Anda di halaman 1dari 24

Permasalahan

Pendidikan
Pelajaran Pengantar Pendidikan

Ahimsa Takbir Yama


Crisya Yolanda A T
M Nadhief Fashya F S
Zenia Evelyn
Apa itu
Permasalahan
Pendidikan?
Pendahuluan

Masalah Pendidikan dapat diartikan dari kata awalnya yang bermula dari
“Masalah”. Masalah dapat diartikan sebagai kesenjangan antara apa yang
diharapkan dengan apa yang terjadi. Jika sebuah pencapaian tidak seperti apa yang
diharapkan, maka itu artinya masalah Pendidikan sedang terjadi.

Faktor yang menyebabkan laju Pendidikan tidak berjalan secara optimal.


Sehingga, penyebab utamanya bisa saja berasal dari berbagai komponen sistem
Pendidikan.
Jenis – Jenis
Masalah Pendidikan
• Masalah Pemerataan • Efisiensi Pendidikan
• Mutu Pendidikan • Relevansi pendidikan
Masalah Pemerataan dan Partisipasi Pendidikan
Pengertian

Masalah pemerataan dan partisipasi pendidikan adalah persoalan yang berkaitan dengan bagaimana
para pemangku kebijaka pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas[luasnya kepada
seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan yang ideal.

Tujuan yang terkandung dalam upaya pemerataan pendidikan tersebut yaitu, menyiapkan
masyarakat untuk dapat berfartisipasi dalam pembangunan khususnya pendidikan formal atau
pendidikan persekolahan yang berjenjang, dan tiap jenjang memiliki fungsinya masing-masing
maupun kebijaksanaan memperoleh kesempatan pendidikan pada tiap jenjang di atur dengan
memperhitungkan faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif serta relevansi yang selalu di tentukan
froyeksinya secara terus menerus dengan seksama, pada jenjeang pendidikan dasar, kebijakan
pengertian memperoleh kesempatan pendidikan di dasarkan atas pertimbangan faktor kuantitatif.
Karna pada seluruh warga negara perlu di berikan bekal dasar yang sama sedangkan pendidikan
menengah dan terutama pada jenjang perguruan tinggi. Kebijakan pemerataan di dasarkan atas
pertimbangan kualitatif dan relevsi, yaitu minat dan kemampuan anak, keperluan tenaga kerja, dan
keperluan pengembangan masyarakat, teknologi.
Faktor Masalah Pemerataan

Masalah pemerataan dan partisipasi pendidikan timbul apabila masih banyak warga negara
khususnya anak usia sekolahl yang tidak dapat ditampung di dalam sistem atau lembaga
pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia. Beberapa faktor lainnya sebagai
berikut:

• Faktor geografis Indonesia


• Faktor ledakan pertumbuhan penduduk
• Faktor ekonomi
• Faktor kebijakan politik
Solusi Pemecahan
Banyak macam pemecahan yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan
pemerataan dan partisipasi pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, adapun
beberapa solusi tersebut adalah:

• Program Indonesia Pintar


• 2) Program Afirmasi Pemenuhan Kebutuhan Guru di daerah 3T Daerah 3T adalah daerah
tertinggal, terdepan dan terluar diIndonesia.

Sebagian besar daerah 3T menjadi gerbang tapal batas Indonesia. Letak daerah yang berada jauh dari
ibu kota provinsi menjadikan pertumbuhan pendidikan dan ekonomi menjadi terhambat dikarenakan
pembangunan invrastruktur yang belum merata. Adapun beberapa contoh daerah 3T yang masih perlu
perhatian di bidang pendidikan yaitu: Aceh Singkil di provinsi Aceh, Rote di Provinsi NTT, Nias Barat
di Provinsi Sumatera Utara, Situbondo di Jawa Timur, Halmahera Selatan di Maluku, dan Kepulauan
Yapen di Papua.
Program 3T diantaranya yaitu:

• Program Sarjana Mendidik di Daerah 3T (SM3T 2011, 2016)


• 130 1 Pengantar Pendidikan
• Program Guru Garis Depan (GGD
• Program Pemberian Subsidi Bantuan Pendidikan
• Program Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Pemerataan
Untuk mengsukseskan pemerataan pendidikan di Indonesia berbagai pihak bahu
membahu memberikan program bantuan beasiswa untuk memberi kesempatan kepada
seluruh anak bangsa memperoleh pendidikan yang layak dan setinggi tingginya.
Adapun beasiswa yang sudah terbukti banyak membantu program pemerataan
pendidikan adalah :

• Beasiswa LPDP Kemenkeu


• Beasiswa Bidik Misi Kemendikbud,
• Program Sertifikasi Keahlian dan Sertifikasi Pendidik bagi Guru SMA/SMK
(Program Keahlian Ganda)
• Beasiswa Santri berprestasi & Hafdz Quran
• Beasiswa National Champion Scholarship Tanoto
• Beasiswa Unggulan (BU) Masyarakat Berprestasi
• Beasiswa Bank Indonesia. h) Beasiswa Astra.
Masalah Efektivitas
dan
Mutu Pendidikan
Pengertian
Efektivitas adalah tingkat keberhasilan yang dihasilkan orang atau organisasi dengan cara tertentu agar tujuan
tercapai. Masalah efektif pendidikan berhubungan dengan tingkat keberhasilan sistem pendidikan dalam
melaksanakan proses pendidikan.

