Anda di halaman 1dari 17

PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN

A. HAKIKAT MASALAH PENDIDIKAN

Masalah pada hakikatnya adalah kesenjangan antara


harapan dengan kenyataan. Masalah pendidikan
adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan
dengan apa yang terwujud dalam bidang pendidikan.

HARAPAN MASALAH KENYATAAN


B. PERMASALAHAN PENDIDIKAN

Pada dasarnya ada dua masalah pokok pendidikan yaitu:


1. Bagaimana semua warga negara dapat menikmati
kesempatan pendidikan
2. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta
didik keterampilan kerja yang mantap untuk dapat
terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat

Yang pertama mengenai masalah pemeratan, dan yang


kedua adalah masalah mutu, relevansi, dan efisiensi,
LANJ
 Masalah-masalah pendidikan di Indonesia dapat
dikelompokkan menjadi 4 (empat), yaitu ( 1) masalah
pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan,
(2)masalah efisiensi pendidikan, (3) masalah kualitas
pendidikan, dan (4) masalah relevansi pendidikan.
Hubungan keempat masalah pendidikan tersebut dapat
disajikan dalam bagan (Redja Mudyahardjo, 2001:
496) sebagai berikut.
KEBUTUHAN LEMB.
PEND./PENGGUNA LULUSAN

RELEVANSI
TUJUAN PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
KUALITAS
PENDIDIKAN

HASIL-HASIL PENDIDIKAN

EFISIENSI
PROSES PENDIDIKAN
PENDIDIKAN

MASUKAN PENDIDIKAN
PEMERATAAN KESEMPATAN
PENDIDIKAN

PENDUDUK
LINGKUNGAN PEND
1. MASALAH PARTISIPASI
PENDIDIKAN
 Masalah partisipasi atau kesempatan memperoleh
pendidikan adalah rasio atau perbandingan antara masukan
pendidikan (raw input) atau jumlah penduduk yang
tertampung dalam satuan-satuan pendidikan.
 Masalah parsisipasi pendidikan berhubungan dengan
kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan,
kemampuan ekonomi orang tua, kondisi fisik dan psikis calon
peserta didik, terbatasnya daya tampung pendidikan, dan
keterjangkauan lokasi pendidikan
2. MASALAH EFISIENSI
PENDIDIKAN
 Masalah efisiensi pendidiikan berkenaan dengan proses pengubahan
atau transformasi masukan produk (raw input) menjadi produk (output).
Salah satu cara menentukan mutu transformasi pendidikan adalah
mengitung besar kecilnya penghamburan pendidikian (educational
wastage), dalam arti mengitung jumlah murid/mahasiswa/peserta didik
yang putus sekolah, meng-ulang atau selesai tidak tepat waktu.
 Masalah efisiensi pendidikan berhubungan dengan kualitas : tenaga
kependidikan, peserta didik, kurikulum, program belajar dan
pembelajaran, sarana/prasarana pendidikan, dan suasana sosial
budaya.
3. MASALAH EFEKTIVITAS/KUALITAS
PENDIDIKAN

Masalah efektivitas pendidikan berkenaan dengan rasio


antara tujuan pendidian dengan dengan hasil pendidikan
(output), artinya sejauh mana tingkat kesesuaian antara apa
yang diharapkan dengan apa yang dihasilkan, baik dalam
hal kuantitas maupun kualitas.
Indikator:

1. Kualitas luaran sebagai indikator mutu pendidikan; Maka kualitas


luaran itu harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu :”
Manusia yang beriman, taqwa kepada Tuhan yang maha esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”(UU No. 20/03)

2. Hasil belajar sebagai indikator; dapat dilihat dari hasil UAN, SPMB
pada PTN, ini yang paling mudah diukur.

3. Proses belajar sebagai penentu; hasil belajar yang bermutu hanya


mungkin dicapai jika proses belajar dilakukan secara optimal,
dengan berbagai komponen yang terlibat di dalam- nya kurikulum,
guru, peserta didik, metode dan pendekatan, sarana dan prasarana
proses pembelajaran, fasilitas media, dana, termasuk komponen
masyarakat.
• KUALITAS PENDIDIKAN INDONESIA SAAT INI

• 1. Menurut data dari UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks


Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari
peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang
menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun.
Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-
99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).

• 2. Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas


pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia.
Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World
Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah,
yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan
masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat
sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
153
• Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga
ditunjukkan oleh data Balitbang (2003) bahwa dari
146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan
sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam
kategori The Primary Years Program (PYP).
Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya
delapan sekolah yang mendapat
pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years
Program (MYP) dan dari 8.036
SMU ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat
pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program
(DP).
154
4. MASALAH RELEVANSI
PENDIDIKAN
 Masalah ini berkenaan dengan rasio antara tamatan yang
dihasilkan satuan pendidikan dengan yang diharapkan satuan
pendidikan di atasnya atau indtitusi yang membutuhkan tenaga
kerja, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
 Masalah relevansi pendidikan berhubungan dengan : tuntutan
satuan pendidikan yang lebih atas yang terus meningkat dalam
upaya mencapai pendidikan yang lebih berkualitas, aspirasi dan
tuntutan masyarakat yang terus meningkat dalam upaya mencapai
kehidupan yang berkualitas, ketersediaan lapangan pekerjaan di
masyarakat.
C. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
MASALAH PEND. DI INDONESIA
1. Pertambahan jumlah penduduk yang cepat.
2. Kemampuan ekonomi keluarga.
3. Kesadaran akan arti pentingnya pendidikan bagi kehidupan.
4. Terbatasnya daya tampung satuan pendidikan.
5. Kualitas tenaga kependidikan.
6. Perkembangan ilmu dan teknologi.
7. Aspirasi masyarakat dan tuntutan dunia pekerjaan.
8. Keterbelakangan budaya.
9. Di bidang kualitas pendidikan (ljtan)
• Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara
lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan
standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi
masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun
permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:
1. Rendahnya sarana fisik,
2. Rendahnya kualitas guru,
3. Rendahnya kesejahteraan guru,
4. Rendahnya prestasi siswa,
• 5. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
• 6. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
• 7. Mahalnya biaya pendidikan.
157
D. UPAYA MENGATASI
MASALAH PENDIDIKAN
1. Upaya pemecahan masalah secara konvensional ,
yaitu upaya pemecahan masalah dengan cara yang biasa dilakukan.
Upaya ini antara lain :
a. Penambahan jumlah bangunan atau kelas lembaga pendidikan;
b. Penambahan jumlah tenaga pendidik;
c. Penambahan dan penggantian sejumlah sarana/prasarana pendidikan;
d. Melaksanakan penataran.
2. Upaya pemecahan masalah secara secara inovatif,
artinya pemecahan masalah dengan cara baru,
yang dilakukan dengan pendayagunaan hasil
creativitas tertentu terutama yang baru, yang
berbeda dengan cara-cara sebelumnya. Upaya
pemecahan masalah pendidikan secara inovatif
antara lain:
a. Sistem pembelajaran online;
b. Pemanfaatan fasilitas multi media;

c. Modernisasi pengelolaan pendidikan


Solusi lain dari Permasalahan-permasalahan Pendidikan di Indonesia

• Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, secara garis besar ada dua


solusi yang dapat diberikan yaitu:
• Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial
yang berkaitan dengan sistem pendidikan.
• Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang
berkaitan langsung dengan pendidikan. Solusi ini untuk menyelesaikan
masalah kualitas guru dan prestasi siswa. Maka, solusi untuk masalah-
masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk
meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru,
misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi
solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan
kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan
meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-
alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.
160

Anda mungkin juga menyukai