang dilahirkan
yang sama persis
• Setiap orang ingin
mengaktualisasikan dirinya.
• Setiap orang bertanggungjawab
atas dirinya, pikiran, perasaan,
pilihan dan perilakunya.
• Manusia sebagai mahluk sosial
• Anak menemukan akunya,
membedakan antara akunya dan
aku-aku lain yang ada
disekitarnya.
Lanjutan Dimensi

• Manusia sebagai
Mahluk Beragama
• Sejak dulu manusia
percaya ada kekuatan di
luar dirinya di luar alam
ini.
• Manusia pada dasarnya
Homo Religioso
• Manusia sebagai
mahluk Susila
Kesimpulan dimensi manusia
Dimensi-dimensi hakikat manusia yang secara singkat terdiri
dari tujuh macam, yaitu:
Pertama: manusia sebagai makhluk yang berdimensi raga
dan berdimensi jiwa. Jiwa terdiri dari tiga hal, yaitu cipta, rasa,
dan karsa.
Kedua, manusia sebagai makhluk yang berdimensi individu
dan berdimensi sosial.
Ketiga: manusia sebagai makhluk yang berdimensi pribadi dan
makhluk Tuhan.
Mengembangkan dimensi manusia secara utuh dilakukan
dengan jalan memberikan perlakukan terhadap ke tujuh
dimensi manusia secara merata dan proporsional.
Implikasi hakekat manusia thd pendidikan
• Manusia belum selesai menjadi manusia, ia dibebani keharusan untuk menjadi manusia,
tetapi ia tidak dengan sendirinya menjadi manusia, untuk menjadi manusia ia perlu dididik
dan mendidik diri. ”Manusia dapat menjadi manusia hanya melalui
pendidikan”, demikian kesimpulan Immanuel Kant dalam teori pendidikannya (Henderson,
1959). Peryataan tersebut sejalan dengan hasil studi M.J. Langeveld yang memberikan
identitas kepada manusia dengan sebutan ”animal Educandum”  atau hewan yang perlu
didik dan mendidik diri (M.J.Langeveld, 1980)
•           N. Drijakarya S.J. (1986) menyatakan bahwa manusia mempunyai atau berupa
dinamika (manusia sebagai dinamika), artinya manusia tidak pernah berhenti selalu dalam
keaktifan, baik dalam aspek fisiologik maupun spiritualnya. Dinamika mempunyai arah
horisontal (ke arah sesama dan dunia) maupun kearah transedental (kearah Yang
Mutlak).Karena itu dinamika manusia mengimplikasikan bahwa ia akan dapat dididik.
•           Manusia (anak didik) hakikatnya adalah makhluk sosial, ia hidup bersama dengan
sesamanya ini akan terjadi hubungan pengaruh timbal balik dimana setiap individu akan
menerima pengaruh dari individu yang lainnya. Sebab itu, maka sosialitas
mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik.
•           Ada 4 prinsip antropologis yang melandasi kemungkinan manusia akan dapat dididik,
yaitu :
• 1. Prinsip Potensialitas
• 2. Prinsip Dinamika
• 3. Prinsip Individualitas
• 4. Prinsip Sosialitas

Anda mungkin juga menyukai