Mutu berasal dari bahasa latin “Qualis” artinya what kind of.

Kebijakan peningkatan mutu pendidikan mengacu pada SNP yang mencakup komponen standar isi, proses,
kompetensi lulusan, standar dan tenaga pendidik, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
pendidikan. Hal ini digunakan untuk menilai kinerja satuan dan progam pendidikan PAUD, SD, SMP, non formal
hingga SMA.

Selain itu Usman berpendapat bahwa mutu pendidikan meliputi input, proses, output dan outcome. Hal ini
bermutu apabila mampu menciptakan suasana PAKEM. Sedangkan menurut Sudrajat (2005 : 17) pendidikan
bermutu ialah yang mampu menghasilkan lulusan nilai kompetensi yang seluruhnya merupakan kecakapan hidup.
Selain itu Sudradjat mengemukakan pendidikan bermutu ialah yang mampu menghasilkan manusia paripurna
yang mampu mengintegralkan iman, ilmu dan amal.

Berdasarkan fakta, dapat disimpulkan SDM Indonesia belum berdaya saing tinggi dan hal ini berkaitan erat
dengan mutu pendidikan yang masih belum ideal dan perlu banyak perbaikan.
Karakteristik Mutu
Pendidikan
Husaini Usman (2006 : 411) indikator sistem pendidikan bermutu:

• Kinerja
• Waktu wajar • Bentuk khusus
• Handal • Standar tertentu
• Daya tahan • Konsistensi
• Indah • Seragam
• Hubungan manusiawi • Mampu melayani
• Mudah penggunaan • ketepatan
Faktor Penyebab
Perkemban

Misorienta
Kebijakan Kualifikasi
kompetensi
4
gan
sosialisasi
pendidikan hasil
si tujuan pendidik
berbasis penelitian
pendidikan dalam
kepentingan menghadapi pada
materialis
politik IPTEK masyarakat
me
Upaya Pemecahan Masalah
1. Menguatkan kembali filsafat pendidikan Indonesia
2. Memberlakukan standar nasional pendidikan secara stabil dan terkontrol.
3. Sistem pendidikan yang adaptif dan inovatif terhadap perkembangan zaman
4. Pembenahan sistemik dalam masalah pendidikan
5. Memberikan kesempatan luas pada guru untuk mengembangkan secara berkesinambungan dan
terkendali.
6. Aspek konten, kognitif, motorik, sikap serta konteks.
7. Materi pembelajaran secara esensial dan strategis.
8. Praktek penilaian sesuai standar nasional dengan memperhatikan berbagai kompetensi siswa yang
perlu diperbaiki
9. Pengadaan buku teks dan fasilitas kelas
10.Memanfaatkan sumber belajar untuk mendukung pencapaian secara efektif dan efisien
11.Pengembangan kreativitas siswa
12.Pemberian materi belajar yang bersifat esensial dan strategis untuk mengembangkan kompetensi siswa
13.Pembenahan  penilaian hasil belajar siswa di kelas.
14.Keterlibatan semua unsur sekolah dalam mengambil keputusan
Masalah efisiensi pendidikan
Efisiensi artinya menggunakan tenaga dan biaya sekecil kecilnya dapat
diperoleh hasil yang sebesar besarnya. Dalam konsep pendidikan, masalah
efisiensi pendidikan berkenaan dengan proses pengubahan atau transformasi
masukan produk menjadi produk.
Salah satu cara menentukan mutu transformasi pendidikan adalah mengitung
besar kecilnya penghamburan pendidikian (educational wastage), dalam arti
mengitung jumlah murid/mahasiswa/peserta didik yang putus sekolah, meng-
ulang atau selesai tidak tepat waktu. (Mudyahardjo, 2002).
Selanjutnya menurut Tirtarahardja & Sula (2015) menjelaskan bahwa: masalah efisiensi pendidikan
mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan menggunakan sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisisennya
tinggi. Jika terjadi sebaliknya efisiensinya berarti rendah. Jadi, sistem pendidikan yang efisien ialah
dengan tenaga dan dana terbatas dapat dihasilkan sejumlah besar lulusan berkualitas tinggi.

Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidikan sekarang masih kurang efisien. Hal ini
tampak dari banyaknya anak yang drop out, banyak anak yang belum dapat pelayanan pendidikan,
banyak anak yang tinggal kelas, dan kurang dapat pelayanan yang semestinya bagi anak-anak yang
berkebutuhan khusus atau anak berbakat dalam bidang tertentu (Mudyahardjo, 2002).

Selain itu ada kekeliruan yang perlu dipahami, banyak orang beranggapan jika efisien sama dengan
instan, padahal sistem pendidikan di Indonesia lebih cenderung instan daripada efisien. Mengapa
demikian? Karena pendidikan di Indonesia terlalu maraton mengejar hasil, akan tetapi sedikit
menepikan proses untuk mendapatkan hasil terbaik, (Harsono, 2007).
Contoh masalah efisiensi pendidikan

Pada wilayah makro, permasalah efisiensi biaya pendidikan terletak pada persebaran prioritas
penggunaan dana, selama tiga tahun ke belakang masih banyak dana pendidikan yang dirasa kurang
efisien, karena besar dana yang dikeluarkan tidak sebanding dengan peningkatan kualitas SDM sebagai
output pendidikan.Sedangkan pada wilayah mikro, sebagai contoh, masalah mahalnya biaya pendidikan
di Indonesia sudah menjadi rahasia umum bagi kita.

Sebenarnya biaya pendidikan di Indonesia relatif lebih rendah jika kita bandingkan dengan Negara lain
yang tidak mengambil sistem free cost education. Biaya pendidikan terasa mahal karena tidak sebanding
dengan penghasilan masyarakat Indonesia yang notabene masih berada pada ekonomi menengah
kebawah. Jika kita berbicara tentang biaya pendidikan, kita tidak hanya berbicara tenang biaya sekolah,
training, kursus atau lembaga pendidikan formal atau informal lain yang dipilih, namun kita juga
berbicara tentang properti pendukung seperti buku, dan berbicara tentang biaya transportasi yang
ditempuh untuk dapat sampai ke lembaga pengajaran yang kita pilih.
Faktor Penyebab

1. Program-program pemerintah dalam bidang pendidikan sudah baik, hanya saja pada tataran
operasional dan evaluasi pengembangan kurang efektif. Sehingga dampak dari besarnya dana
pada peningkatan kualitas SDM kurang terasa.
2. Masalah SDM guru
3. Masalah penempatan studi
4. Penggunaan persarana dan sarana yang tidak efisien
5. Perubahan kurikulum yang menghabiskan biaya besar
6. Distribusi sarana pembelajaran tanpa dibarengi pembekalan kemampuan sikap dan
keterampilan calon pemakai
7. Porsi dana besar untuk UN
Solusi Pemecahan Masalah

1. Melaksanakan perencanaan penggunaan dana secara matang agar terhindar dari pemborosan
dan penggelapan.
2. Pengadaan sarana dan prasaran harus diimbangi dengan kualitas guru dan pelatihan petunjuk
penggunaan.
3. Pergantian kurikulum harus dibarengi dengan sosialisasi yangefektif dan efisien
4. Fokuskan orientasi pendidikan pada diferensiasi potensi dan minat peserta didik, agar mereka
dapat bekerja dengan bahagia karena berbasis potensi dan passion
Masalah
Relevansi
Pendidikan
Pengertian
Relevansi Pendidikan merupakan kesesuaian kemampuan yang diperoleh melalui
jenjang pendidikan dengan kebutuhan pekerjaan (Ali:2009). Jadi, kurikulum atau
program pendidikan yang digunakan haruslah sesuai dengan tuntutan hidup
ataupun kebutuhan pekerjaan di kehidupan nyata.Upaya peningkatan relevansi
dalam sistem pendidikan bertujuan agar hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan
peserta didik, dalam artian proses pendidikan dapat memberikan dampak
pemenuhan kebutuhan peserta didik , bisa untuk kebutuhan kerja, kehidupan
dimasyarakat, dan melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi ( Kadir,2012: 155).
Faktor Penyebab Tidak Relevannya
Pendidikan

Adanya Ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja, ini disebabkan Kurikulum
yang materinya kurang fungsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan Ketika peserta didik
memasuki dunia kerja, rendahnya mutu dan relevansi pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya :

1.)Proses pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas.
2.)Sarana dan prasarana dalam pendidikan.
3.)Tenaga pengajar yang kurang handal, bila dibandingkan dengan tenaga pengajar negara lain.
4.)Tenaga Kependidikan sebagai fitur utama proses pendidikan.
5.)Tenaga kependidikan sebagai manajer pendidikan.
6.)Masalah pendidikan dan kualitas manajemen pendidikan.
7.)Manajemen kinerja guru.
Upaya Pemecahan Masalah
1.) Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar artinya semua warga negara yg butuh pendidikan dapat ditampung
dalam suatu satuan pendidikan.

2.) Dapat Mencapai hasil yg bermutu artinya: perencanaan pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang
telah dirumuskan.

3.) Pendidikan efektif perlu ditingkatkan secara terprogram.

4.) Pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler dilakukan dengan penuh kesungguhan dan diperhitungkan dalam
penentuan nilai akhir.

5.) Melakukan penyusunan yang baik terhadap potensi siswa melalui keragaman jenis program studi

6.) Memberi perhatian terhadap tenaga kependidikan (prajabatan dan jabatan).

7.) Memperluas lapangan kerja.

8.) Memberikan pendidikan lanjut berbasis minat yang digratiskan oleh pemerintah, agar peserta didik dapat bekerja
dengan bahagia karena berbasis minat dan kreativitas.
Terima kasih!
Any questions?
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai